Anda di halaman 1dari 60

CHE 183601-03

SISTEM UTILITAS
BAHAN BAKAR

Semester Ganjil 2019/2020


RPS
Minggu Topik Evaluasi Bobot (%)
8-9 Bahan bakar: Kuis 2 Bagian1 3
Reaksi, panas UAS Bagian 1 15
pembakaran, udara
teoritis, jenis-jenis
bahan bakar
10-12 Kukus/steam: Kuis 2 Bagian 2 5
Penyediaan kukus, UAS Bagian 2 20
turbin kukus/uap, siklus
kombinasi, kogenerasi,
distribusi kukus
13 Listrik (Kuliah tamu) Kuis 2 Bagian 3 2
UAS Bagian 3 5
14 Kuis 2

Total: Kuis 2 : 10%


UAS : 40%
Pengantar
 Industri kimia di Indonesia umumnya menggunakan gas
alam dan batubara sebagai bahan bakar
 Agroindustri juga bisa menggunakan limbah padat
sebagai bahan bakar, contoh: pabrik gula menggunakan
baggase (ampas tebu), pabrik minyak sawit
menggunakan limbah sawit (batok dan sabut sawit)
 Penggunaan bahan bakar diawali dengan reaksi
pembakaran untuk menghasilkan energi panas dan
energi panas ini bisa dikonversi menjadi bentuk energi
yang lain, contoh: panas pembakaran pada boiler
digunakan untuk menghasilkan steam/kukus
Komponen Bahan Bakar
 Karbon (C)
 Hidrogen (H) menghasilkan panas
 Belerang (S)
 Abu (ash)
 Nitrogen (N) tidak menghasilkan panas
 Oksigen (O)
 Air (H2O)
 S  Tidak disukai, menjadi SO2 lalu H2SO4 yang
bersifat korosif
 S, H2O, Abu, O, N: Zat pencemar (impurities) tidak
diinginkan, diusahakan sesedikit mungkin
Reaksi dan Panas Pembakaran
Panas Pembakaran (Heating Value/Heat of
Combustion)
Jumlah panas (kalor) yang dihasilkan pada
pembakaran satu satuan massa/mol bahan bakar,
biasanya diberikan untuk kondisi standar, 25oC,
1atm

Reaksi-reaksi pembakaran:
1) Reaksi tidak sempurna, produk CO
2 C(s) + O2(g)  2 CO(g) + panas
1 kgmol ½ kgmol 1 kgmol 28.000 kcal/kgmolC
Reaksi-Reaksi Pembakaran
Reaksi sempurna (produk CO2)  Reaksi 2) dan 3)
2) 2 CO(g) + O2(g)  2 CO2(g) + Panas
(68040 kcal/kgmolCO = 2430 kcal/kgCO)

3) C(s) + O2(g)  CO2(g) + Panas


(96600 kcal/kgmolC = 8050 kcal/kgC)

4) 2 H2(g) + O2(g)  2 H2O(l) + Panas


(68400 kcal/kgmolH2 = 34200 kcal/kgH2)
2 H2(g) + O2(g)  2 H2O(g) + Panas
(57690 kcal/kgmolH2 = 28890 kcal/kgH2)
5) S(s) + O2(g)  SO2(g) + Panas
(69600 kcal/kgmolS = 2160 kcal/kgS)
Panas Pembakaran
 Reaksi 4): pada produk reaksi berupa H2O (gas/uap),
panas reaksi dikurangi dengan panas laten
penguapan air (590 kcal/kgH2O)
1 kg H2(g) + 8 kg O2(g)  9 kg H2O(g)
Panas pembakaran = 34200 – (9.kgH2O/kgH2)(590.kcal/kgH2O)
= 28890 kcal/kgH2
Definisi Nilai Kalor
 Dua Definisi Nilai Kalor:
1. Nilai Kalor Tinggi (High/Gross Heating Value)
2. Nilai Kalor Rendah (Low/Net Heating Value)
 High Heating Value (HHV): panas yang dihasilkan
pada pembakaran jumlah tertentu bahan bakar
dimana produk H2O berupa cairan
CH4(g) + O2(g)  CO2(g) + 2H2O(l=cair) 890.346 kJ/kgmol
 Low Heating Value (LHV): panas yang dihasilkan
pada pembakaran jumlah tertentu bahan bakar
dimana produk H2O dalam wujud gas (uap)
CH4(g) + O2(g)  CO2(g) + 2H2O(g=gas) 808.158 kJ/kgmol
Definisi Nilai Kalor
 Dari 2 definisi tersebut, jelas bahwa perbedaan nilai 2 jenis
besaran tersebut adalah panas penguapan air
 Pada produk gas, panas berkurang karena panas sebagian
dipakai untuk menguapkan air
LHV = HHV – mw.w
mw = massa/mol air dihasilkan per massa/mol bahan bakar
w = panas laten penguapan air

Sebagai pendekatan harga w dapat digunakan:


586 cal/g-air = 1040 Btu/lb-air
= 2450 kJ/kg-air = 41095 kJ/kgmol-air

 Bila bahan bakar juga mengandung air (w), maka:


LHV = HHV – 2450(w+9H) kJ/kg = HHV – 586(w+9H) kcal/kg
Estimasi Nilai Kalor
 Untuk batu bara, HHV dapat diperkirakan
menggunakan persamaan Dulong sbb.
HHV = 33950C + 144200(H – O/8) + 9400S kJ/kg-bbakar
HHV = 8050C + 34200(H – O/8) + 2160S kcal/kg-bbakar
 Untuk bahan bakar minyak:
LHV = 51916 – 8792sg [=kJ/kg]
dengan sg = specific gravity pada 15oC
 Untuk campuran gas:
HV = yi.HVi
yi = fraksi mol/massa komponen i dalam campuran gas
HVi = heating value / Nilai Kalor komponen i
Udara Teoritis untuk Pembakaran
 Udara dianggap hanya terdiri dari 21%molO2 dan 79%molN2.
N2/O2 = 79/21 = 3,76. BM udara = 28,84 kg/kgmol
 Pemakaian udara teoritis:

Unsur O2 N2 udara

C 1 kgmol 1 kgmol 3,76 kgmol 4,76 kgmol


1 kg 2,67 kg 8,77 kg 11,44 kg
H* 1 kgmol ½ kgmol 1,88 kgmol 2,38 kgmol
1 kg 8 kg 26,3 kg 34,3 kg
S 1 kgmol 1 kgmol 3,76 kgmol 4,76 kgmol
1 kg 1 kg 3,3 kg 4,3 kg

* Bila dalam bahan bakar terdapat Oksigen, setiap 1 kg O akan


berikatan dengan 1/8 kg H
Udara Teoritis untuk Pembakaran
 Untuk bahan bakar dengan komposisi;
 Karbon = C fraksi massa
 Hidrogen = H fraksi massa
 Sulfur = S fraksi massa
 Oksigen = O fraksi massa
 Kebutuhan udara teoritis untuk pembakaran
sempurna adalah:
mu = [11,44C + 34,3(H – O/8) + 4,3S]
kg udara/kg bahan bakar
Excess Air (Udara Berlebih)
 Pembakaran dengan udara teoritis sulit
menghasilkan konversi bahan bakar sempurna
 Dalam praktek digunakan udara berlebih
(excess air)
𝑚𝑜𝑙𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑖𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑘𝑎𝑛 − 𝑚𝑜𝑙𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 𝑎𝑖𝑟 = 𝑥 100%
𝑚𝑜𝑙𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

 excess air ≈ 15 – 30% bergantung pada jenis


bahan bakar
Excess Air (Udara Berlebih)
Felder & Rousseau: Elementary Principles of Chemical Process

Two points of confusion often arise in the calculation of theoretical and


excess air, both of which are caused by ignoring the definitions of these
terms:
1. The theoretical air required to burn a given quantity of fuel DOES
NOT depend on how much is actually burned. The fuel may not
react completely, and it may react to form both CO and CO2, but
the theoretical air is still that which would be required to react
with ALL of the fuel to form CO2 only.
2. The value of the percent excess air depends only on the
theoretical air and the air feed rate, and NOT on how much O2 is
consumed in the reactor or whether combustion is complete
or partial.
Latihan 1
1. Hitunglah kebutuhan udara teoritis (dalam mol udara/
mol bahan bakar) untuk membakar campuran bahan
bakar yang terdiri dari 50%-mol metana dan sisanya
etana.
2. Hitunglah jumlah udara teoritis untuk membakar bahan
bakar padat yang terdiri dari 60%-berat C, 25% H, 4%
S, 8% O, dan sisanya abu (dalam kg udara/ kg bahan
bakar).
Latihan 2
Metana dibakar menurut reaksi sebagai berikut.

Jika digunakan 100 mol/h metana, tentukan:


a. Laju oksigen teoritis jika terjadi pembakaran sempurna
dan semua bahan bakar habis
b. Laju oksigen teoritis jika metana hanya terbakar 70%

c. Laju udara jika digunakan 100% udara berlebih

d. Excess udara jika digunakan oksigen sebanyak 300


mol/h
Gas Hasil Bakar (Flue Gas)
 Perlu diketahui:
 Komposisi : CO, CO2, O2, N2, H2O, SO2
 Pembakaran sempurna / tidak?
 Temperatur  bahaya kondensasi uap air

 Analisis Orsat (basis kering) komposisi gas


 Prinsip: absorpsi gas oleh suatu pelarut yang
selektif
Analisis Orsat

 CO2 : larutan KOH


 O2 : larutan pirogalol
 CO : larutan kuprokhlorida-amoniak
Latihan 3
Bahan bakar terdiri dari karbon dan hidrogen. Bahan bakar ini dibakar
menggunakan udara berlebih. Analisis gas hasil bakar (dengan alat Orsat)
memberikan komposisi sbb:
CO 1,5%; CO2 6,0%; O2 8,2% dan
N2 84,3% (sisanya)
Hitung:
a. Rasio C/H dalam bahan bakar (dalam rasio massa)
b. Kelebihan udara yang dipakai
c. Komposisi lengkap gas hasil bakar
d. Nilai Kalor Tinggi dan Rendah (panas laten air 586 kkal/g)

Asumsi:
 Bahan bakar habis terbakar
 HHV bahan bakar = 8050C + 34200(H – O/8) + 2160S kkal/kg-bbakar
Jenis-jenis bahan bakar
Bahan bakar yang baik memiliki kriteria:
 Nilai kalor yang tinggi
 Kandungan kontaminan sesedikit mungkin
 Murah dan ketersediaan dapat diandalkan
 Mudah disimpan dan ditransportasikan
 Mudah terbakar
Jenis-jenis bahan bakar
Solid fuel (e.g., coal,
biomass)

Liquid fuel (e.g.,


Based on
crude petroleum,
Physical State natural gasoline)

Gaseous fuel (e.g.,


Classifications
natural gas)
of Fuels
Primary or natural
fuels (e.g., coal,
biomass)
Based on
occurrence
Secondary or
prepared fuels (e.g.,
syngas)
BAHAN BAKAR PADAT:
BATUBARA
 Batubara terbentuk dari tanaman mati yang telah
tertimbun berjuta-juta tahun
Jenis-jenis Batubara
Peat The lowest carbon content

Brown variety containing 25-


Lignite 30% carbon and 60% moisture
content.
Types of Sub-bituminous
Black variety, 35-45% carbon
Coal coal

Hard black variety, 45-86%


Bituminous coal carbon.

The highest ranking coal,


Anthracite coal carbon content 86-97%.
Jenis-jenis Batubara
Jenis-jenis Batubara
Analisis Komposisi Batu Bara
 Analisis proksimat : analisis untuk mengetahui
bagaimana pembakaran batubara
 Moisture (M) : total moisture (inherent & surface moisture)
 Ash (A) : residu dari pembakaran batubara (incombustible
material matter)
 Volatile Matter (VM) : material organik yang mudah menguap dan
terbakar. Makin tinggi VM, temperatur nyala akan turun dan
kecepatan pembakaran akan naik
 Fixed Carbon (FC) : karbon yang tersisa pada padatan setelah
VM menguap
Analisis Komposisi Batu Bara
 Analisis ultimat: analisis untuk mengetahui berapa
banyak unsur penyusun batubara
 Karbon (C) : total karbon pada batubara (FC dan VM)
 Hidrogen (H) : komponen lain selain karbon yang bisa dibakar.
Jumlah H2O yang dihasilkan 9x dari massa H di batubara
 Sulfur (S) : memiliki nilai kalor tetapi menghasilkan gas hasil
pembakaran yang korosif
 Oksigen (O) : makin tinggi kandungan oksigen menandakan
semakin rendah tingkatan batubara. Oksigen merepresentasikan
penurunan potensi batubara karena bisa mengikat H
 Nitrogen (N) : komponen inert yang tidak terlibat di pembakaran
Latihan 4
Batubara memiliki komposisi (dry basis) : 60%
C, 6% H, 32% O, 0.75% N, 0.15% S dan
sisanya abu. Batubara tersebut memiliki HHV
sebesar 22140 kJ/kg (dry basis). Tentukan nilai
HHV dan LHV bahan bakar (wet basis) jika
diketahui kandungan air pada bahan bakar
tersebut sebesar 15% (Kalor laten air = 2200
kJ/kg)
Penggunaan Batubara
Penggunaan batu bara:
 Bahan bakar primer : batu bara dibakar
(combustion)  steam, listrik, dll
 Bahan bakar sekunder : batu bara diproses
terlebih dahulu untuk menghasilkan gas
sintetik (syngas), CH4 (pengganti gas alam),
coke
Gasifikasi
Gasifikasi batubara :
Oksidasi parsial dari batu bara dengan
keberadaan oksigen dan H2O untuk menghasilkan
gas sintetik / syngas (CO dan H2)

C + O2 + H2O  CO + H2

Gasifikasi berbeda dengan pembakaran


(combustion) !!!
Gasifikasi
Contoh reaksi-reaksi yang terjadi :
Tahap-Tahap Proses
Gasifikasi Batubara

CO2 Pipeline-quality
Removal High-Btu gas
O2 Steam Steam CH4 (metane)
gas

Gasification gas Shift gas Methanation


CO, CO2, CH4, H2 Conversion (Ni catalyst)

Tar and dust Sulfur


Coal removal removal
Preparation
Air / O2 Steam

Gasification gas Gas gas S, CO2 Low-Btu gas


CO, CO2, CH4, H2 Cleanup Removal “Synthesis gas”
CO, H2, CH4

Tar and dust S, CO2


GASIFIKASI
 Shift conversion / water gas shift :
 Reaksi antara CO dengan steam menghasilkan
CO2 dan H2

 Methanation :
 Reaksi pembentukan metana dari CO dan H2
 Merupakan kebalikan dari reaksi steam reforming
Gasifiers (Sasol-Lurgi Gasifier)
Gasifiers (Fluidized bed)
Karbonisasi
 Karbonisasi : pemanasan batubara pada suhu tinggi tanpa disertai
dengan keberadaan udara sehingga batubara akan mengalami
dekomposisi dan menghasilkan residue dengan kandungan karbon
yang lebih tinggi  coke
 Dilihat dari temperaturnya, karbonisasi dibagi menjadi 2 :
 Low temperature carbonization :
 Suhu: 500-700oC

 Dihasilkan “soft coke” atau “semi coke” , Produk samping : gas dengan HV
6500 – 9500 kkal/m3 & tar
 High temperature carbonization :
 Suhu : 900-1100oC

 Dihasilkan coke yang sangat keras (hard coke), produk samping : gas dengan
HV 5000 – 6000 kkal/m3 (Nilai kalor lebih rendah tp perolehan lebih banyak) &
tar
Karbonisasi
Gas (bahan bakar)~15%,
HHV~13,5mJ/m3
CO2, CO, C2H4, CH4

Produk Cair: metanol,


Batubara / aseton, air, asam asetat, tar
biomassa dll

Produk padat : coke


MINYAK BUMI
 Minyak bumi terbentuk dari tanaman dan hewan mati yang telah
tertimbun berjuta-juta tahun baik di daratan maupun di lautan
 Minyak bumi didapat melalui pengeboran  kental dan berwarna
gelap, bau tidak sedap (mengandung sulfur). Terdapat pengotor lain
seperti air, garam  disebut crude oil
 Minyak bumi mengandung :
 Parafin, contoh : metana, etana, propana, butana, isobutana,
pentana, heksana
 Olefin, contoh : etilena, butena, isobutena, asetilen, butadiena

 Aromatik, contoh : benzena

 Sikloalkana, contoh : sikloheksana

 Senyawa lain yang mengandung N,O,S serta logam pengotor


Pengilangan Minyak Bumi
Tahap pengilangan minyak bumi :
 Distilasi fraksionasi (Crude Distillation Unit)
 Penghilangan pengotor dan senyawa yang tidak
diinginkan, contoh : hydrotreating
 Konversi minyak bumi menjadi produk bahan
bakar : cracking, reforming, dll.
Distilasi Fraksionasi
Perengkahan Minyak Bumi
(Cracking)
 Proses pemecahan hidrokarbon dengan
rantai panjang menjadi rantai pendek
 Contoh cracking:
Reforming (Platforming)
 Proses pengubahan struktur hidrokarbon dari lurus
menjadi bercabang
Octane Number
 Perbandingan volume isooktana dengan n-heptana
 Isooktana : Octane number = 100
 n-heptana : Octane number = 0
Cetane Number
 Menyatakan persentase cetane pada
campuran cetane dan -methylnaphthalene
 Cetane (n-heksadekana) : CN = 100
 -methylnaphthalene : CN = 0
Properti fisik bahan bakar cair
 Pour point
 Viscosity
 API (American Petroleum Institute)
 Freezing point
 Flash point
 dll
Pour Point & viskositas
 Pour point:
 Temperatur terendah pada mana cairan/minyak masih dapat
mengalir.
 Untuk dipertimbangkan apakah pada penyimpanan & pengaliran
perlu diberikan pemanasan.

 Viskositas:
 Ukuran tahanan terhadap aliran.
 Menyatakan mudah / sulitnya suatu fluida mengalir.
 Satuan : viskositas dinamik (Poise), viskositas kinematik (Stoke).
 Semakin encer viskositasnya, harga bahan bakar semakin tinggi.
Spesific Gravity &
API (American Petroleum Institute)

 SG = densitas minyak relatif terhadap


densitas air (masing-masing pada suhu 60oF)
 API :
141,5
𝐴𝑃𝐼 = − 131,5
𝑆𝐺
Freezing Point & Flash Point
 Freezing Point:
 Temperatur dimana bahan bakar cair membeku
pada tekanan atmosfer.
 Properti yang sangat penting buat bahan bakar
pesawat terbang (kerosene & jet fuels)
 Flash Point:
 Temperatur terendah dimana cairan bisa menyala
akibat sulutan api.
 Bahan yang mudah terbakar memiliki flash point
di bawah suhu kamar.
Bahan bakar Cair
 Coal tar : hasil karbonisasi batubara
 Alkohol:
 Metanol
 Etanol
 BTX (Benzene, Toluene, Xylene)
 Produk minyak bumi :
 LPG
 gasoline
 kerosene
 diesel
 fuel oil (minyak bakar)
 dll
 Biofuels : biodiesel, bioethanol, dll.
Fuel Oil
Fuel Oil
Metanol
 Metanol umum digunakan sebagai pelarut
serta bahan bakar
 Dapat dibuat dari batubara/biomassa dan gas
alam
 Dapat dikonversi menjadi bahan bakar lain
atau zat kimia yang lainnya, contoh: gasoline
(MTG), etanol (reductive carbonylation),
dimetil eter/DME (dehidrasi), dll.
Biodiesel
 Senyawa metil ester dari minyak nabati
 Dibuat dari esterifikasi/transesterifikasi asam
lemak dan alcohol atau gasifikasi dan sintesis
FT
 Biodiesel memiliki kelebihan dibandingkan
dengan solar : emisi gas ramah lingkungan,
bebas sulfur, dan CN lebih tinggi
 Bahan baku pembuatan biodiesel : kelapa
sawit, arak pagar, kapuk, dll.
Bioetanol
 Sumber energi terbarukan yang diharapkan
bisa mengganti bensin secara parsial
 Dibuat dari sakarifikasi, fermentasi, dan
distilasi dari bahan-bahan yang mengandung
karbohidrat (gula, pati, selulosa, dan
hemiselulosa)
 Kemurnian bioethanol harus 99% (fuel grade
ethanol)
Bahan Bakar Gas
1. Gas alam (gas bumi)
 Diambil dari sumur gas alam
 Komposisi bervariasi tergantung dari sumbernya
 Terdiri dari C1 (mayoritas) – C5, sisanya CO2, H2S,
dan gas lain
2. Gas buatan
 Dari batubara atau biomassa melalui karbonisasi dan
gasifikasi
 Hasil samping pengilangan minyak bumi (LPG)
3. Biogas
Gas Alam
 Salah satu sumber bahan gas yang paling
disukai karena tidak mengandung abu dan
memiliki nilai HV yang tinggi
 Tidak memerlukan storage untuk fuel
 Tidak menemui masalah yang diakibatkan oleh
abu seperti pengumpulan dan pembuangan abu
 Jika digunakan sebagai bahan bakar boiler 
kontrolnya mudah dan ukuran boiler kecil
Nilai Kalor Gas Alam
Komponen Rumus Kimia HHV, kJ/kmol
Metan CH4 890.800
Etilen C2H4 1.390.000
Nilai Kalor
Etane C2H6 1.542.000 Campuran:
Propilen C3H6 2.052.000
Propane C3H8 2.203.000 HV = yi.HVi
Isobutan C4H10 2.861.000 yi = fraksi mol
Isopentan C5H12 3.531.000
Isopentan C5H12 3.510.000
N-pentan C5H12 3.510.000
Komposisi Gas Alam
Contoh Komposisi Gas Alam
Lepas pantai Cilamaya&Indramayu

Komponen I (%) II (%) Komponen I (%) II (%)


CH4 90,0 70,0 C6H14 0,01 0,03
C2H6 2,5 12,0 C7H16 0,01 0,10
C3H8 0,75 10,5 N2 1,5 1,0
i-C4H10 0,10 2,0 CO2 5,0 1,0
n-C4H10 0,10 2,2 H2S 30 ppm
i-C5H12 0,02 0,6 R-SH 5 ppm
n-C5H12 0,01 0,3
Pengotor utama pada gas alam yaitu CO2 dan H2S. Kontaminan ini
umumnya dihilangkan dengan absorpsi kimia menggunakan pelarut
alkanolamina (MEA, DEA, MDEA)
Biogas
 Berasal dari limbah organik, dibuat dari
fermentasi anaerobic senyawa organik
 Mengandung : metana, CO2, nitrogen, dll.
 Sama dengan gas alam, CO2 merupakan
kontaminan utama  dihilangkan dengan
absorpsi, PSA, dll
 Contoh biogas di Indonesia dibuat dari limbah
pabrik sawit

Anda mungkin juga menyukai