OLEH
Gery Deniswara : 1525422017
Mohammad Nathan Farrel Adzani : 1525422030
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Baja merupakan elemen penting dalam dunia konstruksi. Berbagai jenis dan bentuk
yang dapat digunakan sehingga sekarang sudah tidak terpaku lagi hanya pada elemen kayu
ataupun beton sebagai salah satu bahan dasar konstruksi. Pengerjaannya yang lebih efisien
juga menjadi salah satu faktor utama elemen baja menjadi pilihan utama dalam konstruksi,
tentunya pada bentuk dan jenis tertentu dan pada tingkat kekuatan suatu struktur konstruksi
tertentu.
Baja diproduksi melalui perpaduan sejumlah material seperti besi, karbon, kromium,
nikel, silikon, sulfur, mangan, alumunium, nitrogen, dan oksigen. Jika besi terdiri dari unsur
tunggal, maka adanya berbagai kombinasi bahan pada baja menjadikan material ini lebih
kukuh. Terlebih lagi, baja diproduksi dengan campuran karbon dengan kandungan kurang
dari 2,1% sehingga cocok difungsikan untuk berbagai keperluan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan baja?
2. Bagaimana karakteristik dari baja itu sendiri?
3. Bagaimana sifat-sifat yang ada pada baja baja?
4. Apa perbedaan antara baja dengan besi ?
5. Bagaimana Pengujian uji tarik baja?
C. Tujuan
A. Pengertian Baja.
Baja adalah sebuah jenis logam yang dibuat berdasarkan campuran unsur utama yaitu
besi dan bersama dengan unsur penguatnya yaitu karbon. Unsur besi ini menjadi
unsur utama pembentuk baja sedangkan karbon adalah unsur tambahannya yang
membuat sifatnya menjadi lebih kaku. Penggunaan dalam pembuatan baja
menggunakan unsur besi sekitar 97%, sedangkan karbonnya sekitar 0,2-2,1%. Unsur
tambahan lainnya seperti:
Silikon,
Tembaga,
Mangan,
Nikel,
Fosfor,
Krom,
Vanadium
Pengaruh pada segi kekuatan, sifat yang dibentuk, dan segi kekerasan berasal dari
kandungan utama karbon yang terkandung dalam baja. Pengaruh turunnya keuletan
dan menjadikan baja menjadi getas juga karena faktor penambahan karbon.
1. Besi merupakan material alami yang terbuat dari unsur ferrum (Fe). Sedangkan
baja adalah material buatan yang terbuat dari paduan berbagai unsur seperti besi,
karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, serta sebagian kecil aluminium, nitrogen,
dan oksigen.
2. Besi mengandung unsur karbon lebih banyak dibandingkan dengan baja.
Prosentase kadar karbon pada besi berkisar antara 2-4 persen. Sedangkan baja
hanya mengandung karbon sebanyak 0,2-2,1 persen.
3. Unsur karbon sangat mempengaruhi tingkat kekerasan dan kekuatan tarik suatu
material. Semakin besar kandungan karbon pada suatu material, maka tingkat
kekerasan dan kekuatan tariknya akan semakin tinggi. Jadi bisa disimpulkan
bahwa besi memiliki kekerasan dan kekuatan tarik yang lebih baik daripada baja.
4. Pada dasarnya, besi bersifat lebih elastis daripada baja. Hal ini dipengaruhi oleh
karakteristik getas (brittle) dan keuletan (ducitility) yang dimiliki masing-masing
material tersebut.
5. Berdasarkan keakutannya, baja jauh lebih kuat daripada besi. Bahkan baja
diklaim seribu kali lebih kuat dibandingkan dengan besi murni sekalipun.
C. Karakteristik Baja.
1. Kekuatan
Karakter penting baja adalah kekuatan tarik. Saat baja dibebani , cenderung
melengkung/berubah bentuk. Saat baja dibebani, maka akan terjadi deformasi.
2. Daktilitas
Daktilitas mengacu pada kemampuan baja untuk berubah bentuk sebelum rusak.
Daktilitas ini berkaitan dengan besarnya tegangan yang bersifat permanen sebelum
baja putus.
3. Kekerasan atau Ketangguhan
Ketangguhan adalah perbandingan jumlah energi yang diserap oleh baja hingga rusak.
Semakin rendah energi yang diserap oleh baja, maka baja akan semakin rapuh dan
kurang tahan.
Kelebihan :
Kekurangan :
1. Mudah berkarat
2. Membutuhkan biaya perawatan yang mahan dan menerus selama umur struktur
3. Tidak tahan terhadap panas tinggi (kebakaran)
4. Bentuk tampang terbatas (sesuai pabrik)
E. Sifat Kimia.
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C ) sampai
dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon ( C) lebih dari 1.67%, maka
material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast Iron). Selain itu juga ada
campuran Silikon (Si), Mangan (Mn), Pospor (P), dan Belerang (S).
Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal- hal sbb:
• Kuat leleh dan kuat tarik baja kan naik,
• Keliatan (kemampuan logam untuk menyerap energi ) baja berkurang,
• Semakin sukar dilas.
• Menekan kandungan karbon pada kadar serendah mungkin untuk dapat
mengantisipasi berkurangnya keliatan dan sifat sulit dilas, tetapi sifat kuat leleh dan
kuat tariknya tetap tinggi.
F. Jenis-jenis Baja
1. Baja Karbon.
● Baja karbon dengan kandungan karbon kurang dari 0,15 %. Pada baja
karbon kelompok ini, jika kandungan karbon kurang dari 0,05 % dikenal
dengan istilah baja sangat lunak atau baja karbon sangat rendah (dead mild
steel). Sedangkan jika kandungan karbon 0,08-0,15 % dikenal dengan baja
lunak atau baja karbon rendah (mild steel). Baja karbon kelompok ini bersifat
mudah dibentuk. Aplikasinya antara lain untuk membuat lembaran, strip,
kawat, batangan, tabung, paku, dan sekrup.
● Baja karbon dengan kandungan karbon 0,15-0,3 %. Baja karbon
kelompok ini dikenal dengan istilah baja lunak atau baja karbon rendah (mild
steel). Baja karbon rendah bersifat mudah dibentuk. Aplikasi baja karbon
rendah antara lain untuk membuat lembaran, strip, pelat, kawat, batangan, baja
struktur, baja profil (section), dll.
● Baja karbon dengan kandungan karbon 0,3 % sampai mendekati 0,55 %.
Baja karbon jenis ini dikenal dengan istilah baja karbon sedang (medium
carbon steel). Baja karbon sedang memiliki kekerasan dan kekuatan di atas
baja karbon rendah. Akan tetapi sifat mampu bentuk baja karbon sedang lebih
buruk dibandingkan baja karbon rendah. Kandungan karbon pada baja karbon
sedang sangat mendukung untuk dilakukannya proses perlakuan
panas hardening. Aplikasi baja karbon sedang antara lain sebagai bahan
pembuatan poros, as, roda gigi, pegas, dll.
● Baja karbon dengan kandungan karbon 0,55-1,0 %. Baja karbon jenis ini
dikenal dengan istilah baja karbon tinggi (high carbon steel). Baja karbon
tinggi memiliki tingkat kekerasan dan kekuatan yang paling besar
dibandingkan dengan baja karbon lainnya. Aplikasi baja karbon tinggi antara
lain sebagai bahan pembuatan rel kereta, alat potong, punch, die, palu, pisau,
kapak, pegas, dll.
2. Baja Paduan. Baja paduan merupakan baja dengan campuran satu atau lebih elemen
seperti carbon, manganese, silicon, nickel, chromium, molybdenum, vanadium, cobalt
, dll. Fungsi utama dari elemen paduan yaitu untuk meningkatkan atau
“menyempurnakan” sifat-sifat mekanis dari baja. Sebagai contoh nickel dapat
memberi kekuatan pada baja dan dapat membantu baja dalam proses pengerasan
melalui quenching serta tempering. Chromium dapat mencegah
karat. Chromium serta molybdenum dapat membantu baja dalam meningkatkan
kemampuan pengerasan. Vanadium juga dapat meningkatkan kekuatan baja.
Selain baja-baja paduan di atas, ada jenis baja paduan lain yang penting dan banyak
penggunaannya. Baja paduan tersebut dikenal dengan istilah baja paduan rendah
berkekuatan tinggi (high-strength low-alloy steel disingkat HSLA). Baja HSLA
diproduksi dalam bentuk lembaran, pelat, profil, dan batangan. Kekuatan yield dari
baja HSLA berkisar antara 290 sampai 690 MPa. Baja HSLA biasanya menggunakan
standar SAE dan ASTM. Baja-baja HSLA dengan standar SAE antara lain: J410,
J1392, dan J1442. Sedangkan baja HSLA dengan standar ASTM antara lain: A242,
A440, A441, A572, A588, A606, A607, A618, A633, A656, A690, A709, A714,
A715, A808, A812, A841, A860, dan A871.
Baja HSLA banyak digunakan pada berbagai macam bidang. Penggunaan baja HSLA
antara lain pada konstruksi jembatan, struktur bangunan, landasan sumber minyak dan
gas alam lepas pantai, lambung dan deck kapal, pipa gas, serta tower listrik. Dalam
dunia otomotif, baja HSLA biasanya digunakan untuk membuat pintu tahan
benturan, chassis, dan bumper peredam
3. Baja Paduan Khusus (Special Alloy Steel). Baja yang mengandung berbagai logam,
misalnya nikel, chromium, mangan, molybdenum, tungsten, dan vanadium.
Penambahan logam tersebut ke dalam baja akan mengubah sifat mekanik dan kimia
baja menjadi lebih keras, kuat, dan ulet.
Berikut adalah material baja paduan yang paling sering digunakan di lapangan :
Penggunaan : Sambungan perpipaan, mur baut untuk suhu tinggi, sprocket, peralatan
pengeboran, mata pahat, spindle, poros tractor, poros as, komponen transmisi
mekanik, poros hidrolik, rantai.
Sifat mekanik :
Elongation : 20
Baja paduan ini memiliki hardenability yang lebih tinggi dibandingkan baja seri 4100.
Material ini memiliki kekuatan dan keuletan yang tinggi. Material ini memiliki rasio
fatigue/tensile yang tinggi dengan mempertahankan kekuatan, keuletan dan
ketangguhan pada suhu yang relative tinggi. Serta memiliki kemampuan non-distorsi
yang tinggi.
Penggunaan : Crank shaft, poros as, cetakan, poros roda gigi, komponen pengeboran.
Sifat mekanik :
Elongation : 23
Penggunaan : Gear, pinion, poros, as, part permesinan, spring, sambungan pin alat-
alat berat, baut dan peralatan tangan.
Sifat mekanik :
Kekuatan Tarik : 130.000 psi (rolled), 96.000 psi (annealed)
Penggunaan : Gear, piniom, piston pompa minyak, poros spline, pin, cetakan plastik.
Sifat mekanik :
4. High Speed Steel. Baja ini memiliki kandungan karbon sekitar 0,7%-1,5%. dan
penggunaannya sebagai alat potong, seperti drills, milling cutters, reamers, dan
sebagainya. Tujuan penggunaan high speed steel karena alat-alat potong yang terbuat
dari baja jenis ini memang memiliki kecepatan saat dioperasikan, bahkan lebih cepat
hingga 2 kali lipat dibandingkan dengan penggunaan dari baja karbon.
Gambar 3. HSS End Mill Cutter.
High-speed Steel merupakan baja tool paduan tinggi yang mampu mempertahankan
sifat kekerasannya pada temperatur tinggi. Kemampuan untuk mempertahankan sifat
kekerasannya tersebut lebih baik daripada material lain seperti baja karbon tinggi dan
baja paduan rendah. Nama High-speed Steel digunakan karena bahan tool tersebut
dikembangkan untuk mesin-mesin berkecepatan tinggi pada awal tahun 1900an. Pada
awal pengembangannya, HSS tentu saja lebih baik daripada alat potong (tool)
sebelumnya.
HSS terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah tungsten-type atau wolfram. Kedua
adalah molybdenum-type. Berikut penjelasan singkat dari kedua jenis HSS:
Tungsten-type HSS
Tungsten-type HSS ditunjukkan dengan T-grades oleh American Iron and Steel
Institute (AISI). Akan tetapi, ada juga yang menunjukkan tungsten-type HSS dengan
sebutan T-series. Tungsten-type HSS mengandung tungsten (W) sebagai komposisi
paduan utama, dengan paduan tambahan chromium (Cr), vanadium (V), dan cobalt
(Co). Kandungan tungsten biasanya berkisar antara 12%-18%. Jenis HSS yang
dikenal baik adalah T1, atau 18-4-1 High-speed Steel yang mengandung 18% W, 4%
Cr, dan 1% V.
Molybdenum-type HSS
Molybdenum-type HSS ditunjukkan dengan M-grades oleh AISI. Akan tetapi, ada
pula yang menunjukkan molybdenum-type HSS dengan sebutan M-series.
Molybdenum-type HSS mengandung molybdenum (Mo) sebagai komposisi paduan
utama, dengan paduan tambahan Cr, V, W, dan Co. Kandungan molybdenum yang
digunakan biasanya sampai dengan 10%.
1. Tujuan Pengujian
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja/besi beton dan
parameter lainnya (Tegangan Leleh, Tegangan Putus dan Regangan). Pengujian ini
selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu baja.
1) baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam konstruksi beton
bertulang;
2) nilai kuat tarik leleh adalah besarnya ‘gaya tarik yang bekerja pada saat benda uji
mengalami, leleh pertama;
3) nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang bekerja pada saat
benda uji putus.
3. Teori Dasar
Kekuatan atau tegangan yang dapat dikerahkan oleh baja tergantung dari mutu baja,
tegangan leleh dan tegangan dasar dari berbagai macam baja bangunan adalah sebagai
berikut.
4. Peralatan
Mesin uji tarik (Universal Testing Machine) Penggaris, Jangka Sorong, Micrometer
Selotip dan alat bantu.
b. Jika diameter contoh > 15 mm, atau gaya tarik maksimum melebihi
kapasitas mesin tarik, maka bentuk dan dimensi benda uji dibuat
seperti Gambar 4.
Keterangan Gambar 4:
D = diameter contoh, mm
Do = diameter terkecil benda uji, mm
lt = panjang total benda uji, mm
lo = panjang ukur semula benda uji, mm
lj = panjang bagian benda uji yang terjepit pada mesin tarik
r = jari-jari cekungan, bagian benda uji yang konis
p = panjang bagian benda uji yang berbentuk yang berbentuk konis,
mm
m = panjang bebas benda uji, mm
Aso = luas penampang benda uji semula, mm
6. Cara Melakukan
a. Mengukur panjang batang baja (lt)
b. Menetapkan panjang ukuran, l0 = 5 x d0 atau l0 = 10 x d0
c. Menandai batang baja yang telah diukur pada kedua ujungnya dengan selotip,
sedemikian hingga panjang ukur l0 tetap sama dengan 5 do atau 10 do.
d. Memasang batang baja yang telah disiapkan tepat pada bagian yang telah ditandai
kedua ujungnya pada mesin UTM
e. Membebani (menarik batang baja yang telah dijepit) dan mencatat beban yang
mengakibatkan batang baja tersebut leleh dan putus
f. Menyambung batang baja yang telah putus dan mengukur panjangnya sebagai
panjang setelah putus (lU).
f. Kontraksi:
A so − A su 78,540−51,530
𝑆= 𝑥 100% = 𝑥 100% = 34,39%
A so 78,540
f. Kontraksi:
A so A su 95,033−70,882
𝑆= 𝑥 100% = 𝑥 100% = 28,40 %
As0 95,033
BAB III
Kesimpulan
https://pp-presisi.co.id/manfaat-dan-kelebihan-konstruksi-baja-untuk-bangunan
https://www.academia.edu/15380934/
Sifat_fisik_dan_mekanis_baja_bahan_bangunan#:~:text=Berikut%20ini%20beberapa%20sifat
%20fisik,diberikan%20beban%20pada%20bahan%20tersebut
https://kpssteel.com/besi-baja/ragam-sifat-fisik-baja-sebagai-material-konstruksi/
https://123dok.com/document/q2gjrr2y-logam-baja-serta-sifat-fisika-dan-kimia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Baja
https://ayo.im/pengertian-baja-dan-jenisnya/
https://www.constructionplusasia.com/id/material-baja/
https://www.slideshare.net/suryabs81/pengujian-kuat-tarikbajabeton-umum
https://pdfcoffee.com/laporan-praktikum-baja-tulangan-kelompok-2-pdf-free.html
https://sharingconten.com/pengertian-baja-dan-jenis-jenis-baja/
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/02/baja-karbon.html
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/02/baja-paduan-alloy-steel.html
https://www.pusatbajabeton.com/apakah-perbedaan-besi-dan-baja/
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/01/high-speed-steel-hss.html