Anda di halaman 1dari 40

HAZARD IDENTIFICATION, RISK

ASSESSMENT & CONTROL/HIRA


(Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko/IBPPR)
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Materi ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan


HIRA beserta methode mengidentifikasi, mengkaji/
menakar dan mengendalikan bahaya dan risiko potensial
ditempat kerja masing –masing .
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta
mampu :
• Melakukan proses manajemen risiko
• Memahami definisi bahaya dan risiko
• Menggunakan methode/tool yang sesuai untuk
mengindentifikasi, menakar dan mengendalikan bahaya
dan risiko potensial
• Mengkordinir dan melaksanakan rencana
penanggulangan bahaya dan risiko ditempat masing-
masing.
Mengapa memerlukan
HIRA/IBPPR ……?
Petrowidada

Kegagalan
LOTO
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini tuntutan akan K3 semakin menonjol
karena kesadaran masyarakat (konsumen) terhadap aspek
K3 serta hak azasinya. Oleh karena itu perusahaan semakin
dituntut untuk mengoperasikan unit operasinya secara aman
dan tidak mengganggu dan merusak lingkungan.

Data kecelakaan dari ILO Jkt.


2003 : Jumlah Kecelakaan : 51,528 kasus
Rata-rata : 245 kasus/hari, 7,361 kasus/bulan

6000 kasus fatal didunia per hari


2,000,000 kecelakaan, 160 juta sakit akibat kerja (2003)
• Kelemahan yang ditemukan:
- Standard lemah
- Lemahnya kesadaran/budaya K3
- System K3 tdk. Terintegrasi
- Komitmen lemah

Jenis pekerjaan yang menonjol :


- Konstruksi
- Pabrik/Proses
- Pertambangan

Penyebabnya : Traffic, Listrik, Jatuh


Proses HIRA

Proses dasar yang berhubungan dangan


identifikasi hazard (hazard identification),
penilaian resiko (risk assesment),
melakukan kontrol pengendalian (control
measure) dan menijau ulang hasilnya.
(Proses Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko,
Pengendalian Risiko/IBPPR)
1 Memilih aktifitas, Mesin,
Safety
Material, Lingkungan
Review/Checklist
(Sumber Bahaya)

Peraturan & UU
2 Identifikasi Bahaya
Kumpulan Informasi,
maintenace,monitoring
3.Penilaian Resiko
(Risk Assessment) MSDS

Inspeksi K3
area kerja
4.Pengendalian Resiko
JSA

5. HIRARC Plan (HP) Manual


Instruction
TAHAPAN 1

Yang harus dilakukan, tentukan ruang lingkupnya


seperti:

a. Memilih aktifitas yang kritis/JSA


b. Tentukan Permesinan/Peralatan yang
digunakan.
c. Tentukan material/bahan dasar produksi
yang digunakan, dan
d. Faktor Lingkungan
PEME ; People, Equipment, Material, Environment – Sumber Bahaya
TAHAPAN 2.
Identifikasi Keadaan Bahaya (Hazard
Identification)
Adalah merupakan salah satu tindakan
yang mulia dan sangat berarti

Jika anda melihat kulit pisang dijalan dan


anda mengambilnya lalu membuangnya
ketempat sampah karena dapat membuat
orang terpeleset ,maka anda mendapat
pahala dari Tuhan, dan anda sudah
menghilangkan sumber bahaya
Proses Identifikasi Keadaan Bahaya
(Hazard Identification Process)
Pada dasarnya identifikasi yang dilakukan, hanya pada
identifikasi yang hazard fisik yang nyata dan terlihat.
Beberapa masalah sehubungan dengan hal diatas ;
1. Tidak semua hazard adalah nyata dan terlihat.
2. Beberapa hazard muncul pada waktu tertentu.
3. Beberapa hazard muncul lebih sebagai hasil metode kerja
daripada kondisi fisik.

Oleh karena itu perlu methode/tool dari berbagai teknik identifikasi


hazard yang lain seperti :
a. Safety Review/Checklist, Hazops, FMEA, MORT,FTA ,
Job Safety Analysis/JSA
b. Audit (Berguna untuk mengukur seberapa jauh organisasi
melaksanakan program Identifikasi Hazard
c. Laporan Investigasi kecelakaan
JENIS BAHAYA

Untuk bisa mengidentifikasi bahaya,


kenali dan pahami jenis- jenis bahaya
yang merupakan sumber energi yang
bisa terlepas secara tdk terkontrol sbb:
TITIK BAHAYA PADA MESIN
Gerakan berputar yang dapat mencengkeram dan
menggulung pakaian yang longgar/berjumbai, sabuk
rambut dsb.
JENIS-JENIS BAHAYA
No. Kategori Bahaya Bahaya Spesifik ditempat
anda

1. Bahaya Fisik
Contoh: Bising, Radiasi, Suhu Panas,
Pencahayaan,Listrik,

2. Bahaya Kimia
Contoh: B3, Uap Kimia, Asap beracun,
Gas,
3. Bahaya Biologi
Contoh: Virus, Bakteri,
jamur, parasit

4. Bahaya Mekanis
Contoh: permesinan,
alat, kendaraan

5. Bahaya Ergonomi
Contoh: ruang sempit,
angkat/dorong barang,
gerakan anggota tubuh
terbatas

6. Bahaya Psikososial
Contoh: pola gilir kerja/
lembur, pengaturan kerja,
intimidasi, trauma
7. Bahaya Tingkah Laku
Contoh: ketidak patuhan, kurang
keahlian/trampil, tugas baru atau
tdk rutin

8. Bahaya Lingkungan
Contoh:kegelapan, permukaan
yang tidak rata, kemiringan,
kondisi permukaan yang
berlumpur dan basah, cuaca yang
tidak ramah, kebakaran, debu
METHODE/ TOOL YANG
DIGUNAKAN UNTUK
IDENTIFIKASI BAHAYA
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, Departemen :
Bidang Kegiatan : ….. PENGENDALIANNYA

NO UNIT AREA URUTAN ASPEK DAMPA NILAI PENGENDAL


KERJA KERJA KEGIATAN K (TINGKAT IAN
RISIKO)

1. Roller Mill Roller Mill 1. Memasukan 1.Tumpah 1.Terpe Low 1. Memakai


I & II I & II Bahan ( mix clay an Material leset Safety Shoes
+ batu kapur, BK
in grade, pasir
silika, apsir besi)
ke Blending Silo

2.Mengoperasi- 2.a.Tumpa 2.Terpe Low 2. Memakai


kan Raw Mill han leset Safety Shoes
Material
b.Ceceran
oil/grease

3.Mengoperasi 3. Debu 3.Terke Low 3. a.Memakai


kan EP Raw Mill Panas na Debu Safety Shoes
Panas & Dust
Respirator

b. Mengikuti
SOP OPerasi
EP Raw Mill
Definisi
Aspek : bagian dari suatu kegiatan,produk, atau
jasa dari perusahaan yang dapat berhubungan dengan
K3 (SEBAB),
contoh: kegiatan industri

Dampak : setiap perubahan pada K3, apakah


merugikan atau menguntungkan yang dihasilkan dari
kegiatan, produk, atau jasa dari perusahaan
(AKIBAT)
Contoh: Kebisingan yang disebabkan dari
permesinan.
CONTOH : FORM A

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN KRITIS


NO UNIT AREA KEGIATAN POTENSI P C TR PENGENDALIAN
KERJA BAHAYA

I Roller Mill I Roller Mill I 1 . Memasukan 1 a. Terpeleset 4 4 6 1. Mengikuti SOP,


& II & II bahan (mix clay+ b. Terpapar debu 4 4 6 dan pakai APD
batu kapur, BK hi (Safety Shoes,
grade, pasir silika, Dust Resp, Safety
pasir besi) ke Helm, Safety
blending silo Glasses)
2. Mengoperasikan 2. Terpeleset 4 4 6 2. – SDA-
Raw Mill
3. Mengopreasikan 3. Terpapar debu 4 3 8 3. - SDA-
EP Raw Mill panas

CATATAN :
P = PROBALITY/KEMUNGKINAN. C = CONSEQUEN/AKIBAT. TR= TINGKAT RISIKO
CONTOH: FORM B

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO ASPEK MESIN & PERALATAN

NO UNIT AREA NAMA MESIN/ POTENSI P C TR PENGENDALIAN


KERJA PERALATAN KERJA BAHAYA

I Roller Mill I Roller Mill I 1. Conveyor Belt


& II & II a. Head & Tail Pulley Tidak diguarding 3 1 17 1a. Guarding
dapat menjepit pastikan
tangan/tubuh terpasang.
Sambungan hook belt 4 2 12 PM Check
conveyor terkelupas
dapat mengkait jari dilakukan sesuai
dan melukai tangan jadwal, gunakan
APD ; Helm,
shoes, Glassess
b. Motor (listrik) Tdk terlindung bisa 4 1 16 b. PM Check
tersetrum, kebakaran
Tutup Terminal Box dilakukan sesuai
motor penggerak tidak 4 1 16 jadwal, dan
ada, terjadi strum dan gunakan APD;
mengenai operator Helm, Shoes,
yang sedang Glassess
membersihkan mesin
Kabel dalam panel c. PM check
c. Belt utama terkelupas 4 1 16 dilakukan sesuai
dapat short dan short jadwal, gunakan
aliran listrik ke APD; shoes, helm,
operator. glassess
CONTOH: FORM C

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO ASPEK MATERIAL

NO UNIT AREA NAMA MATERIAL POTENSI P C TR PENGENDALIAN


KERJA BAHAYA

I Bengkel Bengkel 1 1. Thinner 1a. Kebakaran/ 3 1 17 1a. Jauhkan dari


Alat2 Berat Peledakan api/panas, dan
kemasan selalu
tertutup.
b. Iritasi pada 3 3 10 b. Gunakan APD;
tangan/ mata safety glassess,
safety glove

2. Asam Sulfat 2. Keracunan 3 1 17 2. Gunakan sesuai


sistemik dan SOP/IK, dan
Merusak Sistim gunakan APD;
syaraf dan motoric Safety Goggle,
PVC Gloves

CATATAN :
P = PROBALITY/KEMUNGKINAN. C = CONSEQUEN/AKIBAT. TR= TINGKAT RISIKO
CONTOH: FORM D

IDENTIFIKASI BAHAYA,
PENILAIAN RISIKO ASPEK LINGKUNGAN KERJA

NO UNIT AREA NAMA ASPEK POTENSI P C TR PENGENDALIAN


KERJA LINGKUNGAN BAHAYA
KERJA

I Coal Mill Coal Mill I 1. Debu panas 1. Luka bakar pada 3 2 13 1. Memakai APD
& II tubuh lengkap + Baju
Tahan Api
2. Kebisingan 2. Gangguan 4 2 12 2. Memakai Ear
pendengaran/ tuli Plug
3. Debu Batu bara 3. Kebakaran/ 3 2 13 3. Mengikuti SOP,
Peledakan dan pakai APD
lengkap.
4. Dsb.

CATATAN :
P = PROBALITY/KEMUNGKINAN. C = CONSEQUEN/AKIBAT. TR= TINGKAT RISIKO
Apakah bahaya berpotensi
menimbulkan kecelakaan / nearmiss
incident ?

Jika “ ya”, lanjutkan ke Risk Assessment


PENILAIAN RISIKO
Penilaian Risiko adalah pengujian
secara teliti tentang apa yang dapat
menyebabkan insiden atau cidera.
Tujuannya adalah untuk menerapkan
pengendalian (persyaratan) untuk
meminimalkan atau menghilangkan
insiden atau kejadian yang tidak
diinginkan.
Apakah Risiko yang dapat Diterima itu?
Matrik Konsekuensi

MATRIKS KONSEKUENSI (DAMPAK)

Kesehatan dan
Peringkat Keterangan Lingkungan Alam Lingkungan Sosial Reputasi
Keamanan

1 < $1 M Tidak ada cedera Polusi singkat tapi  Kerusakan tingkat rendah dan dapat
tidak merusak diperbaiki pada struktur umum
lingkungan  Tidak ada gangguan kerja

2 $ 1 M- $ 10 M PPPK Kerusakan  Dampak sosial kecil & berjangka Laporan pada koran
lingkungan kecil menengah pada populasi total. Umumnya suburban
san sementara dapat diperbaiki.
 Gangguan kerja kecil.

3 Menengah $10M- $ 50M Cedera tunggal Terlepasnya  Masalah sosial yang berkelanjutan. Laporan pada koran
sampai cedera polutan penting Kerusakan permanen terhadap benda lokal (bukan hal. depan)
yang dengan pemulihan yang memiliki nilai budaya penting dan/atau pertanyaan
menyebabkan jangka menengah  Penghentian pekerjaan total selama dari regional
cacat permanen. seminggu dan gangguan kerja berikutnya

4 Besar $50M-100M Korban tewas Kerusakan  Dampak sosial yang menyebar dan sangat Laporan di berita TV
tunggal atau lingkungan yang serius. Kerusakan pada benda yang lokal dan/atau
beberapa cedera besar dan memiliki nilai budaya sangat tinggi dan penyelidikan dari
cacat, sampai ada berjangka panjang tidak dapat diperbaiki, atau rusaknya departemen
beberapa yang tatanan sosial
cacat permanen  Penghentian kerja total selama sebulan
dan gangguan kerja setelah gangguan
kerja berikutnya

5 Bencana > $100M Beberapa korban Bencana  Kerusakan pada benda yang mempunyai Laporan di berita TV
tewas atau cedera kerusakan nilai budaya sangat besar dan tidak dapat nasional dan/atau
skala besar lingkungan jangka diperbaiki, atau rusak totalnya tatanan penyelidikan pemerintah
panjang sosial
 Penghentian kerja total selama beberapa
bulan
Tabel 2: Matriks Kemungkinan Terjadi

MATRIKS KEMUNGKINAN TERJADI

Peringk Kemungkinan
Deskriptor Keterangan Frekuensi
at Terjadi

Kejadian ini dapat terjadi


Akan terjadi pada
1 Jarang hanya pada keadaan luar < 10%
keadaan luar biasa
biasa

Kemungkin Akan terjadi sekali


2 Kejadian ini dapat terjadi 10%-20%
an Kecil setiap 10 tahun
pada waktu tertentu
Kejadian ini mungkin
Akan terjadi sekali
3 Menengah terjadi pada sebagian besar 20%-55%
setiap 3 tahun
keadaan
Kejadian ini mungkin
Kemungkin Akan terjadi sekali
4 terjadi pada sebagian besar 55%-90%
an Besar setahun
keadaan
Kejadian ini diperkirakan Kejadian ini
Hampir
5 terjadi pada sebagian besar diperkirakan terjadi 90%-100%
Pasti
keadaan kapan saja
MATRIK NILAI RISIKO
Menentukan Tingkat Risiko Berdasarkan 2
Kriteria

Formula
Risk = C X P

1. Tingkat Keparahan/ Akibat (Consequence


Rating)

2. Tingkat Kemungkinan (Probability Rating)


• Konsekuensi atau akibat/ C
- Tingkat keparahan dengan kecelakaan terhadap
seseorang akibat bahaya yang ada
- Tingkatan menunjukan kadar keparahan cidera dan
kehilangan hari kerja

• Kemungkinan (likelihoods)/P
- Kemungkinan terjadinya kecelakaan ketika terpapar
bahaya
- Terkait dengan keterdekatan aktifitas terhadap bahaya
KRITERIA ‘” KEMUNGKINAN ”
1 ( Hampir pasti Sangat mungkin akan terjadi / hampir
terjadi dipastikan akan terjadi pada semua kondisi
( Very Likely) / kegiatan
Keterdekatan aktivitas terhadap potensi
bahaya terjadi lebih dari satu kali dalam
sehari

2 Mungkin terjadi Mungkin akan terjadi/ bukan suatu hal


(Likely) yang aneh untuk terjadi
Keterdekatan aktivitas terhadap potensi
bahaya , terjadi satu kali atau lebih dalam
seminggu, namun kurang dari satu kali
dalam sehari.

3 Sedang Biasanya tidak terjadi, namun ada


(Moderate) kemungkinan untuk dapat terjadi pada
kondisi tertentu.
Keterdekatan aktivitas terhadap potensi
bahaya terjadi satu kali atau lebih dalam
sebulan , namun kurang dari satu kali
dalam seminggu.
4 Kecil Kecil kemungkinan untuk terjadi,
kemungkinannya biasanya pada kondisi tertentu.
( Unlikely) Keterdekatan aktivitas terhadap
potensi bahaya terjadi satu kali atau
lebih dalam sebulan , namun kurang
dari satu kali dalam seminggu.

5 Jarang sekali
( Belum pernah terjadi sebelumnya
(Rarely) /secara praktek tidak mungkin terjadi,
biasanya pada kondisi yang
khusus/luar biasa setelah bertahun-
tahun.(4 tahun)
Keterdekatan aktivitas terhadap
potensi bahaya jarang sekali terjadi.
KRITERIA “ AKIBAT”
1 Bencana Berakibat fatal/kematian
(Extereme) Kehilangan hari kerja dan tenaga
kerja

2 Sangat Serius Cidera yang mengakibatkan


(Major) cacat/ hilang fungsi tubuh secara
permanen
Kehilangan hari kerja (LTA) 3 hari
atau lebih.

3 Serius Cidera yang memerlukan


(Moderate) perawatan medis/mengakibatkan
hilangnya fungsi anggota tubuh
untuk sementara waktu.
Kehilangan hari kerja dibawah 3
hari.
4 Perawatan Cidera yang dapat ditangani melalui
Medik Ringan/ perawatan ringan/Medical Clinic dan
masih dapat kembali bekerja pada
Klinik hari/shift yang sama.
(Minor)
Tidak menyebabkan kehilangan hari
kerja.

5 P3K Kondisi yang menyebabkan cidera


(Below Minor) sangat ringan dan dapat ditangani
melalui perawatan P3K
Tidak menyebabkan kehilangan hari
kerja.
TINGKATAN RISIKO
TINGKAT RISIKO TINDAKAN/ ACTION

High/ Tinggi Perlu mendapatkan perhatian


( Score : 13 – 19 ) manajemen puncak, bila perlu
dibuatkan rencana khusus/ stop
operasi, perbaikan segera dilakukan
Status kondisi darurat

Medium/ Sedang Perlu segera dilakukan penanganan,


( Score : 8 – 12 ) dan keterlibatan hanya manajemen
seksi.
Status bukan kondisi darurat, namun
diatas kondisi biasa.

Low/ Rendah Tindakan perbaikan dapat dilakukan


( Score : 1 – 7 ) kemudian, dan dapat ditangani dgn
kondisi/ prosedur yang ada.
Status kondisi biasa
PENGENDALIAN RISIKO

1. Peniadaan 2. Substitusi 3. Engineering

4. Administrasi 5. APD 6. Kombinasi


• Pola Pengendaliannya/Hirarki Kontrolnya
sbb:

– Eliminasi /Peniadaan: meniadakan risiko, bila mungkin,


bila tidak mungkin beralih ke ,
– Substitusi : mengganti tingkat risiko tinggi ke rendah,
seperti mengganti bahan kimia yang beracun menjadi
tidak beracun, bila tidak mungkin, lakukan
– Rekayasa (Engineering) ; pengendalian secara teknis,
seperti contoh ; pemasangan pelindung pada komponen
mesin yang berputar dan terbuka dsd, bila tidak mungkin,
lakukan
– Administrasi ; pengendalian dengan cara membuat
SOP, pelatihan, rotasi pekerja, mengurangi pemaparan
dsb., bila tidak mungkin , lakukan

– Alat Pelindung Diri/ APD; penyediaan alat pelindung


diri yang sesuai- last alternative

– Atau kombinasi dari pilihan- pilhan diatas

Note : Hasil pengendalian harus dikaji ulang dan


review secara berlanjut.
HAVE A NICE DAY

Anda mungkin juga menyukai