REAKSI KIMIA
1. Pendahuluan
Reaksi kimia adalah proses di mana satu atau lebih zat (yang disebut reaktan)
berinteraksi untuk membentuk zat-zat baru (yang disebut produk), dengan perubahan
ikatan kimia antara atom-atom dalam reaktan tersebut. Dalam konteks termodinamika,
reaksi kimia dianalisis dari sudut pandang energi, entalpi, entropi, dan keadaan
termodinamika lainnya.
Dalam termodinamika, reaksi kimia bertujuan untuk memahami apakah reaksi
tersebut akan terjadi secara spontan, seberapa besar panas yang dihasilkan atau diserap,
dan bagaimana variabel-variabel seperti temperatur dan tekanan memengaruhi
keberlangsungan reaksi.
3. Udara Berlebih
Untuk memastikan pembakaran bahan bakar yang sempurna, ruang bakar yang
digunakan disuplai dengan udara berlebih. Udara berlebih meningkatkan jumlah oksigen
untuk pembakaran dan pembakaran bahan bakar. Ketika bahan bakar dan oksigen dari
udara berada dalam keseimbangan sempurna, maka pembakaran dikatakan stoikiometri.
Efisiensi pembakaran meningkat seiring dengan meningkatnya udara berlebih,
hingga kehilangan panas pada udara berlebih lebih besar dibandingkan panas yang
dihasilkan oleh pembakaran yang lebih efisien
Contoh : Pada pengujian pada tungku berbahan bakar gas alam (komposisi 96% Metana,
4% Nitrogen), diperoleh analisis gas buang sebagai berikut:
Karbon dioksida 9%
Karbon monoksida 0,3%
Oksigen 4,6%
Nitrogen 86,1%
Semua persentase berdasarkan volume.
Pertanyaan : Hitung persentase aliran udara berlebih (persentase di atas stoikiometri).
Solusi :
Reaksi pembakaran
CH 4 +2 O2 → CO 2+2 H 2 O
Analisis gas buang diketahui secara kering. Air apa pun yang terbentuk telah
terkondensasi keluar. Maka, gunakan basis 100 mol gas buang kering. Sebagaimana
diketahui dari analisis gas buang, mol setiap unsur dalam gas buang (aliran keluar) dapat
dengan mudah dihitung dan dihubungkan dengan aliran yang masuk ke dalam sistem.
Misalkan jumlah bahan bakar per 100 mol gas buang kering adalah X.
Jumlah udara per 100 mol gas buang kering menjadi Y.
Keseimbangan karbon : mol dalam bahan bakar = mol dalam gas buang
0.96 X =9 % (100 )+ 0.3 %(100)
9.3
X=
0.96
X =9.69 mol
Keseimbangan nitrogen : mol bahan bakar + mol di udara = mol gas buang
4 % X + 79 % Y =86.1 % (100 )
0.04 ( 9.69 ) +0.79 Y =86.1
Y =108.5
Aliran bahan bakar per 100 mol gas buang kering adalah 9,69 mol.
Aliran udara per 100 mol gas buang kering adalah 108,5 mol.
Jadi aliran CH4 dalam bahan bakar :
96% (9,69) = 9,30 mol.
Berdasarkan stoikiometri perbandingan pembakaran CH 4 dan O2 adalah 1 :2.
Jadi stoikiometri mol oksigen adalah :
2
×9.30=18.6 mol
1
Udara yang dibutuhkan (stoikiometri) :
100
×18.6=88.6 mol
21
Jadi, kelebihan udara :
udara yang disuplai−udara stoikiometri
kelebihan udara=
udara stoikiometri
108.5−88.6
¿
88.6
¿ 22.50 %
Rasio udara-bahan bakar (AF) menyatakan jumlah udara yang digunakan per
satuan massa bahan bakar selama proses pembakaran
mair
AF=
mfuel
Massa m suatu zat berhubungan dengan jumlah mol N melalui hubungan m=NM ,
dengan M adalah massa molar.
Rasio udara-bahan bakar juga dapat dinyatakan dalam basis mol sebagai rasio
jumlah mol udara terhadap jumlah mol bahan bakar. Kebalikan dari rasio udara-bahan
bakar disebut rasio bahan bakar-udara
J Jika rasio udara-bahan bakar tidak seimbang, beberapa hal dapat terjadi:
a. Lebih Banyak Bahan Bakar: Jika ada lebih banyak bahan bakar daripada yang
diperlukan oleh oksigen, maka bahan bakar tidak akan terbakar sepenuhnya. Ini
menghasilkan pemborosan bahan bakar dan emisi yang lebih tinggi.
b. Lebih Banyak Oksigen: Jika ada lebih banyak oksigen daripada yang diperlukan oleh
bahan bakar, maka oksigen akan tetap tidak terpakai. Ini juga mengakibatkan
pemborosan energi dan emisi yang tidak efisien.
c. Pembakaran Tidak Lengkap: Jika rasio tidak seimbang, pembakaran tidak akan
sempurna. Produk sampingan berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan
hidrokarbon tidak terbakar dapat terbentuk.
d. Efisiensi Menurun: Kinerja mesin atau proses industri akan menurun karena
pembakaran tidak optimal.
kg
( 20 × 4.76 kmol ) (29 )
kmol
AF=
12 kg kg
(2 kmol)( )+ ( 3 kmol ) (2 )
kmol kmol
AF=92.02