Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TERMODINAMIKA 2

REAKSI KIMIA

1. Pendahuluan
Reaksi kimia adalah proses di mana satu atau lebih zat (yang disebut reaktan)
berinteraksi untuk membentuk zat-zat baru (yang disebut produk), dengan perubahan
ikatan kimia antara atom-atom dalam reaktan tersebut. Dalam konteks termodinamika,
reaksi kimia dianalisis dari sudut pandang energi, entalpi, entropi, dan keadaan
termodinamika lainnya.
Dalam termodinamika, reaksi kimia bertujuan untuk memahami apakah reaksi
tersebut akan terjadi secara spontan, seberapa besar panas yang dihasilkan atau diserap,
dan bagaimana variabel-variabel seperti temperatur dan tekanan memengaruhi
keberlangsungan reaksi.

2. Pembakaran Teoritis dan Aktual


Mengasumsikan bahwa pembakarannya sempurna bermanfaat dalam mempelajari
pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran selesai jika seluruh karbon dalam bahan
bakar terbakar menjadi CO 2, seluruh hidrogen terbakar menjadi H 2 O, dan semua sulfur
(jika ada) terbakar menjadi SO 2 Artinya, semua komponen bahan bakar yang mudah
terbakar dibakar sampai sempurna selama proses pembakaran.

Gambar 1 Contoh Reaksi Pembakaran

Sebaliknya, proses pembakaran tidak sempurna jika hasil pembakaran mengandung


bahan bakar atau komponen yang tidak terbakar seperti C , H 2, CO , atau OH .
Oksigen yang tidak mencukupi merupakan penyebab terjadinya pembakaran tidak
sempurna, tetapi ini bukan satu-satunya penyebab. Pembakaran tidak sempurna terjadi
ketika oksigen yang ada di ruang bakar lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk
pembakaran sempurna. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pencampuran di
ruang bakar selama terbatasnya waktu kontak antara bahan bakar dan oksigen. Penyebab
lain dari pembakaran tidak sempurna adalah disosiasi, yang menjadi penting pada suhu
tinggi.
Oksigen memiliki kecenderungan lebih besar untuk bergabung dengan hidrogen
dibandingkan hidrogen dengan karbon. Oleh karena itu, hidrogen dalam bahan bakar
biasanya terbakar hingga sempurna, membentuk H 2 O, meskipun oksigen yang ada lebih
sedikit dari yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna. Namun, sebagian karbon
berakhir sebagai CO atau hanya partikel C biasa dalam produk.
Jumlah minimum udara yang diperlukan untuk pembakaran sempurna suatu
bahan bakar disebut udara stoikiometri atau teoritis. Jadi, ketika bahan bakar dibakar
seluruhnya dengan udara teoritis, tidak ada oksigen yang tidak bergabung dalam gas
produk. Udara teoritis juga disebut sebagai jumlah udara yang benar secara kimia, atau
100 persen udara teoritis.
Proses pembakaran dengan jumlah udara yang lebih sedikit daripada jumlah udara
teoritis pasti tidak sempurna. Proses pembakaran ideal di mana bahan bakar terbakar
sempurna dengan udara teoritis disebut pembakaran stoikiometri atau pembakaran teoritis
dari bahan bakar tersebut. Contoh pembakaran metana secara teoritis adalah
CH 4 +2 ( O2 +3.76 N 2 ) →CO 2+ 2 H 2 O+7.5 N 2
Perhatikan bahwa produk pembakaran teoretis tidak mengandung metana yang
tidak terbakar dan tidak mengandung C , H 2, CO , OH, atau O2 bebas.
Dalam proses pembakaran sebenarnya, merupakan praktik umum untuk
menggunakan lebih banyak udara daripada jumlah stoikiometri untuk meningkatkan
kemungkinan pembakaran sempurna atau untuk mengontrol suhu ruang bakar. Jumlah
udara yang melebihi jumlah stoikiometri disebut udara berlebih. Jumlah udara berlebih
biasanya dinyatakan dalam stoikiometri udara sebagai persen udara berlebih atau persen
udara teoritis. Misalnya, 50 persen kelebihan udara setara dengan 150 persen udara
teoritis, dan 200 persen kelebihan udara setara dengan 300 persen udara teoritis. Tentu
saja, udara stoikiometri dapat dinyatakan sebagai 0 persen udara berlebih atau 100 persen
udara teoritis. Jumlah udara yang kurang dari jumlah stoikiometri disebut defisiensi udara
dan sering dinyatakan dalam persen defisiensi udara. Misalnya, 90 persen udara teoritis
setara dengan 10 persen kekurangan udara. Jumlah udara yang digunakan dalam proses
pembakaran juga dinyatakan dalam rasio ekivalensi, yaitu rasio rasio bahan bakar-udara
aktual terhadap rasio bahan bakar-udara stoikiometri.
Proses pembakaran yang sebenarnya hampir tidak pernah sempurna, bahkan
dengan adanya udara berlebih. Oleh karena itu, tidak mungkin memprediksi komposisi
produk hanya berdasarkan keseimbangan massa saja. Maka satu-satunya alternatif yang
adalah mengukur jumlah masing-masing komponen dalam produk secara langsung.

3. Udara Berlebih
Untuk memastikan pembakaran bahan bakar yang sempurna, ruang bakar yang
digunakan disuplai dengan udara berlebih. Udara berlebih meningkatkan jumlah oksigen
untuk pembakaran dan pembakaran bahan bakar. Ketika bahan bakar dan oksigen dari
udara berada dalam keseimbangan sempurna, maka pembakaran dikatakan stoikiometri.
Efisiensi pembakaran meningkat seiring dengan meningkatnya udara berlebih,
hingga kehilangan panas pada udara berlebih lebih besar dibandingkan panas yang
dihasilkan oleh pembakaran yang lebih efisien

Contoh : Pada pengujian pada tungku berbahan bakar gas alam (komposisi 96% Metana,
4% Nitrogen), diperoleh analisis gas buang sebagai berikut:
 Karbon dioksida 9%
 Karbon monoksida 0,3%
 Oksigen 4,6%
 Nitrogen 86,1%
Semua persentase berdasarkan volume.
Pertanyaan : Hitung persentase aliran udara berlebih (persentase di atas stoikiometri).
Solusi :
Reaksi pembakaran
CH 4 +2 O2 → CO 2+2 H 2 O
Analisis gas buang diketahui secara kering. Air apa pun yang terbentuk telah
terkondensasi keluar. Maka, gunakan basis 100 mol gas buang kering. Sebagaimana
diketahui dari analisis gas buang, mol setiap unsur dalam gas buang (aliran keluar) dapat
dengan mudah dihitung dan dihubungkan dengan aliran yang masuk ke dalam sistem.

Misalkan jumlah bahan bakar per 100 mol gas buang kering adalah X.
Jumlah udara per 100 mol gas buang kering menjadi Y.
Keseimbangan karbon : mol dalam bahan bakar = mol dalam gas buang
0.96 X =9 % (100 )+ 0.3 %(100)
9.3
X=
0.96
X =9.69 mol

Keseimbangan nitrogen : mol bahan bakar + mol di udara = mol gas buang
4 % X + 79 % Y =86.1 % (100 )
0.04 ( 9.69 ) +0.79 Y =86.1
Y =108.5
Aliran bahan bakar per 100 mol gas buang kering adalah 9,69 mol.
Aliran udara per 100 mol gas buang kering adalah 108,5 mol.
Jadi aliran CH4 dalam bahan bakar :
96% (9,69) = 9,30 mol.
Berdasarkan stoikiometri perbandingan pembakaran CH 4 dan O2 adalah 1 :2.
Jadi stoikiometri mol oksigen adalah :
2
×9.30=18.6 mol
1
Udara yang dibutuhkan (stoikiometri) :
100
×18.6=88.6 mol
21
Jadi, kelebihan udara :
udara yang disuplai−udara stoikiometri
kelebihan udara=
udara stoikiometri
108.5−88.6
¿
88.6
¿ 22.50 %

4. Rasio Udara Bahan Bakar


Besaran yang sering digunakan dalam analisis proses pembakaran mengukur
jumlah bahan bakar dan udara adalah rasio udara-bahan bakar AF. Hal ini biasanya
dinyatakan dalam basis massa dan didefinisikan sebagai rasio massa udara terhadap
massa bahan bakar untuk proses pembakaran

Gambar 2 Rasio Udara Bahan Bakar

Rasio udara-bahan bakar (AF) menyatakan jumlah udara yang digunakan per
satuan massa bahan bakar selama proses pembakaran
mair
AF=
mfuel
Massa m suatu zat berhubungan dengan jumlah mol N melalui hubungan m=NM ,
dengan M adalah massa molar.
Rasio udara-bahan bakar juga dapat dinyatakan dalam basis mol sebagai rasio
jumlah mol udara terhadap jumlah mol bahan bakar. Kebalikan dari rasio udara-bahan
bakar disebut rasio bahan bakar-udara
J Jika rasio udara-bahan bakar tidak seimbang, beberapa hal dapat terjadi:
a. Lebih Banyak Bahan Bakar: Jika ada lebih banyak bahan bakar daripada yang
diperlukan oleh oksigen, maka bahan bakar tidak akan terbakar sepenuhnya. Ini
menghasilkan pemborosan bahan bakar dan emisi yang lebih tinggi.
b. Lebih Banyak Oksigen: Jika ada lebih banyak oksigen daripada yang diperlukan oleh
bahan bakar, maka oksigen akan tetap tidak terpakai. Ini juga mengakibatkan
pemborosan energi dan emisi yang tidak efisien.
c. Pembakaran Tidak Lengkap: Jika rasio tidak seimbang, pembakaran tidak akan
sempurna. Produk sampingan berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan
hidrokarbon tidak terbakar dapat terbentuk.
d. Efisiensi Menurun: Kinerja mesin atau proses industri akan menurun karena
pembakaran tidak optimal.

5. Rumus Senyawa Kimia Bahan Bakar


Rumus Senyawa Nama Nama Pasar
CH 4 Metana LNG (Liquified Natural Gas)
H2 O Dihidrogen Monoksida Air
CO 2 Karbon dioksida
C 2 H 5 OH Etanol Alkohol Etil
N2 Nitrogen
SO 2 Sulfur dioksida Gas Belerang Dioksida
O2 Oksigen
C 8 H 18 Oktana Bensin
C3 H8 Propana LPG (Liquified Petroleum Gas)
CO Karbon monoksida
C 5 H 12 Pentana
C 7 H 16 Heptana Bensin

Contoh Soal : UAS Pak Iskandar 2022/2023


Satu kmol etana (C 2 H 6 ) dibakar dengan udara pada ruang pembakaran. Analisis produk
pembakaran diketahui bahwa pembakaran stoikiometri (100 % udara teoritik).
Tentukanlah rasio udara-bahan bakar
Solusi :
M air = 29.0 kg/kmol
Persamaan stoikiometri :
mair
2 C2 H 6 +7 ( O2 +3.76 N 2 ) → 4 CO2 +6 H 2 O+26.32 N 2 AF=
mfuel
( NM )air
AF=
( NM )C + ( NM )H 2

kg
( 20 × 4.76 kmol ) (29 )
kmol
AF=
12 kg kg
(2 kmol)( )+ ( 3 kmol ) (2 )
kmol kmol
AF=92.02

Anda mungkin juga menyukai