Anda di halaman 1dari 24

Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Pengetahuan Bahan Teknik


Logam Ferrous dan Non- Ferrous

1. TUJUAN PELAJARAN
Menguraikan secara garis besar jenis jenis material/bahan logam ferrous dan non-ferrous yang mempunyai
korelasi dengan sifat-sifat dan beberapa aspek pemakaian sehari hari.

KRITERIA PENILAIAN :
1.1. Membahas tentang jenis ienis material/bahan logam ferrous dan non ferrous.
1.2. Menbahas tentang fungsi dan beberapa aspek pemakaian logam logam tersebut
1.3. Menjelaskan klasifikasi logam ferrous dan logam non ferrous
1.4. Menjelaskan terminology proses pembuatan beberapa logam ferrous dan non-ferrous

1
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

2. PENDAHULUAN

2.1. Baja Karbon ( carbon steel )


Istilah baja ( steels ) adalah paduan antara unsur besi dengan unsur karbon yang
membentuk senyawa unsur logam Fe dengan C, yang sering dikenal dengan karbida besi ( Fe3 C ),sehingga
akan diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.
Unsur-unsur yang sering terdapat pada baja karbon antara lain seperti : unsur nikel,mangaan, silisium, phosfor ,
sulfur dan lain sebagainya
Sebetulnya setiap yang dinamakan baja, dan juga termasuk baja karbon adalah merupakan paduan multi-
komponen, artinya disamping unsur besi (Fe), baja karbon juga mengandung unsur-unsur lain yang dapat dipastikan
mempengaruhi sifat-sifat dari baja karbon tersebut.
Unsur-unsur tersebut terdapat didalam baja karbon sejak masih berupa bijih besi (sponge-iron), dan pada proses
pembuatan baja sering ditambahkan unsur-unsur pemadu ( alloying element ), dengan tujuan untuk merubah sifat-
sifat logam sesuai keinginan, atau logam tersebut akan dibuat produk apa..........................................................?
Baja karbon yang dihasilkan oleh pabrik pembuatan baja dengan berbagai macam bentuk profil-profil dan secara
komersiil baja karbon banyak dipakai dalam industri manufaktur, karena mempunyai sifat mampu bentuk yang baik
dan baja karbon di produksi dalam bentuk balok, profil, lembaran, kawat, pipa.

2.2.Klasfikasi Baja Karbon


Persentase unsur karbon ( % C ) didalam baja karbon berada pada daerah 0.08 sampai dengan 1.70 persen
unsur karbon diagram keseimbangan Fe – C,gambar .01
dan menurut diagram fasa Fe-C terdapat tiga jenis baja karbon yaitu baja karbon rendah, sedang dan tinggi yang
dibedakan dari persentase unsur karbon yang dimiliki.
Selanjutnya juga ada pembagian klasifikasi baja karbon menurut penggunaan / pemakaiannya, seperti : baja
konstruksi dengan persen unsur karbon 0.0 sampai dengan 0.3 persen, baja pemesinan juga dengan persen unsur
karbon 0.3 sampai dengan 0.6 persen, dan baja perkakas dengan unsur karbon 0.6 sampai dengan 1.70 persen,
dan baja perkakas dibedakan lagi dalam pemakaian yaitu baja perkakas untuk alat pukul atau alat tumbuk dengan
kadar karbon 0.6 sampai dengan 0.9 persen.
Baja perkakas untuk alat potong dengan kadar karbon 0.9 sampai dengan 1.70 persen, dan baja perkakas untuk
alat ukur mempunyai kadar karbon 1.2 sampai dengan 1.5 persen.

2
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Gambar.01.Diagram Fe-C
a. Baja karbon rendah ( low carbon steel )
Baja karbon rendah dibagi ke dalam dua kelompok utama yaitu :
• Baja karbon dengan kekuatan rendah ( sampai 0.10 persen )
Karena kadar karbonnya rendah maka baja ini akan bersifat lunak dan sangat ulet serta mudah untuk
dikerjakan melalui proses : pembentukan ( deep drawing ), ditekan( press), ditempa ( cold-forged ), maupun di
las ( welding ).
Baja jenis ini dipergunakan untuk : bodi kendaraan, produk-produk pipa, produk kawat,kawat pagar, paku,dan
juga dipakai untuk kawat las MIG.
• Baja karbon dengan kekuatan normal ( 0.15 ~ 0.35 persen )
Baja ini banyak dipergunakan untuk pembuatan komponen-komponen yang di rol, baja profil, baja lembaran,
pelat bangunan kapal, instalasi pipa dan bangunan konstruksi.
b. Baja karbon sedang ( medium carbon steel )
Baja karbon ini banyak dipergunakan untuk pembuatan poros, baut, komponen mesin dan komponen-
komponen lainnya yang diperlukan proses pengerasan(perlakuan panas )
c. Baja karbon Tinggi ( high carbon steel )
Baja karbon tinggi sebetulnya lebih dikenal dengan istilah baja perkakas atau baja perkakas karbon tinggi.
Baja karbon tinggi sangat keras dan mempunyai sifat keausan yang baik dan secara umum tidak dapat di las
ataupun di tempa, karena sifat teknologinya tidak mudah dikerjakan.
Baja ini banyak digunakan untuk : perkakas potong, tap, sney,mata bor, reamer ( peluas ), pegas dan pisau
pada alat-alat berat ( grader), kawat sling, poros roda gigi,pisau cukur, bola-bola bantalan, cetakan (mould )dan
perkakas bubut.

3
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Kelemahan dari baja karbon adalah sifat ketahanan korosinya yang kurang baik, bila dibandingkan dengan baja
tahan karat.
Baja karbon biasa ( plain carbon steel ) adalah kelompok dari baja karbon (lihat diagram keseimbangan Fe-C ) dan
hanya unsur karbon sebagai unsur paduan utama.
Baja karbon dikelompokkan menurut persentase kadar karbon yang terdapat didalam baja karbon tersebut.
3. Pengelompokan Baja
Material baja merupakan barang setengah jadi yang paling mudah diubah bentuk, karena kemudahan sifat dan
pemakaiannya.
Pabrik baja selalu memproduksi baja dengan banyak jenis produk dan kualifikasi dan klasifikasi bahan, yang
senantiasa untuk memenuhi tuntutan dan maksud fabrikasi yang berkesinambungan.
Berbagai macam jenis baja yang berbeda menurut : sifat kekuatan,kekerasan,keuletan,kemampuan untuk
dikeraskan,kemudahan untuk di las, olah bentuk dingin, olah bentuk panas dan lain sebagainya.
Sifat-sifat baja sebagian saling bertentangan, dan ini dapat dicapai dengan cara pembuatan, pemaduan dan lain
sebagainya.
Jenis baja yang jumlahnya begitu banyak dan kemungkinan pemilihannya dapat dibagi, pertama-tama menurut
penggunaan dan persentase unsur karbon, menjadi dua kelompok utama , antara lain :
✓ Baja konstruksi ( persentase karbon 0.06 ~ 0.55) secara spesifik tidak dapat dikeraskan melalui proses
perlakuan panas.
✓ Baja Perkakas ( persentase karbon 0.5 ~ 1.70% ) secara spesifik dapat di proses perlakuan panas.
Baja karbon atau dikenal dengan baja bukan paduan, memiliki persentase karbon maksimum 1.5% dengan unsur
lainnya hanya mangan (Mn) dan Silisium (Si).
Baja paduan rendah ( low alloy steel ) dengan persentase karbon yang sama,dan 5 % adalah unsur paduan
seperti :
( Mangan, silisium, Khrom, Nikel, Wolfram, Molibdenum, Vanadium, Kobalt dan lain – lain )
Baja paduan tinggi mempunyai persentase karbon yang sama dan unsur paduan lebih besar dari 5%.
4. Pengelompokan dan Standarisasi
Sistem yang paling umum di Amerika serikat untuk mengelompokkan baja berdasarkan pada komposisi kimianya,
yang dikembangkan oleh Society Of Automotive Engineers ( SAE ) dan American Iron and Steel Institute ( AISI ).
Sistem yang diterapkan oleh AISI dan SAE menggunakan empat (4) atau lima (5) angka dan untuk angka pertama
menyatakan jenis baja karbon, sebagai contoh diberi tanda dengan 1 , nikel angka 2 , Nikel – khrom angka 3, dan
sebagainya
Angka kedua menyatakan unsur paduan yang paling banyak (dominan). Angka ke tiga dan angka ke empat,
dinyatakan dengan X, yang selalu berarti persentase karbon tambahan per-seratus. Sebagai contoh : SAE 1040
menyatakan baja karbon, dengan 0.40 persen unsur karbon.
SAE 4040 diartikan baja khrom-molibden dengan persentase 0.40% unsur karbon dan 1.0 unsur utama paduan (
molibden ).
Sistem penomoran AISI pada prinsipnya sama dengan SAE, dengan huruf awalan besar
( kapital ),dan awalan tersebut menyatakan proses yang digunakan untuk membuat baja yang bersangkutan.

4
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Awalan AISI :
B Acid Bessemer, Carbon Steel
C Basic Open Hearth Carbon Steel
CB Salah satu Acid Bessemer atau basic open Heath Carbon Steel
menurut kehendak pabrik pembuat.
D Acid Open Hearth carbon Steel.
E Electric Furnace Alloy Steel
Contoh :
AISI/SAE 1020 adalah baja karbon dengan 0.20% unsur karbon.
AISI/SAE 4340 adalah baja Ni.Cr-Mo dengan 0.40% unsur karbon.
Catatan : kandungan persen karbon merupakan kandungan nominal.
E 4340 Menunjukkan baja dibuat dengan tungku elektrik.
51 B 60 Menunjukkan percentase unsur boron
BVL Menunjukkan persentase unsur Boron,Vanadium dan Lead
H Menunjukkan baja dengan mampu keras yang khusus.

5. Sistim Penomoran Menyatu ( Unified Numbering System )


Sistim penomoran baru yang dibuat oleh Unified Numbering System ( UNS ) untuk logam dan paduan, yang
merupakan sistim penandaan logam dan paduan yang ada sekarang dan yang akan dating.
Sistim ini dipublikasikan oleh SAE pada tahun 1875 dan ASTM, keduanya mulai saat ini akan menggunakan nomor
tersebut.
Sistim tersebut juga akan di usulkan ke ISO menyatakan ada 15 rangkaian nomor untuk logam dan paduan.
Dari setiap nomor UNS terdiri dari huruf tunggal, yang di ikuti dengan (5) angka. Pada umumnya huruf tersebut
menyatakan kelompok logam yang bersangkutan : sebagai contoh, A untuk aluminium dan P untuk logam mulia (
precious ).
Bilamana memungkinkan, sistim penomeran yang ada, digabungkan ke penomoran UNS, contoh : baja karbon
nomor identifikasi yang ada sekarang AISI 1020 menjadi UNS G11020.
Contoh lain adalah untuk kuningan (Cu-Zn) (free cutting brass ) dengan nomor identifikasi CDA 360 menjadi UNSC
36000.
• Sistim ASME
ASME adalah sistim pengelompokkan dengan tujuan kualifikasi prosedur dan diawali dengan nomor P
• Sistim ASTM
Sistim ini adalah spesifikasi material yang paling luas dan yang paling penting untuk pemilihan bahan, dan
spesifikasi ini tidak hanya menyediakan informasi pada material ( seperti halnya pada AISI-SAE ) tetapi
menunjukkan kelas untuk material ferrous ( baja dan lainnya )

5
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Tipe Spesifikasi ASTM


• Sebagai acuan terhadap spesifikasi yang lain yang mencakup persyaratan umum, ( informasi pesanan,
kualitas, toleransi dimensi dan lain sebagainya ).
• Proses pembuatan baja ( open hearth, basic oxygen dan lain sebagainya ) dan apakah baja tersebut
berbutir halus atau kasar.
• Persyaratan untuk perlakuan panas ( normalizing )
• Persyaratan untuk komposisi kimia, hal ini biasanya diberikan dalam tabel dari nilai maksimum dan atau
minimum untuk berbagai unsur.
• Persyaratan sifat mekanik
• Persyaratan yang lain seperti : pengujian merusak dan pengujian tidak merusak yang dimasukkan sebagai
permintaan pembeli.

Beberapa Ciri penting dari spesifikasi


✓ Ruang lingkup.
ungkapan persyaratan, definisi dan batasan yang tertera dalam spesifikasi.
✓ Dokumen yang dapat digunakan.
✓ Dokumen lain yang di ikuti oleh spesifikasi tersebut.
✓ Persyaratan untuk deleveri
✓ Persyaratan untuk kondisi yang dibutuhkan oleh material, contohnya pipa yang dipesan untuk
memenuhi spesifikasi.
✓ Proses ( metoda/cara untuk memproduksi komponen )
✓ Proses lanjut ( perlakuan panas )
✓ Persyaratan komposisi kimia
✓ Persyaratan sifat mekanik
✓ Spesimen uji
✓ Penentuan lokasi, persiapan dan perlakuan uji
✓ Jumlah pengujian ( sesuai permintaan )
✓ Uji ulang ( paragrap ini menjelaskan prosedur pengujian, jika spesimen gagal di uji ).
✓ Penandaan ( marking )
Suatu pernyataan yang dibuat untuk bagaimana material di identifikasi.
✓ Persyaratan tambahan ( suatu persyaratan tambahan yang dibutuhkan oleh pembeli )

6. Baja Perkakas ( Tool-Steel )


Baja perkakas adalah baja yang pada komposisi kimianya terdapat unsur-unsur seperti C,Cr,Mn,Si,V,W,Mo dan
digunakan untuk perkakas. Baja ini mendapat istilah baja paduan dan karbon special, dan baja perkakas ini
mempunyai cara klasifikasi secara tersendiri.
Menurut penggunaannya, AISI mengelompokkan baja perkakas menjadi tuju (7) kelompok utama dan untuk
membedakannya, tiap jenis diberi notasi dengan satu atau lebih huruf serta tiap-tiap kelompok mempunyai sub-
kelompok :

• Baja perkakas pengerasan air ( water hardening tool steels)


• Baja perkakas tahan kejut ( shock resisting tool steels)

6
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

• Baja perkakas pengerjaan dingin (Cold work tools steels )


▪ Oil Hardening ………………………………….( O )
▪ Medium Alloy air hardeding …………………...( S )
▪ High Carbon-Hig chromium…………………… ( D )
• Baja perkakas pengerjaan panas ( hot work tool steels )
▪ Chromium base…………………………………….. H1 ~ H19
▪ Tungsten base……………………………………… H20 ~ H39
▪ Molybdenum base…………………………………. H40 ~ H59
• Baja Perkakas Potong Cepat (High Speed Tool Steels )
▪ Tungsten base………………………………… T
▪ Molybdenum base…………………………… M

• Baja khusus ( Special purpose )


▪ Low alloy……………………………………….L
▪ Carbon Tungsten base……………………….... F
• Baja Cetakan ( Mold Steels )
▪ Low carbon…………………………………….. P1 ~ P 19
▪ Jenis lain………………………………………...P20 ~ P 39

Beberapa logam dapat dikelompokkan lagi pada masing-masing kelompoknya, karena itu jenis baja
perkakas secara individu dilengkapi dengan jenis akhiran angka setelah symbol huruf kelompok paduan.

Persen karbon diberikan apabila memang benar-benar diperlukan untuk mengenali baja yang bersangkutan.

Jenis baja Contoh


Pengerasan air ( water hardening) W1 , W 2, W3
Baja Perkakas karbon
Mangan,Khrom,Wolfram O1, O2 , O3
Baja Perkakas Pengerasan Olie
Khrom 50%, baja cetak pengerasan A2, A5 , A 10
Udara
Silikon,Mangan,Molibdenum S1, S5
Baja Punch
Baja Perkakas kecepatan Tinggi M2, M3, M30
High Speed Toll Steel

7
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

a. Penggunaan Baja Perkakas


Baja perkakas sama luasnya penggunaan bila kita bandingkan dengan baja karbon, dan baja perkakas secara khusus
banyak memenuhi pra-syarat teknik yang tidak dipunyai oleh baja karbon, didalam pemakaiannya seperti :
• Baja perkakas pengerasan air dengan persen karbon 0.6 ~ 1.4 %
digunakan untuk pembuatan : palu, pahat,mata bor, perkakas potong kayu dan lain sebagainya.
• Baja perkakas tahan impact, dengan persen karbon 0.45 ~ 0.65%
digunakan untuk pesawat pneumatik, perkakas bentuk, gunting.
• Baja perkakas pengerjaan dingin, dengan persen karbon 0.7~1.70%, dan banyak digunakan untuk
pembuatan mandrel,roll.
• Baja perkakas pengerjaan panas, dengan persen karbon 0.35 ~ 0.65%, dan banyak digunakan untuk cetakan
ekstrusi dan cetakan cor.
• Baja perkakas potong cepat, dengan persen karbon 0.7~1.5% dan banyak digunakan untuk pembuatan
perkakas potong cepat.
• Baja khusus dengan persen karbon antara 0.5 ~ 1.1 %, dan banyak digunakan untuk pembuatan perkakas
pengerjaan akhir dan perkakas potong.
• Baja cetakan, dengan persen karbon 0.07 ~ 0.3%, dan digunakan untuk membuat cetakan plastik.
Selain unsur karbon pada baja perkakas terdapat juga unsur-unsur lain seperti : unsur mangan, silisium, khrom, nikel,
vanadium, wolfram, molybdenum, kobalt.

b.Pengaruh Unsur Paduan dalam Baja


Unsur-unsur paduan yang sengaja ditambahkan ke dalam baja, mempunyai tujuan-tujuan tertentu antara lain,
meningkatkan kemampuan untuk dikeraskan, meningkatkan kemampuan terhadap ketahanan aus, meningkatkan
kemampuan terhadap ketahanan korosi dan meningkatkan sifat mekanik pada tempartur tinggi dan temperatur rendah (
yang akan dibahas secara khusus pada bab berikutnya. )
▪ Pengaruh unsur paduan khrom (Cr)
Khrom merupakan unsur paduan pada baja dan membentuk simple karbida ( Cr7C3 & Cr4C ) atau karbida kompleks
( FeCr )3C.
Karbida-karbida ini mempunyai harga kekerasan yang tinggi dan daya tahan aus yang baik.
▪ Pengaruh unsur paduan molybdenum (Mo)
Molibdenum merupakan unsur paduan pada baja yang relatif mahal dan membentuk karbida yang kuat ( MoC,
Mo6C ) dan karbida-karbida kompleks Fe3Mo3C , Fe4Mo2C, (FeMo)3C.
Molibdenum mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan kemampuan untuk dikeraskan serta
meningkatkan sifat kekerasan dan kekuatan pada tamperatur tinggi.
▪ Pengaruh unsur paduan mangan (Mn)
Mangan adalah juga salah satu unsur paduan yang relatif mahal dan berfungsi sebagai de-oksidan.
Mangan mempunyai pengaruh pada peningkatan sifat ketangguhan (Toughness ) dan kekuatan.
▪ Pengaruh unsur paduan wolfram atau tungsten

8
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Wolfram mempunyai pengaruh yang sama seperti molybdenum yaitu meningkatkan sifat kemampuan untuk
dikeraskan dan juga merupakan unsur pembentuk karbida yang kuat, seperti : karbida wolfram (WC, W2C ). 2 ~ 3
persen Wolfram pada kenyataannya dapat digantikan dengan 1 persen molybdenum untuk maksud yang sama.
▪ Pengaruh unsur paduan Vanadium (V)
Vanadium adalah unsur paduan pada baja yang paling mahal, dan merupakan pembentuk karbida yang kuat.
Vanadium mempunyai pengaruh yang baik untuk mengeraskan dan menaikkan titik luluh dari suatu paduan.
▪ Pengaruh unsur paduan Silikon (Si)
Silikon adalah merupakan de-oksidan yang termurah, tetapi unsur ini mempunyai pengaruh dalam meningkatkan
sifat ketangguhan dan kekuatan dari baja paduan.
7. Baja Tahan Karat ( Stainless-Steel )
Unsur khrom (Cr) pada baja tahan karat, yang menjadikan baja tersebut tahan terhadap karat. Baja harus
mengandung paling sedikit 11 persen unsur khrom untuk mendapatkan ketahanan terhadap korosi, yang
diakibatkan oleh kontak langsung dengan atmosfir.
Persentase khrom yang lebih besar dapat meningkatkan baja lebih tahan korosi pada temperatur tinggi.
Nikel ditambahkan untuk memperbaiki sifat ulet (ductile), ketahanan korosi dan sifat-sifat lainnya.
Penggunaan baja tahan karat antara lain pada industri kimia,pupuk,kertas dan pulp sangatlah besar jumlahnya, ini
karena industri-industri tersebut menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat korosif sehingga tidak banyak
pilihan bagi perusahaan harus menggunakan material yang tahan terhadap korosi.
Bahan-bahan baja yang digunakan harus memenuhi syarat tahan terhadap korosi dan bahkan juga cara-cara
penyambungan baja tersebut juga harus memperhatikan kemungkinan pengaruh korosi.
Material yang dipergunakan untuk melayani proses kimia tersebut antara lain adalah baja tahan karat ( stainless-
Steel ).
Saat ini sudah lebih dari 170 macam paduan baja yang dapat dikelompokan pada baja tahan karat, dan tiap
tahunnya jumlah ini makin bertambah.
Persentase unsur khrom pada baja tahan karat yang ada mencapai 30% dan elemen-elemen lain ditambahkan
dengan tujuan untuk mendapatkan sifat-sifat spesial, disamping daya tahan terhadap korosi.
Unsur nikel dan molybdenum, titanium,aluminimum, ditambahkan dengan maksud untuk meningkatkan sifat
kekuatan dan daya tahan korosi.
Sulfur dan selenium dimaksudkan untuk meningkatkan sifat mampu mesin, sedangkan nikel meningkatkan sifat
mudah dibentuk dan keuletan.
Dari beberapa industri kimia,kertas,pulp, telah ada yang menggunakan jenis bahan yang telah distandarkan pabrik
untuk memmudahkan pada penyediaan bahan dan perawatan.
Sebagai contoh untuk baja tahan karat AISI 304,304L, 316 dan 316L.
Grade “ L “ artinya persentase karbon sangat rendah yaitu 0.03% maksimum, dan sedangkan yang tidak
menggunakan tanda “ L “ mempunyai persentase karbon 0.08 persen maksimum.
Baja tahan karat dengan persentase unsur karbon yang rendah ( grade L ) dimaksudkan untuk mengurangi
resiko korosi antar kristal
pada proses pengelasan.

9
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Baja tahan karat ferritik ( seri 400 ) dan Austenitik- ferritik (AISI 329) yang tahan terhadap korosi tengan ( stress
Corrosion ).
Baja tahan karat tuang seperti : CF-8, CF-3,CF-8M,CF-3M yang mempunyai komposisi hampir sama dengan AISI
304,304L,316,316L yang banyak digunakan pada industri kimia dan kertas.
Baja tahan karat dalam bentuk konstruksi di pabrik-pabrik pupuk,kertas dan kimia, umumnya disambung dengan
cara pengelasan , misalnya pada pipa-pipa instalasi,tangki-tangki conveyor dan konstruksi lainnya.
Sambungan las baja ini mempunyai kelemahan yaitu mudah diserang korosi pada daerah terpengaruh panas (heat
affected zone ).
Kerusakan ini karena terjadinya endapan karbida khrom pada saat di las. Karbida khrom yang terbentuk pada
batas butir akan mengakibatkan baja tahan karat tersebut menurun sifat daya tahannya terhadap korosi.
Pengaruh lainnya dari pemanasan dan pendinginan pada temperatur 426 ~ 871oC, yang juga dapat mengakibatkan
terbentuknya endapan karbida khrom karena “ Sensitisasi “ dan akibatnya mudah terjadi korosi intergranular
corrosion.
1.Baja Tahan karat Austenitik
Baja tahan karat seri 300 adalah jenis austenitic (  ) stainless steel dan banyak digunakan pada industri kimia yang
sifat daya tahan terhadap korosi tinggi.
Baja tahan karat yang cukup popular yaitu tipe 304 atau 0.08%C,18%Cr dan 8 % Ni, dan telah digunakan sejak 50
tahun yang lalu. Saat ini baja tahan karat telah dikembangkan lagi untuk meningkatkan kemampuan atau daya
tahan terhadap korosi, yaitu dengan penambahan unsur molybdenum (Mo) yang meningkatkan daya tahan
terhadap pitting corrosion dan crevice corrosion.
Memperkecil kadar karbon hingga batas larut pada austenite yaitu 0.03 persen maksimum atau dengan
menambahkan unsure penstabil seperti, titanium,columbium, tantalum, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
intergranular corrosion pada pengelasan.
Unsur nikel yang ada pada baja tahan karat disamping meningkatkan sifat keuletan dan juga menaikkan kekuatan
pada temperatur tinggi serta mempunyai daya tahan terhadap stress – corrosion.
Tipe 304 adalah untuk pemakaian secara umum, disamping tahan korosi juga mampu bentuknya baik.
Sedangkan untuk tipe 304L adalah modifikasi dari tipe 304 yang digunakan pada bidang konstruksi.
Mengurangi karbon pada baja tahan karat juga sangat mengurangi resiko terbentuknya karbida khrom (Cr 23C6).
Untuk tipe 304 N sama dengan 304 hanya dengan penambahan unsur nitrogen dapat lebih meningkatkan sifat
kekuatan.
Contohnya : tipe 304, batas luluh = 24.5 kg/mm, tipe 304L,batas luluh = 19.5 kg/mm, tipe 304N,batas luluh = 33.6
kg/mm.
Tipe 316 dan 317 mengandung molibden untuk meningkatkan daya tahan terhadap pitting corrosion, disbanding
tipe 304.
Beberapa variasi dari tipe 316 adalah tipe 316, 316L, 316N, 316F.
Grade “L” mengandung karbon 0.03 persen maksimum dirancang untuk pengelasan ,sama seperti 304L.
Sedangkan grade” N “mengandung nitrogen 0.10 ~ 0.16 untuk meningkatkan sifat kekuatan dan grade ‘ F “
mengandung sulfur lebih tinggi (0.10%) untuk meningkatkan sifat mampu dimesin ( machine ability ). Untuk tipe

10
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

321, 347 dan 348 adalah baja tahan karat yang telah distabilkan dengan penambahan unsur titanium,columbium
dan tantalum. Penambahan columbium untuk menyetabilkan khrom agar tidak terikat dengan karbon, yang akan
membentuk karbida khrom.
Disini karbon bebas telah diperkecil karena adanya endapan CbC yang terjadi pada temperatur 842oC ~ 892oC.
Demikian juga dengan tantalum yang membentuk TaC dan juga Titanium yang membentuk TiC maupun Niobium
yang membentuk Nib pada temperatur tinggi.
Baja tahan karat yang telah distabilkan ini mampu digunakan pada temperatur 700 oC tanpa terbentuknya karbida
khrom.
Jenis baja ini memiliki unsur Cr dan Ni yang cukup untuk memperlambat transformasi hingga struktur austenit pada
suhu kamar. Pada saat fasa austenit tidak mengalami perubahan di saat pendinginan maka baja jenis ini tidak
dapat dikeraskan melalui proses celup cepat
( quenching ) , untuk tipe 200 dan 300 dari paduan adalah austenitik.

2.Baja Tahan karat Ferritik


Baja tahan karat ini merupakan paduan unsur besi dengan khrom yang mempunyai prosentase khrom 12 ~ 30%,
dan mempunyai sifat mampu las yang tidak begitu baik, bila dibandingkan dengan baja tahan karat austenitik.
Unsur khrom disini adalah pembentuk ferritik yang kuat hingga suhu kamar, strukturnya adalah ferrit (  ).
Baja tahan karat ferritik mempunyai unsur paduan seperti baja martensitik adalah khrom yang mempunyai
persentase sedikit atau bahkan tidak memiliki unsur nikel.
Kebanyakan baja tahan karat ferritik tidak mengalami perubahan fasa pada saat dipanaskan, dengan demikian tidak
dapat dikeraskan dengan proses perlakuan panas.
Tetapi butir-butirnya terus berkembang pada saat suhu naik, butir yang kasar sangat mempengaruhi sifat keuletan
dan ketangguhan baja tersebut, dan dapat mengakibatkan kegetasan.
Baja tahan karat 430 Ti dengan persentase 1.7 % Cr dan 0.12% C maksimum, merupakan pembentuk ferrit yang
stabil, yang mencegah pembentukan martensit.
Baja tahan karat ferritik adalah seri 400, yang sangat sedikit mengandung unsur karbon atau boleh dikatakan tanpa
karbon.
Tipe ini pada dasarnya adalah baja lunak yang sedikit lebih mahal dan digunakan untuk membuat hiasan,jambang
, panci dan sebagainya.

3.Baja Tahan karat Martensitik


Baja tahan karat jenis khromium yang dapat diperkeras ( antara lain 410, 416, 420 ) dan yang tidak dapat
diperkeras adalah ( tipe 405, 14 SF ), sedangkan baja tahan karat martensitik jenis khrom-nikel diperoleh melalui
pengerasan presitipasi ( PH 15-7 Mo, 17 – 7 PH ) yang mempunyai struktur semi austenitik.

Persentase Paduan Struktur Kemampuan di laku

11
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

panas
Jenis khromium Martensitik Dapat diperkeras
Tipe.410,420,416
Tidak dapat dipekeras
(405 , 14 SF)
Jenis khromium Ferritik Tidak dapat di perkeras
Tipe.430,442,446

Jenis khromium Austenitik Tidak dapat diperkeras


(kecuali dengan pekerjaan
dingin ) untuk tipe
301,302,304,316
Diperkuat dengan
presitipasi ( tipe 314, 17-
14CuMo, 22-4-9 )

Jenis chromium - Nikel Semi-Austenitik Pengerasan presitipasi


(PH 15-7 Mo, 17-7 PH )
Jenis chromium - Nikel Martensitik Pengerasan presitipasi
(17-4 PH, 15-5 PH)

Baja tahan karat martensitik adalah yang memiliki sifat mampu dikeraskan yang sangat baik, dan pada saat
dipanaskan, fasa austenit dibentuk dan selama proses pendinginan cepat, austenit akan bertransformasi menjadi
fasa martensit.
Seri dari paduan ini adalah AISI 400 dan AISI 500
8. Besi Cor ( Cast-Iron )
Ada beberapa jenis besi cor antara lain :besi cor kelabu ( gray cast iron ) besi cor putih
( white cast iron ), besi cor mampu tempa ( malleable cast iron ) dan besi cor nodular
( nodular cast iron ).
Besi mempunyai persentase unsur karbon lebih banyak ( 2 sampai 4.5 persen ) dari pada baja dan dapat dengan
mudah dituangkan kedalam cetakan. Besi cor mempunyai temperatur leleh 2100oF ( 1140oC ) sangat berbeda
dengan temperatur lebur baja yaitu 2500 ~ 2800oF ( 1371 ~ 1538oC )
Untuk menidentifikasi besi cor dapat dilihat dari bentuk patahan dan uji percikan ( spark-test )

12
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Besi cor kelabu mempunyai dua matrik yaitu ferritik dan pearlitik dan mungkin mengandung unsur paduan seperti ;
nikel atau khrom serta silikon yang jumlahnya bervariasi.
Besi cor kelabu di klasifikasikan oleh ASTM berdasarkan pada kekuatan tariknya. Pada tabel.9.menunjukkan
hubungan antara nomor ASTM dengan harga kekuatan tarik, yang dinyatakan dalam per inci kuadrat ( PSI ). Besi
cor kelabu sangat rapuh dan kekuatan tariknya jauh lebih rendah dari pada kekuatan tekannya.
a.Struktur Besi Cor
Pada besi cor kelabu distribusi garif betuk serpih ( flake ) adalah struktur yang paling di sukai karena mempunyai
panjang medium terdistribusi merata. Struktur mikro untuk besi cor kelabu mempunyai dua jenis matrik yaitu ferritik
dan pearlitik, sedangkan untuk besi cor putih hanya satu matrik yaitu pearlitik.
Besi cor kelabu mempunyai sifat mampu mesin yang baik, dan sebaliknya untuk besi cor putih yang tidak baik sifat
teknologinya.
Penyebaran grafit pada besi cor kelabu diperlihatkan pada gambar.8. dan struktur mikronya.
Untuk besi cor mampu tempa mempunyai sifat mampu mesin yang baik, dengan sifat kekuatan yang sangat tinggi
dengan grafit setengah bulat.
Besi cor jenis ini dihasilkan melalui proses perlakuan panas terhadap besi cor putih. Sedangkan besi cor noduler
adalah besi cor bergrafit bulat yang mempunyai sifat keuletan yang paling baik diantara besi cor yang lainnya. Besi
cor nodular dihasilkan juga melalui proses inokulasi melalui pengecoran besi cor kelabu, perubahan grafit pada besi
cor kelabu yang tadi bentuknya serpih berubah menjadi bulat setelah ditambahkan unsur magnesium dan cerium
melalui proses pengecoran.
Besi cor nodular banyak digunakan untuk pipa air minum, rangka-rangka mesin-mesin diesel dan mesin perkakas,
roll penggiling, cetakan,komponen mekanik, komponen untuk tungku dan lain sebagainya.
Unsur-unsur lain yang dapat membulatkan grafit diantaranya : Ca,Na,K,Li,Ba,Zn dan lain sebagainya.
Komponen utama pada besi cor nodular yaitu karbon (3 ~ 4% ), Silisium (1.5 ~ 2 % ),Mangan ( (0.4 ~ 0.7% ),
Phosfor (0.1 ~ 0.2 % ) dan Sulfur ( 0.035 ~ 0.040%).
• Tembaga ( Copper )
Secara industri sebagian besar penggunaan tembaga adalah untuk kawat atau bahan penukar panas.
Material ini terkatagori logam bukan besi yang mempunyai sel satuan kubus pusat muka
( FCC ).
Sifat mampu bentuknya sangat baik dan tahan terhadap korosi, disamping sifat utamanya yaitu mempunyai
daya hantar panas dan listrik yang sangat baik.
Tembaga murni untuk keperluan industri banyak digunakan dalam proses elektrolisa, yang dibagi dalam tiga (3)
jenis yaitu :
• Tembaga yang bersifat ulet
• Tembaga yang bersifat de-oksidasi
• dan tembaga bebas oksigen.
Apabila oksigen terdapat didalam tembaga maka unsur-unsur yang sifatnya pengotor (impurities) akan
mengendap sebagai oksida, akan berpengaruh pada penurunan sifat daya hantar listriknya.

13
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Pada temperatur tinggi, yang disertai oleh oksida yang banyak dapat menyebabkan kegetasn hydrogen, dan
untuk mencegahnya maka dapat digunakan tembaga de-oksidasi atau tembaga bebas oksigen.
Phosfor sering digunakan untuk de-oksidasi tembaga, karena kegetasan yang disebabkan oleh hydrogen akan
merugikan.
• Tembaga dan paduan
Tembaga umumnya membentuk larutan padat ( solid solution )
Terhadap unsur-unsur lainnya, dan dipergunakan untuk berbagai keperluan.
Paduan untuk coran ( casting ) hampir mempunyai komposisi kimia yang sama, walaupun pada
kenyataannya untuk memperbaiki sifat mampu mesin dan mampu cornya akan berbeda.
o Kuningan ( Cu- Zn )
Kuningan berasal dari zaman romawi, dan dalam paduan ini terdapat fasa yaitu  , ,  , ,  , dan  ,
dan dari semua fasa – fasa tersebut.
Paduan ini mempunyai sel satuan FCC dan mempunyai sifat mampu mesin dan mampu cor yang baik.
Paduan ini dibagi lagi kelompoknya berdasarkan pada persentase unsur paduan itu sendiri, antara lain :
✓ Kuningan 70 ~ 30 , fasa  yang sangat lunak dan sifat mampu mesinnya sangat baik.
✓ Kuningan 60 ~ 40 , denngan fasa  +  yang mempunyai sifat kekuatan yang tinggi.
✓ Kuningan dengan 45% Zn, kekuatannya paling tinggi, tetapi tidak dapat dikeraskan (
hanya digunakan untuk bahan coran )
• Perunggu ( brons )
Paduan ini dikenal sudah sejak lama, dan merupakan paduan Cu-Sn , yang juga mempunyai sel satuan
FCC.
Perunggu lebih mudah di cor bila kita bandingkan dengan tembaga atau kuningan dan mempunyai
kekuatan yang lebih tinggi,tahan korosi , serta tahan aus.
Paduan ini banyak digunakan untuk berbagai macam komponen mesin, seperti : bantalan, pegas,
coran seni dan lain sebagainya.
Ada delapan fasa dari paduan ini yaitu  , ,  , ,  , ,  ,  dan Sn , komposisi dari paduan ini adalah
4 ~ 12% Sn.
Sn lebih mahal dari pada kuningan, dan hampir semua paduan perunggu dipakai dalam bentuk coran (
casting ).
Contoh lain yaitu paduan dengan 8 ~ 12% Sn, yang dikenal dengan istilah gun metal.
Paduan lain yang ada yaitu perunggu posfor ( 0.05~0.5% P ) dengan sifat fluidity yang sangat baik.
Brons aluminium ( 6~7% Al ) untuk fabrikasi, dan (9~10% Al ) untuk coran, dengan sifat kekuatan ,
mampu bentuk, dan ketahanan korosi yang baik.
Penggunaan lain dari paduan ini adalah paduan Cu-Be yang banyak dibuat untuk pegas-pegas yang
dialiri arus listrik dan elektroda untuk spot welding, dimana materialnya dibuat melalui pengerasan
presitipasi ( keras endap ).
• Aluminium dan paduan

14
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Aluminium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy di tahun 1809, sebagai suatu unsur atau logam yang ringan dan
mempunyai ketahanan korosi yang baik, dengan hantaran listrik yang baik pula.
Kekuatan mekaniknya yang sangat ringan dengan penambahan unsur Cu, Mg,Si,Mn,Zn,Ni dan lain
sebagainya.
Material ini dipergunakan dalam bidang yang luas, yang bukan saja untuk keperluan rumah tangga, tetapi
digunakan untuk keperluan material mobil, pesawat terbang, kapal laut dan konstruksi.
Aluminium dapat dibuat dengan tingkat kemurnian 99%, yang walaupun kekuatan tariknya tidak mencapai
13.000 psi.
Aluminium memiliki rasio kekuatan menahan beban yang baik – sekitar 1/3 dari yang dimiliki baja.
Peningkatan kekuatan didaptkan dengan cara melakukan pengerjaan dingin atau memadu dengan unsur lain.
Karakteristik lainnya adalah dapat dikerjakan dengan mesin dan sifat dapat dibentuk serta tahan terhadap
korosi.
Pada temperatur rendah, aluminium tetap mempertahankan sifat keuletannya dan dapat dikerjakan serta dapat
dibentuk.
Sifat tahan korosi akibat lapisan oksida ( Al2O3) yang terjadi pada permukaan aluminium, dan mencegah
terjadinya oksidasi.
Kebanyakan aluminium dipadukan dengan tujuan untuk meningkatkan sifat kekuatan tariknya dan sifat-sifat lainnya.
Unsur yang paling banyak dipadukan dengan aluminium, antara lain : tembaga, mangan, magnesium, silikon dan
seng.

Ada dua katagori aluminium paduan yaitu paduan tempa ( wrought alloy ) dan paduan coran ( casting alloy ).
• Paduan Tempa ( Wrought Alloys )
Jenis paduan aluminium ini adalah yang paling banyak dijumpai pada produk komersial aluminium. Paduan ini
dihasilkan dengan cara memproses ingot secara mekanik seperti proses : rolling, extruding, drawing. forging.
Paduan tempa ini terbuat dalam barang setengah jadi seperti profil, bar,rod sheet atau pipe.
• Klasifikasi aluminium paduan tempa
Sistim dengan menggunakan angka yang digunakan untuk mengidentifikasi aluminium tempa dan paduan
aluminium.
Angka pertama menunjukkan kelompok paduan sebagaimana ditunjukkan pada gambar.10
Pada kelompok paduan 2XXX sampai 8XXX, angka kedua menunjukkan modifikasi paduan, nol adalah
paduan awal, 1 sampai 9 menunjukkan klasifikasinya.
Contohnya 5356 dan 5456 adalah modifikasi, dan dua ngka terakhir berfungsi untuk mengidentifikasi
paduan yang berbeda pada kelompok tersebut.

15
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Paduan aluminium tempa dapat dibagi dalam dua klasifikasi umum, yaitu yang dapat diproses perlakuan
panas ( heat-treatble ) dan paduan yang tidak dapat diproses perlakuan panas ( non-heat-treatble )
Paduan yang tidak dapat diproses laku panas antara lain seri : 1XXX, 3XXX, 4XXX dan 5XXX , sedangkan
paduan yang dapat diproses laku panas antara lain untuk seri 2XXX, 6XXX,7XXX.
• Paduan Aluminium yang Tidak Dapat di proses perlakuan panas ( Non – heat
treatable ).
Sifat mekanik dari aluminium paduan tempa yang tidak dapat diproses perlakuan panas, dapat
ditingkatkan dengan menggunakan prosedur pengerjaan dingin seperti pengerjaan rolling dan drawing.
Sifat-sifat ini menurun akibat pemanasan sebagaimana yang ditemukan.
Bahan yang tidak dapat diproses laku panas diproduksi dalam berbagai jenis.
Sedangkan yang dapat diproses perlakuan panas menggunakan huruf “ T “ yang diikuti dengan angka. Angka yang
menunjukkan urutan pengoperasian yang telah dilakukan.

T1 Didinginkan dari temperatur tinggi dan proses penuaan (aging) secara alami
pada kondisi yang stabil.
T2 Didinginkan dari temperatur tinggi, pengerjaan dingin, proses penuaan alami (
natural aged ), sampai pada temperatur yang stabil.
T3 Perlakuan panas laritan, pengerjaan dingin dan diproses penuaan alami sampai
pada kondisi stabil.
T4 Perlakuan pada larutan dan penuaan alami untuk mencapai kondisi stabil.
T5 Didinginkan dari temperatur tinggi dan proses penuaan artifisial
( artificial aging )
T6 Perlakuan panas larutan dan penuaan artificial.
T7 Perlakuan panas larutan dan distabilkan
T8 Perlakuan panas larutan, pengerjaan dingin dan proses penuaan Artifisial.
T9 Perlakuan panas larutan, proses penuaan artificial dan pengerjaan dingin
T10 Didinginkan dari temperatur tinggi, pengerjaan dingin dan penuaan secara
artifisial.

Variasi urutan dasar yang sama dari pengoperasian yang menghasilkan sifat-sifat mekanik yang berbeda, yang
ditunjukkan pada angka tambahan, selain nol pada T1 sampai T 10.
• Aluminium Cor ( Casting Aluminium )

16
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Aluminium paduan cor yang dituangkan kedalam cetakan pasir atau cetakan permanen, pada bentuk-bentuk
yang dikehendaki. Berapa cepat logam cair mengalir dan membeku merupakan karakteristik dari paduan
aluminium.
Klasifikasi menggunakan empat (4) angka digunakan untuk mengidentifikasi aluminium bukan paduan dan
aluminium paduan, dalam bentuk coran atau ingot coran. Angka pertama menunjukkan kelompok paduan.
• Sifat-Sifat Aluminium Paduan Tempa
Aluminium Bukan Paduan
( 1 XXX )
Aluminium murni yang sangat mudah untuk dibentuk karena sifatnya yang ulet, dan memiliki sifat kekuatan
yang rendah, tetapi memiliki konduktivitas panas dan listrik yang baik, serta tahan korosi.
Aluminium murni adalah jenis yang tidak dapat di proses perlakuan panas

Aluminium - Tembaga
( 2 XXX )
Paduan ini dikenal dengan nama duralumin, yang juga mengandung unsur mangan, magnesium serta tembaga
yang memperkecil pengerutan ( shrinkage ) pada paduan tersebut.
Aluminium - Mangan
( 3 XXX )
Paduan ini mempunyai sifat mekanik lebih baik jika dibandingkan dengan aluminium murni, tetapi terjadi sedikit
penurunan keuletan ,tetapi tahan korosi dan tidak dapat diproses perlakuan panas.
Aluminium - Silikon
( 4 XXX )
Paduan ini tidak dapat diproses perlakuan panas dan memiliki titik lebur yang rendah dengan sifat mampu alir
yang tinggi, dan banyak digunakan untuk kawat brasing dan pengelasan.
Aluminium - magnesium
( 5 XXX )
Campuran aluminium dan magnesium yang memiliki kombinasi sifat kekuatan yang sangat baik dan tahan
terhadap korosi serta memiliki sifat keuletan. Jenis ini tidak dapat diproses perlakuan panas.
9. Paduan Nikel
Nikel dibuat secara elektrolisa, yang berwarna perak ke abu-abuan ,yang mempunyai sela satuan kubus pusat
muka (FCC), dengan masa jenis 8.7, yang hampir sama dengan tembaga.
Hasil proses anil terhadap paduan nikel menghasilkan kekuatan tariknya 55 kgf/mm 2, dengan perpanjangan
50% maksimum, dengan harga kekerasan 80 ~ 90 HB.

17
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Nikel mempunyai pengaruh yang baik terhadap ketahanan korosi, keuletan paduan dan juga sifat ketahanan
panas.
Terhadap asam nitrat, ketahanan korosi nikel menjadi kurang baik, dan nikel lebih banyak dipakai sebagai
unsure pemadu pada logam tembaga, baja. Produk nikel yang dibuat antara lain dalam bentuk pelat tipis,
batangan pendek, pipa dan kawat.
Kegunaan nikel selain sebagai unsur pemadu, juga banyak dipakai untuk tabung electron dan industri
makanan.
Nikel dipakai juga untuk keperluan yang khusus seperti untuk pembuatan uang logam ( kupronikel ).

• Paduan Ni-Cu
Paduan ini lebih dikenal dengan sebutan kupronikel atau tembaga putih ( Cu-10-30% Ni).
Paduan Ni-Cu yang memiliki persentase 67% Ni dinamakan logam monel, yang didapat dari pemurnian langsung dari
bijih.
Kedua jenis paduan tersebut banyak digunakan untuk pembuatan komponen pompa,kondensor, motor dan lain
sebagainya. Paduan ini akan mempunyai tahanan listrik yang baik apabila komposisi paduannya mencapai 45%
nikel, yang banyak digunakan untuk pembuatan termokopel, kabel tahanan dan paduan ini dinamakan konstantan.
• Paduan Ni-Cr
Komposisi dari paduan ini terdiri dari 20% Cr dan 80% Ni yang diberi nama nikhrom.
Banyak digunakan untuk elemen pemanas listrik
Jenis paduan lain yang tidak kalah pentingnya yaitu nimonik dan inkonel.

10. Paduan Titanium


Bijih yang mengandung titanium dan gas Cl2 yang direaksikan pada temperatur yang tinggi untuk menghasilkan
TiCl4, kemudian direduksi oleh magnesium untuk menghasilkan titanium sponge, yang dapat dilebur didalam
tanur busur listrik dalam kondisi vakum dengan inert gas, untuk menghasilkan titanium ingot.
Proses selanjutnya dilakukan penempaan pada suhu 800 ~ 1000 oC dan kemudian dilakukan pengerolan pada
suhu 700 ~ 800oC.
Titik cair titanium yaitu 1668oC, dengan awal transformasi pada suhu 882oC dari Ti  (HCP)  Ti (BCC).
Dan terdapat alpha pada suhu rendah. Berat jenis 4.54 kira-kira 60% dari baja.
Sifat ketahanan korosinya sangat baik, juga dapat berfungsi sebagai lapis lindung yang baik.
Pada proses pemanasan titanium akan membentuk lapisan kulit TiO,Ti2O dan TiO2.
Oksigen dan nitrogen dapat juga di absorb oleh titanium, yang membentuk peningkatan sifat kekerasan.
Pada temperatur 700oC titanium menjadi meningkat sifat kekerasannya.
Dilihat dar i struktur mikronya , paduan titanium mempunyai fasa
 +  dan fasa , tetapi sedikit pengaruhnya terhadap sifat mekanik.

18
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Paduan Titanium dapat membentuk fasa martensite dan fasa  , melalui proses pendinginan cepat, tetapi tidak
begitu keras.
• Paduan Titanium fasa 
Paduan Ti –5% Al-2.5% Sn adalah paduan fasa  yang khas yang mempunyai sifat ulet dan mampu las
yang baik.
Banyak digunakan untuk komponen mesin, dan penggunaan yang khusus kriogenik.
Paduan Ti –8% Al-1%, Mo-1%V yang dikembangkan untuk penggunaan pada temperatur tinggi.

• Paduan Titanium fasa  + 


Dengan kompsisi paduan Ti-6%Al-4%V adalah paduan yang tipikal dan banyak digunakan. Mempunyai
sifat kekuatan pada suhu tinggi, tetapi dibawah 150oC sifat keuletannya akan menurun.
• Paduan Titanium fasa 
Dengan kompsisi paduan Ti-13%V-11%Cr-3%Al adalah paduan yang dengan kekuatan tinggi damn bahkan
stabil sifat mulurnya pada temperatur 400oC.
Seperti diketahui bahwa paduan titanium mempunyai sifat kekuatan dan ketahanan korosi yang tinggi,
sehingga paduan ini banyak dipakai untuk komponen pesawat terbang.
Sifat ketahanan korosinya bahkan lebih baik dari pada baja tahan karat 4340 ( Ni-Cr-Mo ).

19
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Gambar.02./bab.6. Diagram keseimbangan besi – besi karbon

Designations For
Wrought Alloy Groups
AA Alloy Major Alloying Element
1xxx 99.00% minimum aluminium and greater
2xxx Copper
3xxx Manganese
4xxx Silicon
5xxx Magnesium
6xxx Magnesium and Silicon
7xxx Zinc
8xxx Other Element
9xxx Unused series

Gambar.10./bab.6. Klasifikasi aluminium paduan tempa

20
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Non-heat-treatable Alloys

Aluminium Applications
Alloy
1050 Chemical and food equipment
1100 Foil,household utensils,forming applications
1350 Electrical Conductors
3003 Utility sheet, forming aplications
3004 Van trailer sheet
5052 Used where formability required with greater
Strength than 1100 or 3003
5454 Chemical storage tanks and pressure vessels
At elevated temperatures
5083 Main structural alloy, railway cars, dump
trucks, marine applications

Gambar.11./bab.6.Aplikasi material aluminium paduan


yang tidak dapat diproses perlakuan panas

Alloying Elements Designation


No.
Aluminium – 99.00% minimum and greater 1 XX . X
Copper 2 XX . X
Silicon, with added copper and/or Magnesium 3 XX . X
Silicon 4 XX . X
Magnesium 5 XX . X
Zinc 7 XX .X
Tin 8 XX. X
Unused Series 6 XX. X
Other Major Alloying elements 9 XX. X

Gambar.12./bab.6. Kelompok paduan aluminium cor

21
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

Baja karbon
Baja karbon 10XX
Resulfurisasi 11XX

Baja Mangan 13XX


Baja Nikel
0.50% Nikel 20XX
1.50% Nikel 21XX
3.50% Nikel 23XX
5.00% Nikel 25XX

Baja Nikel-Khrom
1.25% Nikel , 0.65% Khrom 31XX
1.75% Nikel, 1.00% Khrom 32XX
3.50% Nikel, 1,57% Khrom 33XX
3.00% Nikel, 0.80% Khrom 34XX
Baja tahan panas dan karat 303XX
Baja Molibden
Khrom 41XX
Khrom – Nikel 43XX
Nikel 46XX dan
48XX
Baja Khrom
Khrom-rendah 50XX
Khrom-sedang 51XX
Nikel –tinggi 52XX

Baja Khrom-Vanadium 6XXX


Baja Wolfram 7XXX
Baja Tiga paduan 8XXX
Baja Silikon-Mangan 9XXX
Baja Timah Hitam ( Leaded) 11XX (contoh)

Tabel.01./bab.6. Penandaan baja Paduan dengan Angka AISI - SAE


( X menyatakan persentase karbon dalam per seratus )

22
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

First –Digit
Major Class
1 Carbon Steel
2 Nickel Steel
3 Nickel-Chromium Steel
4 Molybdenum Steel
5 Chromium Steel ( not stainless )
6 Chromium-Vanadium Steel
7 Tungsten – Vanadium Steel
8 Nickel-Chromium-Molybdenum Steel
9 Silicon-manganese and Other Complex
Steels

Tabel.01./bab.6. Penandaan Baja Paduan dengan Angka SAE-AISI


menyatakan % karbon dalam per - seratus

Sub – Classes

10 Plain Carbon Steel


11 Plain Carbon Steel Resulphurized
12 Plain Carbon Steel Resulphurized and
Rephosphorized
13 Plain Carbon Steel with additional
manganese
21 1 % Nickel
23 3.5 % Nickel
25 5 % Nickel
31 1.25% Nickel- 0.65% Chromium
33 3.5% Nickel – 1.55% Chromium
40 0.25% Molybdenum
41 Chromium – Molybdenum
43,47 Nickel – Chromium – Molybdenum
46,48 Nickel-Molybdenum
50 Low – Chromium
51 1% Chromium
61 Chromium-Vanadium
81,86,87,88 Nickel-Chromium-Molybdenum
92 0.85% Manganese – 2% Silicon
93 Nickel-Chromium - Molybdenum

Tabel.02./bab.6. Penandaan Baja Paduan dengan Angka SAE-AISI


23
Untuk digit ke dua dan ke tiga.
Manual ( Shielded ) Metal arc Welding / 2007

P1 Carbon steels ( 40 t0 75 ksi minimum specified UTS

P3 Alloy steels with chromium not exceeding 0.75%


and total alloy content no exceeding 2%

P4 Alloy steels with chromium 0.75% to 2% and total


alloy content not exceeding 2.75%

P5 Alloy steels with total alloy not exceeding 10%

P6 High Alloy steels – Martensitic

P7 High alloy steels - Ferritic

P8 High alloy steels - Austenitic

P9 Nickel Alloy Steels


P 10 Other alloy steels ( P 10 steels require separate
welding qualification for each material )

P 11 High Strength nickel alloy steel


High Strength Manganese molybdenum nickel steel
High Strength chromium molybdenum steel

Tabel.04./bab.6. Sistim pengelompokkan untuk tujuan kualifikasi


Prosedur.

24

Anda mungkin juga menyukai