Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Baja merupakan salah satu material yang banyak digunakan dalam kehidupan
manusia. Karena kebutuhan manusia dalam berbagai bidang, maka diperlukan sifat baja yang
sesuai dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan sifat-sifattertentu, maka diperlukan unsur
paduan. Dengan demikian, baja akan memiliki sifat yang diinginkan sesuai dengan
kebutuhan.
Baja paduan adalah baja yang telah dipadukan atau dicampur dengan satu atau lebih
unsur campuran seperti nikel, kromium, molibden, vanadium, mangan,dan wolfram yang
berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki (keras, kuat, dan hat), tetapi
unsur karbon tidak dianggap sebagai salah satu unsur campuran.
Baja karbon adalah baja dengan kadar mangan kurang dari 0,8 % silicon kurang dari
0.5 % dan unsur lain yang sangat sedikit. Mangan dan silicon sengaja di tambahkan dalam
proses pembuatan baja sebagai deoxidizer / mengurangi pengaruh buruk dari beberapa
unsur pengotoran. Baja karbon diproduksi dalam bentuk balok, profil, lembaran dan kawat.
Besi cor atau besi tuang merupakan salah satu jenis bahan teknik berjenis logam
yang umum digunakan dalam dunia keteknikan. Pada awalnya, besi cor pertama kali
ditemukan di cina dan dituangkan ke dalam cetakan untuk membuat senjata dan patung-
patung. Secara historis, awal penggunaannya diawali dengan pembuatan meriam

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan baja paduan


2. Apa yang dimaksud dengan baja karbon
3. Apa yang dimaksud dengan besi cor

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa tujuan sebagai
berikut:

1. Mengetahui apa itu baja paduan dan pembagiannya


2. Mengetahui apa itu baja karbon dan pembagiannya
3. Mengetahui apa itu besi cor dan pembagiannya
BAB II
PEMBAHASAN

1. Baja Paduan
a. Definisi
Baja paduan dapat didefinisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengansatu atau
lebih unsur campuran seperti nikel, kromium, molibden, vanadium,mangan, dan wolfram
yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki (keras, kuat, dan hat),
tetapi unsur karbon tidak dianggap sebagai salah satu unsur campuran. Suatu kombinasi
antara dua atau lebih unsur campuranmemberikan sifat khas dibandingkan dengan
menggunakan satu unsur campuran, misalnya baja yang dicampur dengan unsur kromium
dan nikel akan menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras dan kenyal (sifat logarn ini
membuat baja dapat dibentuk dengan cara dipalu, ditempa. digiling, dan ditarik tanpa
mengalami patahatau retak-retak).

Gambar 2.1 Rangka Atap Baja Ringan

b. Jenis-Jenis
1) Berdasarkan persentase paduannya
a) Baja Paduan Sedang
Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih kecil dari 8% (menurut
Degarmo. Sumber lain, misalnya Smith dan Hashemi menyebutkan 4%),
misalnya : suatu baja terdiri atas 1,35%C; 0,35%Si; 0,5%Mn; 0,03%P; 0,03% S;
0,75%Cr; 4,5%W
b) Baja Paduan Tinggi
Bila jumlah unsur tambahan selain karban lebih dari atau sama dengan 8%
(atau 4% menurut Smith dan Hashemi), misalnya : baja HSS (High Speed Steel)
atau SKH 53 (JIS) atau M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur :
1,25%C;4,5%Cr; 6,2%Mo; 6,7%W; 3,3%V.
2) Berdasarkan jumlah komponennya:
a) Baja tiga komponen
Terdiri satu unsur atau lebih pemadu dalam penambahan Fe dan C
b) Baja empat komponen atau lebih
Terdiri dua unsur atau lebih pemadu dalam Fe dan C. sebagai contoh baja
paduan yang terdiri: 0.35%C; 1%Cr; 3%Ni; dan 1%Mo
3) Berdasarkan strukturnya:
a) Baja pearlit (sorbit dan troostit)
Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu dimesin, sifat
mekaniknya meningkat oleh heat treatment (hardening &tempering)
b) Baja martensit
Unsur pemadunya lebih dari 5%, sangat keras dann sukar dimesin
c) Baja austenit
Terdiri dari 10% - 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya : Baja
tahan karat (Stainless steel), non magnetic dan baja tahan panas (heat
resistant steel).
d) Baja Ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya
rendah. Tidak dapat dikeraskan
e) Karbid atau ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
4) Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya
a) Baja konstruksi (structural steel)
Dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur
pemadunya, yaitu baja paduan rendah (maksimum 2 %), baja paduan
menengah (2-5 %), baja paduan tinggi (lebih dari 5 %). Sesudah di-heat
treatment baja jenis ini sifat-sifat mekaniknya lebih baik dari pada baja karbon
biasa.
b) Baja perkakas (tool steel)
Baja perkakas (tool steel) Dipakai untuk alat-alat potong, komposisinya
tergantung bahan dan tebal benda yang dipotong/disayat, kecepatan potong,
suhu kerja. Baja paduan jenis ini dibedakan lagi menjadi dua golongan, yaitu
baja perkakas paduan rendah (kekerasannya tak berubah hingga pada suhu
250 °C) dan baja perkakas paduan tinggi (kekerasannya tak berubah hingga
pada suhu 600°C). Biasanya terdiri dari 0,8% C, 18% W, 4% Cr, dan1% V, atau
terdiri dari 0,9% C, 9% W, 4% Cr dan 2% - 2,5% V.
c) Baja dengan sifat fisik khusus
Dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu baja tahan karat (mengandung
0,1% - 0,45% C dan 12% - 14% Cr), baja tahan panas (yang mengandung 12% -
14% Cr tahan hingga suhu 750-800°C, sementara yang mengandung 15% - 17%
Cr tahan hingga suhu850-1000°C), dan baja tahan pakai pada suhu tinggi (ada
yang terdiri dari 23% - 27%Cr, 18% - 21% Ni, 2% - 3% Si, ada yang terdiri dari
13% - 15% Cr, 13-15% Ni, yang lainnya terdiri dari 2% - 2,7% W, 0,25% - 0,4%
Mo, 5% C).
d) Baja paduan istimewa
Baja paduan istimewa lainnya terdiri 35% - 44% Ni dan 0,35% C, memiliki
koefisienmuai yang rendah yaitu :
 Invar: memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0-100 °C,
digunakan untuk alat ukur presisi
 Platinite: memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai pengganti
platina
 Elinvar: memiliki modulus elastisitas tak berubah pada suhu 50°C
sampai 100°C. Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat ukur
fisika
e) Baja Paduan dengan Sifat Khusus
 Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya antara lain:
 Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan
goresan/gesekan
 Tahan temperature rendah maupun tinggi
 Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
 Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
 Tahan terhadap oksidasi
 Kuat dan dapat ditempa
 Mudah dibersihkan
 Mengkilat dan tampak menarik
 High Strength Low Alloy Steel (HSLA)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor,
tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet,
sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-
sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan
menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni),
Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
 Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai,
tajam ataumudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet. Kelompok dari
tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas
yang diberikan antara lain:
 Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W
oleh AISI), Shockresisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet
dan tahan terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak
dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
 Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening
dengan pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan
dengan mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D
didinginkan di udara.
 Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300-
500) ºC dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini
banyak mengandung tungsten dan molybdenum sehingga
sifatnya keras.
 High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja
dengan tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan
sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi
tidak tahan kejut.
 Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi
tidak tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta
untuk pemakaian pada temperatur tinggi

2. Baja Karbon
a. Definisi
Baja karbon adalah baja dengan kadar mangan kurang dari 0,8 % siliconkurang dari
0.5 % dan unsur lain yang sangat sedikit. Mangan dan silicon sengajadi tambahkan dalam
proses pembuatan baja sebagai deoxidizer / mengurangipengaruh buruk dari beberapa
unsur pengotoran. Baja karbon diproduksi dalambentuk balok, profil, lembaran dan kawat.
b. Klasifikasi/penggolongan baja karbon
Baja karbon dapat di golongkan menjadi tiga bagian berdasarkan jumlahkandungan
karbon yang terdapat di dalam baja tersebut, penggolangan yangdimaksud adalah sebagai
berikut:
1) Baja Karbon Rendah
 Baja karbon rendah mengandung 0,022 - 0,3 % C
 Tidak responsif terhadap perlakuan panas yang bertujuan membentuk
martensit
 Metode penguatannya dengan “Cold Working”
 Struktur mikronya terdiri ferit dan perlit
 Relatif lunak dan lemah ìulet dan tangguh
 Mempunyai kekuatan luluh : 275 Mpa ( 40.000 Psi )
 Kekuatan Tarik : 415 dan 550 Mpa
 Mampu mesin dan mampu lasnya baik
 Murah
 Aplikasi : bodi mobil, bentuk struktur (profil I, L, C, H), pipa saluran
2) Baja Karbon Medium
 Kandungan karbonnya: 0,3 - 0,6%C
 Dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas
austenitizing,quenching, dan tempering
 Banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya
martensit
 Lebih kuat dan keras dari baja karbon rendah
Tidak mudah di bentuk dengan mesin
 Lebih sulit dilakukan untuk pengelasan
Aplikasi: poros, roda gigi, crankshaft
3) Baja Karbon Tinggi
 Kandungan karbonnya: 0,6 < % C ≤ 1,7
 Dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing,
quenching, dan tempering
 Banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya
martensit
 Paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja karbon lainnya
 Tahan aus
 Sulit dibentuk mesin
 Mengakibatkan kurangnya sifat liat
 Mengandung unsur sulfur (S) dan pospor (P)
 Aplikasi : pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, rel
c. Penggunaan atau aplikasi
1) Baja Karbon Rendah
 Baja karbon rendah mengandung 0,04 % C digunakan untuk plat-plat strip
 Baja karbon rendah mengandung 0,05 % C digunakan untuk badan
kendaraan
 Baja karbon rendah mengandung 0,05 – 0,25 % C digunakan untuk
konstruksi jembatan dan bangunan
 Baja karbon rendah mengandung 0,05 – 0,3 % digunakan untuk baut paku
keling, karena kepalanya harus di bentuk.
2) Baja Karbon Menengah
 Baja karbon menengah mengandung 0,35 – 0,45 % C digunakan untuk
roda gigi, poros.
 Baja karbon menengah mengandung 0,4 % C digunakan untuk keperlukan
industri kenderaan seperti baut dan mur, poros engkol dan batang torak
 Baja karbon menengah mengandung 0,5 % C digunakan untuk roda gigi
dan clamp.
Baja karbon menengah mengandung 0,5 – 0,6 % C di gunakan untuk
pegas.
3) Baja Karbon Tinggi
 Pada pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, dan rel.

Anda mungkin juga menyukai