Anda di halaman 1dari 24

KIMIA PEMBAKARAN

Pendahuluan, Jenis-jenis Reaksi


Pembakaran, Model Udara Pembakaran,
Kebutuhan Udara Pembakaran
Pembakaran :
Reaksi kimia eksotermis antara
bahan bakar dengan oksidan
untuk menghasilkan panas dan
konversi kimia.
Konversi bahan bakar menjadi
suatu senyawa kimia produk
pembakaran dengan suatu zat
pengoksidasi dengan suatu reaksi
eksotermis.
Pembakaran : Tiga T
Tujuan dari pembakaran yang baik adalah
melepaskan seluruh panas yang terdapat
dalam bahan bakar.
Dapat dilakukan dengan pengontrolan 3 T
yaitu :
1. Temperature : temperatur yang cukup
tinggi untuk menyalakan dan menjaga
penyalaan bahan bakar.
2. Turbulence/ Turbulensi atau pencampuran
oksigen dan bahan bakar yang baik.
3. Time / Waktu yang cukup untuk
pembakaran sempurna.
Umumnya bahan bakar yang digunakan
berupa hidrokarbon. Air produk
samping pembakaran hidrogen
mengurangi panas dari gas pembakaran.
Gas alam : lebih banyak Hidrogen, lebih
sedikit karbon lebih banyak panas
yang terbuang.
Apabila bahan bakar terlalu banyak atau
terlalu sedikit dibandingkan udara yang
tersedia bahan bakar tak terbakar, CO
Perbandingan Tipe-Tipe
Pembakaran

(a) (b) (c)

a. Perfect combustion : Complete combustion yang


jumlah bahan bakar dan oksidatornya
stoikiometri.
b. Good combustion : Complete combustion
dengan jumlah oksigen/ udaranya ekses.
Pembakaran MINYAK
Atomisasi minyak untuk
menghasilkan percikan yang
uniform.
Pencampuran udara dan bahan
bakar sepenuhnya.
Cukup udara untuk pembakaran,
tetapi kelebihan udara maksimum
15%.
Menjaga tungku pembakaran dalam
kondisi yang baik.
Utk terjadinya atomisasi
pemanasan minyak sampai
viskositas yang diinginkan.
Pembakaran stoikiometri
Jumlah udara yang diperlukan
ditentukan oleh komposisi
Carbon, Hidrogen, Sulfur, dsb.
Pembakaran BATUBARA
Complete combustion 1 kg
batubara memerlukan 7-8 kg
udara, ditentukan oleh jumlah
Carbon, Hidrogen, Nitrogen,
oksigen dan Sulfur.
Pembakaran tidak sempurna
karbon yang tidak terbakar (asap
hitam), karbon monoksida (CO)
Jumlah kebutuhan udara untuk
pembakaran batubara ditentukan
oleh jenis furnace pembakaran.
Pembakaran GAS
Rasio stoikiometri untuk
pembakaran sempurna gas alam
bervariasi antara 9,5:1 sd 10:1.
Contoh : Reaksi Pembakaran
Oktana
2 C8H18 + 25 O2 16 CO2 + 18
H2O
Model Udara Pembakaran
Oksigen dibutuhkan dalam setiap reaksi
pembakaran. Secara umum dalam aplikasi
pembakaran udara menyediakan oksigen yang
dibutuhkan dan untuk perhitungan pembakaran
digunakan model sbb :

Semua komponen udara selain Oksigen


digabung bersama dengan Nitrogen. Udara
dianggap terdiri dari 21% O2 dan 79% N2
dengan basis molar. Idealisasi rasio molar N 2/O2
= 0.79/0.21 = 3.76. Suplai pembakaran
diberikan oleh udara, setiap mol O 2 disertai
dengan 3.76 mol N2.
Perhitungan Kebutuhan Udara
Teoritis
Jumlah udara teoritis adalah jumlah
udara minimum yang memberikan
oksigen yang cukup untuk pembakaran
sempurna terhadap semua karbon,
hidrogen dan sulfur yang terkandung di
dalam bahan bakar.
Produk yang dihasilkan untuk
pembakaran sempurna dengan jumlah
udara teoritis adalah: CO2, H2O, SO2 dan
N2 yang menyertai O2 di dalam udara.
JUMLAH UDARA DISUPLAI
Jumlah udara yang disuplai biasanya lebih
besar atau lebih kecil dari jumlah udara
teoritis.
Jumlah udara aktual yang disuplai
biasanya dinyatakan dalam bentuk
persentase udara teoritis. Contoh: udara
teoritis 150% berarti udara aktual yang
disuplai adalah 1.5 x jumlah udara teoritis.
Jumlah udara yang disuplai juga bisa
dinyatakan dengan persentase kelebihan
atau persentase kekurangan udara.
Pembakaran Senyawa
Hidrokarbon (CxHy)
Jika bahan bakar dinyatakan dengan
CxHy, maka reaksi stoikiometri
pembakaran sempurna dapat
dinyatakan sebagai :

CxHy + a (O2+3.76N2) xCO2 + (y/2)H2O +


3.76a N2

Dimana : a = x + y/4
RASIO UDARA-BAHAN BAKAR
Rasio udara-bahan bakar adalah rasio
jumlah udara di dalam suatu reaksi
terhadap jumlah bahan bakar.
= mol udara/ mol bahan bakar atau
massa udara/ massa bahan bakar.
(A/F)

(A/F) stoikiometri = (m udara/ m bahan bakar)


stoikiometri
= 4.76 a /1 (BM udara/ BM bhn bakar)
RASIO EKIVALENSI
Rasiodari rasio aktual bahan bakar-udara terhadap
rasio bahan bakar-udara stoikiometri (pembakaran
dengan jml udara teoritis).
Rasio ekivalensi dinyatakan dengan .

Jika < 1 : reaktan membentuk campuran encer


(fuel-lean mixture)
Jika > 1 : reaktan membentuk campuran kental
(fuel-rich mixture)
% Stoikiometri & % Ekses
Udara
Contoh Soal 1 :

Tentukan jumlah udara teoritis untuk


pembakaran sempurna terhadap
metana dan rasio udara-bahan bakar
dengan basis molar dan basis massa.
Contoh Soal 2:
1. Tentukan rasio udara-bahan bakar dengan
basis molar dan massa untuk pembakaran
sempurna terhadap Oktan dengan:
(a) Jumlah udara teoritis
(b) Jumlah udara aktual 150% udara teoritis.
II. Berapa mol Oksigen yang dihasilkan dalam
gas buang dengan jumlah udara aktual
150% udara teroritis?
III.Fraksi mol Oksigen yang dihasilkan dalam
gas buang dengan jumlah udara aktual
sebesar 150% udara teoritis?
Contoh Soal 3 :

Suatu gas turbin bekerja dengan rasio


ekivalensi 0.286 dengan laju alir udara
15.9 kg/detik. Komposisi bahan bakar
yang digunakan adalah C1.16H4.32.
Tentukan laju alir massa bahan bakar
dan rasio udara-bahan bakar aktual.
Contoh Soal 4
Sebuah boiler dengan bahan bakar
metana beroperasi dengan
konsentrasi oksigen 3% mol pada
gas buang.
a. Hitung kebutuhan udara aktual.
b.Tentukan rasio ekivalensi.
c.Hitung % udara berlebih.
Contoh Soal 5
Suatu fuel oil dengan komposisi :
Karbon 85,8 % w
Hidrogen 12 % w
Oksigen 0,7 % w
Nitrogen 0,5 %w
Sulfur 0,5 % w
H2O 0,35 %w
Abu 0,05%w
Reaksi kimia terjadi untuk Karbon,
Hidrogen dan Sulfur. Hitung
kebutuhan udara teoritis untuk
pembakaran 100 kg fuel oil.

Anda mungkin juga menyukai