Anda di halaman 1dari 32

KERTAS KERJA IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA

KEBAKARAN DAN ASSESMENT


DI PT EDS MANUFACTURING INDONESIA

KELOMPOK 1
Oleh :

Ricahya Wiguna S. Nurhidayat Fadilah Taufik Effendi Cecep A. M.


1
I. PENDAHULUAN
I.1 Profil Perusahaan.
PT. EDS Manufacturing Indonesia berlokasi di Jalan raya Serang KM.24, Balaraja -Tangerang -
Banten - Indonesia. Perusahaan ini memiliki luas Bangunan 40,016 m2. Perusahaan ini bergerak
dibidang Automotive dengan menghasilkan produk berupa wiring harness.
Informasi Umum

A. Nama Perusahaan : PT. EDS Manufacturing Indonesia


B. Alamat : Jalan raya Serang KM.24, Balaraja -Tangerang - Banten - Indonesia
C. Bidang Usaha : Produksi Wiring Harness (Kumpulan circuit yang
berfungsi mengalirkan arus listrik pada
kendaraan
bermotor).
Karyawan
Total Karyawan : 4998 Orang
Laki-Laki : 1231 Orang
Wanita : 3767 Orang
Metode Kerja : Untuk Satu Hari 2 Shift

Standarisasi :
-SMK3 -ISO 14001 2
I. PENDAHULUAN
I.2 Flow Proses Produksi

MATERIAL PEMOTONGAN PENGELASAN

BARANG JADI PENGECATAN PENGHALUSAN

3
I. PENDAHULUAN
I.2 Flow Proses Produksi

1. MATERIAL 4. PENGHALUSAN
Material adalah bahan baku yang Penghalusan adalah proses
digunakan untuk proses produksi. menghaluskan barang hasil dari
Contoh : besi kotak, besi stainless, pengelasan agar tidak terdapat sisi
besi pipa, besi behel dll. yang tajam.

2. PEMOTONGAN 5. PENGECATAN

Pemotongan adalah proses Pengecatan adalah proses melapisi


pemotongan material menjadi barang dengan cat sesuai dengan
ukuran kecil sesuai dengan yang di warna dan spesifikasi yang telah
tentukan. ditentukan.

3. PENGELASAN 6. BARANG JADI


Pengelasan adalah proses Barang jadi adalah hasil dari proses
menyambungbeberapa material yang fabrikasi workshop yang sudah
telah terpotong menjadi bentuk dilakukan inspeksi dan siap di kirim
tertentu yang telah ditentukan. ke produksi.
4
II. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO
II.1 Penilaian Resiko.
ASSESMENT
IDENTIFIKASI MATERIAL AKTIVITAS/ POTENSI ASSESMENT AWAL
NO RESIKO/DAMPAK PROGRAM PENGENDALIAN SISA
& SUMBER ENERGI PROSES BAHAYA
S L S L
1 Cat Sesak nafas 5 4 20 SOP Pekerjaan Pengecatan 3 4 12
Tersedia Informasi MSDS sebagai
2 Thiner
informasi dan dipatuhi
Bahan kimia Keracunan 4 4 16 Sirkulasi udara yang baik di lokasi 2 3 6
3 Gunspray
berbahaya untuk kerja
kesehatan Gunakan Masker
Gunakan Air untuk mencuci tangan
Kulit tangan rusak 4 4 16 3 4 12
Gunakan sarung tangan
Penyediaan Secondary Containment
Pengecatan untuk menampung tumpahan bahan
Tumpahan Kebakaran 5 4 20 cat dan thiner 4 4 16
Material Cat dan Tersedia Proteksi Kebakaran APAR
Thiner Jenis Powder
Pencemaran Fasilitas Secondary Containment
3 4 12 1 4 4
Lingkungan Penyediaan Spilkit
Instalasi
kelistrikan Alat
Melakukan isolasi sistem kelistrikan
Gunspray Tidak Tersetrum 4 4 16 3 4 12
pada alat gunspray
standar PUIL
2011

5
II. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO
II.1 Indikator Penilaian.
Severity Kemungkinan Kejadian
Risk Matrix Likelihood Severity
1 2 3 4 5
Mungkin tidak akan pernah terjadi(sekali Pengobatan pertolongan pertama di mana perawatan
1 1 2 3 4 5 1
dalam sepuluh tahun)
1
medis tidak diperlukan(misalnya luka ringan dan luka
Will probably never happen (once in ten First aid treatment where medical treatment not
Likelihood 2 2 4 6 8 10 years) required (e.g. minor cuts and burns) or light damage
of Harm 3 3 6 9 12 15 Mungkin terjadi dalam 5 tahun
Perawatan medis yang diperlukan atau kerusakan$
4 4 8 12 16 20 100- $ 1000
2 2
5 5 10 15 20 25 Can happen once in 5 years Medical treatment required or damage $ 100 - $ 1000
S = Severity 15 to 25 High Kehilangan waktu1-5hari atau kerusakan$ 1000 -$
Mungkin terjadi setahun sekali
L = Likelihood 8 to 12 Medium High 10.000
3 3
Key Rating S X L 4 to 6 Medium Low Can happen once per year
Lost time injury from 1 – 5 days or damage $ 1000 -
2 to 3 Low $10000
Kehilangan waktu lebih dari 5 hari atau kerusakan$
1 Insignificant Mungkin terjadi sebulan sekali
10.000-$ 50.000
4 4
Lost time injury from more than 5 days or damage $
Can happen once per month
10000 - $ 50000
Mungkin terjadi seminggu sekali atau Kerusakan atau beberapa korban jiwa atau kerusakan
sering melebihi $ 50.000
5 5
Fatality or multiple fatalities or damage exceeding $
Can happen once per week or more often
50000

6
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II. 2 Proses Kegiatan Produksi

AREA WORKSHOP

AREA WORKSHOP ADALAH AREA


YANG RESIKO KEBAKARANNYA
PALING TINGGI

REFRENSI : KEPMENTK No.186 Thn 1999 Unit Penanggulangan Kebakaran 7


II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.3 IDENTIFIKASI BAHAYA
Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan sumber-sumber data yang kemungkinan berpotensi
menyebabkan kebakaran(karakteristik bahan).

CAT

8
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.3 IDENTIFIKASI BAHAYA
Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan sumber-sumber data yang kemungkinan berpotensi
menyebabkan kebakaran(karakteristik bahan).
THINNER

BAHAN KIMIA BERBAHAYA YANG MUDAH TERBAKAR ADALAH ALLYL ALCOHOL 9


II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.4 Analisa perhitungan kecukupan personil k3 penanggulangan kebakaran.

Berdasarkan Kepmenaker No 186 / MEN/1999 Lampiran III

Lokasi :
Workshop
Jumlah Karyawan :
50 orang
Tingkat Resiko Kebakaran :
Berat
Jumlah Personil K3 Penanggulangan Kebakaran :
10 D
5C
1B
1A
• Keterangan : Tingkat D = Peran Petugas Pemadam Kebakaran
Tingkat C = Regu Penanggulangan Kebakaran
Tingkat B = Koordinator Unit Penanggulangan Kebakaran
Tingkat A = Ahli K3 Spesialis Penaggulangan Kebakaran
10
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.5 Fire modeling ALLYL ALCOHOL
1. Leaking tank, chemical is burning and forms a pool fire

Luasan Zona Terdampak


(radius)
Red : 124 m = Terpapar panas yang tinggi menyebabkan luka bakar berat.
Orange : 168 m = Terpapar panas sedang menyebabkan luka bakar sedang.
Yellow : 252 m = Terpapar panas ringan. Menyebabkan luka bakar ringan.
11
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.5 Fire modeling
1. Leaking tank, chemical is burning and forms a pool fire

12
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.5 Fire modeling ALLYL ALCOHOL
2. BLEVE, tank explodes and chemical burns in a fireball

Luasan Zona Terdampak


(radius)
Red : 548 m = Terpapar panas yang tinggi menyebabkan luka bakar berat.
Orange : 782 m = Terpapar panas sedang menyebabkan luka bakar sedang.
Yellow : 1200 m = Terpapar panas ringan. Menyebabkan luka bakar ringan.
13
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.5 Fire modeling
2. BLEVE, tank explodes and chemical burns in a fireball

14
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.6 Sistem Proteksi Aktif Yang Sudah Ada
MAPING HYDRANT, POMPA DAN APAR
RUMAH POMPA

POMPA DIESEL

AREA WORKSHOP POMPA JOKEY

15
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.6 Sistem Proteksi Aktif Yang Sudah Ada
Hydrant outdoor
HYDRANT Jumlah titik : 1
Diameter : 2,5 inchi
Jenis kopling : machino
Kelengkapan : selang 2 x (30M)
: Nozzle.
: Kunci hydrant pilar.
Spesifikasi POMPA
Pompa jokey :
Merk/type : groundfos/cr5-22 A-fgj-a-hqqe
Kapasitas : 282 l/m
Siamesse connection Total head : 15,3M
Jumlah : 2 titik Putaran : 2919 R.P.M
Area : di depan gedung resepsionis dan di Penggerak : motor listrik 5,5kW
dekat loading dock Penempatan : area rumah pompa.
Pemipaan hydrant Pompa Diesel :
Diameter pipa hisap pompa jokey : 6 inchi Merk/type : Faude/ 125-17662
Diameter pipa hisap pompa diesel : 6 inchi Kapasitas : 2839 l/m
Diameter pipa pompa penyalur : 4 inchi Total head : 360,9M
Diameter pipa pompa tegak : 4 inchi Putaran : 2900 R.P.M
Diameter pipa pompa penyalur : 4 inchi Penggerak : motor listrik 125kW
Diameter pipa pompa pembagi utama : 4 inchi Penempatan : area rumah pompa. 16
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.6 Sistem Proteksi Aktif Yang Sudah Ada

RERENSI : PERMENAKER 04 tahun 1980 tentang APAR 17


II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.6 Sistem Proteksi Pasif Yang Sudah Ada
JALUR EVAKUASI

TANDA EXIT TANDA EXIT


18
REFERENSI PERMEN PU 26 tahun 2008
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.6 Pembinaan Berjalan.

Kerjasama dengan GULKAR Team TKTD Perusahaan PEMASANGAN MSDS

Mengadakan kerjasama
dengan GUKAR untuk
mengadakan pelatihan
penanggulangan kebakaran.

19
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.7 Analisa Kecukupan Sarana Proteksi Kebakaran
No. Uraian Persyaratan Kondisi yang ada Keterangan Rekomendasi Referensi

Di area tempat pengelasan dan penghalusan dengan


luasan area 45m x 6,5m ditambahkan 1 APAR jenis
1. Permenaker no.
Di area tempat pengelasan dan penghalusan POWDER dari 2 APAR yang sudah ada dan di atur
04/MEN/1980 tentang
Penempatan antara alat pemadam api ringan yang 1 dengan dengan luasan area 45m x 6,5m hanya terdapat jarak nya untuk memenuhi standard jarak antar APAR
Penempatan APAR APAR pasal 4 ayat 5
yang lainnya atau kelompok satu dengan yang lainnya tidak 2 tabung APAR jenis powder. Di area maximal 15m. Di area pengecatan luas area 5m x
belum memenuhi 2. SNI 03-3988-1995
boleh melebihi 15 m, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengecatan luas area 5m x 6,5m tidak terdapat 6,5m di pasang tabung APAR jenis FOAM. Di area
persyaratan. 3. Permenaker no.
pengawas atau ahli keselamatan kerja tabung APAR. Di area pemotongan dan material pemotongan dan material dengan luas area 37,5m x
04/MEN/1980 Pasal 4
dengan luas area 37,5m x 6,5m tidak ada APAR 6,5m ditambahkan 2 APAR jenis POWDER di atur
tentang APAR lampiran 2
jarak nya untuk memenuhi standard jarak antar APAR
1 APAR
maximal 15m
Tinggi label belum 1. Permenaker no.
Pemasangan label APAR harus dengan ketinggian 125 cm Tinggi label yang terpasang dengan ketinggian
memenuhi Label APAR di pasang setinggi 125 cm dari lantai 04/MEN/1980 tentang
dari lantai. 2,5M dari lantai
persyaratan. APAR pasal 4 ayat 3
Penempatan APAR
1. Permenaker no.
dari ketinggian sudah
Penempatan APAR tinggi minimal 15 cm -120 cm dari lantai Tinggi APAR yang terpasang 20cm Sudah sesuai dengan persyaratan 04/MEN/1980 tentang
memenuhi
APAR pasal 8
persyaratan.
Untuk ruangan khusus seperti penimpanan atau
tempat dimana penggunaan cairan mudah terbakar
tinggi dapat digunakan sistem pancaran serentak
Untuk khusus seperti penimpanan atau tempat dimana
Instalasi springkler dengan jumlah 65 titik. Untuk area pengecatan 7 titik,
2 SPRINGKLER penggunaan cairan mudah terbakar tinggi dapat digunakan Belum terpasang. SNI 03-3989-2002
belum terpasang. untuk area pemotongan, material, pengelasan,
sistem pancaran serentak.
penghalusan dan barang jadi 58 titik karena partisi
dinding tidak full jadi kita anggap menjadi satu
ruangan

20
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.7 Analisa Kecukupan Sarana Proteksi Kebakaran
No. Uraian Persyaratan Kondisi yang ada Keterangan Rekomendasi Referensi
Area pengelasan menimbulkan asap, sehingga yang
paling cocok adalah dengan detektor heat, untuk 1. Permenaker no.
Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali area pengecatan dipasang 2 titik heat detector. 02/MEN/1983 tentang
Instalasi Detektor
3 DETEKTOR apabila bagian bangunan tersebut telah dilindungi dengan Belum terpasang. Untuk area pemotongan, pengelasan, material, pemasangan instalasi alarm
belum terpasang.
sistem pemadam kebakaran automatic penghalusan dan barang jadi di potong di pasang 21 kebakaran otomatis pasal 3
titik, karena partisi dinding tidak full jadi kita anggap 2. SNI 03-3985-2000
menjadi satu ruangan

Pemasangan pompa
Sudah terpasang dengan 2 pompa yaitu pompa 1. Instruksi menaker no :
Pompa hydrant harus mempunyai karakteristik tekanan hydrant telah
4 HYDRANT jokey dan pompa diesel. Dengan tekanan Sudah sesuai dengan persyaratan INS.11/M/BW/1997 BAB IV
minimum 4,5 BAR dan Laju aliran air 500 GPM. memenuhi
terjauh 4,5 BAR dan GPM 750 poin 8
persyaratan

Lebar sarana jalan ke luar selain memenuhi ketentuan


tersebut dalam sampai dengan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
(1) Tidak kurang dari yang disyaratkan untuk komponen
Sarana jalan keluar yang diberikan oleh bab ini atau seluruh
klasifikasi hunian bangunan gedung.
(2) Tidak lebih kecil dari 915 mm.

Di area tempat pengelasan, pengecatan,


PINTU Lebar akses eksit yang dibentuk oleh perabot dan partisi pemotongan dan penghalusan dan barang jadi Psudah memenuhi PERMEN PU NO.26 tahun
5 yang dapat Sudah sesuai dengan persyaratan
EVAKUASI dengan luasan area 50 m x 17 m terdapat 2 persyaratan. 2008
dipindahkan, yang melayani tidak lebih dari enam orang, dan pintu exit dengan lebar pintu
yang
mempunyai panjang tidak lebih dari 15 m, harus memenuhi
kedua
kriteria sebagai berikut :
(1) Lebar tidak boleh kurang dari 455 mm, pada titik dan di
bawah
ketinggian 965 mm, dan tidak kurang dari 710 mm di atas
ketinggian 965 mm.
(2) Lebar tidak boleh kurang dari 915 mm untuk akses eksit
yang baru, dan tidak boleh kurang dari 710 mm untuk akses
21
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.8 Design sistem proteksi
APAR

APAR TYPE APAR TYPE


FOAM FOAM

Jarak panjang = 50m, Lebar 17 m untuk jenis kebakaran berat


Maka :
1. Ruang 1 (13mx5m) dipasang 1 APAR
2. Ruang 2 (45mx17m) dipasang 4 APAR

REFRENSI : PERMENAKER 04 tahun 1980 tentang APAR 22


II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.8 Design sistem proteksi
DETEKTOR

PAEMASANGAN
Jarak panjang = 50m, Lebar 17 m untuk jenis kebakaran berat
DETEKTOR ALARM HEAT Maka :
1. Ruang 1 (13mx5m) dipasang 2 alarm deteksi heat.
2. Ruang 2 (45mx17m) dipasang 21 alarm deteksi heat.

REFRENSI
1. Permenaker no. 02/MEN/1983 tentang pemasangan
instalasi alarm kebakaran otomatis pasal 3 23
2. SNI 03-3985-2000
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.8 Design sistem proteksi
SPRINGKLER

PAEMASANGAN
SPRINGKLER AIR

68o C

DENGAN
WARNA
MERAH

PAEMASANGAN
SPRINGKLER TYPE FOAM

53o C
Jarak panjang = 50m, Lebar 17 m untuk jenis kebakaran sedang
Maka :
1. Ruang 1 (13mx5m) dipasang 7 springkler .
DENGAN WARNA ORANGE
2. Ruang 2 (45mx17m) dipasang 65 springkler

24
REFRENSI SNI 03-3989-2002
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.8 Analisa kecukupan sarana proteksi kebakaran
HYDRANT HYDRANT

50M

Selang/hose yang terdapat pada


hydrant 2 pcs dengan panjang
@30 M artinya memenuhi syarat

REFRENSI : PERMEN PU NO. 26 tahun 2008 25


II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.9 Cost benefits analysis of safety

S AREA KOMPRESSOR

R AREA PRODUKSI

AREA PRODUKSI
R
AREA PRODUKSI
R

AREA PRODUKSI
R KLASIFIKASI POTENSI
BAHAYA KEBAKARAN
= RINGAN

= SEDANG
B WORKSHOP
26
= BERAT
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.9 Cost benefits analysis of safety

27
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.10 Internal audit kebakaran ditempat kerja.

28
II. PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DAN FIRE RISK ASSESMENT
II.10 Internal audit kebakaran ditempat kerja.

29
III. SARAN DAN REKOMENDASI
No. Uraian Rekomendasi Referensi
1. Permenaker no.
Di area tempat pengelasan dan penghalusan dengan luasan area 45m x 6,5m ditambahkan 1 APAR jenis 04/MEN/1980 tentang APAR
POWDER dari 2 APAR yang sudah ada dan di atur jarak nya untuk memenuhi standard jarak antar APAR pasal 4 ayat 5
maximal 15m. Di area pengecatan luas area 5m x 6,5m di pasang tabung APAR jenis FOAM. Di area 2. SNI 03-3988-1995
pemotongan dan material dengan luas area 37,5m x 6,5m ditambahkan 2 APAR jenis POWDER di atur jarak 3. Permenaker no.
1 APAR
nya untuk memenuhi standard jarak antar APAR maximal 15m 04/MEN/1980 Pasal 4 tentang
APAR lampiran 2
1. Permenaker no.
Label APAR di pasang setinggi 125 cm dari lantai 04/MEN/1980 tentang APAR
pasal 4 ayat 3
Untuk ruangan khusus seperti penimpanan atau tempat dimana penggunaan cairan mudah terbakar tinggi
dapat digunakan sistem pancaran serentak dengan jumlah 65 titik. Untuk area pengecatan 7 titik, untuk area
2 SPRINGKLER SNI 03-3989-2002
pemotongan, material, pengelasan, penghalusan dan barang jadi 58 titik karena partisi dinding tidak full jadi
kita anggap menjadi satu ruangan
1. Permenaker no.
Area pengelasan menimbulkan asap, sehingga yang paling cocok adalah dengan detektor heat, untuk area
02/MEN/1983 tentang
pengecatan dipasang 2 titik heat detector. Untuk area pemotongan, pengelasan, material, penghalusan dan
3 DETEKTOR pemasangan instalasi alarm
barang jadi di potong di pasang 21 titik, karena partisi dinding tidak full jadi kita anggap menjadi satu
kebakaran otomatis pasal 3
ruangan
2. SNI 03-3985-2000

30
IV DASAR HUKUM ATAU REFERENSI

• Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatam Kerja


• Permenaker 04/MEN/1980, tentang Alat Pemadam Api Ringan.
• Permenaker 02/MEN/1983, tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
• Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
Kebakaran
• Per Men P.U. No.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Tehnis Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungannya.
• SNI 03-6570-2001 Instalasi Pompa Yang Terpasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran
• SNI 03-3989-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung
• SNI 03-1746-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pengadaan Sarana Jalan Keluar untuk
Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
• SNI 03-3985-2000 Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm
kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung
31
32

Anda mungkin juga menyukai