OPENING PRESENTATION
DIKLAT & PEMBINAAN AHLI K3 UMUM SERTIFIKASI
BNSP
Education Background
2018-2020 : Master Degree, Occupational Health & Safety, Public Health
Faculty University of Indonesia
2007-2010 : Bachelor degree, Occupational Helath & Safety, Public Health
Auliah Rahmi, Am.Gz, SKM, MKKK Faculty, University of Indonesia
2003-2006 : Diploma, Nutrition, Politeknik Kemenkes Jakarta II
Comptency Training Working Experience
2022 Ahli K3 Muda BNSP 2019-2020 Independent Trainer
2022 Assessor Kompetensi BNSP 2017-Now QA Manager, PT Solstice Energy Services
2019 Ahli K3 Muda Lingkungan 2015-2017 QHSE Manager, PT Angsa Emas Perdana
Kerja 2011-2014 HSE Specialist, PT Baker Hughes Indonesia
2019 Higiene Industri Muda BNSP 2010-2011 HSE Officer, PT Ciba Pamenang Menkaraya
2017 Auditor ISO 9001:2015 2008-2010 Enumerator Nutrisionist
2016 ISO 22000:2015 & HACCP 2006-2008 Bone Scan Nutrisionist, PT Fontera Brand Indonesia
2014 Ahli K3 umum Kemenaker (Anlene)
2013 Lead Auditor OHSAS 18001
Safety Induction
Rules
Di mohon untuk On cam selama pelatihan berlangsung, dan tidak melakukan mobilsasi
ELEMEN KOMPETENSI :
“
Please be prepare
Identifikasi pola pengendalian
yang efektif
Mengimplementasikan metode
pengendalian yang sesuai dan
mengkomunikasikan
How to do??
FOUR STEPS TO RISK ASSESSMENT
Kode, standard, raw material, peralatan. Option A Konsultasi ahli & akademisi
Option A
Get a modern .
. Get a modern PowerPoint
PowerPoint
Kasus kecelakaan
Option A Option A
Get a modern Get a modern
PowerPoint PowerPoint
Instruksi Kerja
.
Konsultasi dengan pekerja
.
Workshop 1
Tentukan Hazard dari gambar berikut ini??
Risiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi.
Akibat Kesempatan
(Consequence) (Probability)
Konsep Dasar Penilaian Risiko
Identifikasi Bahaya
Menentukan
Menilai Resiko
Pengendalian
A. Sumber (4M1E) B. Jenis
Estimasi
P3K/Klinik kerugian Down time Masuk ke parit limbah Local media
Minor (2)
(sakit :1-3 hari) <5.000-25.000 1-7hari (dapat ditangani) complain 2 (L) 4 (L) 6 (L) 8 (M) 10 (M)
(USD)
Estimasi
Klinik/RS,
kerugian Down time Masuk ke parit hujan
Moderate (3) tidak cacat
<25.000-500.000 7-29hari (dapat ditangani)
Regional complain 3 (L) 6 (L) 9 (M) 12 (M) 15 (H)
(sakit>3hari)
(USD)
Masuk ke parit hujan
Estimasi
Down time (sedikit masuk pelepasan
RS,cacat total, kerugian
Mayor (4)
fatal (1 orang) <500.000-
>1bulan akhir), complain dari Nasional complain 4 (L) 8 (M) 12 (M) 16 (H) 20 (H)
(tidak total lost) masyarakat sekitar, dapat
5.000.000 (USD)
ditangani
Masuk ke pelepasan
Estimasi
terakhir
Fatal ( >1 kerugian Internasional
Catastrophic (5)
orang) >5.000.000
Total lost (sungai/laut),complain ke
complain
5 (L) 10 (M) 15 (H) 20 (H) 25 (H)
public yang lebih luas
(USD)
sampai ke pihak ke 3
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
PERKIRAAN KESEMPATAN
KATEGORI
TINGKAT KEPARAHAN A B C D E
Setiap Saat Kemungkinan Dapat Sulit Sangat Sulit
(KONSEKUENSI) Dapat Terjadi Terjadi Terjadi
Terjadi Terjadi
1 1 2
Dapat 3
Sulit Sangat 4
Sulit
I Terjadi
(Bencana) (VH) (VH) (H) (M)
Terjadi (L)
Terjadi
1 2 3 4 5
II
(Kritis) (VH) (H) (M) (L) (VL)
2 3 4 5 5
III
(Signifikan) (M) (L) (VL) (VL)
(H)
3 4 5 5 5
IV
(Rendah) (L) (VL) (VL) (VL)
(M)
A Setiap Saat Dapat Kejadian/ kegiatan yang berulang-ulang dan diperkirakan akan
Terjadi dapat terjadi kecelakaan/ kerugian
(Almost Certain)
B Kemungkinan Terjadi Kejadian/ kegiatan yang sering dan diperkirakan akan dapat
(Likely) terjadi kecelakaan/ kerugian
D Sulit Terjadi Satu kejadian/ kegiatan dalam perkiraan jarang dapat terjadi
(Unliky) kecelakaan/ kerugian
E Sangat Sulit Terjadi Kejadian/ kegiatan dalam perkiraan sangat sulit dapat terjadi
(Rare) kecelakaan/ kerugian
Prioritas Tindakan Perbaikan
Tingkatan Risiko Definisi
2 Substitution
3 Engineering
4 Administrative
Most Effective
Elimination Highest Level of Protection
1st Priority Focus to Hazards Sources
Increasing Effectiveness &
Sustainability
Substitution Most Reliable
Menghilangkan,
Mengganti & 2nd Priority
Engineering Controls
Mengisolasi
pekerja dari
bahaya
Least Effective
Administrative Controls
Lowest level of Protection
3rd Priority
Focues to Person
Increasing Participation &
APD Supervision Needed
Melindungi pekerja dengan Least Reliable
menggunakan APD
Hirarki Pengendalian/Kontrol
1st Priority/ Primary Control 2nd Priority/ Secondary 3rd Priority/ Tertiary 4th Priority Last
Methods Control Methods Control Methods Control Methods
Rambu Peringatan, Pemilihan
JSA, Prosedur kerja
Pekerja, Rotasi Pekerja, Jadwal
Baku/SOP/ Instruksi kerja &
Eleminasi, Subsitusi & Isolasi Kerja, Pembatasan Jam, Alat Pelindung Diri
Pelatihan
Pemilihan perusahan jasa
Pertambangan
Pekerja Baru
AHLI K3 UMUM
KU : M. 71KKK01.003.1
ELEMEN KOMPETENSI :
1. KEBIJAKAN
2. IDENTIFIKASI KEADAAN DARURAT
3. PERENCANAAN AWAL CALL OUT
4. PROSEDUR KEADAAN DARURAT AND 10. INVESTIGASI DAN SYSTEM
5. ORGANISASI KEADAAN DARURAT RESPONSE PELAPORAN
6. PRASARANA KEADAAN DARURAT
7. PEMBINAAN DAN PELATIHAN
8. KOMUNIKASI
9. INSPEKSI DAN AUDIT
NORMAL PASCA
OPERATION EMERGENCY
EMERGENCY
Elemen manajemen keadaan darurat
IDENTIFIKASI
• Mengidentikasi semua potensi
keadaan darurat yang mungkin
timbul dalam operasi
perusahaan (risk analysis)
• Identifikasi terhadap kesiapan
perusahaan baik sdm, peralatan
dan finansial dalam
menghadapi setiap
kemungkinan keadaan keadaan
darurat
POTENSI KEADAAN DARURAT
1. Kebakaran
2. Tumpahan minyak
3. Kebocoran gas beracun/ flammable
4. Blow-out
5. Cidera personil
6. Keadaan darurat aspek Security
PERALATAN DETEKSI
FIRE ALARM
8.KOMUNIKASI
KOMUNIKASI MEMEGANG PERANAN PENTING DALAM PENANGANAN
KEADAAN DARURAT
HSSE OPS.
MGR FIELD
MANAGE
R
Lakukan evakuasi ke
MUSTER POINT
LANGKAH UMUM
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• a. PENYEBAB KEJADIAN
b. EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENANGGULANGAN
c. EFEKTIFITAS SISTEM KEADAAN DARURAT YANG BERLAKU
Meninjau Kembali rancangan siste
tanggap darurat
• Mengkomunikasikan rancngan sistem tanggap
darurat kepada pihak-pihak terkait di internal
dan eksternal perusahaan
• Menyempurnakan dokumen rancangan sistem
tanggap darurat sesuai hasil komunikasi
Melaporkan hasil rancangan sistem
tanggap darurat
• Menyusun hasil penyempurnaan rancangan
sistem tanggap darurat sesuai format
• Melaporkan dokumen hasil rancangan sistem
tanggap darurat pada aasan dan pihak terkait
• Mendokumentasikan dokumen hasil
rancangan sistem tanggap darurat sesuai
prosedur
Melakukan Komunikasi K3
KU : M. 71KKK01.003.1
ELEMEN KOMPETENSI :
Manfaat
Pertemuan Keselamatan
1) Memastikan setiap orang telah menerima informasi
penting dalam waktu cepat;
2) Menciptakan iklim kerjasama & membantu memberikan
perhatian yang sama tentang suatu informasi;
3) Sarana manajemen berkomunikasi dengan pekerja
sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan
lebih aman dan produktif
4) Meningkatkan kemampuan komunikasi dalam K3 dan
kesadaran dan pemahaman karyawan tentang K3;
5) Sarana untuk mengidentifikasi dan analisis masalah dan
penyelesaian masalah terkait dengan isu K3
6) Menstimuli diterimanya kebijakan, peraturan, dan
prosedur;
7) Bagian dari pro-active barrier dalam upaya mencegah
terjadinya kecelakaan.
Standar Kuantitas
• Seluruh peserta/karyawan/pekerja hadir dan
berpartisipasi pada pertemuan yang telah
dijadwalkan;
• Terencana dengan baik : Sesuai dengan jadwal,
Tema/Topik, Tujuan, Komunikan, Prosedur dan
jadwal yang telah ditentukan;
• Hasil Pertemuan harus didistribusikan kepada
seluruh peserta pertemuan yang hadir;
• Tindak Lanjut harus di follow-up & ditentukan
waktu penyelesaian serta dievaluasi
pelaksanaannya;
• Laporan & Hasil serta tindak lanjut
didokumentasikan
Standar Kuantitas
Operator K3 wajib melaksanakan Pertemuan
Keselamatan sesuai dengan KPI/SAP yang telah
ditetapkan.
Standar Kualitas
• Terdapat jadwal/agenda pertemuan yang telah
disusun atau disepakati;
• Terdapat bukti verifikasi laporan kegiatan
pertemuan, saran, tindak lanjut dan evaluasi
hasil pertemuan;
• Terdapat bukti verifikasi yang melibatkan pihak
manajemen dalam penyelesaian atau evaluasi
dari hasil pertemuan;
• Terdapat bukti verifikasi hasil laporan yang
mampu mudah telusur.
Komunikasi
Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif dapat menyampaikan pesan kepada
semua pihak yang perlu mendapat informasi berkaitan dengan aspek K3
Komunikasi
Komunikasi adalah apa yang kita katakan/lakukan untuk memberi dan menerima
pengertian/ bertukar ide, informasi, sinyal & pesan
Penggunaan Informasi;
Karakter Peserta Rapat;
30 % MEREKA LIHAT
Menyiapkan Pertemuan
3
topik
sesuai
kebutuhan
4
Kecelakaan atau Regulasi/ Peraturan
2 insiden lainnya yang
baru terjadi;
/Prosedur terbaru; 6
Hal yang menjadi Kecelakaan yang
masalah pada akhir mungkin bisa terjadi
Hal – hal yang harus diperhatikan oleh pada area kerja ;
– akhir ini;
supervisor dalam memilih topik
Menyiapkan Pertemuan
Melaksanakan Pertemuan
Melaksanakan Pertemuan
Pelaksanaan ceramah dan diskusi
1. Personil K3 sebagai pemimpin pertemuan
harus dapat membangkitkan partisipasi semua
peserta rapat;
2. Personil K3 harus bisa mengatasi peserta yang
kurang mendukung acara tersebut,
diantaranya peserta yang :
Senang berargumentasi, Pesimis, Suka
bercanda, Pendiam & Sok tahu
Penutup
1. Usahakan pelaksanaan rapat tepat waktu,
tidak molor;
2. Pemimpin rapat harus membuat rangkuman
hasil rapat dan kesimpulan serta tindak lanjut
pertemuan kemudian membacakan pada akhir
rapat;
3. Ucapan terima kasih kepada peserta rapat
atas partisipasi aktif mereka.
Mengevaluasi Pertemuan
Elemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan izin kerja
2. Mengawasi penerapan izin kerja di tempat kerja
3. Melaporkan hasil pengawasan izin kerja
TUJUAN PELATIHAN
bersambung...
Work Permit
bersambung...
Work Permit
MANFAAT LAIN
Guna menjamin bahwa semua pekerja yang terlibat sudah
mengikuti prosedur baku, diperlukan suatu ijin kerja. Ijin
kerja ini harus dipenuhi sebelum pekerjaan dimulai.
Beberapa contoh pekerjaan yang memerlukan adanya ijin
kerja :
• Kerja panas (hot work) di lokasi berbahaya (pengelasan,
memotong dengan cutting torch, menggerinda, hot tapping dll).
• Masuk dan / atau bekerja di dalam bejana, tanki ataupun ruang
terbatas lainnya.
• Pekerjaan radioactive (X-Ray, pipa, pemeriksaan pengelasan, dll).
bersambung...
Work Permit
IJIN KERJA
PROSEDUR KERJA
• Prosedur kerja berisi deskripsi "bagaimana urutan
bekerja", langkah demi langkah, mulai dari awal
hingga selesainya suatu tugas.
• Prosedur sebaiknya disusun oleh orang yang paling
menguasai tugas tersebut agar segala potensi bahaya
yang ada bisa dikenali dan diantisipasi dengan tepat.
• Agar prosedur tadi diikuti oleh semua pekerja,
diperlukan pengesahan oleh atasan yang
bersangkutan dengan prosedur tersebut.
Work Permit
PROSEDUR KERJA
TUJUAN PELATIHAN
PEMASANGAN LOCK-OUT
Lock Out - Tag Out
PEMASANGAN LOCK-OUT
Lock Out - Tag Out
WASPADA !
KU : M. 71KKK01.005.1
ELEMEN KOMPETENSI :
Mengantisipasi & Mengenali Bahaya debu dan Pengukuran & Penilaian dilaksanakan secara berkala
karakteristiknya termasuk jenis, bentuk & dilakukan secara mandiri/Pihak Ketiga yang terakreditasi
ukurannya disetiap area kerja yg melibatkan Petugas HI
2 Penghijauan;
Kebisingan [noise]
Tinnitus
Telinga berdenging karena stimulasi berlebih pada
Efek Auditoris sel rambut
Efek Kronis :
Efek Non Auditoris
• Gangguan tidur (sleep disturbances) Noise-induced Hearing Loss (NIHL)
Akibat kerusakan permanen pada sel rambut
• Gangguan komunikasi verbal (adanya background noise)
• Kenaikan tekanan darah; Permanent Threshold Shift,
Pergeseran ambang dengar permanen & Paling
• Seseorang yg mengalami gangguan pendengaran:
terlihat pada frekuensi 4000Hz
cenderung mengisolasi diri dari kehidupan social
Hughes P & Ferret E, 2009
Pengendalian Bising Pada Jalur Transmisi Enclosure (menutup) sekitar sumber bising
Penggunaan HPD
(Hearing Protection Devices) Lower action Upper action
Exposure measure Limit value
Earplugs & Earmuffs value value
Daily or weekly personal
Tingkat reduksi kebisingan (Single) noise exposure level LEX,8h 80 85 87
(NRR - 7)/ 2 (dB A-weighted)
Table 1.
ELEMEN PENGENDALIAN KEBISINGAN Action values and limit values of Directive
References : Tillmann C,ed, 2007
Noise Dosimeter
Noise dosimeter (American English) / noise dosemeter (British
English) adalah pengukur tingkat suara khusus yang dirancang
khusus untuk mengukur paparan kebisingan seseorang yang
terintegrasi selama periode waktu tertentu; (OSHA) 29 CFR
1910.95 atau EU Directive 2003/10 / EC. [2]
Sebelum digunakan,
lakukan setting berikut pada noise dosimeter :
1) Gunakan exchange rate yaitu 3 dB;
2) Frequency weighting: A → dB(A) → filter A digunakan
karena mirip sensitivitas telinga manusia;
3) Response: Slow / Fast
4) Criterion level: 85 dB(A)
Getaran (Vibration)
Definition/ Definisi
Getaran (Vibration)
Gangguan penglihatan
pada pengemudi yg Fatigue (kelelahan),
meningkatkan risiko kehilangan selera Potensi bahaya Whole Body Vibration
kecelakaan makan pada Pengemudi Alat Berat (heavy
vehicles) di pertambangan
Image: Courtesy of HSE UK
Motion sickness
Getaran (Vibration)
4) Operator terisolasi dari frame mesin untuk Work Practice / Praktik Kerja
mengurangi pajanan vibrasi;
• Alat yg menghasilkan getaran, dilakukan
5) Memperbaiki dudukan dengan yang berbantalan maintenance sesuai dengan rekomendasi pabrik
empuk untuk meredam getaran;
• Istirahat seterlah beberapa jam dari pajanan
6) Training dan prosedur (misal kecepatan mengemudi terus menerus membantu untuk mengurangi
harus rendah, rotasi pekerja); HAV sindrom
7) Menyediakan Alat Pelindung diri. • Genggam alat selonggar mungkin, jangan
menggenggam akat terlalu kuat
Jumlah Waktu Pajanan Nilai Ambang Batas Jumlah Waktu Pajanan Resultan Percepatan di Sb
Per hari kerja (Jam) (m/det2) Per hari kerja (Jam) X, Y & Z (m/det2)
0.5 3,4644 6 jam s.d 8 jam 5
1 2,4497 4 jam & < 6 jam 6
2 1,7322 2 jam & < 4 jam 7
4 1,2249 1 jam & < 2 jam 10
8 0,8661 0.5 Jam & < 1 Jam 14
< 0.5 Jam 20
Pencahayaan
Pemegang IUP, IUPK, IUP OPK Pengolahan dan/atau
Pemurnian & IPR melakukan antisipasi & pengenalan
bahaya pencahayaan pada setiap area kerja
Pengendalian Pencahayaan
Pengendalian dilakukan mengacu kepada hierarki
pengendalian dengan menyesuaikan pencahayaan
terhadap persyratan pencahayaan lingkungan kerja
sesuai area kerja dan aktivitas pekerjaan.
HEAT STRESS
• Heat stress terjadi ketika mekanisme
tubuh untuk mengendalikan suhu
internal mulai gagal
Saat Suhu Tinggi, Maka yang Saat Suhu Rendah, Maka yang
berperan adalah : berperan adalah :
Heat Stress
Heat Stroke Heat Exhaustion Heat Cramps Heat Rash Heat Syncope
• Terjadi bila suhu tubuh >41 0C (dapat mencapai • Terjadi akibat kegagalan aliran darah untuk
450C) dalam waktu 10 s.d 15 menit & tubuh membuang panas secara adekuat;
sudah tidak dapat mengeluarkan keringat;
• Disebabkan kekurangan cairan (dehidrasi);
• Koordinasi sistem saraf (termasuk pengaturan
• Tekanan darah turun karena otot jantung tidak
suhu) terganggu;
mampu menjaga kecukupan suplai darah;
• Dapat terjadi henti napas dan/atau henti
• Suhu tubuh mencapai 39° C;
jantung (respiratory and cardiac arrest);
• Gejala: Kelelahan, haus, pusing, Mati
• Dapat terjadi cedera pada otak, hati, dan ginjal;
rasa/kesemutan pada jari tangan dan kaki,
• Beberapa gejala sakit kepala, mual, pusing, Tidak mampu bernapas, menggigil, tekanan
haus, sulit bernapas, menggigil, kulit panas, darah rendah, Pandangan kabur, sakit kepala,
tapi kering, bibir kebiruan, Kejang-kejang, mual, pingsang, Kulit basah, pucat atau
kehilangan kesadaran. memerah
Heat Stress
Heat Stroke Heat Exhaustion Heat Cramps Heat Rash Heat Syncope
• Heat cramps terjadi akibat pajanan temperatur • Gejala: kemerahan, iritasi, dan perih;
yang tinggi dalam jangka waktu lama disertai • Berkeringat terus menerus & terjadi peradangan
kinerja otot yang berat & Terjadi kehilangan dan penyumbatan saluran keringat;
garam dan kelembaban dari tubuh
• Dapat menyebabkan infeksi pada kulit;
• Walaupun kelembaban dapat tergantikanj oleh
air, namun kehilangan garam yg berlebihan • Bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dapat menyebabkan heat cramps / heat heat stroke;
exhaustion.
• terjadi kram otot, biasanya pada perut atau otot Heat Syncope
yg mengalami kelelahan.
• Kehilangan kesadaran
• Pencegahan: penambahan garam mineral
/elektrolit pada minuman/makanan untuk • Ketika terjadi kekurangan aliran darah ke otak
latihan/kerja otot yg berat pada temperatur (akibat akumulasi aliran darah di bagian bawah
tinggi tubuh)
Monday, November 7, 2022 152
Pengelolaan Lingkungan Kerja
• Persamaan 12.3 (Equation 12.3) digunakan pada tempat yang Wet Bulb Globe Temperature
terkena sinar matahari langsung Image: Cortesy of Tillmann et al, 2007
Formula :
Indoor : WBGT = 0.7 Tnwb + 0.3 Tg (Equation 12.2)
Outdoor : WBGT = 0.7 Tnwb + 0.2 Tg + 0.1 Ta (Equation 12.3)
Image:
Image: Image:
Courtesy of Government of
Courtesy of CCOHS Courtesy of Government of Canada
Canada
• Beberapa sumber ultraviolet yang dicakup dalam NAB ini adalah Masa Pemaparan per Iradiasi Efektif (IEff)
pengelasan dan carbon arcs, benda berpendar (fluorescent), Hari Mw/cm2
lampu pijar dan lampu germicidal, dan radiasi sinar matahari. 8 0.0001
4 0.0002
• Pada individu yang fotosensitif atau individu yang secara
bersamaan terpajan dengan bahan bahan yang dapat 2 0.0004
mengakibatkan fotosensitif, maka tidak dianjurkan untuk 1 0.0008
terpajan dengan radiasi ultraviolet.
30 Menit 0.0017
Elemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan pengelolaan P3K
2. Melaksanakan pengelolaan P3K
3. Membuat laporan pengelolaan P3K
25/06/2019 16
8
Kecelakaan Industri
25/06/2019 16
9
Peraturan Perundangan Yang Terkait
1. Undang – undang No. 1 Tahun 1970
• Pasal 3: Syarat-syarat Keselamatan Kerja
untuk memberikan P3K
• Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga
kerja dalam pemberian P3K
2. Permennakertrans No. Per.03/Men/1982
• Pasal 3: Tugas pokok PKK
❖ Pelaksanaan P3K
❖ Pendidikan petugas P3K
25/06/2019 17
0
Peraturan Perundangan Yang Terkait
25/06/2019 17
1
Pengertian
25/06/2019 17
2
Maksud dan Tujuan
P3K dimaksudkan :
❖Memberikan perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan
oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.
25/06/2019 17
3
Kondisi Fisiologis Manusia
❖Pernafasan.
❖Denyut nadi.
❖Kesadaran.
❖Turgor (elastisitas kulit).
❖Reflek.
❖Sistem otot, kerangka dan sendi
25/06/2019 17
4
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
1. Pedoman tindakan
Prinsip P-A-T-U-T
• P = Penolong mengamankan diri sendiri
lebih dahulu sebelum bertindak
• A = Amankan korban dari gangguan di
tempat kejadian, sehingga bebas dari
bahaya.
• T = Tandai tempat kejadian sehingga
orang lain tahu bahwa di tempat itu ada
kecelakaan.
• U = Usahakan menghubungi ambulan,
dokter, rumah sakit atau yang berwajib
• T = Tindakan pertolongan terhadap
korban dalam urutan yang paling tepat.
25/06/2019 17
5
Pemberian Pertolongan
1. Menilai situasi
• Mengenali bahaya diri sendiri
dan orang lain
• Memperhatikan sumber
bahaya
• Memperhatikan jenis
pertolongan
• Memperhatikan adanya
bahaya susulan
25/06/2019 17
6
Pemberian Pertolongan
2. Mengamankan Tempat
Kejadian
a. Memperhatikan penyebab
kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri
sendiri
c. Singkirkan sumber bahaya yang
ada (putuskan aliran dan matikan
sumber )
d. Hilangkan faktor bahaya misal
dengan menghidupkan exhaus
ventilasi, jauhkan sumber
e. Singkirkan korban dengan cara
aman dan memperhatikan
keselamatan diri sendiri (dengan
alat pelindung ).
25/06/2019 17
7
Pemberian Pertolongan
3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan
status korban dan prioritas tindakan
▪ Periksa kesadaran, pernafasan,
sirkulasi darah dan gangguan
lokal
b. Berikan pertolongan sesuai status
korban
▪ Baringkan korban dengan kepala
lebih rendah dari tubuh
▪ Bila ada tanda henti nafas dan
jantung berikan resusitasi Jantung
paru
▪ Selimuti korban
▪ Bila luka ringan obati seperlunya
(luka bakar ringan).
▪ Bila luka berat carikan
pertolongan ke RS/dokter.
25/06/2019 17
8
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
2. Ciri-ciri gangguan
▪ Mengenali ciri-ciri gangguan
pada korban
▪ Gangguan Umum
▪ Gangguan Lokal
25/06/2019 17
9
Gangguan Umum
1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun,
kelemahan atau kekejangan otot pernafasan).
2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,
kekurangan zat asam/oksigen).
3. Gangguan peredaran darah (perdarahan hebat, luka bakar yang luas, rasa
nyeri yang hebat, kekuarangan cairan tubuh secara cepat, keadaan allergi
atau tidak tahan obat).
25/06/2019 18
0
Gangguan
Lokal
1. Perdarahan atau luka
yang disebabkan karena
adanya pembuluh darah
terputus atau robek.
2. Patah tulang yang
disebabkan karena
adanya benturan atau
pukulan.
3. Luka bakar yang
disebabkan karena panas
kering, kontak dengan
aliran listrik, gesekan
25/06/2019 18
1
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
3. Kesiapan Fasilitas
Pertolongan
▪ Personil.
▪ Buku petunjuk/buku pedoman P3K
▪ Kotak P3K & kotak khusus dokter
▪ Ruang P3K
▪ Alat angkut & transportasi
▪ Alat perlidungan
▪ Peralatan darurat
25/06/2019 18
2
Personil / Petugas P3K
❖Jumlah personil
❖Seleksi personil
❖Training personil
❖Tanggung jawab
Fasilitas :
• Kotak P3K
• Isi kotak P3K
• Buku pedoman
• Ruang P3K
• Perlengkapan P3K (alat
perlindungan, alat darurat, alat
angkut dan transportasi)
Personil :
• Penanggung Jawab : dokter
pimpinan PKK, Ahli K3
• Petugas P3K : Sertifikat pelatihan
P3K di tempat kerja
❖Internal Perusahaan
▪Pengurus Perusahaan
▪Dokter Perusahaan/DPKTK
▪Ahli K3, Ahli K3 Kimia
▪Auditor Internal
❖External Perusahaan
▪Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
▪Auditor External
Rlemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan APD yang diperlukan di tempat kerja
2. Memeriksa kondisi APD ditempat kerja
3. Melaporkan hasil pengelolaan APD
DEFINISI
▪ Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE)
adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk
melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan
pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau risiko kecelakaan kerja.
11/7/2022 193
194
JENIS-JENIS APD
Jenis Keterangan
Safety glasses umumnya lebih kuat dan lebih tahan terhadap benturan dan panas
daripada kaca mata biasa. Standar ANSI/ ISEA Z87.1-2010
Goggles menutupi daerah mata dan memberikan perlindungan lebih pada situasi
dimana terjadi kemungkinan akan semburan cairan, asap, uap, serbuk, dan debu
TELINGA
PEMAKAIAN
• Pilihlah sarung tangan yang tepat.
• Lepaskan cincin, jam tangan, atau kalung.
• Cuci tangan anda sebelum dan sesudah memakainya
• Periksa sarung tangan sebelum digunakan. Cari apakah ada lubang dan
retakan yang bisa terbuka.
• Setelah bekerja dengan bahan kimia, letakkan tangan anda di bawah
air yang mengalir dan cuci bersih semua bahan kimia dan kotoran
sebelum melepaskan sarung tangan tersebut.
• Hindari meminjam sarung tangan.
APD PERLINDUNGAN KAKI 200
PEMAKAIAN
• Pilih dan gunakan sepatu safety yang sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukan
• Sepatu safety harus memenuhi standard ANSI Z41-1991.
• Dilarang memakai sepatu safety dari kulit atau dari kain jika
bekerja di sekitar bahan kimia, acid atau caustic.
• Pilih dan pakailah sepatu safety yang sesuai dan pas dengan kaki.
• Periksalah sepatu safety sebelum digunakan.
APD PERLINDUNGAN BADAN 201
PEMAKAIAN
• Tali / sabuk safety body harness harus Gunakan safety body harness jika bekerja
diperiksa sebelum digunakan. pada ketinggian lebih dari 1.8 meter dari
• Jangan digunakan apabila ditemukan permukaan lantai kerja
kerusakan
• Kaitkan hook / tali penyandang pada benda /
tiang yang kokoh dan mampu menahan
berat badan anda ketika jatuh.
APD UNTUK TUGAS KHUSUS 203
PEMELIHARAAN
• Jauhkan safety body harness dari benda-
benda tajam, zat pencemar atau
material abrasif
• Safety body harness harus diuji coba
secara terinci setiap tiga bulan
PERSYARATAN
• Tali penolong minimum 2 cm, terbuat dari tali manila atau setara, dengan minimum
kekuatan menahan beban 2250 kg.
• Tali pengaman dan tali penyandang harus berukuran minimum 1 cm, terbuat dari
nilon atau yang setara, dengan maksimum panjang tidak lebih dari 1.8 meter ketika
jatuh.
• Tali harus memiliki kekuatan minimum menahan beban 2250 kg.
FLOW CHART 204
Elemen Kompetensi:
25/06/2019 6
BAGIAN 1
Pengertian Pelayanan
Kesehatan ( Health Safety )
25/06/2019 7
Pengertian
25/06/2019 8
12 Program pokok pelayanan
Kesehatan kerja
1. Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
khusus
2. Pe,binaan dan pengawasan atas oenyeusaian oekerjaan terhadap tenaga kerja
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungna kerja
4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
5. Pembianaan dan pengawasan perlenhkapan untuk Kesehatan tenaga kerja
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan PAK
7. P3K
8. Pendidikan Kesehatan untuk tenaga kerja dan Latihan untuk petugas P3K
9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan APD yang di perlukan dan GIZI serta penyelenggaraan makanan di
tempat kerja
10. Membantu usaha rehabilitasu akibat kecelakaan atau PAK
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyau kelainan
tertentu dalam kesehatannya
12. Memberikan laporan berkala tentang pelayana n Kesehatan kerja kepada
pengurus
BAGIAN 2
Tugas Pelayanan Kesehatan
25/06/2019 9
Tugas Utama
Pelayanan Kesehatan Perusahaan ditujukan kepada para pekerja atau karyawan
itu sendiri, tetapi pelayanan kesehatan ini harus memenuhi kebutuhan dari
keseluruhan karyawan perusahaan tersebut.
Pelayanan ini meliputi :
• Penyuluhan Gizi dan Kesehatan
• Pengawasan Makanan Kantin atau Ruang Kerja
• Pengawasan Lingkungan Kerja yang meliputi pengotoran udara, pembuangan
sampah, debu, suara, dll.
• Pelayanan Kesehatan Kerja
• Hygiene dan Sanitasi
• Pengawasan terhadap penyakit menular
• Statistik serta penulisan data kesehatan.
25/06/2019 10
Adapun Kegiatan Pelayanan Kesehatan antara lain :
➢ Dokter Perusahaan
25/06/2019 12
Adapun Kegiatan Pelayanan Kesehatan antara lain :
➢ Paramedis Perusahaan
25/06/2019 13
Adapun Kegiatan Pelayanan Kesehatan antara lain :
25/06/2019 13
Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama
1. Menjaga Keselamatan
2. Dapat menjangkau penderita
3. Mengenali dan mengatasi masalah
4. Minta bantuan
5. Menolong (prioritas)
6. Membantu pelaku lainnya.
7. Menjaga kerahasiaan penderita
8. Komunikasi dengan petugas lain
9. Menyiapkan penderita untuk transport
www.dkki.co.id
Monday, November 7, 2022 220
© 2018 DKKI Theme. All Rights Reserved
Mengelola sistem Dokumentasi K3
Elemen Kompetensi
1. Mempersiapkan sistem dokumentasi K3 yang dibutuhkan
ditempat kerja
2. Melakukan pemenuhan sistem dokumentasi K3
3. Mengevakuasi sistem dokumentasi K3
4. Melaporkan hasil evaluasi sistem dokumentasi K3
www.dkki.co.id
Monday, November 7, 2022 221
© 2018 DKKI Theme. All Rights Reserved
Pengelolaan Komunikasi k3
25/06/2019 22
2
Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain :
• Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di tempat kerja.
• Program-program yang berkaitan dengan Penerapan K3 di tempat kerja.
• Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat kerja.
• Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta
material/bahan/alat/mesin yang digunakan dalam proses kerja.
Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.
• Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
• Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja.
• Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan yang mempengaruhi
penerapan K3 di tempat kerja, dsb.
25/06/2019 22
3
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan
kontrakator antara lain :
• Sistem Manajemen K3 kontraktor individual.
• Peraturan dan persyaratan komunikasi kontraktor.
• Kinerja K3 kontraktor.
• Daftar kontraktor lain di tempat kerja.
• Hasil pemeriksaan dan pemantauan K3.
• Tanggap Darurat.
• Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan.
• Persyaratan komunikasi harian, dsb.
25/06/2019 22
4
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan
pengunjung/tamu antara lain :
• Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.
• Prosedur evakuasi darurat.
• Aturan lalu lintas di tempat kerja.
• Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
• APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.
25/06/2019 22
5
Beberapa pengendalian operasi K3 Perusahaan
25/06/2019 22
6
Pekerjaan Bahaya Tinggi:
25/06/2019 22
7
Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
25/06/2019 22
8
Pembelian Barang, Peralatan dan Jasa :
25/06/2019 22
9
Kontraktor :
1. Kriteria pemilihan kontraktor.
2. Komunikasi persyaratan kepada kontraktor.
3. Evaluasi dan penilaian kinerja K3 berkala.
25/06/2019 23
0
AHLI K3 UMUM
Elemen Kompetensi
1. Mempersiapkan persyaratan dan prosedur K3 yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan
2. Memastikan penerapan persyaratan dan prosedur K3 dalam
pelaksanaan Pekerjaan
3. Melaporkan hasil penerapan persayaratan dan prosedur K3
yang berlaku di perusahaan
1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
No Penjelasan
a) Mencegah & mengurangi kecelakaan;
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran;
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain
yang berbahaya;
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para
pekerja;
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi,
suara dan getaran;
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
No Penjelasan
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang
baik;
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; Dengan peraturan perundangan
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat dapat dirubah perincian seperti
kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya; tersebut dalam ayat (1)
Menyediakan secara cuma-cuma, semua APD yang diwajibkan pada tenaga kerja & setiap
orang lain yang memasuki tempat kerja, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
Permenkes
No. 70 Tahun 2016
Elemen Komptensi :
1. Mempersipakan kegiatan investigasi kecelakaan kerja
2. Melaksanakan kegiatan investigasi kecelakaan kerja
3. Melaporkan hasil kegiatan investigasi kecelakaan kerja
Incident
not
Recordable
recordable
• Pada tahun 2019 terjadi kasus insident MT sebanyak 3, LTI sebanyak 2 (Hari absen 4
hari), Restricted at work sebanyak 2, first aid sebanyak 10.
• Manhours 2019 adalah 2.456.000
Menghitung manhours
• 3 shift
Jumlah Orang X jumlah hari kerja X Jumlah Jam
800 X 24 X 8 = 153.600
• 2 Shift
200 X 20 X 12 = 48.000
Jam Reguler
200 X 21 X 8 = 33.600
Step 5
Step 3
Step 1
Review, audit dan
Data Analisis
Analisa Situasi Tindak Lanjut.
Step 2 Step 4
0 Secure
Mengamankan tempat kejadian
Barikade lokasi kejadian.
3
Pengumpul
an
Informasi
Pemeta
an
Review
Observasi Interview
Dokumen
tempat
• Video • Interview kejadia
• • • Sketsa
n
Recording Menjaga Permit
• Photografi kerahasiaan • Training record
• Ketepatanny • SOP
a
• Sandiwara
• Langkah 2- pencarian bukti
Bukti
Step 3
Data Analisis
• Hubungkan semua Kemungkinan
Langkah 3 •
•
Review semua pernyataan
Pilih Informasi yang relevan
Data Analisis •
•
Singkirkan informasi yang tidak relevan
Mengkotegorisasikan data
• Hubungkan semua fakta
• Lakukan konsultasi denga para
penasehat
• Tentukan penyimpangan (Deviasi,
ketidakkonsistenan)
• Formulasikan rekomendasi
• Langkah-Langkah Investigasi
Step 5
Step 4
Rencana Perbaikan.
Langkah 4 –
Rencana Tindakan Perbaikan
• Dapatkan masalah utama yang berhubungan dengan standar kinerja yang diajukan
• Tetapkan standar tanggung jawab
• Tetapkan standar pengukurannya
• Buat rekomendasi, tindakan perbaikan yang terukur, dan tindakan/ prosedur
• Buat lebih spesifik dan tetapkan target tanggal berdasarkan prioritas risiko
• Pertimbangan finansial dan proses pengaruh terhadap perusahaan
Langkah 5 –
Review, audit dan tindak lanjut
• Yakinkan tindakan untuk follow up telah dilakukan
• Lakukan interview karyawan yang terlibat
• Lakukan perubahan yang diperlukan guna memenuhi sasaran yang ditetapkan
• Investigasi kecelakaan harus direview dari fase 1 hingga fase 4
Root Cause Analysis
5 Why’s Analysis
• Teknik “5 Why’s” untuk pengidentifikasian root cause dari incident adalah teknik yang
menggunakan pertanyaan “Why” incident dapat terjadi dan atau “Why” kondisi yang tidak
baik (tidak dikehendaki) timbul.
• SCAT adalah suatu tool yang digunakan untuk mengevaluasi dan menginvestigasi incident dengan
menggunakan SCAT chart. SCAT dikembangkan dari ILCI (International Loss Control Institute) Loss
Caution Model
Case Study
Latihan 1