Anda di halaman 1dari 49

PEMBEKALAN AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI

MENGIDENTIFIKASI DAN
MENGENDALIKAN RISIKO BAHAYA
(SKKNI 350- 2014 S.942100.001.011.01)

Kegiatan Dilaksanakan Oleh :


Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan
Cipta Karya Provinsi Jawa Timur

Probolinggo, 19 Oktober 2022


TUJUAN PEMBEKALAN

Memeberikan penjelasan kompetensi kerja


tenaga kerja yang berprofesi sebagai Ahli
Muda Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi dalam mengendalikan risiko
K3 Konstruksi terdiri dari:
1. Mengidentifikasi potensi bahaya
dilingkungan kerja konstruksi,
2. Melakukan penilaian resiko bahaya di
lingkungan kerja konstruksi.
3. Melakukan pengendalian resiko bahaya di
lingkungan kerja konstruksi
SKKNI BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
OKOPASI: AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1. S. 941200.009.01 Mengidentifikasi Peraturan Perundang-undangan
yang terkait dengan K3 Konstruksi
2. S. 941200.010.01 Melaksanakan Konsultasi dan Komunikasi K3
3. S. 941200.011.01 Mengidentifikasi dan Mengendalikan Risiko
Bahaya
4. S. 941200.012.01 Menyusun Sasaran dan Program K3 Konstruksi
5 S. 941200.013.01 Melaksanakan penyuluhan tentang Pelatihan K3
Konstruksi
6 S. 941200.014.01 Melaksanakan Program Pelatihan Simulasi Tanggap
Darurat
7 S. 941200.015.01 Melakukan Inspeksi K3 Konstruksi
8 S. 941200.016.01 Mengontrol Tindakan dan Kondisi Berbahaya
9 S. 941200.017.01 Melaporkan setiap kecelakaan kerja
10 S. 941200.018.01 Mengukur pencapaian Pelaksanaan Rencana K3
Konstruksi
UNIT 11: MENGIDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
PENGETAHUAN YANG WAJIB DIKUASAI

➢ SMK3/SMKK bisa dipelajari dari PP No 50/2012 & Permen


PUPR 10/2021
➢ Jenis jenis Bahaya di lingkungan konstruksi
➢ Statistik kecelakaan (jenis-jenisn kecelakaan, tingkat
frekuensi & tingkat keparahan setiap jenis kecelakaan
➢ K3 Pekerjaan Konstruksi
➢ K3 Perancah
➢ K3 Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
➢ K3 Peralatan Angkat dan Angkut
➢ K3 Peralatan Konstruksi
➢ Kesehatan kerja (Higiene) kantor & lingkungan proyek
➢ Kesiagaan dan Sistem Tanggap Darurat di proyek
➢ Sistem Pemadam Kebakaran
➢ Analisis keselamatan pekerjaan
SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU
SMK3 (Per Men PU No. 05/PRT/M/2014)
Continual
Improvement
I
V KEBIJAKAN K3
TINJAUAN
ULANG Action Plan
KINERJA K3
II
PERENCANAANK3

IV Check Do
PEMERIKSAAN &
EVALUASI KINERJA K3
III
PENGENDALIAN
10/10/2017 OPERASIONAL 6
I. KEBIJAKAN K3

PENINGKATAN II.
BERKELANJUTAN PERENCANAAN K3
1. IBPPR / HIRADC
V. 2. PEMENUHAN UU/PP/PERMEN
TINJAUAN
ULANG KINERJA K3 3. SASARAN &PROGRAM K3
RK3K
III.
IV.
PEMERIKSAAN & PENGENDALIAN OPERASIONAL
EVALUASI KINERJA K3 1. SUMBER DAYA, ORGANISASI &TG-JAWAB
1. PENGUKURAN & PEMANTAUAN 2. KOMPETENSI, PELATIHAN & KEPEDULIAN
2. EVALUASI KEPATUHAN 3. KOMUNIKASI, KETERLIBATAN &KONSULTASI
3. PENYELIDIKAN INSIDEN, KETIDAK 4. DOKUMENTASI
SESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN 5. PENGENDALIAN DOKUMEN
4. PENGENDALIAN REKAMAN 6. PENGENDALIAN OPERASIONAL
5. A10U/1D0/I2T01I7NTERNAL 7. KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT 7
MANAJEMEN RISIKO K3
Persiapan: Menetapkan konteks.
Pertimbangkan tugas, kegiatan, proses
pekerjaan, kondisi bahan, alat, lingkungan
kerjadanpraktek-praktek, untukpenilaian

Langkah 1:
MengidentifikasiBahaya

**)
*)
Langkah 5:
Memantau&Meninjau Langkah 2:
UlangTindakan Menilai &
PengendalianRisiko
Harus dilakukan MemproritaskanRisiko
konsultasi pada
setiap Langkah
**) **)
Langkah 4: Langkah 3:
Menerapkan Tidakan MemutuskanTindakan
PengendalianRisiko PengendalianRisiko&
Hirarkinya
5 Langkah Kegiatan Manajemen Risiko

1. Mengidentifikasi Bahaya,
SEBELUM
2. Menilai & Memprioritaskan Risiko, PROYEK
DILAKSANAKAN
3. Menetapkan Pengendalian Risiko, (IBPPR / HIRADC)
4. Menerapkan Pengendalian Risiko,
SELAMA
5. Memantau dan Meninjau Ulang PROYEK
Pengendalian Risiko DILAKSANAKAN

IBPPR / HIRADC : Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko /


Hazard Identifikation RiskAssessment and Determining Control
Konsep Hazard, Danger, Incident, Accident dan Risk

DANGER
Tali
HAZARD putus

Tali putus
rantas

INSIDENT

BAHAYA SANGAT
BAHAYA
NEAR-MISS ACCIDENT
Definisi Singkat
• Keselamatan kerja (Occupational Safety) adalah kondisi tempat
kerja dan perilaku pekerja di mana bahaya/ risiko kecelakaan telah
diidentifikasi dapat dikendalikan.
• Kesehatan kerja (Occupational Health) adalah kondisi tempat kerja
dan kondisi fisik, mental & sosial pekerja di mana bahaya/risiko
penyakit akibat kerja telag diidentifikasi dan dapat dikendalikan
• Keamanan (Security) adalah kondisi di mana bahaya/ risiko
kejahatan telah diidentifikasi &dapat dikendalikan.
• Kecelakaan (Accident) adalah suatu peristiwa yang tak terduga
dan tak diinginkan yang mengakibatkan kerugian (jiwa, raga, harta
benda, waktu, citra dsb)
• Bahaya (Hazard) adalah kondisi dan/atau kegiatan tak selamat,
yang jika tidak dikendalikan dapat mengakibatkan kecelakaan.
• Penilaian Risiko (Risk Assessment) adalah penilaian kemungkin-an
kerugian & jumlah potensi kerugian (concise Oxford Dictionary)
4 KATEGORI BAHAYA:
a. Bahaya nyata, yaitu bahaya yang jelas kelihatan dan
dapat dirasakan, seperti mesin-mesin peralatan yang
tidak diberi pelindung, kerusakan bangunan, peralatan
listrik yang cacat, rem kendaraan yang tidak pakem dsb.
b. Bahaya tersembunyi (latent), yaitu bahaya yang tidak
tampak dan sulit dirasakan, seperti instalasi listrik, uap
beracun, atau suara berfrekuensi tinggi.
c. Bahaya yang berkembang, yaitu bahaya yang tidak
segera dikenali dan akan berkembang sepanjang waktu,
misalnya pemakaian ban karet pada mobil-crane, kabel
baja yang kawatnya mulai putus-putus, suara bising yang
menyebakan tuli, kulit tubuh terkena larutan kimia yang
bisa menyebabkan sakit kulit dsb.
d. Bahaya sementara, yaitu bahaya yang kadang-kadang
muncul, misalnya ketika beban mesin terlalu berat
(overload), listrik atau mesin yang kadang-kadang mati.
12
JENIS JENIS BAHAYA
KESELAMATAN KONSTRUKSI

JENIS BAHAYA CONTOH BAHAYA


A Design hazards Kesalahan disain struktur (potensi runtuh)
B Hazards of unqualified personnel Kesalahan kerja, bekerja tanpa kompetensi
C Hazards of construction material Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
D Hazards of construction works Galian tanah runtuh, bekerja di ketinggian,
F Hazards due to Equipment Penggunaan alat berat
G Hazards of construction methods Metoda kerja tanpa APK (alat pelindung kerja)
H Electrical hazards Kabel listrik lecet, kabel tanpa grounding
I Confined Space hazards Kandungan gas beracun dlm lubang bawah tanah
J Hazards of Building Failure Kegagalan fungsi bangunan

13
FAKTOR FAKTOR BAHAYA KESEHATAN KERJA
• Kebisingan > Tingkat paparan ➢ Tuli
• Pencahayaan ➢ Buta
• Tekanan > Dosis–respon: ➢ Depresi
BAHAYA • Radiasi > Konsentrasi ➢ Kanker
FISIK • Suhu ekstrim > Intensitas
➢ Kelelahan fisik
• Gataran ➢ Jaringan otot rusah
• Partikulat K
> Lama paparan ➢ Silikosis, asbestosis
a > Tingkat paparan ➢ Iritasi kulit
>Flamable, ekplosif
•G d > Dosis–respon:
BAHAYA >Beracun
a > Konsentrasi R ➢ Keracunan
•P ➢ Catat pancaindera
KIMIA •C
>Iritan, Korosif,
r > Intensitas I ➢ Kanker, Alergi, dll
>Karsinogen,Alergen > Lama paparan S
x ➢ DB, HIV, MALARIA dsb
• Virus > Intensitas I ➢ INFEKSI
BAHAYA • Serangga K
w > Lama paparan ➢ BISA / RACUN
BIOLOGI • Bakteri a > Imunitas
O ➢ ALERGI
• Jamur, dll k > Sensitivitas ➢ dll
t
• Salah posisi u ➢ Sakit punggung
BAHAYA
• Gerakan janggal > Lama paparan ➢ Terkilir
ERGONOMI • Gerak monoton ➢ Carpal syndrome
• Letak tidak sesuai ➢ Cacat permanen

• Stress beban kerja, > Intensitas ➢ Gangguan mental


BAHAYA > immunitas ➢ Depresi , Gelisah
• Pelecehan, kekerasan
PSIKOLOGI > Sensitivitas ➢ Tidak konsentrasi
• Intoleran, dll
Elemen Kompetensi 1
Mengidentifikasi potensi bahaya di
lingkungan kerja konstruksi

1. Berbagai jenis pekerjaan konstruksi yang akan


dilaksanakan diinventarisasi.
2. Dokumen konstruksi dan metode pelaksanaan
pekerjaan dikaji potensi bahayanya.
3. Daftar potensi bahaya disusun sesuai urutan kerja.
MENGINVENTARISASI BERBAGAI JENIS PEKERJAAN /
KEGIATAN KONSTRUKSI

• Setiap kegiatan dan tahapan siklus konstruksi:


– Tahap Pra konstruksi (Feasibility Study, Basic Design, DED)
– Tahap Tender & Penetapan pemenang
– Tahap Konstruksi & Serah Terima (Pek Persiapan, Pek
Tanah, Pek Pondasi/Pek Struktur Bawah, Pek Struktur Atas,
Pek Arsitektur, Pek MEP, Pek Perkerasan, Pek Taman dll)
– Tahap Operasi dan Pemeliharaan bangunan
– Tahap Renovasi dan/atau Pembongkaran bangunan
• Penggunaan setiap jenis material konstruksi khususnya B3
• Penggunaan setiap jenis peralatan dan perkakas konstruksi
• Penggunaan setiap jenis tenaga ahli dan tenaga kerja
• Penggunaan setiap subkontarkator dan pemasok
MENGKAJI POTENSI BAHAYA DOKUMEN KONSTRUKSI DAN
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Tahap Pra konstruksi:
• Feasibility Study : bahaya banjir, bahaya lonsor, bahaya gempa dll
• Basic Design: bahaya survei dan penyelidikan lapangan,
• DED : Bahaya struktural, bahaya konstruksi, bahaya design operasi dan
pemeliharaan bangunan dsb.
Tahap Konstruksi:
• Bahaya pada metode konstruksi, dan pada pelaksanaan pekerjaan sbb:
• Pek Persiapan, kebersihan, mob-demob: bahaya kebakaran, PAK dsb
• Pek tanah : bahaya longsor, tertimbun, genangan air banjir, gas beracun
• Pek Pondasi & substructure: bahaya peralatan, pondasi amblas, tergerus
• Pek Struktur atas : bahaya ketinggian, kejatuhan dsb
• Pek Mekanikal, Elektrikal, Plumbing: bahaya listruk, bahaya mekanis, dsb
• Pek Arsitektural : bahaya kimia (cat, thinner, lem dsb), bahaya ketinggian
Tahap Pengoperasian & Perawatan Bangunan:
• Kesalahan dalam pengoperasian/penggunaan/pemanfaatan bangunan
• Ketidak tepatan metode, prosedur dan jadwal perawatan , dsb
Tahap Pembongkaran:
• Ketidak tepatan design dan metode pembongkaran, Bahaya runtuh, dsb
MENYUSUN DAFTAR POTENSI BAHAYA SESUAI URUTAN KERJA.

No PEKERJAAN & RINCIAN KEGIATAN POTENSI BAHAYA


1 Persiapan Pengukuran Binatang berbisa
Bangunan sementara
2 Tanah Galian & Timbunan Longsor, tertimbun
Pemadatan Pembuangan Tabrakan, terguling
3 Pondasi Pemancangan Alat terguling, terbentur
4 Struktur bawah Pengecoran beton Bekisting jebol
5 Struktur Atas Pengecoran beton Perancah ambruk
Ereksi rangka baja Bahaya ketinggian>jatuh
6 Arsitektural Dinding dalam Ambruk
Dinding luar Jatuh
Pasang KM/WC
7 Mekanikal dst dst
8 Elektrikal dst dst
9 Plumbing dst dst
10 Halaman dst dst
11 Finishing dst dst
Elemen Kompetensi 2
Melakukan penilaian resiko bahaya di
lingkungan kerjakonstruksi

1. Menetapkan Sarana, teknik,proses dan metode


penilaian resiko bahaya.
2. Melakukan Penilaian resiko bahaya.
3. Menetapkan Tingkat resiko bahaya.
TINGKAT FREQUENCY (SERINGNYA TERJADI)
JENIS KECELAKAAN

Dapat ditentukan berdasarkan:


a. Data statistik internal Perusahaan; atau
b. Data statistik Nasional; atau
c. Data statistik Negara lain; atau
d. Data statistik Internasional; atau
e. Judgement / perkiraan dengan membandingkan
setiap jenis kecelakaan yang pernah terjadi dari
semua proyek yang telah dilaksanaan, dibuat
daftar peringkat jenis kecelakaan yang pernah
terjadi dan jumlahnya masing masing, dari yang
tertinggi hingga terendah
Perbandingan Tingkat Kecelakaan
Angka Kecelakaan Kerja Kerja Fatal tahun
Di Beberapa Negara
Country / Region Occupational
3 Industri utama yang Fatality Rate #

menyubang kecelakaan Sweden 1.2

industri yang fatal United Kingdom 1.3


General
GeneralFactories Australia 2.0
Factories33%
USA (2000) 2.2

EU15 Average 2.5


33%
Japan 2.6
54%
Singapore (2004) 4.9
13%
Taiwan (2001) 6.9

Construction Hong Kong SAR 8.6


Construction
54%
Shipbuildingand Malaysia 10.8
Ship ship-repairing
building & 13%
# Kecelakaankerja fatal / 100,000pekerja
Ship Repairing
Indonesia 23

Sumber: MOM, Singapore 22


TYPES OF FATAL ACCIDENT IN CONSTRUCTION

Jatuh dari ketinggian


Kejatuhan, tertimpa dsb

Kecelakaan di jalan
Sakit jantung, stroke dsb

Terkena, terjepit mesin dsb

Tersengat arus listrik


Terbentur, terlindas dsb

Jatuh, tergelincir di lantai


Analysed by Labour
Inspectors .
Tersambar petir, banjir dsb

Kebakaran, peledakan dsb


Data Penyebab Kecelakaan
Di Sektor Konstruksi
• Jatuh : 26%
• Terbentur : 12%
• Tertimpa : 9%
• Mesin dan alat : 8%
• Alat tangan : 7%
• Transport : 7%
• Lain-lain : 6%

Ref. ILO 24
1. Menetapkan Sarana, teknik, proses
dan metode penilaian resiko bahaya.

Sarana, teknik, proses dan metode penilaian risiko


yang paling sering dipakai di sektor konstruksi
adalah dengan cara kualitatif yang dikuantifikasi:
Risk Rangk = Frequency Rate X Severity Rate
R=FXS

Tingkat risiko = tingkat frequensi X tingkat keparahan


PENILAIAN RISIKO K3
TINGKAT RISIKO = TINGKAT KEMUNGKINAN
KERUGIAN JIKA TERJADI KECELAKAAN

FREQUENCY RATE SEVERITY RATE


(SERINGNYA TERJADI) (KEPARAHAN AKIBAT)
JENIS KECELAKAAN
X JENIS KECELAKAAN
YANG SAMA YANG SAMA
> SERING = 3 > PARAH = 3
> AGAK SERING = 2 X > SEDANG = 2
> JARANG = 1 > RINGAN = 1

PERINGKAT RISIKO
FREQUENCY RATE (S)
SEVERITY RATE SERING AGAK SERING JARANG
(S) 3 2 1
• PARAH 9 6 3
3 TERTINGGI TINGGI SEDANG
• SEDANG 6 4 2
2 TINGGI SEDANG RENDAH
• RINGAN 3 2 1
M. Mushanif Mukti 2
1 SEDANG RENDAH TERENDAH7
2. Melakukan Penilaian risiko bahaya.

2 3

CARA MELAKUKAN PENILAIAN RISIKO


Dari statistik pemberitaan tentang kecelakaan galian longsor,
maka dari segi tingkat frekuensi termasuk kategori agak
sering terjadi (kita nilai F = 2), dan tingkat keparahan yang
umumnya diberitakan adalah tertimbun hingga meninggal
dunia (kita nilai S = 3)
3. Menetapkan Tingkat risiko bahaya.
PERINGKAT RISIKO
R=FXS
R=2X3
R = 6 (TINGGI)
FREQUENCY RATE (F)
SEVERITY RATE SERING AGAK SERING JARANG
(S) 3 2 1
PARAH 9 6 3
3 TERTINGGI TINGGI SEDANG
SEDANG 6 4 2
2 TINGGI SEDANG RENDAH
RINGAN 3 2 1
1 SEDANG RENDAH TERENDAH
Penetapan Tingkat Risiko

2 3 6 2
tinggi utama
TA B E L P E N E TA PA N T I N G K AT R I S I KO

Keparahan

Kekerapan 1 2 3 4 5
Keterangan
1 1 2 3 4 5 1-4 Tingkat risiko kecil
2 2 4 6 8 10 5-12 Tingkat risiko sedang
3 3 6 9 12 15 15-25 Tingkat risiko besar
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25

Sumber: Permen PUPR No. 10/2021


29
CONTOH ISIAN TABEL PENETAPAN TINGKAT RISIKO

TABEL 5. PENETAPAN TINGKAT RISIKO

Orang Harta Benda Lingkungan Keselamatan Umum


No. Pekerjaan Berisiko Identifikasi Bahaya
K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Longsor, ambles,
1 Pekerjaan Tanah orang/alat/material 3 5 15 2 5 10 2 3 6 2 3 6
tertimbun
Banjir, ambles,
2 Pekerjaan Pondasi orang/alat/material 2 5 10 3 5 15 2 3 6 2 3 6
tertimbun, hanyut
Pekerjaan Pile Cap Banjir, orang/alat/material
3 2 5 10 3 5 15 2 3 6 2 2 4
& Struktur Bawah hanyut, tenggelam
Pekerjaan
Banjir, longsor, jatuh,
4 Abutment & Pilar 3 5 15 2 4 8 2 3 6 2 2 4
tertimpa
Jembatan
Bahaya ketinggian (bahaya
gravitasi), alat terguling,
Erection Girder
tergelincir, ambruk (bahaya
5 Beton Precast Post 3 5 15 2 5 10 2 3 6 2 2 4
mekanikal), bahaya
Tensioned
tersentuh kabel PLN (bahaya
elektrikal)
6 dst
Catatan :
K = Kekerapan; A = Akibat (keparahan); TR = Tingkat Risiko

30
TA B E L P E N E TA PA N T I N G K AT K E K E R A PA N

Tingkat
Deskripsi Definisi
Kekerapan
• Besar kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan
5 Hampir pasti terjadi
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 2 kali dalam 1 tahun
• Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada hampir semua
Sangat mungkin
4 kondisi
terjadi
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 1 tahun terakhir
• Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi
3 Mungkin terjadi tertentu
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan 2 kali dalam 3 tahun terakhir
• Kecil kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi
Kecil kemungkinan
2 tertentu
terjadi
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 3 tahun terakhir
Hampir tidak pernah • Dapat terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi tertentu
1
terjadi • Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 3 tahun terakhir

Sumber: Permen PUPR No. 10/2021

31
TA B E L P E N E TA PA N T I N G K AT K E PA R A H A N

Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat Manusia Lingkungan/ Fasilitas Publik
Keparahan
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
5 Timbulnya fatality Terdapat Material rusak Menimbulkan pencemaran
lebih dari 1 orang peralatan dan perlu udara/air/tanah /suara yang
meninggal dunia utama yang mendatangkan mengakibatkan keluhan dari pihak
; rusak total material baru masyarakat;atau
lebih dari yang
atau Terjadi kerusakan lingkungan di Taman
satu dan membutuhkan
Nasional yang berhubungan dengan flora
Lebih dari 1 orang waktu lebih
dan fauna;atau
cacat tetap mengakibatka dari 1 minggu
n pekerjaan dan Rusaknya aset masyarakat sekitar secara
berhenti mengakibatkan keseluruhan
selama lebih pekerjaan
dari 1 minggu berhenti Terjadi kerusakan yang parah terhadap
akses jalan masyarakat.

Terjadi kemacetan lalu lintas selama lebih


dari 2 jam

Sumber: Permen PUPR No. 10/2021


32
TA B E L P E N E TA PA N T I N G K AT K E PA R A H A N

33

Sumber: Permen PUPR No. 10/2021


TA B E L P E N E TA PA N T I N G K AT K E PA R A H A N

Sumber: Permen PUPR No. 10/2021


34
ELEMEN KOMPETENSI 3
Melakukan Pengendalian Risiko Bahaya di
Linbgkungan Kerja Konstruksi

1. Menyusun Rencana Pengendalian Risiko


2. Melakukan penetapan Pengendalian Risiko
3. Mengevaluasi Pengendalian Risiko
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
MERUBAH KONDISI :
> SUBSTITUSI supaya
PALING MEMERLUKAN
tingkat risiko PERUBAHAN
turun
EFEKTIF ELIMINASI >KONDISI
REKAYASA merubah
FISIK sistem
PADA TEMPAT
pekerjaanKERJA
> ISOLASI orang dari sumber
bahaya

PENGENDALIAN
MERUBAH ORANG :
REKAYASA
Melakukan tindakan
(Substitusi, Isolasi, ADMINISTRATIF
Proteksi, ) untuk mengurangi
tingkat cedera

PENGENDALIAN ADMINISTRATIF MENSYARAT


(Peraturan, Prosedur Kerja, Rambu) KAN
PEKERJA
MEMAKAI
ALAT PELINDUNG DIRI APD
(APD)
KURANG
EFEKTIF
1. MENYUSUN RENCANA PENGENDALIAN RISIKO
Mencegah galian longsor, tertimbun dan tenggelam :
Harus didasarkan pada hirarki Pengendalian Risiko:
1. Upaya eliminasi, tidak dimungkinkan.
2. Upaya Pengendalian rekayasa:
a. substitusi supaya tingkat risiko turun tidak bisa
b. isolasi orang dari sumber bahaya tidak mungkin
c. Rekayasa merubah sistem pekerjaan > Proteksi,
dengan memberi turap (dinding penahan Tanah)
d. Menggunakan metoda kerja selamat, excavator
beroperasi di atas ponton
3. Upaya Pengendalian Administratip:
a. Menerapkan prosedur Ijin Kerja
b. Barikade, safety zone, rambu rambu, life line
4, Upaya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD):
a. Pelampung dan life line
b. Saveti helmet
c. Safety shoes
d. Safety Vest
2. MELAKUKAN PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO
3. MENGEVALUASI PENGENDALIAN RISIKO

a. Melakukan pemantauan efektifita tindakan


pengendalian yang diterapkan apakah telah
cukup efektif
b. Melakukan perbaikan upaya pengendalian
risiko secara terintegrasi
PEKERJAAN PADA KETINGGIAN

M. Mushanif Mukti
4
JUMAT PAGI, 31 OKT 2014 JEMBATAN PENGHUBUNG DI
TIM ROBOH, 4 PEKERJA TEWAS

http://beritajakarta.com/read/5953/Jembatan_Penghubung_di_TIM_Roboh_4_Peke
rja_Tewas#.Vgquovntmko
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/15/oi7u67365-plafon-terminal-3-
M. Mushanif Mukti
bandara-soekarnohatta-kembali-ambrol 4
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai