Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BAHAN BANGUNAN BAJA (STEEL)

OLEH
Gery Deniswara : 1525422017
Mohammad Nathan Farrel Adzani : 1525422030

TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Baja merupakan elemen penting dalam dunia konstruksi. Berbagai jenis dan bentuk
yang dapat digunakan sehingga sekarang sudah tidak terpaku lagi hanya pada elemen kayu
ataupun beton sebagai salah satu bahan dasar konstruksi. Pengerjaannya yang lebih efisien
juga menjadi salah satu faktor utama elemen baja menjadi pilihan utama dalam konstruksi,
tentunya pada bentuk dan jenis tertentu dan pada tingkat kekuatan suatu struktur konstruksi
tertentu.

Baja diproduksi melalui perpaduan sejumlah material seperti besi, karbon, kromium,
nikel, silikon, sulfur, mangan, alumunium, nitrogen, dan oksigen. Jika besi terdiri dari unsur
tunggal, maka adanya berbagai kombinasi bahan pada baja menjadikan material ini lebih
kukuh. Terlebih lagi, baja diproduksi dengan campuran karbon dengan kandungan kurang
dari 2,1% sehingga cocok difungsikan untuk berbagai keperluan.

Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi menggunakan tungku


pembakar selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode
produksi yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer
di pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang membuat harga
produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum
di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya menggantikan besi tempa.
Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin,
perkakas, dan senjata.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan baja?
2. Bagaimana karakteristik dari baja itu sendiri?
3. Bagaimana sifat-sifat yang ada pada baja baja?
4. Apa perbedaan antara baja dengan besi ?
5. Bagaimana Pengujian uji tarik baja?
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian tentang baja


2. Mengetahui karakteristik dari baja tersebut
3. Mengidentifikasi sifat-sifat yang ada pada baja baja.
4. Mengetahui perbedaan antara baja dengan besi.
5. Menganalisis pengujian uji tarik baja.
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Baja.

Baja  adalah sebuah jenis logam yang dibuat berdasarkan campuran unsur utama yaitu
besi dan bersama dengan unsur penguatnya yaitu karbon. Unsur besi ini menjadi
unsur utama pembentuk baja sedangkan karbon adalah unsur tambahannya yang
membuat sifatnya menjadi lebih kaku. Penggunaan dalam pembuatan baja
menggunakan unsur besi sekitar 97%, sedangkan karbonnya sekitar 0,2-2,1%. Unsur
tambahan lainnya seperti:

 Silikon, 
 Tembaga, 
 Mangan, 
 Nikel, 
 Fosfor, 
 Krom, 
 Vanadium
Pengaruh pada segi kekuatan, sifat yang dibentuk, dan segi kekerasan berasal dari
kandungan utama karbon yang terkandung dalam baja. Pengaruh turunnya keuletan
dan menjadikan baja menjadi getas juga karena faktor penambahan karbon.

B. Perbedaan Baja dengan Besi.


Berikut ini perbedaan-perbedaan antara besi dan baja yang patut Anda ketahui :

1. Besi merupakan material alami yang terbuat dari unsur ferrum (Fe). Sedangkan
baja adalah material buatan yang terbuat dari paduan berbagai unsur seperti besi,
karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, serta sebagian kecil aluminium, nitrogen,
dan oksigen.
2. Besi mengandung unsur karbon lebih banyak dibandingkan dengan baja.
Prosentase kadar karbon pada besi berkisar antara 2-4 persen. Sedangkan baja
hanya mengandung karbon sebanyak 0,2-2,1 persen.
3. Unsur karbon sangat mempengaruhi tingkat kekerasan dan kekuatan tarik suatu
material. Semakin besar kandungan karbon pada suatu material, maka tingkat
kekerasan dan kekuatan tariknya akan semakin tinggi. Jadi bisa disimpulkan
bahwa besi memiliki kekerasan dan kekuatan tarik yang lebih baik daripada baja.
4. Pada dasarnya, besi bersifat lebih elastis daripada baja. Hal ini dipengaruhi oleh
karakteristik getas (brittle) dan keuletan (ducitility) yang dimiliki masing-masing
material tersebut.
5. Berdasarkan keakutannya, baja jauh lebih kuat daripada besi. Bahkan baja
diklaim seribu kali lebih kuat dibandingkan dengan besi murni sekalipun.
C. Karakteristik Baja.

1. Kekuatan
Karakter penting baja adalah kekuatan tarik. Saat baja dibebani , cenderung
melengkung/berubah bentuk. Saat baja dibebani, maka akan terjadi deformasi.
2. Daktilitas
Daktilitas mengacu pada kemampuan baja untuk berubah bentuk sebelum rusak.
Daktilitas ini berkaitan dengan besarnya tegangan yang bersifat permanen sebelum
baja putus.
3. Kekerasan atau Ketangguhan
Ketangguhan adalah perbandingan jumlah energi yang diserap oleh baja hingga rusak.
Semakin rendah energi yang diserap oleh baja, maka baja akan semakin rapuh dan
kurang tahan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Baja.

Kelebihan :

1. Mempunyai ketahanan terhadap gaya tarik yang tinggi


2. Disamping mempunyai ketahanan gaya tarik, baja juga tahan terhadap gaya desak
3. Berat Struktur secara keseluruhan lebih ringan dibandingkan beton
4. Pondasi bangunan lebih ringan
5. Dimensi lebih ramping
6. Mudah didaur ulang

Kekurangan :

1. Mudah berkarat
2. Membutuhkan biaya perawatan yang mahan dan menerus selama umur struktur
3. Tidak tahan terhadap panas tinggi (kebakaran)
4. Bentuk tampang terbatas (sesuai pabrik)

E. Sifat Kimia.
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C ) sampai
dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon ( C) lebih dari 1.67%, maka
material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast Iron). Selain itu juga ada
campuran Silikon (Si), Mangan (Mn), Pospor (P), dan Belerang (S).

Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal- hal sbb:
• Kuat leleh dan kuat tarik baja kan naik,
• Keliatan (kemampuan logam untuk menyerap energi ) baja berkurang,
• Semakin sukar dilas.
• Menekan kandungan karbon pada kadar serendah mungkin untuk dapat
mengantisipasi berkurangnya keliatan dan sifat sulit dilas, tetapi sifat kuat leleh dan
kuat tariknya tetap tinggi.

Penambahan unsur – unsur Mangaan (Mn), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo),


Nikel (Ni) dan tembaga (Cu) yang lebih tinggi, tetapi keuletan dan keliatan, dan
kemampuan khusus lainnya tetap baik.

F. Jenis-jenis Baja

Berdasarkan komposisinya, baja dibedakan menjadi beberapa jenis:

1. Baja Karbon. 

Baja karbon mengandung ferrous, karbon, dan manganese. Komposisi lain yang


terkadang ditambahkan pada baja karbon antara lain silicon, phosphorus, sulfur, dan
tembaga. Kandungan karbon pada baja karbon sebesar kurang dari 2,06 %. Sedangkan
kandungan manganese pada baja karbon sebesar kurang dari 1,65 %. Untuk
kandungan tambahan lainnya seperti silicon kurang dari 0,6 %, phosphorus kurang
dari 0,02 %, sulfur kurang dari 0,02 %, dan tembaga kurang dari 0,6 %.
Gambar 1. Baja Karbon.
(Sumber: Lanco Pipes & Fittings.)

Berdasarkan kandungan karbonnya, baja karbon dibagi menjadi empat kelompok.


Keempat kelompok tersebut antara lain:

● Baja karbon dengan kandungan karbon kurang dari 0,15 %. Pada baja
karbon kelompok ini, jika kandungan karbon kurang dari 0,05 % dikenal
dengan istilah baja sangat lunak atau baja karbon sangat rendah (dead mild
steel). Sedangkan jika kandungan karbon 0,08-0,15 % dikenal dengan baja
lunak atau baja karbon rendah (mild steel). Baja karbon kelompok ini bersifat
mudah dibentuk. Aplikasinya antara lain untuk membuat lembaran, strip,
kawat, batangan, tabung, paku, dan sekrup.
● Baja karbon dengan kandungan karbon 0,15-0,3 %. Baja karbon
kelompok ini dikenal dengan istilah baja lunak atau baja karbon rendah (mild
steel). Baja karbon rendah bersifat mudah dibentuk. Aplikasi baja karbon
rendah antara lain untuk membuat lembaran, strip, pelat, kawat, batangan, baja
struktur, baja profil (section), dll.
● Baja karbon dengan kandungan karbon 0,3 % sampai mendekati 0,55 %.
Baja karbon jenis ini dikenal dengan istilah baja karbon sedang (medium
carbon steel). Baja karbon sedang memiliki kekerasan dan kekuatan di atas
baja karbon rendah. Akan tetapi sifat mampu bentuk baja karbon sedang lebih
buruk dibandingkan baja karbon rendah. Kandungan karbon pada baja karbon
sedang sangat mendukung untuk dilakukannya proses perlakuan
panas hardening. Aplikasi baja karbon sedang antara lain sebagai bahan
pembuatan poros, as, roda gigi, pegas, dll.
● Baja karbon dengan kandungan karbon 0,55-1,0 %. Baja karbon jenis ini
dikenal dengan istilah baja karbon tinggi (high carbon steel). Baja karbon
tinggi memiliki tingkat kekerasan dan kekuatan yang paling besar
dibandingkan dengan baja karbon lainnya. Aplikasi baja karbon tinggi antara
lain sebagai bahan pembuatan rel kereta, alat potong, punch, die, palu, pisau,
kapak, pegas, dll.

Apabila ditinjau berdasarkan standar atau sistem SAE/AISI, baja karbon


diklasifikasikan menjadi empat kelompok. Berikut kelompok baja karbon menurut
sistem SAE/AISI:

● Baja karbon nonresulfurized dengan nomor bahan SAE/AISI 10xx. Baja


karbon SAE/AISI 10xx mengandung manganese sebesar 0,25-1,00 %.
● Baja karbon resulfurized dengan nomor bahan SAE/AISI 11xx. Baja
karbon ini mengandung sulfur sebesar 0,08-0,33 %. Walaupun sulfur
seharusnya dibatasi agar tidak lebih dari 0,02 %, namun penambahan sulfur
yang banyak ini dilakukan untuk meningkatkan machinability dari baja karbon
ini. Oleh karena itu, baja karbon resulfurized dikenal dengan istilah baja
karbon free-machining.
● Baja karbon rephosphorized dan resulfurized dengan nomor bahan
SAE/AISI 12xx. Baja karbon ini mengandung sulfur 0,16-0,35 %
dan phosphorus 0,04-0,12 %. Baja karbon SAE/AISI 12xx juga dikenal
dengan istilah baja karbon free-machining.
● Baja karbon dengan manganese tinggi, memiliki nomor bahan SAE/AISI
15xx. Baja karbon ini memiliki tingkat manganese yang lebih tinggi
dibandingkan baja karbon SAE/AISI 10xx. Kandungan manganese pada baja
karbon SAE/AISI 15xx sebesar 1,00-1,65 %

2. Baja Paduan. Baja paduan merupakan baja dengan campuran satu atau lebih elemen
seperti carbon, manganese, silicon, nickel, chromium, molybdenum, vanadium, cobalt
, dll. Fungsi utama dari elemen paduan yaitu untuk meningkatkan atau
“menyempurnakan” sifat-sifat mekanis dari baja. Sebagai contoh nickel dapat
memberi kekuatan pada baja dan dapat membantu baja dalam proses pengerasan
melalui quenching serta tempering. Chromium dapat mencegah
karat. Chromium serta molybdenum dapat membantu baja dalam meningkatkan
kemampuan pengerasan. Vanadium juga dapat meningkatkan kekuatan baja.

Gambar 2. Baja Paduan.

Baja Paduan Rendah

Pada sistem SAE/AISI, baja paduan rendah diklasifikasikan sebagai berikut.

● Baja manganese dengan nomor SAE/AISI 13xx.

● Baja nickel dengan nomor SAE/AISI 23xx dan 25xx.

● Baja nickel-chromium dengan nomor SAE/AISI 31xx, 32xx, 33xx, dan 34xx.

● Baja molybdenum dengan nomor SAE/AISI 40xx dan 44xx.

● Baja chromium-molybdenum dengan nomor SAE/AISI 41xx.

● Baja nickel-chromium-molybdenum dengan nomor SAE/AISI 43xx, 47xx,


81xx, 86xx, 87xx, 88xx, 93xx, 94xx, 97xx, dan 98xx.

● Baja nickel-molybdenum dengan nomor SAE/AISI 46xx dan 48xx.

● Baja chromium dengan nomor SAE/AISI 50xx, 51xx, 50xxx, 51xxx, dan


52xxx.

● Baja chromium-vanadium dengan nomor SAE/AISI 61xx.

● Baja tungsten-chromium dengan nomor SAE/AISI 71xx dan 72xx.

● Baja silicon-manganese dengan nomor SAE/AISI 92xx.


● Baja boron dengan nomor SAE/AISI xxBxx.

● Baja timah dengan nomor SAE/AISI xxLxx.

● Baja vanadium dengan nomor SAE/AISI xxVxx.

Selain baja-baja paduan di atas, ada jenis baja paduan lain yang penting dan banyak
penggunaannya. Baja paduan tersebut dikenal dengan istilah baja paduan rendah
berkekuatan tinggi (high-strength low-alloy steel disingkat HSLA). Baja HSLA
diproduksi dalam bentuk lembaran, pelat, profil, dan batangan. Kekuatan yield dari
baja HSLA berkisar antara 290 sampai 690 MPa. Baja HSLA biasanya menggunakan
standar SAE dan ASTM. Baja-baja HSLA dengan standar SAE antara lain: J410,
J1392, dan J1442. Sedangkan baja HSLA dengan standar ASTM antara lain: A242,
A440, A441, A572, A588, A606, A607, A618, A633, A656, A690, A709, A714,
A715, A808, A812, A841, A860, dan A871.

Baja HSLA banyak digunakan pada berbagai macam bidang. Penggunaan baja HSLA
antara lain pada konstruksi jembatan, struktur bangunan, landasan sumber minyak dan
gas alam lepas pantai, lambung dan deck kapal, pipa gas, serta tower listrik. Dalam
dunia otomotif, baja HSLA biasanya digunakan untuk membuat pintu tahan
benturan, chassis, dan bumper peredam

3. Baja Paduan Khusus (Special Alloy Steel). Baja yang mengandung berbagai logam,
misalnya nikel, chromium, mangan, molybdenum, tungsten, dan vanadium.
Penambahan logam tersebut ke dalam baja akan mengubah sifat mekanik dan kimia
baja menjadi lebih keras, kuat, dan ulet.

ELEMEN PADUAN DAN EFEKNYA

● Chromium : Meningkatkan kekerasan, ketangguhan dan ketahanan aus

● Cobalt : Digunakan dalam pembuatan peralatan pahat, meningkatkan


kekerasan pada suhu tinggi

● Manganese : Meningkatkan kekerasan permukaan, ketahanan mulur dan beban


kejut.
● Molybdenum : Meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap beban kejut dan
panas

● Nickel : Meningkatkan kekuatan dan ketangguhan serta ketahanan korosinya.

● Tungsten : Meningkatkan kekerasan dan struktur garis batas antar struktur


mikro (grain).

● Vanadium : Meningkatkan kekuatan, ketangguhan dan ketahanan beban kejut


serta ketahanan terhadap korosi.

● Chromium-vanadium : meningkatkan kekuatan Tarik secara signifikan, keras


namun mudah untuk dibengkokkan dan dipotong.

Berikut adalah material baja paduan yang paling sering digunakan di lapangan :

● Grade 4140 – Chromium molybdenum steel

● Grade 4340 – Nickel-chromium-molybdenum steel

● Grade 6150 – Chromium vanadium steel

● Grade 8620 – HSLA-nickel-chromium-molybdenum steel

ALLOY STEEL 4140

Baja paduan chromium-molybdenum yang di-harden dengan oli memiliki kekuatan


dan ketahanan aus yang tinggi, memiliki ketangguhan dan keuletan yang baik dan
memiliki kemampuan untuk menahan tegangan dan pemuluran pada suhu tinggi yang
lama (hingga 1000) pada leaded grade memiliki kemudahan untuk di-machining,
tetapi tidak boleh digunakan pada suhu yang terlalu tinggi karena menjadi getas untuk
leaded grade.

Penggunaan : Sambungan perpipaan, mur baut untuk suhu tinggi, sprocket, peralatan
pengeboran, mata pahat, spindle, poros tractor, poros as, komponen transmisi
mekanik, poros hidrolik, rantai.

Sifat mekanik :

Tegangan Tarik : 70.000 psi


Tegangan luluh : 60.000 psi

Elongation : 20

Brinell Hardness : 200

BAJA PADUAN 4340

Baja paduan ini memiliki hardenability yang lebih tinggi dibandingkan baja seri 4100.
Material ini memiliki kekuatan dan keuletan yang tinggi. Material ini memiliki rasio
fatigue/tensile yang tinggi dengan mempertahankan kekuatan, keuletan dan
ketangguhan pada suhu yang relative tinggi. Serta memiliki kemampuan non-distorsi
yang tinggi.

Penggunaan : Crank shaft, poros as, cetakan, poros roda gigi, komponen pengeboran.

Sifat mekanik :

Kekuatan Tarik : 110.000 psi

Tegangan luluh : 66.000 psi

Elongation : 23

Brinell hardness : 197

BAJA PADUAN 6150

Karbon tinggi, chromium-vanadium, baja paduan kualitas komersial dengan kekuatan


dan kekerasan yang lebih tinggi. Jika diberikan perlakuan panas, material akan
memiliki ketangguhan tinggi, ketahanan beban kejut dan ketahanan abrasi terhadap
air.

Penggunaan : Gear, pinion, poros, as, part permesinan, spring, sambungan pin alat-
alat berat, baut dan peralatan tangan.

Sifat mekanik :
Kekuatan Tarik : 130.000 psi (rolled), 96.000 psi (annealed)

Kekuatan luluh : 75.000 psi (rolled), 59.000 psi (annealed)

Elongation : 20.5 (rolled), 23 (annealed)

Brinell Hardness : 269 (rolled), 197 (annealed)

BAJA PADUAN 8620

Tambahan paduan nikel meningkatkan ketangguhan dan keuletan, sedangkan


chromium dan molybdenum berkontribusi meingkatkan kekerasan dan ketahanan aus.
Baja seri ini sudah ter-karburasi dan mengandung kandungan paduan yang seimbang
memudahkan untuk proses hardening menghasilkan material yang kuat, Tangguh
pada bagian dalam dan keras pada bagian luar.

Penggunaan : Gear, piniom, piston pompa minyak, poros spline, pin, cetakan plastik.

Sifat mekanik :

Tegangan Tarik : 97.000 psi (rolled), 78.000 psi (annealed)

Tegangan luluh : 57.000 psi (rolled), 56.000 psi (annealed)

Elongation : 25 (rolled), 31 (annealed)

Brinell hardness : 201 (rolled), 156 (annealed)

4. High Speed Steel. Baja ini memiliki kandungan karbon sekitar 0,7%-1,5%. dan
penggunaannya sebagai alat potong, seperti drills, milling cutters, reamers, dan
sebagainya. Tujuan penggunaan high speed steel karena alat-alat potong yang terbuat
dari baja jenis ini memang memiliki kecepatan saat dioperasikan, bahkan lebih cepat
hingga 2 kali lipat dibandingkan dengan penggunaan dari baja karbon.
Gambar 3. HSS End Mill Cutter.

High-speed Steel merupakan baja tool paduan tinggi yang mampu mempertahankan
sifat kekerasannya pada temperatur tinggi. Kemampuan untuk mempertahankan sifat
kekerasannya tersebut lebih baik daripada material lain seperti baja karbon tinggi dan
baja paduan rendah. Nama High-speed Steel digunakan karena bahan tool tersebut
dikembangkan untuk mesin-mesin berkecepatan tinggi pada awal tahun 1900an. Pada
awal pengembangannya, HSS tentu saja lebih baik daripada alat potong (tool)
sebelumnya.

HSS terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah tungsten-type atau wolfram. Kedua
adalah molybdenum-type. Berikut penjelasan singkat dari kedua jenis HSS:

Tungsten-type HSS

Tungsten-type HSS ditunjukkan dengan T-grades oleh American Iron and Steel
Institute (AISI). Akan tetapi, ada juga yang menunjukkan tungsten-type HSS dengan
sebutan T-series. Tungsten-type HSS mengandung tungsten (W) sebagai komposisi
paduan utama, dengan paduan tambahan chromium (Cr), vanadium (V), dan cobalt
(Co). Kandungan tungsten biasanya berkisar antara 12%-18%. Jenis HSS yang
dikenal baik adalah T1, atau 18-4-1 High-speed Steel yang mengandung 18% W, 4%
Cr, dan 1% V.
Molybdenum-type HSS

Molybdenum-type HSS ditunjukkan dengan M-grades oleh AISI. Akan tetapi, ada
pula yang menunjukkan molybdenum-type HSS dengan sebutan M-series.
Molybdenum-type HSS mengandung molybdenum (Mo) sebagai komposisi paduan
utama, dengan paduan tambahan Cr, V, W, dan Co. Kandungan molybdenum yang
digunakan biasanya sampai dengan 10%.

Molybdenum-type HSS umumnya memiliki ketahanan abrasi yang tinggi daripada


tungsten-type HSS. Distorsi yang terjadi akibat panas juga lebih kecil pada HSS jenis
molybdenum daripada jenis tungsten. Di samping itu, harga HSS jenis molybdenum
juga lebih murah. Oleh karena itu, 95% dari seluruh alat potong HSS adalah jenis
molybdenum.

Sedangkan berdasarkan penggunaannya, jenis baja dibedakan menjadi:

1. Baja konstruksi. Jenis baja konstruksi mengandung karbon kurang dari 0,7% C.


Jenis baja ini digunakan untuk konstruksi bahan bangunan.
2. Baja perkakas. Jenis baja perkakas mengandung karbon lebih dari 0,7% C. Berfungsi
sebagai perkakas, maka baja jenis ini harus memiliki sifat yang tahan pakai, tajam,
mudah diasah, tahan panas, kuat, dan ulet.
G. Uji Tarik Baja.

1. Tujuan Pengujian

Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja/besi beton dan
parameter lainnya (Tegangan Leleh, Tegangan Putus dan Regangan). Pengujian ini
selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu baja.

2. Pengertian Yang dimaksud dengan :

1) baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam konstruksi beton
bertulang;
2) nilai kuat tarik leleh adalah besarnya ‘gaya tarik yang bekerja pada saat benda uji
mengalami, leleh pertama;
3) nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang bekerja pada saat
benda uji putus.

3. Teori Dasar

Kekuatan atau tegangan yang dapat dikerahkan oleh baja tergantung dari mutu baja,
tegangan leleh dan tegangan dasar dari berbagai macam baja bangunan adalah sebagai
berikut.

Tabel 1. Sifat Mekanis Baja Struktural

(Sumber :SNI 03- 1729- 2002)


Untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari baja, terutama mengenai batas leleh, kuat
tarik dan regangannya, biasanya dilakukan pengujian kuat tarik. Umumnya hasil pengujian
tersebut dapat digambarkan dalam suatu diagram yang menyatakan hubungan antara
tegangan dan regangan yang terdiri atas beberapa daerah, seperti tampak pada gambar berikut
:

Tabel 2. Sifat Mekanis Baja Tulangan Beton

(Sumber :SNI 07- 2052- 2002)

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Tegangan-Regangan Baja


Titik A adalah batas regangan proporsional dengan tegangan proporsional (fp). sedikit
di atas A terdapat daerah elastis (fe) sehingga pada daerah ini panjang batang akan kembali
semula jika beban dihilangkan. Biasanya dianggap fp = fe. Pada titik B baja mulai meleleh
(fy). Pada keadaan ini baja masih memiliki kekuatan (masih mampu memberikan gaya
perlawanan). Tegangan leleh adalah tegangan yang menimbulkan regangan sebesar 0,2%.
Kondisi ini ditandai dengan pertambahan regangan tanpa pertambahan tegangan. Pada titik C
mulai terjadi perkuatan tegangan sampai tercapai kuat tarik (TensileStrenght) di titik D.
Setelah itu kurva menurun sampai terjadi patah di titik E. Garis terputus menunjukkan bila
penyempitan penampang sesaat setelah titik C ikut diperhitungkan. Besar tegangan pada titik
itu tergantung mutu baja. Modulus Young (E) tidak dipengaruhi oleh tegangan leleh dan
sama untuk semua jenis mutu baja. Dalam hal ini harga E adalah antara 190-210 GPa.
Semakin tinggi tegangan leleh baja, semakin kecil regangan putusnya (getas).

4. Peralatan

Mesin uji tarik (Universal Testing Machine) Penggaris, Jangka Sorong, Micrometer
Selotip dan alat bantu.

1) Mesin uji tarik (Universal Testing Machine)


2) Alat pengukur geser (Dial); jangka sorong; micrometer
3) peralatan pembuat benda uji, yaitu :
∙ alat pemotong baja; alat penggores benda uji; mesin bubut.

 Gambar 2. Peralatan Penguji Kuat Tarik Baja


5. Benda Uji
Benda uji ditentukan sebagai berikut :
1) Benda uji merupakan batang proporsional dimana perbandingan antara,
panjang dan luas penampang sebelum pengujian adalah sama
2) Bentuk dan dimensi benda uji, adalah sebagai berikut :
a. Jika diameter contoh ≤ 15 mm sehingga gaya tarik
maksimum lebih kecil dari kapasitas mesin tarik,
maka benda uji dibuat dengan bentuk dan dimensi
seperti tercantum pada Gambar 3, tanpa perubahan
bentuk penampang :

Gambar 3 Bentuk Benda uji yang Mempunyai


Diameter ≤ 15 mm

b. Jika diameter contoh > 15 mm, atau gaya tarik maksimum melebihi
kapasitas mesin tarik, maka bentuk dan dimensi benda uji dibuat
seperti Gambar 4.

Gambar 4 Bentuk Benda uji yang Mempunyai Diameter > 15 mm

Keterangan Gambar 4:
D = diameter contoh, mm
Do = diameter terkecil benda uji, mm
lt = panjang total benda uji, mm
lo = panjang ukur semula benda uji, mm
lj = panjang bagian benda uji yang terjepit pada mesin tarik
r = jari-jari cekungan, bagian benda uji yang konis
p = panjang bagian benda uji yang berbentuk yang berbentuk konis,
mm
m = panjang bebas benda uji, mm
Aso = luas penampang benda uji semula, mm

Besarnya parameter dimensi benda ujitercantum pada tabel 3 dibawah


ini.
Tabel 3. Parameter benda uji (ukuran dalam mm)

6. Cara Melakukan
a. Mengukur panjang batang baja (lt)
b. Menetapkan panjang ukuran, l0 = 5 x d0 atau l0 = 10 x d0
c. Menandai batang baja yang telah diukur pada kedua ujungnya dengan selotip,
sedemikian hingga panjang ukur l0 tetap sama dengan 5 do atau 10 do.
d. Memasang batang baja yang telah disiapkan tepat pada bagian yang telah ditandai
kedua ujungnya pada mesin UTM
e. Membebani (menarik batang baja yang telah dijepit) dan mencatat beban yang
mengakibatkan batang baja tersebut leleh dan putus
f. Menyambung batang baja yang telah putus dan mengukur panjangnya sebagai
panjang setelah putus (lU).

Gambar 5. Benda Uji sesudah pengujian.


7. Data BU, Hasil Pengujian dan Perhitungan
A. Baja Tulangan Polos (Bj. TP)
Sampel baja tulangan polos yang akan diperiksa, adalah: P.10 Berdasarkan Tabel
3, maka data benda uji sesuai Gambar 3, adalah:
Data benda uji:
∙ D = 10 mm,
∙ Do= 10 mm,
∙ r = 5 mm,
∙ p = 3 mm,
∙ m = 5 mm,
∙ lo = 100 mm,
∙ lj = 35 mm,
∙ lt = 186 mm
Data hasil uji:
∙ Du = 8,1 mm,
∙ lu = 135 mm,
∙ Py = 25132 N,
∙ Pmaks = 32000 N
Perhitungan:
a. Luas penampang awal:
1 1
Aso π d02 = . 3,1416 . 102= 78,540 mm2
4 4
b. Luas penampang akhir:
1 1
Asu = π du2 = . 3,1416 . 8,12= 51,530 mm2
4 4
c. Tegangan Leleh:
P y 25132
fy = = = 319,991 MPa
A so 78,540
d. Tegangan Putus:
P maks 32000
fu = = = 407,436 MPa
A so 78,540
e. Regangan Maksimum
l u−l o 135−100
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = lo
𝑥 100% = 100 = 0,35

f. Kontraksi:
A so − A su 78,540−51,530
𝑆= 𝑥 100% = 𝑥 100% = 34,39%
A so 78,540

B. Baja Tulangan Sirip (Bj. TS)


Sampel baja tulangan sirip yang akan diperiksa, adalah: S.13 Berdasarkan Tabel 3,
maka data benda uji sesuai Gambar 3, adalah:
Data benda uji:
∙ D = 13 mm,
∙ Do = 11 mm,
∙ r = 5,5 mm,
∙ p = 3,5 mm,
∙ m = 5,5 mm,
∙ lo = 120 mm,
∙ lj = 37,5 mm,
∙ lt = 203 mm.
Data hasil uji:
∙ Du = 9,5 mm,
∙ lu = 182 mm,
∙ Py = 38013 N,
∙ Pmaks = 48000 N
Perhitungan:
a. Luas penampang awal:
1 1
Aso = π d02 = . 3,1416 . 112 = 95,033 mm2
4 4
b. Luas penampang akhir:
1 1
Asu = π du2 = . 3,1416 . 9,52 = 70,882 mm2
4 4
c. Tegangan Leleh:
Py 38013
fy = = = 399,998 MPa
A so 95,033
d. Tegangan Putus:
P maks 48000
fu = = = 505,088 MPa
A so 95,033
e. Regangan Maksimum:
l u−¿l 182−120
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = lo
o
¿𝑥 100% =
120 = 0,517

f. Kontraksi:
A so A su 95,033−70,882
𝑆= 𝑥 100% = 𝑥 100% = 28,40 %
As0 95,033

BAB III
Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :


Baja memiliki bermacam-macam jenis dan kegunaannya di dalam kontruksi bangunan, oleh
karena itu banyak yang mengunakan baja tersebut karena dapat memudahkan pekerjaan, anti
rayap, anti jamur, anti karat, tahan cuaca, tanpa pengelasan, design fleksibel dan, bebas biaya
pemeliharaan serta mempunyai ketahanan terhadap tarik yang tinggi, disamping mempunyai
ketahanan gaya tarik, juga tahan terhadap gaya desak.
Daftar Pustaka

https://pp-presisi.co.id/manfaat-dan-kelebihan-konstruksi-baja-untuk-bangunan

https://www.academia.edu/15380934/
Sifat_fisik_dan_mekanis_baja_bahan_bangunan#:~:text=Berikut%20ini%20beberapa%20sifat
%20fisik,diberikan%20beban%20pada%20bahan%20tersebut

https://kpssteel.com/besi-baja/ragam-sifat-fisik-baja-sebagai-material-konstruksi/

https://123dok.com/document/q2gjrr2y-logam-baja-serta-sifat-fisika-dan-kimia.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Baja

https://ayo.im/pengertian-baja-dan-jenisnya/

https://www.constructionplusasia.com/id/material-baja/

https://www.slideshare.net/suryabs81/pengujian-kuat-tarikbajabeton-umum

https://pdfcoffee.com/laporan-praktikum-baja-tulangan-kelompok-2-pdf-free.html

https://sharingconten.com/pengertian-baja-dan-jenis-jenis-baja/

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/02/baja-karbon.html

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/02/baja-paduan-alloy-steel.html

https://www.pusatbajabeton.com/apakah-perbedaan-besi-dan-baja/

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/01/high-speed-steel-hss.html

Anda mungkin juga menyukai