Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MATERIAL TEKNIK

“PENGGUNAAN LOGAM DAN PADUANNYA PADA OTOMOTIF”

Dosen pengampu:

Nuzul Hidayat S.Pd. M.T.

Disusun oleh :

1. Armad Jonsen (20073007)


2. Calvin MP Sinaga (22073011)
3. Dimas Abhie Syahputra (22073013)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Logam
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik
dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam ditemukan dengan cara
penambanganyang terdapat dalam keadaan murni atau bercampur. Bijih logam yang
ditemukan dalam keadaan murni yaitu emas, perak, bismut, platina, dan ada yang bercampur
denganunsur-unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon, serta kotoran seperti tanah liat,
pasir, dan tanah. Bijih logam yang ditemukan dengan cara penambangan terlebih dahulu
dilakukan proses pendahuluan sebelum diolah dalam dapur pengolahan logam dengan cara
dipecahsebesar kepalan tangan, dipilih yang mengandung unsur logam, dicuci dengan air
untuk mengeluarkan kotoran, dan terakhir dikeringkan dengan cara dipangganguntuk
mengeluarkan uap yang mengandung air. Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni yang
hanya terdiri dari satu jenis atom, seperti besi (Fe) murni, tembaga (Cu) murni dan logam
paduan (metal alloy) yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom dan merupakan campuran dari
dua macam logam atau lebih yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.

B. Klasifikasi Logam dan Penggunaannya pada Otomotif


Logam dan paduannya adalah salah satu matrial teknik yang porsinya paling banyak
diperlukan dalam kegunaan Teknik. Jika diperhatikan komponen mesin, maka sebagian besar
sekitar 80% dan bahkan lebih terbuat dari logam. Selebihnya digunakan material non
logamseperti keramik, glass, polimer dan bahkan material maju seperti komposit.
Material logam dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Berdasarkan unsur-unsur penyusunnya, logam dan paduannya dibagi menjadi 2 golongan
utama, yaitu :
1. Logam Ferro
Logam ferro adalah logam besi (Fe). Besi merupakan logam yang penting dalam
bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, bahan
konstruksi dan lain-lain. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain,
terutama zat arang atau karbon (C). Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja
karbon. Bahan dasarnya adalah unsur besi (Fe) dan karbon (C), tetapi sebenarnya juga
mengandung unsur lain seperti: silisium, mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang
kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran itulah yang mempengaruhi sifat-
sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi unsur zat arang (karbon) yang paling besar
pengaruhnya terhadap besi atau baja terutama kekerasannya.

1) Baja (steel)
Baja adalah logam paduan antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana besi sebagai unsur
dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja kurang
dari 1,4% berat sesuai grade-nya. Dalam proses pembuatan baja akan terdapat unsur-
unsur lain selain karbon yang akan tertinggal dalam baja seperti mangan (Mn), silikon
(Si), Kromium (Cr), vanadium (V), dan unsur lainnya. Dalam hal aplikasi, baja sering
digunakan sebagai bahan baku untuk alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-
komponen otomotif, kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain. Menurut ASM handbook vol
1:139 (1993), baja dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimianya seperti kadar
karbon dan paduan yang digunakan. Berikut merupakan klasifikasi baja berdasarkan
komposisi kimianya :

a. Baja Karbon (Carbon Steel)


Baja paduan rendah terdiri dari dari besi dan karbon. Karbon merupakan unsur pengeras
besi yang efektif dan murah. Oleh karena itu, pada umumnya sebagian besar baja hanya
mengandung karbon dengan sedikit unsur paduan lainnya. Perbedaan persentase
kandungan karbon dalam campuran logam baja menjadi salah satu pengklasifikasian baja.
Berdasarkan kandungan karbon, baja paduan rendah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
 Baja karbon rendah (Low Carbon Steel)
Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung karbon kurang dari 0,25% C, serta
struktur mikronya terdiri atas ferit dan perlit. Dibandingkan dengan jenis baja lainnya,
baja karbon rendah merupakan jenis baja yang diproduksi dalam jumlah terbesar. Baja
kabon rendah merupakan baja yang paling murah diproduksi diantara semua karbon,
midah dimachining dan dilas, serta keuletan dan ketangguhannya sangat tinggi tetapi
kekerasannya rendah dan tahan aus. Sehingga pada penggunaannya, baja jenis ini
dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan komponen bodi mobil, struktur
bangunan, pipa gedung, jembatan, kaleng, pagar, dan lain-lain.

 Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel)


Baja karbon menengah adalah baja yang mengandung karbon 0,25% C-0,6% C. Baja
karbon menengah memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon rendah,
kekuatan tarik dan batas regang yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh mesin, lebih
sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat dikeraskan (quenching) dengan baik. Baja
ini lebih kuat daripada baja karbon rendah, tetapi memiliki keuletan dan ketangguhan
yang lebih rendah, serta dapat diberi perlakuan panas untuk meningkatkan
kekuatannya. Baja karbon menengah banyak digunakan untuk poros, rel kereta api,
roda gigi, pegas, baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-
lain.

 Baja karbon tinggi (High Carbon Steel)


Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung karbon 0,6% C-1,4% C dan
memiliki tahan panas yang tinggi, kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah.
Biji karbon tinggi memiliki kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk
material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja
dan kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam baja maka baja
karbon ini digunakan dalam pembuatan pegas dan alat-alat perkakas seperti palu,
gergaji atau pahat potong. Selain itu, baja jenis ini banyak digunakan untuk keperluan
industri lain seperti pembuatan kikir, pisau, mata gergaji, cetakan, pisau, dan pegas.

b. Baja Paduan (Alloy Steel)


Menurut Amanto, 1999, baja paduan didefinisikan sebagai suatu baja yang dicampur
dengan satu atau lebih unsur campuran seperti nikel, mangan, molibdenum, kromium,
vanadium, dan wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang
dikehendaki seperti sifat kekuatan, kekerasan, dan keuletannya. Paduan dari beberapa
unsur yang berbeda memberikan sifat khas pada baja. Misalnya baja yang dipadu dengan
Ni dan Cr akan menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras dan ulet. Berdasarkan
kadar paduannya baja paduan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
 Baja paduan rendah (Low Alloy Steel)
Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang dari
2,5% wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

 Baja paduan menengah (Medium Alloy Steel)


Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5%-10%
wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

 Baja paduan tinggi (High Alloy Steel)


Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih dari
10% wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

2) Besi Cor (cast iron)


Besi cor merupakan paduan Besi-Karbon dengan kandungan C 3-4,5%. Paduan ini
memiliki sifat mampu cor yang sangat baik namun memiliki elongasi yang relatif rendah.
Oleh karenanya proses pengerjaan bahan ini tidak dapat dilakukan melalui proses
pembentukan, melainkan melalui proses pemotongan (pemesinan) maupun pengecoran. Dari
warna patahan, dapat dibedakan 3 jenis besi cor yaitu Besi Cor Putih yang terdiri dari
struktur ledeburit (coran keras), struktur campuran antara perlit dengan ledeburit yang
disebut Besi Cor Meliert dan struktur perlit dan atau ferit serta ledeburit masih terdapat
sejumlah unsur karbon dalam bentuk koloni grafit yang disebut Besi Cor Kelabu. Jenis dari
ketiga besi cor tersebut sangat tergantung dari kandungan dan komposisi antara C dan Si serta
laju pendinginannya, dimana laju pendinginan yang tinggi akan menghasilkan struktur besi
cor putih sedangkan laju pendinginan yang lambat akan menghasilkan pembekuan kelabu.

2. Logam Non Besi (Non Ferrous)


Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur besi
(Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan
dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan.
Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah
memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta
cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi karena harganya mahal,
ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik
proses dan laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan memperbaiki
sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan uintuk paduan baja
antara lain, nikel, kromium, molebdenum, wollfram dan sebagainya. Sedangkan dari logam
non ferro ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan sebagainya.

1) Aluminium (Al)

Aluminium adalah logam non-fero yang paling umum. Sifat-sifat Alumunium adalah
penghantar arus listrik tinggi. Jenis logam ringan (BD 2,7) dengan titik lebur 600°C,
mudah dikerjakan/ dituang, penghantar panas, tahan karat dan non magnetis.

2) Tembaga (Cu)

Diperoleh dari biji besi yang mengandung besi, timah hitam, seng dan sedikit
mengandung perak dan emas. Sifat-sifat tembaga antara lain :sifat mekanik baik, tahan
korosi, daya hantar listrik dan panas lebih baik, mampu dikerjakan mesin, mudah
disambung dengan solder maupun dilas, BD 8,9 dan titik cair 1,083° C, serta dapat
digosok dan temperature tempa lebih rendah dibanding bahan-bahan dari logam ferro.

3) Nikel (Ni)

Sifat-sifat nikel yaitu cukup keras, BD 8,7 dan titik lebur 1, 455° C dengan kelihatan
tinggi dan mudah dibentuk dalam keadaan dingin atau panas dan tahan korosi.

4) Magnesium (Mg)
Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat mengkilap dengan titik
cair 651° C yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan karakteristiknya
sama dengan Aluminium. Sifat-sifatnya adalah BD rendah 1,7, lunak dan titik cair rendah
800°C serta tahan korosi.

5) Kobalt (Co)

Cobalt (Co) ialah logam yang berwarna putih silver ini memilki titik cair 1490° C dan
bersifat magnetic tinggi. Cobalt diperoleh bersama unsur Nickel serta element-element
mineral tertentu dan dipisahkan selama proses pemurnian pada unsur Nickel. Sifat-
sifatnya adalah bila dipadu dengan baja maka akan menjadi keras, tahan panas dan tahan
aus.

6) Khrom (Ch)

Khrom adalah logam yang berwarna putih kebiruan lebih keras daripada kaca tapi rapuh.
Sifat-sifat fisika dari khrom adalah titik lebur 1550°C dengan titik didih 2477°C dan
kerapatan 7,138 gr/cm3, mudah larut dalam asam-asam seperti asam klorida, asam sulfat
dan asam nitrat, untuk unsure paduan dalam baja konstruksi dan baja mesin, memperbaiki
kekuatan tarik dan ketahanan korosi dan unsure paduan dalam baja perkakas,
memperbaiki ketahanan ukuran.

Anda mungkin juga menyukai