Anda di halaman 1dari 290

1

OPENING PRESENTATION
DIKLAT & PEMBINAAN AHLI K3 UMUM SERTIFIKASI
BNSP
Education Background
2018-2020 : Master Degree, Occupational Health & Safety, Public Health
Faculty University of Indonesia
2007-2010 : Bachelor degree, Occupational Helath & Safety, Public Health
Auliah Rahmi, Am.Gz, SKM, MKKK Faculty, University of Indonesia
2003-2006 : Diploma, Nutrition, Politeknik Kemenkes Jakarta II
Comptency Training Working Experience
2022 Ahli K3 Muda BNSP 2019-2020 Independent Trainer
2022 Assessor Kompetensi BNSP 2017-Now QA Manager, PT Solstice Energy Services
2019 Ahli K3 Muda Lingkungan 2015-2017 QHSE Manager, PT Angsa Emas Perdana
Kerja 2011-2014 HSE Specialist, PT Baker Hughes Indonesia
2019 Higiene Industri Muda BNSP 2010-2011 HSE Officer, PT Ciba Pamenang Menkaraya
2017 Auditor ISO 9001:2015 2008-2010 Enumerator Nutrisionist
2016 ISO 22000:2015 & HACCP 2006-2008 Bone Scan Nutrisionist, PT Fontera Brand Indonesia
2014 Ahli K3 umum Kemenaker (Anlene)
2013 Lead Auditor OHSAS 18001
Safety Induction
Rules
Di mohon untuk On cam selama pelatihan berlangsung, dan tidak melakukan mobilsasi

Silahkan bertanya satu persatu bila ada yang ingin di tanyakan

Bicara satu persatu, santun dan menghargai

Ayo Kita berdiskui


HSE INDUCTION SESSION

Don’t be Panic, STA (Stop, Thingking & Assess)


Go to Muster Point/ Assembly Point
Don’t Leave Muster Point/ Assembly Point until Representative state “Clear”

Monday, November 7, 2022 5


Ahli K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 6


Merencanakan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

N0 Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.001.1 Merancang Strategi Pengendalian Risiko K3 di Tempat POP
Kerja
11. M.71KKK01. 011.1 Menerapkan Manajemen Risiko K3

ELEMEN KOMPETENSI :

1. Merencanakan pengendalian risiko K3 di tempat kerja


2. Merancang pengendalian risiko K3 di tempat kerja sesuai hirarki
3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja
4. Melaporkan hasil rancangan pengendalian risiko K3
5. Melaksanakan manajemen risiko K3
6. Mengendalikan risiko bahaya
7. Melaporkan manajemen risiko K3

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 7


What is Risk
management?
Adalah proses mengidentifikasi sumber-
sumber bahaya, penilaian risiko dan tindakan
untuk menghilangkan atau mengurangi risiko

Hazard Risiko Control


Aplikasi di tempat kerja

Identifikasi sumber bahaya dan


risiko yang berhubungan dengan
proses kerja dan peralatan kerja


Please be prepare
Identifikasi pola pengendalian
yang efektif

Mengimplementasikan metode
pengendalian yang sesuai dan
mengkomunikasikan
How to do??
FOUR STEPS TO RISK ASSESSMENT

1 Identify the hazards

Assess the risks Have the control


2 measure
eliminated or
reduced the
Control the risk?
3 risks?

4 Monitor and review


What is Hazard & Risk ???
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya potensial yang dapat
menyebabkan kerugian (harm).

Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia,


bagian-bagian mesin, bentuk energi, metode kerja,
lingkungan kerja atau situasi kerja.
Identifikasi Bahaya
Hubungan antara Potensi Sumber Energi & Cidera

Kategori Bahaya ( Wells, Plog & Donoghue, 2004)


Jenis Bahaya Contoh
Bahaya Benda Fisik 1. Cahaya yang intensitasnya terlalu tinggi atau rendah
(Physical Hazards) (terlalu terang, gelap, remang-remang, dll.);
2. Suara bising melebihi ambang batas;
3. Suhu terlalu panas atau terlalu dingin (ruang, benda);
4. Tekanan terlalu tinggi atau rendah;
5. Radiasi elektromagnetis (ultra violet, infrared, dll.);
6. Radiasi ionisasi (rontgen, radioactive/nuklir, dll.),
7. Getaran benda bekerja dan getaran lingkungan kerja yang
melampaui ambang batas.
Bahaya Listrik (Electrical 1. Kegagalan alat pengamannya (fuse, grounding, breaker,
Hazards) dsb.);
2. Kelebihan beban penggunaan;
3. Loncatan bunga api;
4. Isolasi yang tidak sempurna
Bahaya Kimiawi 1. Gas, uap dan cairan serta asap berbahaya
(Chemical Hazards) 2. debu (Arsenik,Timbal,Silica & Cadmium),

Monday, November 7, 2022 14


Identifikasi Bahaya
Hubungan antara Potensi Sumber Energi & Cidera

Kategori Bahaya ( Wells, Plog & Donoghue, 2004)

Jenis Bahaya Contoh


Bahaya Benda Bergerak 1. Benda yang bergerak lurus/linear movement (mesin
(Kinetic Hazards) penempa, mesin potong, ban berjalan, mobil, dll.);
2. Benda bergerak berputar/rotation (roda, roda gigi, crane,
gerinda, katrol, dll.);
3. Benda bergerak tak beraturan (debu, percikan
metal/partikel/zat kimia, semprotan bertekanan, dll.);
4. Pengangkatan/pengangkutan (beban yang terlalu
berlebihan beratnya atau kecepatannya, dll.).
Bahaya Benda Diam 1. Bahaya perbedaan elevasi atau gravitasi (printer yang
(Static Hazards) diletakkan diatas lemari kerja sedangkan posisi pekerja
berada dibawahnya);
2. Bahaya air (terlalu dalam, terlalu dingin, terlalu panas);
3. Bahaya kerusakan perkakas/sarana kerja;
4. Bahaya konstruksi (jembatan/perancah ambruk, dll.);
5. Bahaya pemasangan (sambungan/baut tidak kuat, dll.).

Bahaya Ergonomi 1. Bentuk perkakas, bentuk peralatan, cara kerja, bentuk


tempat kerja dan penanganan secara manual

Monday, November 7, 2022 15


Cara mengidentifkasi bahaya

Legal, busines, client requirement


Inspeksi & Observasi
.
Option A
Get a modern
PowerPoint

Kode, standard, raw material, peralatan. Option A Konsultasi ahli & akademisi
Option A
Get a modern .
. Get a modern PowerPoint
PowerPoint

Kasus kecelakaan
Option A Option A
Get a modern Get a modern
PowerPoint PowerPoint
Instruksi Kerja
.
Konsultasi dengan pekerja
.
Workshop 1
Tentukan Hazard dari gambar berikut ini??
Risiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi.

Untuk menentukan risiko membutuhkan


perhitungan antara konsekuensi/dampak
yang mungkin timbul dan probabilitas,
yang biasanya disebut sebagai
tingkat risiko (level of risk).
Risiko terdiri dari 2 dimensi:

Akibat Kesempatan
(Consequence) (Probability)
Konsep Dasar Penilaian Risiko
Identifikasi Bahaya
Menentukan
Menilai Resiko
Pengendalian
A. Sumber (4M1E) B. Jenis

1. Orang (Man) 1. Fisika 1. Kemungkinan 1. Menghilangkan


(likelihood) (Eliminasi)
2. Bahan (Material) 2. Kimia
2. Konsekuensi 2. Mengganti dengan
3. Mesin (Machine) 3. Biologis
(Consequence) yang memiliki
4. Metode Kerja 4. Ergonomis nilai resiko
(Method) rendah
5. Psikososial (Substitusi)
5. Lingkungan
(Environment) 3. Rekayasa
(Engineering)
4. Administrasi
5. APD

Monday, November 7, 2022 24


PROBABILITY
CONSEQUENCY Very Low Medium Extreme
Low (2) High (4)
(1) (3) (5)
Bussiness Community/ 1case/100 1case/10 1case/ 1case/ >1case/
Rating Personel (P1) Financial (P2) Environmental (P4)
Continuity (P3) press (P5) years years year month month

Estimasi Pencemaran diatas


Down time
Insignificant (1) (tidak sakit) kerugian
<1 hari
permukaan tanah Local complain 1 (L) 2 (L) 3 (L) 4 (L) 5 (L)
<5.000 (USD) (langsung dpt ditangani)

Estimasi
P3K/Klinik kerugian Down time Masuk ke parit limbah Local media
Minor (2)
(sakit :1-3 hari) <5.000-25.000 1-7hari (dapat ditangani) complain 2 (L) 4 (L) 6 (L) 8 (M) 10 (M)
(USD)
Estimasi
Klinik/RS,
kerugian Down time Masuk ke parit hujan
Moderate (3) tidak cacat
<25.000-500.000 7-29hari (dapat ditangani)
Regional complain 3 (L) 6 (L) 9 (M) 12 (M) 15 (H)
(sakit>3hari)
(USD)
Masuk ke parit hujan
Estimasi
Down time (sedikit masuk pelepasan
RS,cacat total, kerugian
Mayor (4)
fatal (1 orang) <500.000-
>1bulan akhir), complain dari Nasional complain 4 (L) 8 (M) 12 (M) 16 (H) 20 (H)
(tidak total lost) masyarakat sekitar, dapat
5.000.000 (USD)
ditangani

Masuk ke pelepasan
Estimasi
terakhir
Fatal ( >1 kerugian Internasional
Catastrophic (5)
orang) >5.000.000
Total lost (sungai/laut),complain ke
complain
5 (L) 10 (M) 15 (H) 20 (H) 25 (H)
public yang lebih luas
(USD)
sampai ke pihak ke 3
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
PERKIRAAN KESEMPATAN
KATEGORI
TINGKAT KEPARAHAN A B C D E
Setiap Saat Kemungkinan Dapat Sulit Sangat Sulit
(KONSEKUENSI) Dapat Terjadi Terjadi Terjadi
Terjadi Terjadi

1 1 2
Dapat 3
Sulit Sangat 4
Sulit
I Terjadi
(Bencana) (VH) (VH) (H) (M)
Terjadi (L)
Terjadi

1 2 3 4 5
II
(Kritis) (VH) (H) (M) (L) (VL)

2 3 4 5 5
III
(Signifikan) (M) (L) (VL) (VL)
(H)
3 4 5 5 5
IV
(Rendah) (L) (VL) (VL) (VL)
(M)

1 : Sangat Tinggi (VH) 4 : Rendah (L)


2 : Tinggi (H)
5 : Sangat Rendah (VL)
3 : Sedang (M)
Matriks Tingkatan Risiko – Konsekuensi (1)

Kategori Perkiraan Konsekuensi

I Catastrophic ◼ Kematian lebih dari satu


(Bencana) ◼ Rawat inap sepuluh pekerja atau lebih dan/ atau masyarakat
sekitarnya
◼ Kerusakan properti fasilitas sangat besar, gangguan besar
pada usaha perusahaan; atau
◼ Dampak lingkungan menjadi bencana
II Critical (Kritis) ◼ Kematian
◼ Rawat inap kurang dari sepuluh pekerja dan/ atau cedera
pada masyarakat sekitarnya
◼ Kerusakan berat pada peralatan, gangguan menengah pada
usaha perusahaan
◼ Dampak lingkungan yang parah
◼ Gangguan besar dari masyarakat
Matriks Tingkatan Risiko – Konsekuensi (2)

Kategori Perkiraan Konsekuensi


III Signifikan ◼ Terlepas dalam jumlah besar atau menengah dari bahan
(Significant) mudah terbakar atau beracun (dampak minimal)
◼ Kecederaan dengan perawatan medis yang tidak terlalu
parah terhadap pekerja
◼ Kerusakan sedang pada peralatan, gangguan kecil pada
usaha perusahaan
◼ Dampak lingkungan sedang, atau
◼ Gangguan kecil dari masyarakat
IV Rendah ◼ Terlepas dalam jumlah kecil dari bahan mudah terbakar atau
(Minor) beracun
◼ Kecederaan ringan (P3K) terhadap pekerja
◼ Kerusakan kecil pada peralatan, gangguan kecil pada usaha
perusahaan, atau
◼ Dampak lingkungan kecil
Matriks Tingkatan Risiko – Probabilitas
Level Perkiraan Kesempatan

A Setiap Saat Dapat Kejadian/ kegiatan yang berulang-ulang dan diperkirakan akan
Terjadi dapat terjadi kecelakaan/ kerugian
(Almost Certain)
B Kemungkinan Terjadi Kejadian/ kegiatan yang sering dan diperkirakan akan dapat
(Likely) terjadi kecelakaan/ kerugian

C Dapat Terjadi Satu kejadian/ kegiatan sangat beralasan diperkirakan akan


(Moderate) dapat terjadi kecelakaan/ kerugian

D Sulit Terjadi Satu kejadian/ kegiatan dalam perkiraan jarang dapat terjadi
(Unliky) kecelakaan/ kerugian
E Sangat Sulit Terjadi Kejadian/ kegiatan dalam perkiraan sangat sulit dapat terjadi
(Rare) kecelakaan/ kerugian
Prioritas Tindakan Perbaikan
Tingkatan Risiko Definisi

1 Sangat Tinggi ◼ Tindakan perbaikan segera diperlukan


(Extreme Risk) ◼ Tindakan perbaikan secara engineering diperlukan
2 Tinggi ◼ Tindakan perbaikan dengan prioritas tinggi diperlukan
(High Risk) ◼ Tindakan perbaikan secara engineering diperlukan
3 Sedang ◼ Tindakan perbaikan dengan pengurangan diperlukan
(Moderate Risk) ◼ Tindakan perbaikan secara engineering diperlukan
4 Rendah ◼ Tindakan perbaikan signifikan untuk mengurangi risiko
(Low Risk) selanjutnya tidak diperlukan
◼ Pembenahan atau perubahan kecil harus dilaksanakan bila
diperlukan
5 Sangat Rendah ◼ Tindakan perbaikan untuk mengurangi risiko selanjutnya tidak
(Very Low Risk) diperlukan
How to control the risk ???
1 Elimination

2 Substitution

3 Engineering

4 Administrative

Personal Protective Equipment


5
Merencanakan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

Hirarki Pengendalian/Kontrol Kendali

Most Effective
Elimination Highest Level of Protection
1st Priority Focus to Hazards Sources
Increasing Effectiveness &
Sustainability
Substitution Most Reliable

Menghilangkan,
Mengganti & 2nd Priority
Engineering Controls
Mengisolasi
pekerja dari
bahaya
Least Effective
Administrative Controls
Lowest level of Protection
3rd Priority
Focues to Person
Increasing Participation &
APD Supervision Needed
Melindungi pekerja dengan Least Reliable
menggunakan APD

Monday, November 7, 2022 33


Merencanakan pengendalian risiko K3 di tempat kerja
Most Effective
Highest Level of Protection
Hirarki Pengendalian/Kontrol Focus to Hazards Sources
Increasing Effectiveness &
Sustainability
Most Reliable
1st Priority/ Primary Control Methods

Seperti Eleminasi, Subsitusi &


Rekayasa,
Isolasi
2nd Priority/ Secondary Control Methods
Rambu Peringatan, Pemilihan
Administrasi
Pekerja, Rotasi Pekerja, Jadwal
Kerja, Pembatasan Jam,
3rd Priority/ Tertiary Control Methods Pemilihan perusahan jasa
Pertambangan
Praktik Kerja JSA, Prosedur kerja Baku/SOP/
Instruksi kerja & Pelatihan
4th Priority
Least Effective
Alat Pelindung Diri Lowest level of Protection
Focues to Person
Increasing Participation &
Supervision Needed
Least Reliable

Monday, November 7, 2022 34


Merencanakan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

Hirarki Pengendalian/Kontrol
1st Priority/ Primary Control 2nd Priority/ Secondary 3rd Priority/ Tertiary 4th Priority Last
Methods Control Methods Control Methods Control Methods
Rambu Peringatan, Pemilihan
JSA, Prosedur kerja
Pekerja, Rotasi Pekerja, Jadwal
Baku/SOP/ Instruksi kerja &
Eleminasi, Subsitusi & Isolasi Kerja, Pembatasan Jam, Alat Pelindung Diri
Pelatihan
Pemilihan perusahan jasa
Pertambangan

1) Mensubtitusi dengan proses 1) Merevisi langkah-langkah Pengendalian bahaya


yg kurang bahaya (lebih 1) Mengubah/mengatur ulang kerja pada prosedur jangka pendek (short-
aman); pelepasan bahaya ke suatu kerja; term exposure).
periode/shift dengan jumlah
2) Mengganti proses untuk pekerja di lapangan lebih 2) Menyiapkan JSA,
mengurangi pemaparan; sedikit dengan demikian Prosedur kerja Sebagai contoh pada
potensi untuk pekerja Baku/SOP/ Instruksi suatu daerah yang
3) Menutupi/melindungi proses kerja
sehingga bahaya tidak terpapar bahaya tersebut tingkat kebisingan
tertranformasi ke pekerja berkurang. 3) Mengurangi penggunaan tinggi, dimana pekerja
tenaga fisik dalam setiap /operator harus
4) Menggunakan ventilasi isap 2) Mengendalikan jalan masuk memasuki daerah
dari pengamat/peninjau dan langkah kerja.
(exhaust) secara lokal atau tersebut untuk waktu
keseluruhan untuk orang yang tidak 4) Mengubah syarat-syarat sesaat,
mengurangi konsentrasi berkepentingan ke area kepegawaian/ ketenaga
agent berbahaya di udara. kerja; kerjaan
5) Mengatur getaran yang 3) Mengontrakan pekerjaan 5) Mengidentifikasi dan Alat pelindung telinga
timbul sehingga kebisingan kepada kontraktor yang memberikan/menyediaka yang sesuai harus
dan trauma ke badan dapat ahli/berpengalaman dengan n peralatan baru yang dipakai.
dikurangi. bukti bukti pengelolaan lebih baik.
K3nya baik
6) Memberikan Pelatihan

Monday, November 7, 2022 35


Contoh Hierarchy of control.
Ada workshop memiliki genset dengan level bising 120 dba, beroperasi selam 24 jam. Di dalam workshop terdapat 10 orang
pekerja (Gerinda, OHC, inspact, welding, pres)

Hazard : Bising. 120 dba. Selama 24 jam


Standard Bising 85 dba selama 8 jam.
Risiko : NIHL
Action
1. Subtitusi : 100 dba.
2. Engineering :
1. Isolasi : dipindahkan ke luar workshop dan di beri rumah (Peredam suara)
3. Administrasi : Pelatihan, rambu, IK. (yang bisa ke daerah rumah genset hanya maintenance, Berapa lama, IK seperti saat
mereka disana)
4. PPE: Earplug atau earmuff untuk maintenance, di workshop tidak diperlukan karena tingkat bising 82 dba.

5. Ada bising 90 dba. Di label era plug NRR 25 dba...


Maka tingkat penurunan yang sesungguhnya
adalah 90 db – (50% NRR)
6. 90 dba – (12,5) =....
7. NRR (Noise Reduce Reduction) = 25 dba. (12,5
dba) +5 = 17,5 dba
Workshop 2

Tentukan mana yang termasuk pengendalian eliminasi, subtitusi,


engineering, administrasi dan PPE
1. Menggunakan safety harnest untuk pekerja ketinggian
2. Menghilangkan sumber bahaya kaki tersangkut/terbentur (trip hazard) di atas lantai
3. Pemeliharaan secara reguler
4. Membuang/ memusnahkan bahan kimia yang tidak diperlukan lagi
5. Mengganti proses kering dengan proses basah
6. Memperbaiki peralatan yang rusak
7. Mengganti pemakaian bahan-bahan kimia dengan bahan yang rendah tingkat bahayanya
8. Mengganti pasir silika (sand blasting) dengan copper slag (grit blasting) pada pekerjaan abbrfasive blasting
9. Pelatihan
10. Mengganti cara kerja manual handling dengan mechanical handling
11. Penyediaan SOP
12. Program desain ulang untuk mengurangi tingkat kebisingan
13. Memasang/ mengatur ventilasi udara di daerah lingkungan pengecatatan
14. Memasang pagar pengaman mesin pada bagian-bagian mesin yang bergerak
15. Menggunakan anti-glare screen pada layar monitor komputer
16. Memasang flashback arrestor pada saluran oksigen dan asetilin pada pekerjaan oxy-cutting
17. Mendesain ulang cara kerja
18. Membatasi paparan pekerja terhadap bahaya
Semua Risiko harus dikurangi ke arah tingkat
As Low As Reasonable Practicable (ALARP).
Untuk mengidetifikasi potensi kerugian
gunakan tabel matriks kualitatif.
Tinjauan ulang & Pemantauan
tinjauan ulang dan memantau
pengendalian risiko untuk
meyakinkan pengendalian
risiko yang dilakukan benar-
Penggunaan Teknologi baru benar efektif.

Peralatan baru & material baru Bahaya-bahaya baru

Cara kerja baru, lingkungan bergantu

Pekerja Baru
AHLI K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 41


Merancang sistem tanggap darurat & Mengelola
tindakan tanggap darurat
SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.002.1 Merancang sistem tanggap darurat SKKNI

2 M.71KKK01.007.1 Mengelola tindakan tanggap darurat

KU : M. 71KKK01.003.1

ELEMEN KOMPETENSI :

1. Merencanakan proses kegiatan komunikasi K3


2. Melaksanakan proses komunikasi K3
3. Memonitor pelaksanaan tindak lanjut hasil komunikasi K3
4. Melaporkan kegiatan komunikasi K3

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 42


Elemen Kompetensi
• Merancang sistem tanggap darurat
• Membuat rancangan sistem tanggap darurat di tempat
kerja
• Meninjau Kembali eancangan sistem tanggapmdarurat
• Melaporkan hasil rancangan sistem tanggap darurat
• Merancang pelaksanaan tanggap darurat di tempat
kerja
• Melaksanakan Tanggap darurat di tempat kerja
• Mengevaluasi hasil pelaksanaan tanggap darurat di
tempat kerja
Identifikasi Potensi Tanggap darurat di
tempat kerja

Alam Aktivitas Kerja Lingkungan Sosial

• Gempa • Kebakaran • Polusi • Huru Hara


Bumi • Ledakan • Pencemaran • Ancaman
• Banjir • Evakuasi lingkungan Bom
• Sunami Media
• Gunung
Meletus
Sumber daya Tanggap Darurat

Tim Tanggap Sarana &


Darurat Prasarana
• Fire Fighter • Alat Proteksi
• First Aider Kebakaran
• Rescue • Kotak P3K
MANAJEMEN KEADAAN DARURAT
EMEGENCY MANAGEMENT SYSTEM

1. KEBIJAKAN
2. IDENTIFIKASI KEADAAN DARURAT
3. PERENCANAAN AWAL CALL OUT
4. PROSEDUR KEADAAN DARURAT AND 10. INVESTIGASI DAN SYSTEM
5. ORGANISASI KEADAAN DARURAT RESPONSE PELAPORAN
6. PRASARANA KEADAAN DARURAT
7. PEMBINAAN DAN PELATIHAN
8. KOMUNIKASI
9. INSPEKSI DAN AUDIT

NORMAL PASCA
OPERATION EMERGENCY
EMERGENCY
Elemen manajemen keadaan darurat

IDENTIFIKASI
• Mengidentikasi semua potensi
keadaan darurat yang mungkin
timbul dalam operasi
perusahaan (risk analysis)
• Identifikasi terhadap kesiapan
perusahaan baik sdm, peralatan
dan finansial dalam
menghadapi setiap
kemungkinan keadaan keadaan
darurat
POTENSI KEADAAN DARURAT
1. Kebakaran
2. Tumpahan minyak
3. Kebocoran gas beracun/ flammable
4. Blow-out
5. Cidera personil
6. Keadaan darurat aspek Security

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


Elemen Manajemen Keadaan Darurat
3. PERENCANAAN AWAL
• MENYUSUN STRATEGI DASAR PENGENDALIAN
• MENETAPKAN BESARNYA POTENSI KEADAAN DARURAT YG TERJADI, DAN SIMULASI PENANGGULANGAN DAN PENANGANAN YG
PALING EFEKTIF
• INVENTARISASI SUMBER DAYA, SARANA DAN TEKNOLOGI PENANGGULANGAN YANG DIPERLUKAN
Elemen Manajemen Keadaan darurat

4. Prosedur Keadaan darurat


• SOP landasan dalam menghadapi keadaan darurat
• Jenis keadaan darurat
• Tugas dan tanggung jawab tim
• Sarana yang diperlukan
• Sistem Komunikasi

5. ORGANISASI KEADAAN DARURAT HRS MENCANTUM


• KAN DENGAN JELAS GARIS KOMANDO DAN SISTEM
• PERTANGGUNGAN JAWAB (AKUNTABILITAS DAN
• RESPONSIBILITAS DR SETIAP INDIVIDU)
Elemen Manajemen Keadaan darurat
6.SARANA KEADAAN DARURAT

• HRS DISUSUN DAFTAR KEBUTUHAN SARANA KEADAAN DARURAT YG


DIPERLUKAN BAIK YG TERSEDIA DLM PERUSAHAAN ATAU DARI LUAR
PERUSAHAAN

• HRS ADA SISTEM UNTUK MEMELIHARA DAN MEMERIKSA SEMUA


SARANA KEADAAN DARURAT AGAR SELALU DLM KONDISI BAIK DAN
SIAP DIGUNAKAN SETIAP SAAT
EMERGENCY
EQUIPMENT
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
KlasifikaAsi Jenis Kebakaran Jenis Media Pemadam
Tipe basah Tipe kering
Air Busa Powder Clean Agent
Kelas A •Bahan spt (kayu, kertas, •VVV •V •VV •V*)
kain dsb.) •XX •XX •VV**) •VVV
•Bahan berharga
Kelas B •Bahan cair •XXX •VVV •VV •V
•Bahan gas •X •X •VV •V*)
Kelas C Panel listrik •XXX •XXX •VV •VVV
Kelas D Kalium, Litium, •XXX •XXX •Khusus •XXX
Magnesium
•Keterangan :
•VVV •: •Sangat •efektif •X •: •Tidak •tepat
•VV •: •Dapat •digunakan •XX •: •Merusak
•V •: •Kurang •tepat / •tidak •dianjurkan •XXX •: •Berbahaya
•*) •: •Tidak •efisien •**) •: •Kotor / •korosif

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


EMERGENCY
EQUIPMENT

PERALATAN DETEKSI

GAS DETECTOR FLAME DETECTOR SMOKE DETECTOR

FIRE ALARM

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


EMERGENCY
EQUIPMENT PERALATAN PEMADAM

FIXED FIRE PUMP FIXED FOAM SYSTEM FIRE CABINET

PORTABLE FIRE PUMP MOBILE FOAM UNIT APAR

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


EMERGENCY
EQUIPMENT PERALATAN OIL SPILL

OIL BOOM SORBENT PAD SORBENT BOOM

OIL SKIMMER PENAMPUNG SEMENTARA

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


EMERGENCY
EQUIPMENT
ALAT PELINDUNG DIRI

ESCAPE BREATHING APP FIRE SUIT CHEMICAL SUIT SCBA

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


Elemen manajemen keadaan darurat

7. PEMBINAAN DAN PELATIHAN


• SEMUA UNSUR YG TERLIBAT DLM KEADAAN DARURAT BAIK BERKAITAN DG PENCEGAHA, PENGENDALIAN ATAU
PENANGGULANGAN HRS DILATIH DANDI BINA
• SECARA BERKALA DILAKUKAN SIMULASI KEADAAN DARURAT SESUAI DENGAN SECENARIO YG TELAH DISUSUN
Elemen Manajemen Keadaan darurat

8.KOMUNIKASI
KOMUNIKASI MEMEGANG PERANAN PENTING DALAM PENANGANAN
KEADAAN DARURAT

KOMUNIKASI ANTAR TIM, KOMUNIKASI INTERNAL PERUSAHAAN,


KOMUNIKASI EKSTERNAL

HARUS DIBUAT PROSEDUR DAN SISTEM KOMUNIKASI YG BAIK


TERMASUK DENGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN SEKITARNYA
ALUR KOMUNIKASI
ALUR PELAPORAN
KATEGORI PELAPORAN TEMBUSAN ALUR
INSIDEN KEPADA PELAPORAN
DIR. FAI, Nearmiss, FM/Manager Asisten S/D No.1
OPS
kategori terkait Manager HSSE
lainnya Field/Project
& Eksplorasi
MTC, LTI, RWC GM/VP terkait Manager HSSE S/D No.2
Asset/Project/
Safety
Manager
NOA Direktur VP HSSE S/D No.7
GENERAL
EMERGENCY CONTACT NUMBERS
MANAGE
R NO NAMA JABATAN TELEPON

HSSE OPS.
MGR FIELD
MANAGE
R

Diisi masing masing oleh


lapangan !!!!

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ALUR KOMUNIKASI

LANGKAH UMUM EVAKUASI

Alarm/ informasi keadaan


darurat

Amati kondisi (arah angin,


titik kebocoran/ kebakaran)

Lakukan evakuasi ke
MUSTER POINT

Head count oleh Petugas


Security

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ALUR KOMUNIKASI

LANGKAH UMUM
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1 • Alarm/ informasi kebakaran


2 • Verifikasi
3 • Pelaporan
4 • Evakuasi & isolasi
5 • Pemadaman

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


ALUR KOMUNIKASI

KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT

Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat

Alat Penanggulangan Keadaan Darurat

Tim Penanggulangan Keadaan Darurat

Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat

HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT © 2019


Elemen Manajemen Keadaan darurat

AUDIT KEADAAN DARURAT SEBAGAI BAGIAN


DARI AUDIT KESELAMATAN KERJA
Elemen Manajemen Keadaan darurat
10.INVESTIGASI DAN PELAPORAN
•SETIAP KEJADIAN KEADAAN DARURAT HARUS DITINDAK LANJUTI
DENGAN MELAKUKAN IN VESTIGASI UNTUK MENGETAHUI :

• a. PENYEBAB KEJADIAN
b. EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENANGGULANGAN
c. EFEKTIFITAS SISTEM KEADAAN DARURAT YANG BERLAKU
Meninjau Kembali rancangan siste
tanggap darurat
• Mengkomunikasikan rancngan sistem tanggap
darurat kepada pihak-pihak terkait di internal
dan eksternal perusahaan
• Menyempurnakan dokumen rancangan sistem
tanggap darurat sesuai hasil komunikasi
Melaporkan hasil rancangan sistem
tanggap darurat
• Menyusun hasil penyempurnaan rancangan
sistem tanggap darurat sesuai format
• Melaporkan dokumen hasil rancangan sistem
tanggap darurat pada aasan dan pihak terkait
• Mendokumentasikan dokumen hasil
rancangan sistem tanggap darurat sesuai
prosedur
Melakukan Komunikasi K3

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.003.1 Melakukan Komunikasi K3 SKKNI

KU : M. 71KKK01.003.1

ELEMEN KOMPETENSI :

1. Merencanakan proses kegiatan komunikasi K3


2. Melaksanakan proses komunikasi K3
3. Memonitor pelaksanaan tindak lanjut hasil komunikasi K3
4. Melaporkan kegiatan komunikasi K3

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 69


Melakukan Komunikasi K3

Manfaat
Pertemuan Keselamatan
1) Memastikan setiap orang telah menerima informasi
penting dalam waktu cepat;
2) Menciptakan iklim kerjasama & membantu memberikan
perhatian yang sama tentang suatu informasi;
3) Sarana manajemen berkomunikasi dengan pekerja
sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan
lebih aman dan produktif
4) Meningkatkan kemampuan komunikasi dalam K3 dan
kesadaran dan pemahaman karyawan tentang K3;
5) Sarana untuk mengidentifikasi dan analisis masalah dan
penyelesaian masalah terkait dengan isu K3
6) Menstimuli diterimanya kebijakan, peraturan, dan
prosedur;
7) Bagian dari pro-active barrier dalam upaya mencegah
terjadinya kecelakaan.

Monday, November 7, 2022 70


Melakukan Komunikasi K3

Standar Implementasi Rapat K3:

Standar Kuantitas
• Seluruh peserta/karyawan/pekerja hadir dan
berpartisipasi pada pertemuan yang telah
dijadwalkan;
• Terencana dengan baik : Sesuai dengan jadwal,
Tema/Topik, Tujuan, Komunikan, Prosedur dan
jadwal yang telah ditentukan;
• Hasil Pertemuan harus didistribusikan kepada
seluruh peserta pertemuan yang hadir;
• Tindak Lanjut harus di follow-up & ditentukan
waktu penyelesaian serta dievaluasi
pelaksanaannya;
• Laporan & Hasil serta tindak lanjut
didokumentasikan

Monday, November 7, 2022 71


Melakukan Komunikasi K3

Standar Implementasi Rapat K3:

Standar Kuantitas
Operator K3 wajib melaksanakan Pertemuan
Keselamatan sesuai dengan KPI/SAP yang telah
ditetapkan.

Standar Kualitas
• Terdapat jadwal/agenda pertemuan yang telah
disusun atau disepakati;
• Terdapat bukti verifikasi laporan kegiatan
pertemuan, saran, tindak lanjut dan evaluasi
hasil pertemuan;
• Terdapat bukti verifikasi yang melibatkan pihak
manajemen dalam penyelesaian atau evaluasi
dari hasil pertemuan;
• Terdapat bukti verifikasi hasil laporan yang
mampu mudah telusur.

Monday, November 7, 2022 72


Melakukan Komunikasi K3

Manajemen Dasar Pertemuan Keselamatan

Secara umum jenis Pertemuan Keselamatan


Terbagi menjadi :

Safety Talks Safety Meeting


Pertemuan yang melibatkan Pertemuan terencana &
sekelompok pekerja/ regu kerja terjadwal yang melibatkan satu
dengan pengawasnya kelompok/kelompok yang lebih
besar/perwakilan pekerja

Stand Down Safety Committee Annually Safety


Meeting Meeting
Toolbox Talks Safety Moments
/Minutes/Chats Monthly Safety
Weekly Safety Meeting
“Tailgate Talks”
Meeting

Monday, November 7, 2022 73


Melakukan Komunikasi K3

Manajemen Dasar Pertemuan Keselamatan

Jenis Pertemuan Keselamatan :


Safety Talks :
Pertemuan antara atasan/pengawas dan
Safety Talks bawahannya untuk mengingatkan pentingya
aspek K3 didalam pekerjaan.
Dikenal Sebagai “Toolbox Talks” atau
“Tailgate Safety Meeting” atau F5SM/PKKS
• Dilakukan sebelum melaksanakan
Dikenal juga dengan Safety Moment kegiatan/ shift kerja – Daily Basis –
• Pembicaraan keselamatan singkat Normalnya dilakukan dengan waktu yang
tentang subjek tertentu di awal singkat atau 5-15 Menit dan dilokasi kerja
kerja atau shift. • OSHA = at Least every 10 working days to
• Kadang di Istilahkan dengan Safety emphasize safety
Chats/ Safety Minutes. • Harvard University's Environmental Health
• 2-5 Menit terkait dengan topic & Safety recommends departments hold
keselamatan monthly 15-minute talks.

Focus To Reinforce Focus on High Risk Focus on jobsite and


safety basic Scenario work condition changes

Monday, November 7, 2022 74


Melakukan Komunikasi K3

Manajemen Dasar Pertemuan Keselamatan

Jenis Pertemuan Keselamatan :


No Safety Meeting - Berdasarkan Waktu & Agenda
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Komite K3 Pertemuan
Keselamatan Keselamatan Keselamatan Tahunan
Mingguan: Bulanan
1 Review pelaksanaan Review Pelaksanaan & Review pelaksanaan & Review pelaksanaan &
Aspek K3 Harian kinerja K3 Bulanan kinerja K3 Triwulan kinerja K3 Tahunan
(Lead & Lagging)/
2 Review Hasil Inspeksi Status Tidak lanjut Mengelola & Menghimpun Perencanaan Pengelolaan
terencana harian perbaikan & rencana data K3 di Tempat Kerja Aspek KP (Program K3) -
perbaikan RKAB
3 Topik safety Talks & Review Review, Evaluasi Review Hasil IBPR/ Risk
Umpan balik Hasil/Permasalahan Permasalahan K3 & Management
karyawan dari Kegiatan inspeksi Pengembangan Sistem
& Pengujian Kendali
4 Mengembangkan/ Penyusunan Review Kebijakan K3
Memperbaiki Prosedur Kebijaksanaan Perusahaan & Pedoman
Kerja Manajemen & Pedoman Kerja
kerja

Monday, November 7, 2022 75


Melakukan Komunikasi K3

Informasi Internal & Eksternal K3


Jenis Informasi Internal & Eksternal
Informasi-informasi yang termasuk dalam Informasi-informasi terkait komunikasi
komunikasi internal antara lain : eksternal dengan kontrakator antara lain :
1. Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di 1. Sistem Manajemen K3 kontraktor individual.
tempat kerja.
2. Peraturan dan persyaratan komunikasi
2. Program-program yang berkaitan dengan kontraktor.
Penerapan K3 di tempat kerja.
3. Kinerja K3 kontraktor.
3. Identifikasi Bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko K3 di tempat kerja. 4. Daftar kontraktor lain di tempat kerja.
4. Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses 5. Hasil pemeriksaan dan pemantauan K3.
kerja serta material/bahan/alat/mesin yang 6. Tanggap Darurat.
digunakan dalam proses kerja.
7. Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian
5. Tujuan K3 & aktivitas peningkatan berkelanjutan
lainnya.
dan tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan.
6. Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
8. Persyaratan komunikasi harian, dsb.
7. Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di
tempat kerja.
8. Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan
yang mempengaruhi penerapan K3 di tempat kerja,

Monday, November 7, 2022 76


Melakukan Komunikasi K3

Informasi Internal & Eksternal K3


Jenis Informasi Internal & Eksternal
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan
pengunjung/tamu antara lain :

1) Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.


2) Prosedur evakuasi darurat.
3) Aturan lalu lintas di tempat kerja.
4) Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
5) APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.

• Perusahaan juga mengatur komunikasi eksternal dengan pihak ke


tiga terkait informasi yang diterima oleh Perusahaan maupun
informasi yang diberikan oleh Perusahaan untuk pihak ke tiga.

• Perusahan menjamin konsistensi dan relevansi informasi yang


diberikan sesuai dengan Sistem Manajemen K3 Perusahaan
termasuk informasi mengenai pengendalian operasi K3 dan tanggap
darurat Perusahaan.

Monday, November 7, 2022 77


Melakukan Komunikasi K3

Komunikasi

Communication (from Latin communicare, meaning "to share")[1] is the


act of conveying meanings from one entity or group to another through
the use of mutually understood signs, symbols, and semiotic rules.
(https://en.wikipedia.org/)
Komunikasi Lisan atau Verbal, yang meliputi tatap muka,
01 telepon, radio atau televisi dan media lainnya.

Komunikasi Non-Verbal, meliputi bahasa tubuh, gerakan,


02 cara kita berpakaian atau bertindak

Komunikasi Tertulis: yang meliputi surat, email, media


Jenis 03 sosial, buku, majalah, Internet dan media lainnya.
Komunikasi

Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif dapat menyampaikan pesan kepada
semua pihak yang perlu mendapat informasi berkaitan dengan aspek K3

Monday, November 7, 2022 78


Melakukan Komunikasi K3

Komunikasi
Komunikasi adalah apa yang kita katakan/lakukan untuk memberi dan menerima
pengertian/ bertukar ide, informasi, sinyal & pesan

Hilangnya informasi/pesan aslinya;


(Kekurangan Makna, Distorsi &
Disampaikan dari orang ke orang
Ketertarikan pada materi Terlalu banyak orang dalam satu
yang akan disampaikan; garis komunikasi
Alat bantu dalam
berkomunikasi;

Faktor yang perlu diperhatikan


dalam komunikasi

Penggunaan Informasi;
Karakter Peserta Rapat;

Teknik komunikasi akan menentukan seberapa besar informasi dapat diterima


dengan baik oleh penerima informasi;

Monday, November 7, 2022 79


Melakukan Komunikasi K3

Orang Akan Lebih Mengingat


Berdasarkan Penilitian Digambarkan bahwa Pekerja akan ingat
(Vernon A Mendelsen (1983))

10 % YANG MEREKA BACA

20 % YANG MEREKA DENGAR

30 % MEREKA LIHAT

50 % YANG MEREKA LIHAT DAN DENGAR

70 % YANG MEREKA KATAKAN DAN DISKUSIKAN

90 % YANG MEREKA KATAKAN & LAKUKAN

Monday, November 7, 2022 80


Melakukan Komunikasi K3

Menyiapkan Pertemuan

Membuat Rencana pertemuan sesuai


kondisi actual

Supervisor harus membuat rencana


1 safety meeting atau agenda sesuai kondisi
aktual (Jadwal, waktu, tempat, agenda)

Menetapkan jadwal pelaksanaan safety


2 meeting sesuai dengan kesepakatan atau
berdasarkan persyaratan didalam prosedur
yang telah ditetapkan

Dalam menyusun agenda rapat faktor


3 waktu dan peserta menjadi pertimbangan
utama

Monday, November 7, 2022 81


Melakukan Komunikasi K3
Personil K3 dituntut kecermatan
Menyiapkan Pertemuan dalam memilih topik yang tepat
sesuai kondisi

Personil K3 harus banyak menggali


sumber - sumber ide terhadap
topik yang akan disampaikan

Topik pertemuan Rekomendasi yang


1 adalah hal yang
dikuasai;
belum selesai
dilaksanakan; 5
Pemilihan

3
topik
sesuai
kebutuhan
4
Kecelakaan atau Regulasi/ Peraturan
2 insiden lainnya yang
baru terjadi;
/Prosedur terbaru; 6
Hal yang menjadi Kecelakaan yang
masalah pada akhir mungkin bisa terjadi
Hal – hal yang harus diperhatikan oleh pada area kerja ;
– akhir ini;
supervisor dalam memilih topik

Monday, November 7, 2022 82


Melakukan Komunikasi K3

Menyiapkan Pertemuan

Metoda pertemuan terdiri dari :

1. Metoda Ceramah Metoda ini Personil K3 adalah


sosok kunci yang mendominasi, Personil K3
mengendalikan pertemuan.
2. Metoda Diskusi dan Tanya jawab Metoda ini
Personil K3 adalah katalisator atau fasilitator yang
akan menggali jawaban peserta, berdiskusi
dengan peserta untuk merangsang partisipasi.
3. Metoda Pro dan Kontra Metoda ini di gunakan
terhadap topik yang mengundang argumentasi
atau ketidak setujuan peserta, Personil K3 akan
merangsang peserta untuk menyampaikan opini
4. Metoda Diskusi Kelompok Kecil, Personil K3
membagi kelompok besar menjadi beberapa
kelompok setiap kelompok ditunjuk satu orang
sebagai juru bicara

Monday, November 7, 2022 83


Melakukan Komunikasi K3

Melaksanakan Pertemuan

1. Pertemuan dilaksanakan sesuai rencana (waktu, tempat,


peserta dll)
2. Personil K3 melaksanakan pertemuan sesuai dengan
urutan agenda yang telah disusun
3. Personil K3 sebagai pemimpin pertemuan harus
menjelaskan topik pertemuan kemudian dilanjutkan
dengan menyampaikan materi pertemuan yang telah
dibuat
4. Personil K3 juga harus membuat kesimpulan sesuai hasil
pertemuan

Hal – hal yang perlu diperhatikan saat pelaksanaan


pertemuan :
A. Pembukaan
1. Pertemuan harus dimulai tepat waktu
2. Pemimpin rapat mengucapkan terima kasih dan
membacakan agenda rapat, topik dan sasaran yang akan
dicapai.

Monday, November 7, 2022 84


Melakukan Komunikasi K3

Melaksanakan Pertemuan
Pelaksanaan ceramah dan diskusi
1. Personil K3 sebagai pemimpin pertemuan
harus dapat membangkitkan partisipasi semua
peserta rapat;
2. Personil K3 harus bisa mengatasi peserta yang
kurang mendukung acara tersebut,
diantaranya peserta yang :
Senang berargumentasi, Pesimis, Suka
bercanda, Pendiam & Sok tahu

Penutup
1. Usahakan pelaksanaan rapat tepat waktu,
tidak molor;
2. Pemimpin rapat harus membuat rangkuman
hasil rapat dan kesimpulan serta tindak lanjut
pertemuan kemudian membacakan pada akhir
rapat;
3. Ucapan terima kasih kepada peserta rapat
atas partisipasi aktif mereka.

Monday, November 7, 2022 85


Melakukan Komunikasi K3

Mengevaluasi Pertemuan

Apakah hal – hal yang dibahas dalam


pertemuan sesuai dengan topik yang
ditentukan?

Supervisor sebagai pemimpin


Apakah alat bantu dan fasilitas
pertemuan harus dapat
ruangan yang digunakan sesuai
mengevaluasi hal – hal
dengan rencana (alat bantu sesuai,
sebagai berikut
fasilitas memadai) ?

Apakah setiap urutan kegiatan


dilaksanakan sesuai dengan waktu
yang ditetapkan (mulai dari
pembukaan sampai penutup) ?

Monday, November 7, 2022 86


Melakukan Komunikasi K3

Tindak Lanjut Hasil Pertemuan

Tugas Personil K3 selanjutnya sebagai pemimpin


pertemuan adalah menindak lanjuti hasil pertemuan

1. Membuat laporan & mendokumentasikan hasil


pelaksanaan pertemuan;
2. Hasil akhir dari pertemuan adalah kesimpulan dan
tindak lanjut;
3. Tindak lanjut hasil pertemuan harus ditentukan tenggat
waktu dan penanggung jawab dari setiap tindakan yang
akan dilakukan;
4. Tindak lanjut ini juga harus dievaluasi pelaksanaanya &
Mampu telusur;
5. Hasil pertemuan harus didistribusikan kepada seluruh
peserta pertemuan yang hadir;

Monday, November 7, 2022 87


AHLI K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi Ahli K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 88


Mengawasi pelaksanaan izin kerja

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.004.1 Mengawasi Pelaksanaan Izin Kerja SKKNI

Elemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan izin kerja
2. Mengawasi penerapan izin kerja di tempat kerja
3. Melaporkan hasil pengawasan izin kerja

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 89


WORK PERMIT
Presented by:
Auliah Rahmi
Work Permit

TUJUAN PELATIHAN

Peserta dapat memahami :


• Kapan ijin kerja diperlukan ?
• Mengapa ijin kerja diperlukan ?
• Mengetahui prosedur kerja yang benar dan aman
Work Permit

CAKUPAN TOPIK BAHASAN

• Ijin Kerja Umum (General Work Permit)


• Kerja Panas (Hot Work)
• Masuk Ruang Tertutup (Confined Space
Entry)
• Penguncian dan Pelabelan (Lockout &
Tagout/ LOTO)
Work Permit

GENERAL WORK PERMIT


Ijin Kerja Umum merupakan sarana dimana Supervisor
dari Tempat Kerja memberikan ijin kepada petugas
(termasuk kontraktor) untuk melakukan pekerjaan tidak
rutin di suatu tempat kerja, untuk mengingatkan pekerja
akan bahaya yang mungkin timbul dan untuk
memastikan bahwa pekerjaan tersebut selamat untuk
dilakukan.

bersambung...
Work Permit

TUJUAN WORK PERMIT


Tujuan utama adalah untuk membentuk komunikasi
diantara kelompok kerja lintas fungsi di suatu tempat
kerja dalam melakukan pekerjaan tidak rutin untuk
menginatkan pekerja akan bahaya yang mungkin timbul
dan untuk meastikan bahwsa pekerjaan tersebut selamat
untuk dilakukan.

bersambung...
Work Permit

MANFAAT LAIN
Guna menjamin bahwa semua pekerja yang terlibat sudah
mengikuti prosedur baku, diperlukan suatu ijin kerja. Ijin
kerja ini harus dipenuhi sebelum pekerjaan dimulai.
Beberapa contoh pekerjaan yang memerlukan adanya ijin
kerja :
• Kerja panas (hot work) di lokasi berbahaya (pengelasan,
memotong dengan cutting torch, menggerinda, hot tapping dll).
• Masuk dan / atau bekerja di dalam bejana, tanki ataupun ruang
terbatas lainnya.
• Pekerjaan radioactive (X-Ray, pipa, pemeriksaan pengelasan, dll).
bersambung...
Work Permit

IJIN KERJA

Ijin-ijin kerja tersebut harus ditandatangani atau


disahkan oleh pihak yang berwenang. Di dalam Ijin
kerja tercakup:
• Tanggal dan jam pelaksanaan
• Lokasi pekerjaan
• Uraian dan jenis pekerjaan
• Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan
• Tanggal dan jam habisnya masa ijin kerja
• Tanda tangan pengesahan ijin kerja
Work Permit

PROSEDUR KERJA
• Prosedur kerja berisi deskripsi "bagaimana urutan
bekerja", langkah demi langkah, mulai dari awal
hingga selesainya suatu tugas.
• Prosedur sebaiknya disusun oleh orang yang paling
menguasai tugas tersebut agar segala potensi bahaya
yang ada bisa dikenali dan diantisipasi dengan tepat.
• Agar prosedur tadi diikuti oleh semua pekerja,
diperlukan pengesahan oleh atasan yang
bersangkutan dengan prosedur tersebut.
Work Permit

PROSEDUR KERJA

Dalam setiap prosedur perlu dicantumkan :


• Kondisi awal yang dibutuhkan
• Persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai
suatu tugas
• Dokumen acuan
• Sumber bahaya yang mungkin menyebabkan kerugian
• Urutan bekerja dari awal hingga akhir
• Segala sesuatu yang perlu dilakukan setelah tugas
diselesaikan
• Pengesahan
Confined Space Entry
Confined Space Entry

TUJUAN PELATIHAN

Peserta dapat memahami :


• Pengertian “Confined Space” / Ruang
Terbatas
• Mengerti bahaya dan resiko saat
memasuki ruang terbatas
• Prosedur memasuki ruang terbatas
Confined Space Entry

BATASAN CONFINED SPACE

Berdasarkan HSE Standard Serie 2003,


“confined space” adalah :
• Cukup besar untuk dimasuki orang
• Mempunyai jalan masuk / keluar untuk pekerja
yang terbatas
• Ruangan yang tidak dirancang sebagai tempat
kerja secara terus menerus.
Confined Space Entry

CONTOH CONFINED SPACE

Beberapa ruangan / tempat yang


dikatagorikan sebagai confined space :
• Tanki penampung
• Process vessel dan separator
• Pipa pembuangan
• Lokasi penggalian (dalam > 4 feet)
• Silo
• Kontainer bekas tempat bahan kimia
Mengenali Confined Spaces
Ships Holds

Manholes Sewers Tanks


JENIS-JENIS
CONFINED
SPACE
Pits Ducts Tunnels

Shafts Silos Vaults Pipes ++++++


Confined Space Entry

BAHAYA DI CONFINED SPACE

Bahaya di ruangan terbatas :


• Terdapat zat / udara / gas beracun di atas
ambang batas yang diperkenankan
• Terdapat gas yang mudah terbakar /
meledak (di atas 10% dari LEL)
• Kadar oksigen yang tidak mencukupi (di
bawah 19.5%)
• Udara yang panas
Confined Space Entry

BAHAYA DI CONFINED SPACE

Bahaya di ruangan terbatas :


• Terdapat sisi-sisi benda yang tajam yang
bisa melukai atau merusak pipa udara dari
alat bantu pernapasan
• Resiko terjatuh, membentur benda
• Bahaya sengatan arus listrik
• Jalan keluar sangat sempit (sukar
menyelamatkan diri)
Confined Space Entry

IJIN UNTUK CONFINED SPACE


Mengingat bahaya dan resiko yang
terdapat dalam ruangan terbatas / confined
space, maka jika akan dilakukan pekerjaan
di dalam ruangan terbatas atau akan
memasukinya, harus dengan ijin tertulis
dari pihak keselamatan. Sebelum ijin ini
dikeluarkan, wajib dilakukan langkah-
langkah pengamanan terlebih dahulu
Confined Space Entry

BAHAYA KEKURANGAN OKSIGEN


Jika saat pengujian ternyata kadar oksigen di
bawah 19.5% diwajibkan untuk memakai
respirator dengan suplai udara (air supplied
respirator)
Pengaruh kadar Oksigen bagi tubuh :
12-14 % Napas meningkat, sukar berpikir
10-12 % Bibir membiru, merasa bingung
8-10 % Mual & pingsan
6-8 % Menyebabkan kematian
Confined Space Entry

BAHAYA OKSIGEN BERLEBIHAN


Kadar Oksigen di atas 21 % :
• Menybabkan ruangan menjadi lebih mudah
terbakar dan menyebabkan reaksi yang hebat
bila terjadi kebakaran
Oleh sebab itu :
• Jangan mensuplai oksigen murni ke dalam
“confined space”
• Jangan pernah menyimpan atau meletakkan gas
bertekanan di dalam “confined space”
Confined Space Entry

KESELAMATAN DI CONFINED SPACE

Dalam ijin masuk ruangan terbatas


harus memuat informasi :
• Persiapan awal yang telah dilakukan
• Daftar peralatan keselamatan yang harus
dipersiapkan
• Tanda tangan supervisor yang bersangkutan
dan petugas keselamatan
• Jam selesainya seluruh pekerjaan
Confined Space Entry

KESELAMATAN DI CONFINED SPACE

Peralatan keselamatan yang perlu


dipersiapkan :
• Respirator berupa : Air supplied breathing
apparatus atau self contained breathing
apparatus
• Harness dan safety line
• Baju kerja khusus, sepatu safety dan topi
safety
• Pelindung telinga
• Stretcher atau usungan
Confined Space Entry

KESELAMATAN DI CONFINED SPACE


Lock - Out
Tag - Out
Lock Out - Tag Out

MENGAPA DIBUTUHKAN LOTO

Pengendalian terhadap bahaya-bahaya


energi adalah sebuah langkah penting
dalam perawatan equipment.
Lock-out dan Tag-out (LOTO) melindungi
kita dari sumber energi :
Listrik - Mekanis - Kimia -
Panas - Hidrolis - Pneumatis
Dan energi-energi di atas dapat mencederai
bahkan mematikan.
Lock Out - Tag Out

PEMASANGAN LOCK-OUT
Lock Out - Tag Out

PEMASANGAN LOCK-OUT
Lock Out - Tag Out

KEGUNAAN LOCK-OUT & TAG-OUT

Lock-out dan Tag-out berguna untuk :


• Mengisolasi energi
• Melindungi pekerja dari kecelakaan
• Mencegah terjadinya mis-komunikasi
• Menginformasikan bahwa suatu
pekerjaan berbahaya sedang dilakukan
Lock Out - Tag Out

MACAM-MACAM LOG-OUT & TAG-OUT

Peralatan lock-out dapat berupa :


• Kunci (gembok) untuk breaker
• Pengait dilengkapi dengan gembok
• Penutup valve
• Rantai

Tag-out biasanya berupa tanda-tanda


tertentu yang menyatakan suatu peringatan
Lock Out - Tag Out

MACAM-MACAM LOG-OUT & TAG-OUT


Lock Out - Tag Out

MEMASANG LOCK-OUT & TAGOUT

Sebelum memasang Lock-out ataupun Tag-


out, sedapat mungkin pastikan terlebih
dahulu bahwa sumber energi telah terputus
(tidak berhubungan dengan peralatan).
Lock Out - Tag Out

MELEPAS ENERGI SISA

Kadangkala energi masih tersisa di dalam sistem /


peralatan. Untuk itu energi sisa ini harus di-
”release” (dilepas), sehingga tidak terdapat energi
sisa pada sistem peralatan tersebut.
Me-”release” (melepas) energi dengan cara :
• discharge kapasitor
• drain
• purge
• bleed off
• mencabut aliran listrik dsb
Lock Out - Tag Out

MELEPAS LOCK-OUT DAN TAG-OUT

Hal yang harus diingat saat melepas LOTO :


• Pastikan semua pekerja telah menyelesaikan pekerjaan
dan telah dalam posisi yang aman
• Pastikan tidak ada peralatan yang tertinggal
• Pastikan semua sistem telah siap
• Pastikan “guard” / “safety device” telah dipasang
• LOTO hanya boleh dilepas oleh orang yang
memasangnya
• Sedapat mungkin melepas LOTO dengan pola
pencabutan yang berlawanan arah dari pada saat
pemasangannya.
Lock Out - Tag Out

WASPADA !

Hindari hal ini dengan memanfaatkan


Lock-ot dan Tag-out
AHLI K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi Ahli K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 125


Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.005.1 Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja POP

KU : M. 71KKK01.005.1

ELEMEN KOMPETENSI :

1. Mempersiapkan pengukuran faktor bahaya di tempat kerja


2. Melaksanakan pengukuran faktor bahaya di tempat kerja
3. Melaporkan hasil pengukuran faktor bahaya di tempat kerja

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 126


Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja
Pengelolaan Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja Pertambangan Meliputi Aspek

Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan


Debu Kebisingan Getaran Pencahayaan Kuantitas &
Kualitas Udara
Kerja

PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA


(Antisipasi, Pengenalan, Pengukuran & Penilaian, Evaluasi serta pencegahan dan
pengendalian bahaya dan risiko di tempat kerja)

Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Faktor Pengelolaan


Iklim Kerja Radiasi Faktor Kimia Biologi Kebersihan
Lingkungan Kerja

Monday, November 7, 2022 127


Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja

Dalam Mengelola Lingkungan Kerja Pengusaha Melakukan


hal-hal sebagai berikut :

1) Menunjuk Petugas Higiene Industri yang berkompeten dalam


mengelola lingkungan kerja;

2) Melakukan Identifikasi Bahaya, Penilaian & Pengendalian risiko


terhadap lingkungan kerja secara menyeluruh ditempat kerja;

3) Menyusun, menetapkan, mensosialisasikan, menerapkan,


mendokumentasikan dan mengevaluasi prosedur pengelolaan
lingkungan kerja;

4) Menyusun, mensosialisasikan, menerapkan dan mengevaluasi


Program Pengelolaan Lingkungan kerja;

5) Melaksanakan Pengukuran LingKer sesuai dengan ketentuan dan


standar yang berlaku;

6) Mengevaluasi, Menidaklanjuti dan Mendokumentasikan hasil


pengukuran Lingker;

7) Menyampaikan Laporan berkala sesuai dengan ketentuan peraturan


perundangan

Monday, November 7, 2022 128


Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja

Tujuan Pelaksanaan Syarat-syarat K3


Pengusaha/Pengurus WAJIB
Lingkungan Kerja

Syarat K3 Lingkungan Kerja Mewujudkan Lingkungan Kerja yang aman,


1. Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor sehat, dan nyaman dalam rangka mencegah
Kimia agar berada di bawah NAB; kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

2. Pengendalian Faktor Biologi, Faktor 1. Pengukuran & pengendalian Lingkungan


Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja Kerja meliputi: fisika, kimia, biologi,
agar memenuhi standar; ergonomi; dan psikologi.

3. Penyediaan fasilitas Kebersihan dan 2. Higiene dan Sanitasi meliputi: Bangunan


sarana Higiene di Tempat Kerja yang bersih Tempat Kerja; fasilitas Kebersihan, kebutuhan
dan sehat; dan udara; dan tata laksana kerumahtanggaan.

4. Penyediaan personil K3 yang memiliki


kompetensi dan kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja

Monday, November 7, 2022 129


Lingkungan Kerja

Penilaian Bahaya (Hazard


Assessment)
Identifikasi & Menetapkan Exposure Risk Assessment Exposure Management
“Kriteria Bahaya” Kumpulkan semua informasi (Menetapkan Kendali & Program
Hazard Bands (OEBs) pemaparan yang relevan dan dengan pendekatan HOC/
Exposure Limits (OELs) nilai risiko pajanan terhadap Tahapan Sistem Kendali)
Physical, Biological, Chemical, kriteria bahaya
Skin etc

Confirm (Re –Evaluate as Needed)

Anticipation/Antisipasi Control / Pengendalian


Evaluation
+ +
Evaluasi
Recognition/Pengenalan Confirm / Konfirmasi

Elemen Fundamental Industrial Hiegine (ERAM Model)

Monday, November 7, 2022 130


Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja

Karakteristik Debu Batubara & Kajian Efek


Umumnya, debu batubara mengandung
Arsenik (As), Timbal (Pb), Silica (Si), Cadmium (Cd)
(B. Gottlieb, 2002)

SILICA (Si) ARSEN (As) CADMIUM (Cd) TIMBAL (Pb)

1.Penyebab silicosis 1.Merupakan racun 1.Pajanan terus 1.Merusak sistem


2.Emfisema kuno yang terkena menerus dapat saraf
3.Fibrosis interstitial 2.Apabila terhirup menyebabkan 2.Keterlambatan
menyebabkan Penyakit ginjal perkembangan
4.Reaksi imunologi
3.Kanker paru-paru 2.Pernyakit paru-paru 3.Hipertensi
5.Bronkitis
4.Penyakit jantung obstruktif seperti 4.Gangguan
6.Penyakit pembuluh emfisema
darah 5.Penurunan produksi ketajaman
sel darah merah & 3.Karsinogen pada pendengaran
7.Kanker paru-paru paru-paru
sel darah putih 5.Terganggunya
6.Efek kardiovaskular 4.Mempengaruhi sintesis hemoglobin
[NIOSH, 2002; Ding, et metabolisme yang
7.Kerusakan sistem 6.Kemandulan pada
al, 2002; IARC, 1997] mengakibatkan
saraf sistem reproduksi
hilangnya mineral laki-laki
8.EPA dan nyeri tulang

Monday, November 7, 2022 131


Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja

Antisipasi & Pengenalan Evaluasi

Mengantisipasi & Mengenali Bahaya debu dan Pengukuran & Penilaian dilaksanakan secara berkala
karakteristiknya termasuk jenis, bentuk & dilakukan secara mandiri/Pihak Ketiga yang terakreditasi
ukurannya disetiap area kerja yg melibatkan Petugas HI

Meminimalkan konsentrasi debu hingga memenuhi


Baku mutu udara ambien dilakukan

1 Penyiraman jalan secara rutin;

2 Penghijauan;

3 Pembatasan kecepatan kendaraan;

4 Penyemprotan debu di Conveyor;

5 Conveyor dilengkapi dengan atap penutup dan sistem


pembersihan return belts.

Monday, November 7, 2022 132


Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja

Lingkungan Kerja Pertambangan Meliputi Aspek Fisik Kebisingan

Kebisingan [noise]

1) Bising adalah bunyi maupun suara-suara yang tidak


dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan,
kenyamanan, serta dapat menyebabkan gangguan
pendengaran (ketulian)1

2) Bising (noise) adalah bunyi yang ditimbulkan oleh gelombang


suara dengan intensitas dan frekuensi yang tidak menentu.

3) Pajanan bising secara terus menerus dapat mengakibatkan


.
gangguan pendengaran permanen dan ketulian akibat bising
(noise induced hearing loss atau NIHL)

4) Pengukuran dan penilaian dilaksanakan secara berkala yang


dilakukan oleh tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten / pihak -3 yang terakreditasi

5) Tata-cara pengukuran, metode analisis, waktu dan


kekerapan pengukuran, tempat pengkuruan & NAB mengacu
kepada ketentuan peraturan perundangan.

Monday, November 7, 2022 133


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Health effects: kebisingan [noise] Efek akut:

Efek Terhadap Pendengaran Temporary Threshold Shift (TTS)


(EFEK AUDITORIS & NON AUDITORIS) • Pergeseran ambang dengar sementara
• Terjadi ketulian ringan → dapat hilang jika
sumber bising dihilangkan.

Tinnitus
Telinga berdenging karena stimulasi berlebih pada
Efek Auditoris sel rambut

Acute acoustic trauma


Sasaran: gendang telinga - Terjadi akibat bising yg
sangat keras, misal: ledakan

Efek Kronis :
Efek Non Auditoris
• Gangguan tidur (sleep disturbances) Noise-induced Hearing Loss (NIHL)
Akibat kerusakan permanen pada sel rambut
• Gangguan komunikasi verbal (adanya background noise)
• Kenaikan tekanan darah; Permanent Threshold Shift,
Pergeseran ambang dengar permanen & Paling
• Seseorang yg mengalami gangguan pendengaran:
terlihat pada frekuensi 4000Hz
cenderung mengisolasi diri dari kehidupan social
Hughes P & Ferret E, 2009

Monday, November 7, 2022 134


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengendalian kebisingan (noise)

Pengendalian dilakukan mengacu kepada Hirarki Pengendalian


& minimal mencakup :

Mengambil tindakan untuk menghilangkan


1 atau mengurangi kebisingan sampai pada
batas yang dapat diterima;

2 Melaksanakan Hearing Conversation Program;

Pembatasan jam kerja pekerja yang


3 disesuaikan dengan tingkat kebisingan yang
ada pada tempat kerja;
Memasang rambu yang menginformasikan
4 tingkat kebisingan & instruksi
pengendaliannya;

Membuat peraturan perusahaan dalam upaya


5 mengelola kebisingan di setiap area kerja;

Menyediakan Alat Pelindung diri yang sesuai


6
dengan tingkat kebisingan.

Monday, November 7, 2022 135


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengendalian kebisingan (noise)

Mengendalikan pada Meredam bising Perlindungan terhadap


sumber bising pada jalur transmisi penerima bising

Pengendalian Bising Pada Jalur Transmisi Enclosure (menutup) sekitar sumber bising

1) Mengurangi kecepatan mesin; Engineering Controls / Pengendalian


2) Mengisolasi benda bergetar yang dapat Enginering
menghasilkan bising; • Melakukan maintenance & Lubrikasi
3) Menggunakan lapisan peredam bising;
• Substitusi mesin (Misal : mengganti gear
4) Enclosure (menutup) sumber bising; dengan belt conveyor yg lebih rendah bisingnya)
5) Mengurangi tekanan pada pipa-pipa gas
untuk mengurangi turbulensi. • Substitusi proses

• Hindari meletakkan mesin di tempat yg dapat


memantulkan bunyi (Misal : disudut ruangan,
dekat dinding)

• Menggunakan penyerap bunyi pada dinding


ELEMEN PENGENDALIAN KEBISINGAN dan langit-langit
References : Tillmann C,ed, 2007

Monday, November 7, 2022 136


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengendalian kebisingan (noise)

Mengendalikan pada Meredam bising Perlindungan terhadap


sumber bising pada jalur transmisi penerima bising

Pengendalian Bising Pada


Penerima (Receiver)

Penggunaan HPD
(Hearing Protection Devices) Lower action Upper action
Exposure measure Limit value
Earplugs & Earmuffs value value
Daily or weekly personal
Tingkat reduksi kebisingan (Single) noise exposure level LEX,8h 80 85 87
(NRR - 7)/ 2 (dB A-weighted)

Tingkat reduksi kebisingan (Double) Maximum peak sound level


135 137 140
(NRR - 7)/ 2+5 LC,peak (dB C-weighted)

Table 1.
ELEMEN PENGENDALIAN KEBISINGAN Action values and limit values of Directive
References : Tillmann C,ed, 2007

Monday, November 7, 2022 137


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengendalian kebisingan (noise)


Pengukuran Lingkungan Kerja (work environment)

Pengukuran level kebisingan di tempat kerja


menggunakan Sound Level Meter (SLM)
Electric Condenser
Sound Level Meter (SLM) Microphone
a) PastikanSound Level Meter telah dikalibrasi sesuai
dengan konfigurasi sesuai dengan manual book;
b) Digunakan untuk mengukur variasi sound pressure
level (SPL) SLM
c) Sound Pressure Level merupakan perbandingan
relative dari gelombang suara terhadap referensi
sound pressure ataup0 yaitu2 × 10−5 Pa dengan skala
logaritmik berbasis 10, yaitu decibel dB

SNI 7231 : 2009 Metoda Pengukuran intensitas kebisingan


di tempat kerja dengan menggunakan SLM, Memuat
prosedur pelaksanaan pengkuruan intensitas kebisingan SLM
yang dilakukan di tempat kerja, Calibrator

Monday, November 7, 2022 138


Pengelolaan Lingkungan Kerja
Pembuatan Noise
Contour
Pembuatan Noise Mapping Coutesy of:
Standards J,
Fundamental of
• Pengukuran dilakukan berjarak sekitar Industrial Hygiene.
radius 3 feet/ 0.91 meter di sekeliling
sumber bising (misal turbin, genset, pipa
gas dsb);

• Setelah hasil didapat, diukur kembali pada


jarak 6 feet/ 1.82 meter dari sumber bising.
Kemudian pada jarak 8 feet/ 2.44 meter;

• Tarik garis pada lokasi yang memiliki level


bising yang sama, Lalu terbentuk noise
contour;

• Membantu untuk menentukan pekerja


mana saja yang terpajan bising;

• Data yg ada dapat dikomunikasikan kepada


atasan (manajemen) untuk dilakukan
tindakan pengendalian apabila diperlukan.
Pengukuran untuk Membuat Noise Contour
Images: Courtesy of OSHA

Monday, November 7, 2022 139


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengendalian kebisingan (noise)

Pengukuran dosis pajanan bising pekerja

Noise Dosimeter
Noise dosimeter (American English) / noise dosemeter (British
English) adalah pengukur tingkat suara khusus yang dirancang
khusus untuk mengukur paparan kebisingan seseorang yang
terintegrasi selama periode waktu tertentu; (OSHA) 29 CFR
1910.95 atau EU Directive 2003/10 / EC. [2]

Noise dosimeter memiliki microphone yg diletakkan pada zona


dengar (hearing zone) pekerja.

Sebelum digunakan,
lakukan setting berikut pada noise dosimeter :
1) Gunakan exchange rate yaitu 3 dB;
2) Frequency weighting: A → dB(A) → filter A digunakan
karena mirip sensitivitas telinga manusia;
3) Response: Slow / Fast
4) Criterion level: 85 dB(A)

Monday, November 7, 2022 140


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengendalian kebisingan (noise)

Nilai Ambang Batas (NAB)

• NAB kebisingan yang diatur dalam peraturan ini tidak berlaku


untuk bising yang bersifat impulsive atau dentuman yang
lamanya <3 detik;

• NAB kebisingan untuk 8 jam kerja per hari adalah sebesar 85


dBA. Sedangkan NAB pajanan kebisingan untuk durasi
pajanan tertentu dapat dilihat pada Tabel 4

• Catatan: Pajanan bising tidak boleh melebihi level 140 dBC


walaupun hanya sesaat.

Metoda Pengukuran kebisingan mengacu kepada SNI 7231 : 2009


Tentang Metode Pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

NAB Kebising Refer to : PerMenaker No 05 Tahun 2018 Tentang


K3LK (Keselamatan & Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

Monday, November 7, 2022 141


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Getaran (Vibration)

Definition/ Definisi

Getaran atau vibration


terjadi bila terdapat energi
mekanis yang berasal dari
getaran suatu benda yang
ditransmisikan kepada Getaran pada tangan dan Getaran pada seluruh
suatu objek2 lengan (Hand and Arm tubuh (Whole-body
Vibration) Vibration)

Dalam kesehatan kerja, Bersumber dari peralatan


getaran dibagi menjadi 2, yang dipegang/disentuh
yaitu oleh tangan3 Pajanan getaran pada
seluruh tubuh biasanya
• Getaran pada tangan disebabkan oleh mesin
dan lengan (Hand and industri, konstruksi,
Arm Vibration) pertanian, atau
• Getaran pada seluruh Menyebabkan hand-arm transportasi2
tubuh (Whole-body vibration syndrome,
Vibration) merupakan jenis dari
Reynaud’s Syndrome3.

Monday, November 7, 2022 142


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Getaran (Vibration)

Health Effects: Getaran [vibration]


Gangguan keseimbangan akibat
kegagalan sistem vestibular
pada telinga Whole Body Vibration
Variasi dalam tekanan Kerusakan sendi dan
darah yg dapat tulang, terutama pada
mengarah ke gangguan tulang belakang
jantung bagian bawah

Gangguan penglihatan
pada pengemudi yg Fatigue (kelelahan),
meningkatkan risiko kehilangan selera Potensi bahaya Whole Body Vibration
kecelakaan makan pada Pengemudi Alat Berat (heavy
vehicles) di pertambangan
Image: Courtesy of HSE UK

Motion sickness

Monday, November 7, 2022 143


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Getaran (Vibration)

Health Effects: Getaran [vibration] Hand and Arm Vibration

Kerusakan sendi &


Raynaud’s syndrome
tulang pada
(Vibration White
pergelangan tangan/
Finger/ VWF)
siku

Kista pada tulang jari


dan pergelangan Degenerasi saraf &
tangan pembuluh darah :
• Berkurang/hilang
nya indera peraba
Dekalsifikasi carpal dan perasa
tunnel
• Berkurangnya
kekuatan
menggenggam
Atopi otot, radang otot (losing grip
(tenosyvitis) strength)

Potensi bahaya Hand & Arm Vibration pada pekerja


Image: Courtesy Hughes P & Ferret E, 2009)

Monday, November 7, 2022 144


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengendalian Whole body vibration

Pengendalian dilakukan mengacu pada hierarki


pengendalian dan paling sedikit mencakup : Hand and Arm Vibration
1) Mengambil tindakan untuk mengurangi getaran
sampai pada batas yang dapat diterima; Engineering Control
2) Mengatur pembatasan jam kerja pekerja yang • Meminimalisir penggunaan hand tools;
disesuaikan dengan tingkat getaran pada lengan dan
tangan atau seluruh tubuh pekerja; • Membeli alat yg menghasilkan getaran serendah
mungkin.
3) Memperbaiki sistem suspensi kendaraan untuk
meredam goncangan;

4) Operator terisolasi dari frame mesin untuk Work Practice / Praktik Kerja
mengurangi pajanan vibrasi;
• Alat yg menghasilkan getaran, dilakukan
5) Memperbaiki dudukan dengan yang berbantalan maintenance sesuai dengan rekomendasi pabrik
empuk untuk meredam getaran;
• Istirahat seterlah beberapa jam dari pajanan
6) Training dan prosedur (misal kecepatan mengemudi terus menerus membantu untuk mengurangi
harus rendah, rotasi pekerja); HAV sindrom
7) Menyediakan Alat Pelindung diri. • Genggam alat selonggar mungkin, jangan
menggenggam akat terlalu kuat

• Menggunakan sarung tangan untuk meredam


getaran

Monday, November 7, 2022 145


Pengelolaan Lingkungan Kerja
PENGUKURAN getaran: whole body vibration
• Pengukuran getaran dilakukan dalam 3 koordinat arah,
yaitu z (atas-bawah), x (depan-belakang), dan y (samping
kanan-kiri)

• Pengukuran getaran dilakukan dengan menggunakan


accelerometer yang dihubungkan dengan instrumen
sebagai amplifier, analisis, dan store vibration data.

• Alat tersebut diletakkan antara benda yang bergetar


dengan tubuh manusia

Sumber: Pengukuran Whole-Body Vibration


Paschold HW & Mayton AG, 2011 Image: Coutesy of Paschold HW & Mayton AG, 2011

PENGUKURAN getaran: hand-arm vibration (HAV)

Cara menghitung pajanan HAV yaitu dengan:


• Mengacu pada buku manual dari pabrik/pembuat alat
(manufacturer)
• Mengukur sendiri dengan HAV meter atau Vibration meter
• Setelah diperoleh hasil, pajanan dapat dihitung dengan
menggunakan HAV calculator

HAV meter yang menempel pada alat & Vibration meter


Image: Courtesy of Reactec Vibration Solution

Monday, November 7, 2022 146


Pengelolaan Lingkungan Kerja

PENGUKURAN getaran: hand-arm vibration (HAV)

NAB Whole body vibration NAB Hand and Arm Vibration

Jumlah Waktu Pajanan Nilai Ambang Batas Jumlah Waktu Pajanan Resultan Percepatan di Sb
Per hari kerja (Jam) (m/det2) Per hari kerja (Jam) X, Y & Z (m/det2)
0.5 3,4644 6 jam s.d 8 jam 5
1 2,4497 4 jam & < 6 jam 6
2 1,7322 2 jam & < 4 jam 7
4 1,2249 1 jam & < 2 jam 10
8 0,8661 0.5 Jam & < 1 Jam 14
< 0.5 Jam 20

Monday, November 7, 2022 147


Lingkungan Kerja

Pencahayaan
Pemegang IUP, IUPK, IUP OPK Pengolahan dan/atau
Pemurnian & IPR melakukan antisipasi & pengenalan
bahaya pencahayaan pada setiap area kerja

Pengukuran & Penilaian dilakukan secara berkala yg


dilakukan oleh TTYB / Pihak lain yang sudah terakreditasi

Tata cara pengukuran pencahayaan, perlatan dan metoda


analisis yang dipakai, waktu dan kekerapan pengkuran,
tempat & nilai persyratan pencahayaan mengacu pada
ketentuan perundang-undangan/ standar yang diakui
KepDirjen Minerba No.185.K/37.04/DJB/2019

Pencahayaan yang baik mempermudah dalam melakukan


pekerjaan
Manusia memperoleh informasi, di mana 85% nya diperoleh
dari indera penglihatan

Pencahayaan yg tepat, tapan silau atau berbayang dapat


mengurangi kelelahan mata & sakit kepala, meningkatkan
daya lihat dan mencegah kecelakaan
Canadian Center for Occupational Health and Safety, 2013

Monday, November 7, 2022 148


Lingkungan Kerja

Pengendalian Pencahayaan
Pengendalian dilakukan mengacu kepada hierarki
pengendalian dengan menyesuaikan pencahayaan
terhadap persyratan pencahayaan lingkungan kerja
sesuai area kerja dan aktivitas pekerjaan.

Sumber pencahayaan yang digunakan di area


mudah menyala dan terbakar berjenis kedap udara
& terpasang kokoh
KepDirjen Minerba No.185.K/37.04/DJB/2019
Sumber cahaya tidak
membelakangi (sehingga tidak
membentuk bayangan gelap

1. Pengukuran intensitas cahaya


dilakukan dengan Lux meter & Lux
meter memiliki sensor deteksi cahaya;

Menghilangkan 2. Hasil dari pengukuran terdisplay


sumber silau (glare) dalam satuan lux (lx)
dan pantulan;
3. Harus dilakukan kalibrasi, umumnya
setahun sekali untuk memastikan
keakuratan
Sumber HSE UK, 2002
Mengatur pencahayaan sesuai jenis
pekerjaan

Monday, November 7, 2022 149


Pengelolaan Lingkungan Kerja

HEAT STRESS
• Heat stress terjadi ketika mekanisme
tubuh untuk mengendalikan suhu
internal mulai gagal

• Bekerja dengan suhu lingkungan yg


tinggi menyebabkan heat illness,
kematian, kehilangan konsentrasi,
menurunkan produktivitas, Kesalahan
yg dapat memicu accident atau
kecelakaan di tempat kerja

Saat Suhu Tinggi, Maka yang Saat Suhu Rendah, Maka yang
berperan adalah : berperan adalah :

1) Kelenjar Keringat (Mengeluarkan 1) Otot (Respon Menggigil)


Keringat untuk Mendingankan
Images: Coutesy of suhu tubuh) 2) Pembuluh darah (Masuk ke
Space Coast Daily jaringan yang lebih dalam untuk
2) Pembuluh darah (Melebar) untuk mencegah hilangnya panas)
mempermudah proses membuang
panas
Sumber: Athari, 2014

Monday, November 7, 2022 150


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Health effects: heat stress - jenis-jenis heat illness

Heat Stress

Heat Stroke Heat Exhaustion Heat Cramps Heat Rash Heat Syncope

Heat Stroke Heat Exhaustion

• Terjadi bila suhu tubuh >41 0C (dapat mencapai • Terjadi akibat kegagalan aliran darah untuk
450C) dalam waktu 10 s.d 15 menit & tubuh membuang panas secara adekuat;
sudah tidak dapat mengeluarkan keringat;
• Disebabkan kekurangan cairan (dehidrasi);
• Koordinasi sistem saraf (termasuk pengaturan
• Tekanan darah turun karena otot jantung tidak
suhu) terganggu;
mampu menjaga kecukupan suplai darah;
• Dapat terjadi henti napas dan/atau henti
• Suhu tubuh mencapai 39° C;
jantung (respiratory and cardiac arrest);
• Gejala: Kelelahan, haus, pusing, Mati
• Dapat terjadi cedera pada otak, hati, dan ginjal;
rasa/kesemutan pada jari tangan dan kaki,
• Beberapa gejala sakit kepala, mual, pusing, Tidak mampu bernapas, menggigil, tekanan
haus, sulit bernapas, menggigil, kulit panas, darah rendah, Pandangan kabur, sakit kepala,
tapi kering, bibir kebiruan, Kejang-kejang, mual, pingsang, Kulit basah, pucat atau
kehilangan kesadaran. memerah

Monday, November 7, 2022 151


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Health effects: heat stress - jenis-jenis heat illness

Heat Stress

Heat Stroke Heat Exhaustion Heat Cramps Heat Rash Heat Syncope

Heat Cramps Heat Rash

• Heat cramps terjadi akibat pajanan temperatur • Gejala: kemerahan, iritasi, dan perih;
yang tinggi dalam jangka waktu lama disertai • Berkeringat terus menerus & terjadi peradangan
kinerja otot yang berat & Terjadi kehilangan dan penyumbatan saluran keringat;
garam dan kelembaban dari tubuh
• Dapat menyebabkan infeksi pada kulit;
• Walaupun kelembaban dapat tergantikanj oleh
air, namun kehilangan garam yg berlebihan • Bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dapat menyebabkan heat cramps / heat heat stroke;
exhaustion.
• terjadi kram otot, biasanya pada perut atau otot Heat Syncope
yg mengalami kelelahan.
• Kehilangan kesadaran
• Pencegahan: penambahan garam mineral
/elektrolit pada minuman/makanan untuk • Ketika terjadi kekurangan aliran darah ke otak
latihan/kerja otot yg berat pada temperatur (akibat akumulasi aliran darah di bagian bawah
tinggi tubuh)
Monday, November 7, 2022 152
Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengendalian Hazards : Heat Stress


Pengendalian Mengacu kepada Hierarki
Pengendalian dan paling sedikit mencakup Pengendalian Engineering/ (Engineering Controls)

KepDirjen Minerba No.185.K/37.04/DJB/2019 General ventilation - sirkulasi udara panas, digantikan


dengan udara yg lebih dingin dari luar;
a) Menyediakan lingkungan kerja di setiap area
kerja yang memeliki iklim kerjanya sesuai Air Conditioning;
dengan syarat ketentuan peraturan
Pergerakan udara lebih cepat;
perundang-undangan / standar yang diakui;
Menggunakan Reflective Shields untuk
b) Menyediakan sarana dan prasarana untuk memblokir radiasi panas
mengendalikan iklim kerja di setiap area
kerja; Menyekat permukaan panas ( Furnace Walls)

c) Melakukan pengaturan siklus kerja sesuai


dengan kondisi iklim kerja di setiap area Pengendalian Administrative & Work Practices
kerja;
Aklimasi pekerja sejak hari pertama bekerja dengan
d) Membuat peraturan perusahaan dalam
panas;
upaya mengelola iklim kerja;
Re-aklimatisasi pekerja setelah absen lama
e) Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai
dengan kondisi iklim kerja di area kerja Penjadwalan kerja &
Mengunakan jadwal kerja/istirahat

Membatasi Pekerjaan Berat

Monday, November 7, 2022 153


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengendalian Hazards : Heat Stress


Pengendalian Heat Stress Secara General tidak terbatas
pada pendekatan :
1) Eliminasi kebutuhan pekerja untuk terpajan;
2) Automasi: penggunaan remote control room, CCTV;
3) Pada sumber panas: enclose, insulasi
4) Ventilasi/penyejuk udara (AC);
5) Mengatur pergerakan udara;
6) Disediakan tempat istirahat yg sesuai

Source: Athari, 2014

Hal yang Perlu dilakukan :


Minum banyak, Mulai kerja dalam kondisi bugar
dan cukup minum, Minuman elektrolit
komersial, dapat dipertimbangkan

Hal yang perlu dihindari :


Terlalu banyak minum manis, Minum kopi dan
teh terlalu banyak, Konsumsi alcohol, Menunggu
haus sebelum minum

Monday, November 7, 2022 154


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengukuran Hazards : Heat Stress


• Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) adalah indeks dari
panas lingkungan yang banyak digunakan untuk
mengevaluasi heat stress

• Untuk menentukan WBGT, ukuran yang diperlukan adalah:


indeks suhu basah alami (Tnwb), Indeks suhu bola (Tg),
Indeks suhu kering (Ta)

• Persamaan 12.2 (Equation 12.2) digunakan pada kondisi di


dalam ruangan atau tempat yang teduh

• Persamaan 12.3 (Equation 12.3) digunakan pada tempat yang Wet Bulb Globe Temperature
terkena sinar matahari langsung Image: Cortesy of Tillmann et al, 2007

Formula :
Indoor : WBGT = 0.7 Tnwb + 0.3 Tg (Equation 12.2)
Outdoor : WBGT = 0.7 Tnwb + 0.2 Tg + 0.1 Ta (Equation 12.3)

Tillmann C, ed, 2007 & Plog et al, 2002

Pengukuran Heat Balance : H = M ± C ± R – E


H: Heat generated, M: Metabolic Heat,
C: Convection, R: Radiation, E: Evaporation
C+R+E: pengaruh lingkungan &
M: adalah sumber panas internal

Monday, November 7, 2022 155


Pengelolaan Lingkungan Kerja

NAB Iklim Kerja (Untuk Heat Stress)

• Penetapan NAB iklim lingkungan kerja dengan


mempertimbangkan alokasi waktu kerja dan
istirahat dalam satu siklus kerja (8 jam per hari) Pengaturan ISBB ©
serta rata-rata laju metabolik pekerja serta nilai Waktu Kerja
koreksi pakaian kerja. Setiap Jam Beban Kerja
Ringan Sedang Berat Sangat
• Nilai Ambang Batas (NAB) iklim lingkungan kerja
Berat
merupakan batas pajanan iklim lingkungan kerja
atau pajanan panas (heat stress) yang tidak boleh 75% - 100% 31,0 28,9 * *
dilampaui selama 8 jam kerja per hari
50% - 75% 31,0 29,0 27,5 *

Catatan: 25% - 50% 32,0 30,0 29,0 28,0


1) Beban kerja ringan membutuhkan kalori
sampai dengan 200 Kilo kalori/jam; 0% - 25% 32,5 31,5 20,5 30,5

2) Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih


dari 200 sampai dengan kurang dari 350 Kilo Indeks Suhu Basah dan Bola untuk diluar ruangan dengan
kalori/jam; panas radiasi :
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu Bola + 0,1 Suhu Kering
3) Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih
dari 350 sampai dengan kurang dari 500 Kilo Indeks Suhu Basah dan Bola untuk didalam ruangan/ diluar
kalori per jam; ruangan tanpa panas radiasi :
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu Bola + 0,1 Suhu Kering

* Tidak diperbolehkan karena alasan dampak fisiologis

Monday, November 7, 2022 156


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Radiasi ultraviolet (UV radiation)

Image:
Image: Image:
Courtesy of Government of
Courtesy of CCOHS Courtesy of Government of Canada
Canada

Radiasi ultraviolet (UV) memiliki Pekerja yg memiliki risiko


Radiasi UV terbagi 3:
panjang gelombang yg lebih terpajan radiasi UV:
1) UV-A (gelombang panjang)
pendek dari cahaya tampak 1) Outdoor worker
2) UV-B (gelombang medium)
(visible light) dan namun dengan 2. Kontraktor dan surveyor
3) UV-C (gelombang pendek)
frekuensi yg lebih tinggi 3. Tukang las (welder)
4. Pekerja konstruksi

Canadian Center for Occupational Health and Safety, 2013


Monday, November 7, 2022 157
Pengelolaan Lingkungan Kerja

Radiasi ultraviolet (UV radiation)

Health Effects: Radiasi UV, efek pada kulit

Efek Kronik: • Kanker sel basal, kanker sel squamosa, malignant


Kanker Kulit melanoma

• 95% mencapai permukaan bumi


• Penetrasi lebih dalam, di bawah permukaan kulit
UV A
• Mempengaruhi pembuluh darah dan jaringan ikat → Gejala Melanoma (kanker kulit)
menyebabkan penuaan dini Image: Courtesy of CDC

• Menyebabkan kulit terbakar matahari (sunburns)


UV B • Kemerahan pada kulit (erythema)
• Kulit menghitam

• Memiliki risiko maksimum


• Matahari mengeluarkan UV-C namun diserap
UV C lapisan ozon, jadi tidak berbahaya bagi kesehatan
pekerja, namun beberapa alat di tempat kerja
mengeluarkan UV-C

Monday, November 7, 2022 158


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Radiasi ultraviolet (UV radiation)

Health Effects: Radiasi UV, efek Pada Mata


Mata paling sensitif pada radiasi
UV-C dan UV B

Absorpsi UV-A dapat menjadi salah satu faktor dari


penyakit katarak

Pajanan radiasi UV dalam waktu singkat dapat


menyebabkan

• Photokeratitis: Nyeri yg disebabkan oleh


peradangan pada kornea, mata menjadi berair,
dan pandangan kabur
Image: Courtesy of
• Conjunctivitis: Peradangan conjunctiva (membrane
Canadian Centre for Occupational health & Safety penutup bagian dalam kelopak mata dan bagian
putih mata)
Reference :
Canadian Center for Occupational Health and Safety, 2013

Monday, November 7, 2022 159


Pengelolaan Lingkungan Kerja

Radiasi ultraviolet (UV radiation)

Pengendalian Radiasi Pengendalian Radiasi ULTRAVIOLET

1. Menerapkan persyaratan proteksi radiasi


yang meliputi justifikasi, limitasi dosis dan
optimasi proteksi dan keselamatan radiasi
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
2. Menyediakan fasilitas peratalan sesuai
dengan risiko dan perlengkapan radiasi
sesuai dengan sifat dan risiko untuk setiap
radiasi di area kerja;
3. Membatasi paparan kerja untuk setiap
pekerja radiasi & membatasi area kerja yang
terpapar radiasi
4. Menyediakan rambu keselamatan;
5. Melakukan sosialisasi berkaitan dengan
bahaya radiasi dan pengelolaannya ke
seluruh pekerja; Perlindungan dari radiasi UV saat welding
6. Melakukan pemantauan kesehatan bagi Image: Courtesy of marinatextil.net
pekerja radiasi
7. Menyediakan APD yang sesuai dengan area
kerja dan kegiatan yang dilakukan

Monday, November 7, 2022 160


Pengelolaan Lingkungan Kerja

PENGUKURAN HAZARD Ultraviolet


Lingkup NAB Radiasi Non-Pengion
Medan magnet statis (0-300 Hz), Medan listrik statis (≤ 30 kHz) & Ultraviolet
Medan magnet statis (0-300 Hz)
Pajanan NAB Ceiling
1) Medan Magnet statis adalah suatu medan magnet
atau area yang ditimbulkan oleh pergerakan arus Seluruh tubuh (tempat kerja umum) 2T
listrik. Seluruh tubuh (pekerja dengan 8T
2) NAB pajanan radiasi medan magnet statis pelatihan khusus dan lingkungan kerja
dinyatakan dalam Tesla. yang terkendali)
Anggota gerak 20T
Medan listrik statis (≤ 30 kHz)
Pengguna peralatan medis elektronik 0,5mT
1) Untuk pekerja yang menggunakan alat pacu yang diimplan*
jantung, maka nilai NAB Ceiling pada frekuensi 0-
(*) Harap memperhatikan spesifikasi atau rekomendasi peralatan
220 Hz tidak berlaku karena dapat mengganggu medis implan yang digunakan.
fungsi alat. Pekerja yang menggunakan alat pacu
jantung dengan frekuensi (50 atau 60 Hz) harus
Pajanan NAB Ceiling
memperhatikan informasi tentang gangguan medan
listrik dari pembuat alat, bila tidak terdapat 0 – 220 Hz 25 kV/m
informasi dari pembuat alat maka pajanan tidak
220 Hz – 3 kHz E NAB-Ceiling = 5,525 x
boleh melampaui 1 kV/m.
106 / f
2) Nilai NAB pada frekuensi 3 kHz – 30 kHz berlaku
3 kHz – 30 kHz 1.842 m(*)
untuk pajanan per bagian tubuh maupun pajanan
pada seluruh tubuh

Monday, November 7, 2022 161


Pengelolaan Lingkungan Kerja

PENGUKURAN HAZARD Ultraviolet


Lingkup NAB Radiasi Non-Pengion
Medan magnet statis (0-300 Hz), Medan listrik statis (≤ 30 kHz) & Ultraviolet
Radiasi Ultraviolet (200 - 400 nm) Waktu Pemaparan Radiasi Sinar Ultra Ungu
yang diperkenankan

• Beberapa sumber ultraviolet yang dicakup dalam NAB ini adalah Masa Pemaparan per Iradiasi Efektif (IEff)
pengelasan dan carbon arcs, benda berpendar (fluorescent), Hari Mw/cm2
lampu pijar dan lampu germicidal, dan radiasi sinar matahari. 8 0.0001
4 0.0002
• Pada individu yang fotosensitif atau individu yang secara
bersamaan terpajan dengan bahan bahan yang dapat 2 0.0004
mengakibatkan fotosensitif, maka tidak dianjurkan untuk 1 0.0008
terpajan dengan radiasi ultraviolet.
30 Menit 0.0017

Pengukuran pajanan radiasi UV dapat dilakukan dengan alat: 15 Menit 0.0033


10 Menit 0.005
• Broadband solar UV Radiometer
5 Menit 0.01
• Portable Spectro Radiometer 1 Menit 0.05
30 Detik 0.1
• UV Radiometer
10 Detik 0.3
• Polysulphone film 1 Detik 3
0.5 Detik 6
0.1 Detik 30

Monday, November 7, 2022 162


AHLI K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi Ahli K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 163


Mengelola P3K di Tempat Kerja

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.006.1 Mengelola P3K di tempat kerja SKK
NI

Elemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan pengelolaan P3K
2. Melaksanakan pengelolaan P3K
3. Membuat laporan pengelolaan P3K

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 164


Mempersiapkan pengelolaan P3K
• Mengidentifkasi fasilitas P3K sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Mempersiapkan APD dan peralatan tambahan
sesuai dengan aktivitas kerja
• Menghitung jumlah petugas P3K sesuai
dengan ketentuang peraturan yang berlaku
Melaksanakan pengelolaan P3K
• Menyesuaikan penempatan peralatan P3K
dengan hasil identifikasi aktivitas kerja
• Memastikan setaip peralatan P3K memiliki
penaggung jawab yang memenuhi persayaratan
• Memastikan APD dan peralatan tambahan
memiliki penanggung jawab yang memenuhi
persayaratan
• Memastikan pencatatan penggunaan peralatan
P3K, APD dan peralatan tambahan telah
dilakukan oleh penanggung jawab
Membuat laporan pengelolaan P3K
• Menyusun laporan hasil kegiatan pengelolaan
P3K sesuai dengan format yang berlaku
• Menyampaikan laporan hasil kegiatan
pengelolaan P3K kepada pihak terkait
• Mendokumentasikan laporan hasil kegiatan
pengelolaan P3K sesuai dengan prosedur
Latar Belakang

• Sumber bahaya ditempat kerja


• Disadari tapi tidak dimengerti
• Dapat mengakibatkan cedera terhadap pekerja
(manusianya)
• Adanya kecelakaan dan kematian akibat
kecelakaan kerja
• Belum diselenggarakan P3K ditempat kerja
• Perlunya P3K ditempat kerja

25/06/2019 16
8
Kecelakaan Industri

• Jatuh Dari Ketinggian


• Kejatuhan Benda
• Terantuk, Tersandung, Tergelincir
• Terjepit diantara Benda
• Terlanggar, Tertumbuk, Tertabrak, Tergilas
Benda
• Terpotong
• Terkilir
• Terbakar Akibat/Berhubungan Dengan
Suhu Tinggi/Korosif/ Radiasi
• Tersengat Arus Listrik
• Lain - lain

25/06/2019 16
9
Peraturan Perundangan Yang Terkait
1. Undang – undang No. 1 Tahun 1970
• Pasal 3: Syarat-syarat Keselamatan Kerja
untuk memberikan P3K
• Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga
kerja dalam pemberian P3K
2. Permennakertrans No. Per.03/Men/1982
• Pasal 3: Tugas pokok PKK
❖ Pelaksanaan P3K
❖ Pendidikan petugas P3K

25/06/2019 17
0
Peraturan Perundangan Yang Terkait

3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969


❖ Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa, atau
bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan
memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus :
• Menyediakan Apotik atau pos P3K sendiri atau
• Memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan,
lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya.
• Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan
P3K
4. Peraturan Khusus AA
❖ Dragbar/Bale-bale
❖ Peti P3K/Peti khusus dokter
❖ Petugas P3K yang sudah dilatih

25/06/2019 17
1
Pengertian

P3K adalah merupakan pertolongan pertama yang harus segera


diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau
penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban
dibawa ke tempat rujukan.

25/06/2019 17
2
Maksud dan Tujuan

P3K dimaksudkan :
❖Memberikan perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan
oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.

P3K diberikan untuk :


❖Menyelamatkan nyawa korban
❖Meringankan penderitaan korban
❖Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih
parah
❖Mempertahankan daya tahan korban
❖Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.

25/06/2019 17
3
Kondisi Fisiologis Manusia

❖Pernafasan.
❖Denyut nadi.
❖Kesadaran.
❖Turgor (elastisitas kulit).
❖Reflek.
❖Sistem otot, kerangka dan sendi

25/06/2019 17
4
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan

1. Pedoman tindakan
Prinsip P-A-T-U-T
• P = Penolong mengamankan diri sendiri
lebih dahulu sebelum bertindak
• A = Amankan korban dari gangguan di
tempat kejadian, sehingga bebas dari
bahaya.
• T = Tandai tempat kejadian sehingga
orang lain tahu bahwa di tempat itu ada
kecelakaan.
• U = Usahakan menghubungi ambulan,
dokter, rumah sakit atau yang berwajib
• T = Tindakan pertolongan terhadap
korban dalam urutan yang paling tepat.

25/06/2019 17
5
Pemberian Pertolongan

1. Menilai situasi
• Mengenali bahaya diri sendiri
dan orang lain
• Memperhatikan sumber
bahaya
• Memperhatikan jenis
pertolongan
• Memperhatikan adanya
bahaya susulan

25/06/2019 17
6
Pemberian Pertolongan

2. Mengamankan Tempat
Kejadian
a. Memperhatikan penyebab
kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri
sendiri
c. Singkirkan sumber bahaya yang
ada (putuskan aliran dan matikan
sumber )
d. Hilangkan faktor bahaya misal
dengan menghidupkan exhaus
ventilasi, jauhkan sumber
e. Singkirkan korban dengan cara
aman dan memperhatikan
keselamatan diri sendiri (dengan
alat pelindung ).

25/06/2019 17
7
Pemberian Pertolongan

3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan
status korban dan prioritas tindakan
▪ Periksa kesadaran, pernafasan,
sirkulasi darah dan gangguan
lokal
b. Berikan pertolongan sesuai status
korban
▪ Baringkan korban dengan kepala
lebih rendah dari tubuh
▪ Bila ada tanda henti nafas dan
jantung berikan resusitasi Jantung
paru
▪ Selimuti korban
▪ Bila luka ringan obati seperlunya
(luka bakar ringan).
▪ Bila luka berat carikan
pertolongan ke RS/dokter.

25/06/2019 17
8
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan

2. Ciri-ciri gangguan
▪ Mengenali ciri-ciri gangguan
pada korban
▪ Gangguan Umum
▪ Gangguan Lokal

25/06/2019 17
9
Gangguan Umum
1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun,
kelemahan atau kekejangan otot pernafasan).
2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,
kekurangan zat asam/oksigen).
3. Gangguan peredaran darah (perdarahan hebat, luka bakar yang luas, rasa
nyeri yang hebat, kekuarangan cairan tubuh secara cepat, keadaan allergi
atau tidak tahan obat).

25/06/2019 18
0
Gangguan
Lokal
1. Perdarahan atau luka
yang disebabkan karena
adanya pembuluh darah
terputus atau robek.
2. Patah tulang yang
disebabkan karena
adanya benturan atau
pukulan.
3. Luka bakar yang
disebabkan karena panas
kering, kontak dengan
aliran listrik, gesekan
25/06/2019 18
1
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan

3. Kesiapan Fasilitas
Pertolongan
▪ Personil.
▪ Buku petunjuk/buku pedoman P3K
▪ Kotak P3K & kotak khusus dokter
▪ Ruang P3K
▪ Alat angkut & transportasi
▪ Alat perlidungan
▪ Peralatan darurat

25/06/2019 18
2
Personil / Petugas P3K

❖Jumlah personil
❖Seleksi personil
❖Training personil
❖Tanggung jawab

Monday, November 2, 2020 1


2
PETUGAS P3K

Jumlah Jumlah Petugas


Pekerja
Tempat Kerja 25 – 150 1
Dengan Faktor > 150 1 untuk setiap 150 orang
Risiko Rendah : (2 orang untuk 300 orang,
Toko, Kantor, dst)
Perpustakaan
Tempat Kerja 25 – 100 1 untuk setiap 100 orang
Dengan Faktor > 100 (2 untuk 200 orang, dst)
Risiko Tinggi:
kontruksi, Industri
kimia, galangan
kapal

Monday, November 2, 2020 18


4
JUMLAH DAN JENIS KOTAK P3K

Jumlah Jumlah Kotak Tiap 1 (satu) Unit Kerja


Pekerja Tempat Kerja dengan Tempat Kerja dengan
Faktor Risiko Rendah Faktor Risiko Tinggi
0 s.d 25 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IA Bentuk IIA
26 s.d 50 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IB Bentuk IIB
51 s.d 100 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IC Bentuk IIC

Monday, November 2, 2020 18


5
REKOMENDASI MINIMUM ISI KOTAK P3K BENTUK I

No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C


(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
13. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
14. Alkohol 70% 1 1 1
15 Buku panduan P3K umum 1 1 1
16 Buku Catatan 1 1 1
17. Daftar isi kotak 1 1 1

Monday, November 2, 2020 18


6
REKOMENDASI MINIMUM ISI KOTAK P3K BENTUK II

No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C


(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Bidai 2 4 6
13. Pinset 1 1 1
14. Lampu senter 1 1 1
15 Sabun 1 1 1
16 Kerta pembersih (Cleaning Tissue) 1 1 1
17. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
18. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
19. Alkohol 70% 1 1 1
20. Buku panduan P3K umum 1 1 1
21. Buku Catatan 1 1 1
22. Daftar isi kotak 1 1 1

Monday, November 2, 2020 18


7
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyediaan Fasilitas
❖Sifat Pekerjaan
❖Jumlah bahan/sumber bahaya
❖Pelayanan kesehatan terdekat
❖Lokasi tempat kerja
❖Jenis industri
❖Jumlah pekerja
❖Shift kerja
❖Ukuran dan lay out perusahaan

Monday, November 2, 2020 18


8
Pengawasan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja

Fasilitas :
• Kotak P3K
• Isi kotak P3K
• Buku pedoman
• Ruang P3K
• Perlengkapan P3K (alat
perlindungan, alat darurat, alat
angkut dan transportasi)
Personil :
• Penanggung Jawab : dokter
pimpinan PKK, Ahli K3
• Petugas P3K : Sertifikat pelatihan
P3K di tempat kerja

Monday, November 2, 2020 18


9
Pembinaan Pengawasan Pelaksanaan P3K Di Tempat Kerja

❖Internal Perusahaan
▪Pengurus Perusahaan
▪Dokter Perusahaan/DPKTK
▪Ahli K3, Ahli K3 Kimia
▪Auditor Internal

❖External Perusahaan
▪Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
▪Auditor External

Monday, November 2, 2020 19


0
AHLI K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi Ahli K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 191


Mengelola APD di tempat kerja

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.008.1 Mengelola APD di Tempat Kerja POP

Rlemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan APD yang diperlukan di tempat kerja
2. Memeriksa kondisi APD ditempat kerja
3. Melaporkan hasil pengelolaan APD

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 192


193

DEFINISI
▪ Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE)
adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk
melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan
pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau risiko kecelakaan kerja.

▪ Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan


potensi bahaya dan risiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi
pekerja sebagai penggunanya.

▪ Suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi


seseorang serta fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh
dan potensi bahaya di tempat kerja.

11/7/2022 193
194

TUJUAN PENGGUNAAN APD

▪ Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan


administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
▪ Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja
▪ Menciptakan lingkungan kerja yang aman

MANFAAT PENGGUNAAN APD


▪ Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
▪ Mengurangi risiko akibat kecelakaan
195

JENIS-JENIS APD

▪ Pelindung Kepala: Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet), Tutup


Kepala, Hats/cap, Topi pengaman.
▪ Pelindung Muka dan Mata: Safety Glasses, Face Shields, Goggles.
▪ Pelindung Telinga: Tutup Telinga (Ear muff), Sumbat Telinga (Ear plugs)
▪ Pelindung Pernafasan: Masker, Respirator.
▪ Pelindung Tangan : Sarung Tangan (Safety Gloves)
▪ Pelindung Kaki: sepatu bot
▪ Pelindung Badan: jas laboratorium
▪ APD untuk tugas khusus
APD PERLINDUNGAN KEPALA 196

Fungsi Helmet adalah untuk melindungi


kepala dari dampak benda yang terbang /
jatuh dan sengatan listrik (tipe tertentu).
Standar ANSI Z89.1-1981

• Helmet berbentuk seperti kubah


dengan konstruksi cetakan dan tanpa
sambungan
• Memiliki suspensi
• Memiliki browpad
Tanggal Produksi (sept. 2004) • Memiliki tali (Chin Strap)
PEMELIHARAAN
•Lakukan pemeriksaan setiap hari. Helmet tidak boleh terpapar
Helmet yang retak, getas, suhu ekstrim dan tidak boleh dibanting.
kadaluarsa, penyok tidak boleh •Anda dapat membersihkannya dengan merendamnya dalam
digunakan lagi larutan sabun yang ringan dan air hangat (60˚) sekitar 5 – 10
menit. Bilas dengan air bersih, lap, dan biarkan mengering.
•Simpan helm pada tempat yang kering dan terlindung dari sinar
matahari
APD PERLINDUNGAN 197

MUKA DAN MATA

Jenis Keterangan
Safety glasses umumnya lebih kuat dan lebih tahan terhadap benturan dan panas
daripada kaca mata biasa. Standar ANSI/ ISEA Z87.1-2010

Goggles menutupi daerah mata dan memberikan perlindungan lebih pada situasi
dimana terjadi kemungkinan akan semburan cairan, asap, uap, serbuk, dan debu

Face shields memberikan perlindungan menyeluruh terhadap muka (full face


protection), digunakan pada pekerjaan dimana dimungkinkan terjadinya pemaparan
terhadap logam cair, percikan bahan kimia atau partikel-partikel yang berterbangan.
NOTE: selalu memakai safety glasses atau goggles ketika memakai face shield.
Pemakaian face shield saja TIDAK dianggap cukup untuk melindungi mata.

Welding helmet memberikan perlindungan terhadap mata dan muka. Welding


helmet menggunakan lensa absorptive khusus yang menyaring/menyerap kekuatan
cahaya dan energi radiasi.
NOTE: safety glasses atau goggles harus dipakai ketika memakai welding helmet.
APD PERLINDUNGAN 198

TELINGA

Kehilangan pendengaran adalah


proses yang berlangsung secara
berangsur-angsur, dan merupakan
Tipe Alat Pelindung yang paling lambat disadari
Pendengaran dibandingkan dengan tipe cedera
1. Foam dan PVC Earplugs ditempat kerja yang lain.
2. Earmuffs PEMELIHARAAN
3. Canal Caps
•Simpan ditempat yang bersih, sejuk
Standar ANSI/ ASA S12.6-
dan kering.
2008
•Jangan gunakan earplugs foam yang
kotor, sobek, rapuh atau keras,
Kapan harus menggunakan Alat •Jika earplugs PVC anda kotor,
Pelindung Pendengaran ? bersihkan dengan larutan sabun
ketika terpapar oleh kebisingan yang lembut dengan air kemudian
pada level 85 desibel atau lebih keringkan.
selama 8 jam. •Periksa selalu earmuffs anda
terhadap retakan disekitar foam
cups. Jika earmuffs rusak, minta
untuk diperbaiki
APD PERLINDUNGAN 199

TANGAN DAN LENGAN

Potensi Bahaya Kegiatan


Luka trauma Bekerja dengan benda
tajam , berputar, dsb
Luka terpapar Bekerja dengan bahan
kimia
Cedera akibat Mengerjakan hal yang
gerakan sama berulang kali
berulang

PEMAKAIAN
• Pilihlah sarung tangan yang tepat.
• Lepaskan cincin, jam tangan, atau kalung.
• Cuci tangan anda sebelum dan sesudah memakainya
• Periksa sarung tangan sebelum digunakan. Cari apakah ada lubang dan
retakan yang bisa terbuka.
• Setelah bekerja dengan bahan kimia, letakkan tangan anda di bawah
air yang mengalir dan cuci bersih semua bahan kimia dan kotoran
sebelum melepaskan sarung tangan tersebut.
• Hindari meminjam sarung tangan.
APD PERLINDUNGAN KAKI 200

Potensi Bahaya Kegiatan


Cedera karena Benturan bekerja disekitar benda-benda tajam dan berat
Cedera karena Tumpahan dan Bekerja dengan bahan kimia, asam
Percikan
Cedera karena Himpitan/Tekanan bekerja disekitar benda-benda berat

Sengatan Listrik Bekerja dengan arus listrik


Dingin, Panas yang Ekstrim Bekerja di lingkungan panas /dingin ekstrim
Tergelincir Bekerja dengan minyak,sabun, bahan kimia

PEMAKAIAN
• Pilih dan gunakan sepatu safety yang sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukan
• Sepatu safety harus memenuhi standard ANSI Z41-1991.
• Dilarang memakai sepatu safety dari kulit atau dari kain jika
bekerja di sekitar bahan kimia, acid atau caustic.
• Pilih dan pakailah sepatu safety yang sesuai dan pas dengan kaki.
• Periksalah sepatu safety sebelum digunakan.
APD PERLINDUNGAN BADAN 201

Potensi Bahaya Kegiatan


Tumpahan dan Percikan Bekerja dengan bahan kimia, asam
Dingin, Panas yang Ekstrim Bekerja di lingkungan panas /dingin ekstrim
Radiasi ultraviolet Bekerja di luar ruangan
Nyala api Bekerja dengan bahan mudah terbakar

Jenis Pelindung Badan


❖ Pakaian Pelindung terhadap Bahan Kimia
❖ Pakaian Tahan Api
❖ Jas hujan (Rain coat)
❖ Pelindung dada/ Apron
❖ Pelampung Keselamatan/ Life jacket/ personal flotation device
Harus memenuhi standard ANSI/ ASA S12.6-2008 dan/ atau EN 352: 2002
202

Safety harness tidak mencegah seseorang


terjatuh tetapi menahan korban bergantung di
atas ketika jatuh sehingga tidak sampai
menyentuh permukaan tanah

PEMAKAIAN
• Tali / sabuk safety body harness harus Gunakan safety body harness jika bekerja
diperiksa sebelum digunakan. pada ketinggian lebih dari 1.8 meter dari
• Jangan digunakan apabila ditemukan permukaan lantai kerja
kerusakan
• Kaitkan hook / tali penyandang pada benda /
tiang yang kokoh dan mampu menahan
berat badan anda ketika jatuh.
APD UNTUK TUGAS KHUSUS 203

PEMELIHARAAN
• Jauhkan safety body harness dari benda-
benda tajam, zat pencemar atau
material abrasif
• Safety body harness harus diuji coba
secara terinci setiap tiga bulan

PERSYARATAN
• Tali penolong minimum 2 cm, terbuat dari tali manila atau setara, dengan minimum
kekuatan menahan beban 2250 kg.
• Tali pengaman dan tali penyandang harus berukuran minimum 1 cm, terbuat dari
nilon atau yang setara, dengan maksimum panjang tidak lebih dari 1.8 meter ketika
jatuh.
• Tali harus memiliki kekuatan minimum menahan beban 2250 kg.
FLOW CHART 204

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN APD


AHLI K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi Ahli K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 205


Menerapkan Program Pelayanan Kesehatan kerja

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.009.1 Menerapkan Program Pelayanan Kesehatan Kerja POP

Elemen Kompetensi:

1. Mempersiapka penerapan program pelayanan Kesehatan kerja


2. Melaksanakan penerapan program pelayanan Kesehatan kerja
3. Melaporkan penerapan program pelayanan Kesehatan kerja

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 206


Menerapkan Program
Pelayanan Kesehatan
Kerja
Agenda Pelatihan

BAGIAN 1 : Pengertian Pelayanan Kesehatan ( Health Safety )


BAGIAN 2 : Tugas Pelayanan Kesehatan

25/06/2019 6
BAGIAN 1
Pengertian Pelayanan
Kesehatan ( Health Safety )

25/06/2019 7
Pengertian

•Pelayanan Kesehatan atau Health Service adalah


upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat.

25/06/2019 8
12 Program pokok pelayanan
Kesehatan kerja
1. Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
khusus
2. Pe,binaan dan pengawasan atas oenyeusaian oekerjaan terhadap tenaga kerja
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungna kerja
4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
5. Pembianaan dan pengawasan perlenhkapan untuk Kesehatan tenaga kerja
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan PAK
7. P3K
8. Pendidikan Kesehatan untuk tenaga kerja dan Latihan untuk petugas P3K
9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan APD yang di perlukan dan GIZI serta penyelenggaraan makanan di
tempat kerja
10. Membantu usaha rehabilitasu akibat kecelakaan atau PAK
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyau kelainan
tertentu dalam kesehatannya
12. Memberikan laporan berkala tentang pelayana n Kesehatan kerja kepada
pengurus
BAGIAN 2
Tugas Pelayanan Kesehatan

25/06/2019 9
Tugas Utama
Pelayanan Kesehatan Perusahaan ditujukan kepada para pekerja atau karyawan
itu sendiri, tetapi pelayanan kesehatan ini harus memenuhi kebutuhan dari
keseluruhan karyawan perusahaan tersebut.
Pelayanan ini meliputi :
• Penyuluhan Gizi dan Kesehatan
• Pengawasan Makanan Kantin atau Ruang Kerja
• Pengawasan Lingkungan Kerja yang meliputi pengotoran udara, pembuangan
sampah, debu, suara, dll.
• Pelayanan Kesehatan Kerja
• Hygiene dan Sanitasi
• Pengawasan terhadap penyakit menular
• Statistik serta penulisan data kesehatan.

25/06/2019 10
Adapun Kegiatan Pelayanan Kesehatan antara lain :

➢ Pelayanan Kesehatan di Poliklinik


Suatu klinik perusahaan cenderung akan berbentuk semacam poliklinik,
dimana hal-hal yang lebih bersifat darurat, serta penyakit-penyakit mendadak
yang diderita oleh karyawan perusahaan akan mendapatkan pelayanan yang
cepat.

➢ Poliklinik ada 2 macam :


1. Poliklinik Sederhana
Merupakan suatu bentuk poliklinik yang paling sederhana dimana
para pekerja akan mendapatkan pengobatan untuk penyakit-
penyakit akibat kerja dan penyakit umum. Tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah Dokter, Perawat, Tenaga Administrasi, Pertugas
Pembersih dan Sopir.
2. Poliklinik Sebagai Suatu Pusat Kesehatan
Poliklinik ini harus memiliki 2 macam kegiatan yaitu memberikan
pelayanan kesehatan peroranan (pengobatan/kuratif) dan juga
pelayanan kesehatan komunitas (pencegahan/preventif).
25/06/2019 11
Adapun Kegiatan Pelayanan Kesehatan antara lain :

➢ Dokter Perusahaan

Dalam Permenakertrans No. Per 03/MEN/1982 tentang


Pelayanan Kesehatan Kerja atau Medis akan dilaksanakan oleh
seorang Dokter yang telah disetujui oleh pejabat yang
berwenang. Tugas yang dilakukan oleh seorang dokter
perusahaan dalam pelaksanaan kesehatan kerja antara lain
berupa tugas administrasi laporan, tugas pemeliharaan dan
perawatan kesehatan baik terhadap penyakit akibat kerja
maupun penyakit umum, serta tugas penyuluhan dan
pendidikan kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja yang
diberikan kepada seluruh tenaga kerja.

25/06/2019 12
Adapun Kegiatan Pelayanan Kesehatan antara lain :

➢ Paramedis Perusahaan

Selain Dokter Perusahaan, sangat dibutuhkan tenaga paramedis


yang mempunyai kecakapan dalam membantu tugas pelayanan
kesehatan dengan perawatan orang sakit seperti seorang
perawat.

Tenaga Paramedis Hiperkes harus selalu siap memberikan


pertolongan pertama kepada tenaga kerja apabila terjadi
kecelakaan kerja sehingga kecelakaan tersebut tidak berakibat
buruk, baik tenaga kerja sendiri maupun bagi kelanjutan proses
produksi.

25/06/2019 13
Adapun Kegiatan Pelayanan Kesehatan antara lain :

➢ Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

P3K adalah suatu tindakan pertolongan pertama yang diberikan


kepada korban kecelakaan, dengan cepat dan tepat sebelum
mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut. P3K bertujuan
untuk menyelamatkan korban, mencegah cacat atau
memburuknya cidera serta mempercepat penyembuhan.

Pelaku pertolongan pertama yaitu orang yang pertama tiba di


TKP yang terlatih dalam penanganan medis dasar.

25/06/2019 13
Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama

1. Menjaga Keselamatan
2. Dapat menjangkau penderita
3. Mengenali dan mengatasi masalah
4. Minta bantuan
5. Menolong (prioritas)
6. Membantu pelaku lainnya.
7. Menjaga kerahasiaan penderita
8. Komunikasi dengan petugas lain
9. Menyiapkan penderita untuk transport

• P3K Perlu organisasi yang baik, sedapat mungkin semua pihak


dilibatkan, perlu kesigapan yang tinggi karena berat tidaknya akibat
kecelakaan sering ditentukan oleh P3K.
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

• Untuk mencapai produktivitas tenaga kerja yang optimal diperlukan


pemeliharaan bahkan peningkatan kondisi fisik maupun mental tenaga
kerja, terutama kesehatan badan tenaga kerja. Salah satu caranya yaitu
dengan pemeriksaan kesehatan badan. Pemeriksaan tersebut dilakukan
oleh seorang Dokter.

• Jenis Pemeriksaan yang dilakukan pada Pekerja adalah :


1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
3. Uji Spesifik
4. Program Jamsostek
AHLI K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi Ahli K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

www.dkki.co.id
Monday, November 7, 2022 220
© 2018 DKKI Theme. All Rights Reserved
Mengelola sistem Dokumentasi K3

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.010.1 Mengelola Sistem Dokumentasi K3 POP

Elemen Kompetensi
1. Mempersiapkan sistem dokumentasi K3 yang dibutuhkan
ditempat kerja
2. Melakukan pemenuhan sistem dokumentasi K3
3. Mengevakuasi sistem dokumentasi K3
4. Melaporkan hasil evaluasi sistem dokumentasi K3

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

www.dkki.co.id
Monday, November 7, 2022 221
© 2018 DKKI Theme. All Rights Reserved
Pengelolaan Komunikasi k3

• Guna menjamin penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka
Perusahaan perlu menyusun sistem komunikasi
untuk mendukung pelaksanaan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang baik di tempat kerja. Komunikasi meliputi
komunikasi internal antar bagian maupun sesama
bagian dalam struktur organisasi Perusahaan
maupun komunikasi eksternal dengan pihak lain
seperti kontraktor, pemasok, pengunjung, tamu
dan masyarakat luas maupun pihak ke tiga yang
bekerja sama dengan Perushaaan berkaitan
dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

25/06/2019 22
2
Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain :
• Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di tempat kerja.
• Program-program yang berkaitan dengan Penerapan K3 di tempat kerja.
• Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat kerja.
• Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta
material/bahan/alat/mesin yang digunakan dalam proses kerja.
Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.
• Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
• Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja.
• Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan yang mempengaruhi
penerapan K3 di tempat kerja, dsb.

25/06/2019 22
3
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan
kontrakator antara lain :
• Sistem Manajemen K3 kontraktor individual.
• Peraturan dan persyaratan komunikasi kontraktor.
• Kinerja K3 kontraktor.
• Daftar kontraktor lain di tempat kerja.
• Hasil pemeriksaan dan pemantauan K3.
• Tanggap Darurat.
• Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan.
• Persyaratan komunikasi harian, dsb.

25/06/2019 22
4
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan
pengunjung/tamu antara lain :
• Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.
• Prosedur evakuasi darurat.
• Aturan lalu lintas di tempat kerja.
• Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
• APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.

25/06/2019 22
5
Beberapa pengendalian operasi K3 Perusahaan

1. Perawatan dan perbaikan fasilitas/mesin/alat


reguler.
2. Kebersihan dan perawatan tempat kerja.
3. Pengaturan lalu lintas manusia/barang, dsb.
4. Pemasokan dan Perawatan Fasilitas Kerja/Fasilitas
Umum.
5. Perawatan suhu lingkungan kerja.
6. Perawatan sistem ventilasi dan sistem instalasi
listrik.
7. Perawatan sarana tanggap darurat.
8. Dll

25/06/2019 22
6
Pekerjaan Bahaya Tinggi:

1. Penggunaan prosedur, instruksi kerja dan cara kerja


aman.
2. Penggunaan peralatan/mesin yang tepat.
3. Sertifikasi pelatihan tenaga kerja keahlian khusus.
4. Penggunaan izin kerja
5. Prosedur pengendalian akses keluar masuk tenaga
kerja di tempat kerja bahaya tinggi.
6. Pengendalian untuk pencegahan penyakit akibat
kerja.

25/06/2019 22
7
Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :

1. Pembatasan area-area penggunaan bahan berbahaya


dan beracun (B3) di tempat kerja.
2. Pengamanan pemasokan dan pengendalian akses
keluar masuk penyimpanan bahan berbahaya dan
beracun (B3).
3. Barikade sumber radiasi.
4. Isolasi pencemaran biologis.
5. Pengetahuan penggunaan dan ketersediaan
perlengkapan darurat.

25/06/2019 22
8
Pembelian Barang, Peralatan dan Jasa :

1. Menyusun persyaratan pembelian barang,


peralatan dan jasa.
2. Komunikasi persyaratan pembelian barang
kepada pemasok.
3. Persyaratan transportasi/pengiriman bahan
berbahaya dan beracun (B3).
4. Seleksi dan penilaian pemasok.
5. Pemeriksaan penerimaan
barang/peralatan/jasa.

25/06/2019 22
9
Kontraktor :
1. Kriteria pemilihan kontraktor.
2. Komunikasi persyaratan kepada kontraktor.
3. Evaluasi dan penilaian kinerja K3 berkala.

Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :


1. Pengendalian akses masuk.
2. Pengetahuan dan kemampuan mengenai izin penggunaan
peralatan/perlengkapan/mesin/material di tempat kerja.
3. Penyediaan pelatihan/induksi yang diperlukan.
4. Pengendalian administratif rambu dan tanda bahaya di tempat
kerja.
5. Cara pemantauan perilaku dan pengawasan aktivitas di tempat
kerja.

25/06/2019 23
0
AHLI K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi Ahli K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 231


Mengevaluasi pemenuhan persyaratan dan prosedur K3

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.012.1 Mengevaluasi pemenuhan Persyaratan dan SKKNI
prosedur K3

Elemen Kompetensi
1. Mempersiapkan persyaratan dan prosedur K3 yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan
2. Memastikan penerapan persyaratan dan prosedur K3 dalam
pelaksanaan Pekerjaan
3. Melaporkan hasil penerapan persayaratan dan prosedur K3
yang berlaku di perusahaan

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 232


Peraturan & Perundang-undangan K3

UU No 1 Tahun 1970 – Keselamatan Kerja

Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan keselamatan


dlm melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;

setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin


pula keselamatannya & Setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan effisien;

Pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam UU yg


memuat ketentuan umum tentang K2 yg sesuai dgn
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik & teknologi.

Monday, November 7, 2022 238


Peraturan & Perundang-undangan K3
UU No 1 Tahun 1970 – Keselamatan Kerja
Terdiri dari XI Bab & 18 Pasal
BAB II, Ruang Lingkup & Pasal 2

1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.

2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja


dimana : huruf (e) dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas,
perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral
lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;

3) Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja,


ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat
membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja atau yang
berada di ruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut
dalam ayat (2)

Monday, November 7, 2022 239


Peraturan & Perundang-undangan K3
UU No.1 Tahun 1970 - BAB III Syarat-syarat Keselamatan Kerja (Pasal 3)
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:

No Penjelasan
a) Mencegah & mengurangi kecelakaan;
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran;
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain
yang berbahaya;
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para
pekerja;
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi,
suara dan getaran;
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

Monday, November 7, 2022 240


Peraturan & Perundang-undangan K3
UU No.1 Tahun 1970 - BAB III Syarat-syarat Keselamatan Kerja (Pasal 3)
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:

No Penjelasan
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang
baik;
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; Dengan peraturan perundangan
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat dapat dirubah perincian seperti
kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya; tersebut dalam ayat (1)

sesuai dengan perkembangan


n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan ilmu pengetahuan, teknik dan
orang, binatang, tanaman atau barang; teknologi serta pendapatan-
o) Mengamankan dan memelihara segala jenis pendapatan baru di kemudian
bangunan; hari.

p) Mengamankan & memperlancar pekerjaan


bongkar-muat & penyimpanan barang;

q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;


r) Menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Monday, November 7, 2022 241


Peraturan & Perundang-undangan K3
UU No 1 Tahun 1970 – Keselamatan Kerja
BAB IV Pengawasan
Pasal 8
1. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan padanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya,
secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur
3. Norma-norma mengenai pengujian keselamatan ditetapkan dengan peraturan perundangan.
Catatan :
Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja, Berkala & Khusus
• Meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin)
dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
• Pemeriksaan Khusus dilakukan pada TK yg mengalami Kecelakaan/Penyakit yg memerlukan
perawatan > 2 Minggu, TK usia > 40 Tahun/ TK Wanita/TK Cacat/TK Muda untuk pekerjaan
tertentu, TK yg terdapat dugaan tertentu mengenai gangguan kesehatannya perlu dilakukan
khusus sesuai dengan kebutuhan,

Monday, November 7, 2022 242


Peraturan & Perundang-undangan K3
UU No 1 Tahun 1970 – Keselamatan Kerja
BAB V Pembinaan - Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang :
a) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat
timbul;
b) Semua pengamanan & alat-alat perlindungan yg
diharuskan;
c) APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d) Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.

2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang


bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut
telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.

3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi


semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-


syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankan.

Monday, November 7, 2022 243


Peraturan & Perundang-undangan K3
UU No 1 Tahun 1970 – Keselamatan Kerja
BAB VIII Kewajiban & Hak Tenaga Kerja
Pasal 12
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau
hak tenaga kerja untuk:

a) Memberikan keterangan yang benar bila diminta


oleh pegawai pengawas dan atau keselamatan kerja;

b) Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;

c) Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3 yang


diwajibkan;

d) Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua


syarat K3 yang diwajibkan;

e) Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana


syarat kesehatan dan keselamatan kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dapat dipertanggung jawabkan.

Monday, November 7, 2022 244


Peraturan & Perundang-undangan K3

UU No 1 Tahun 1970 – Keselamatan Kerja


BAB IX (Pasal 13)
Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja
Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja & Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.

Monday, November 7, 2022 245


Peraturan & Perundang-undangan K3

UU No 1 Tahun 1970 – Keselamatan Kerja


BAB X - Pasal 14 Kewajiban Pengurus
Tempatkan semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, UU No. 1 Tahun 1970 &
Peraturan terkait yang berlaku di tempat tang mudah dilihat & terbaca

Pasang gambar K3 yang diwajibkan & Pembinaan Lainnya

Menyediakan secara cuma-cuma, semua APD yang diwajibkan pada tenaga kerja & setiap
orang lain yang memasuki tempat kerja, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan

Sesuai petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;

Monday, November 7, 2022 246


Peraturan & Perundang-undangan K3

Salah satu Indikator dalam Pembangun Ketenagakerjaan adalah peningkatan


perlindungan Keselamatan & Kesehatan Kerja

Perlu di Ingat bahwa :


Sesuai pasal 86 ayat 1 huruf a UU No.13 Pasal 87 ayat 1 huruf a UU No.13 Tahun
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan 2003 tentang ketenagakerjaan

1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak 1. Setiap perusahaan wajib menerapkan


untuk memperoleh perlindungan atas SMK3 yang terintegrasi dengan sistem
Keselamatan dan kesehatan kerja, Moral manajemen perusahaan.
dan kesusilaan, dan Perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia 2. Ketentuan mengenai penerapan SMK3
serta nilai-nilai agama sebagaimana dimaksud dalam ayat
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/
buruh guna mewujudkan produktifitas Sanksi Administratif
kerja yang optimal diselenggarakan upaya Pasal 190
keselamatan dan kesehatan kerja Teguran, peringatan tertulis, pembatasan
kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha,
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud pembatalan persetujuan, pembatalan
dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan pendaftaran, penghentian sementara
sesuai dengan peraturan perundang- sebagian atau seluruh alat produksi &
undangan yang berlaku pencabutan ijin.

Monday, November 7, 2022 247


Peraturan & Perundang-undangan K3
PP No. 50 Tahun 2012
BAB II SMK3 Bagian 1 Umum Pasal 4
Bab 2 Pasal 4, PP No.50/2012 PP No 50 Tahun 2012
Bagian Umum:
(1) Kebijakan nasional tentang SMK3 Permenaker
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, No. 26 Tahun 2014
sebagai pedomanan perusahaan dalam
menerapkan SMK3; Permen ESDM No 26/2018
& KepDirjen 185/2019
(2) Instansi pembina sektor usaha dapat
mengembangkan pedoman penerapan Permen PUPR
SMK3 sebagaimana dimaksud pada No. 21/PRT/M/2019
ayat (1) sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan ketentuan peraturan Permenkes
perundang- undangan No. 46 Tahun 2016

Permenkes
No. 70 Tahun 2016

ketentuan peraturan perundang- undangan Permenkes


di bidang kesehatan, minyak dan gas bumi, No. 66 Tahun 2016
atau pertambangan
Permenhub
No. 69 Tahun 2018

Monday, November 7, 2022 248


Peraturan & Perundang-undangan K3
PP No. 50 Tahun 2012 – SMK3
BAB II SMK3 Bagian 1 Umum Pasal 5
Bab 2 Pasal 5, PP No.50/2012
Bagian Umum:
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di Refer Penjelasan :
perusahaannya Pasal 5 (2) b
“Tingkat Potensi Bahaya
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat Tinggi” adalah perusahaan yang
(1) berlaku bagi perusahaan: memiliki potensi bahaya yang
a) Mempekerjakan pekerja/buruh paling dapat mengakibatkan :
sedikit 100 (seratus) orang; atau a) Kecelakaan yang merugikan
b) Mempunyai tingkat potensi bahaya jiwa manusia,
tinggi. b) Terganggunya proses
(3) Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya produksi
tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) c) Pencemaran lingkungan kerja
huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pasal 16 (2)
Perusahaan yang memiliki
(4) Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib
potensi bahaya tinggi antara lain
berpedoman pada Peraturan Pemerintah ini
dan ketentuan peraturan perundang- perusahaan yang bergerak di
undangan serta dapat memperhatikan bidang pertambangan, minyak
konvensi atau standar internasional. dan gas bumi.

Monday, November 7, 2022 249


Peraturan & Perundang-undangan K3
PP No. 50 Tahun 2012 – SMK3
BAB II SMK2 Bagian 1 Umum Pasal 5

Potensi Bahaya Tinggi vs Potensi Bahaya Besar


Rujukan PP 50 Tahun 2012 Rujukan Permenaker No 04/1987
Tentang SMK 3 Tentang P2K3 & Tata cara penujukan AK3
Pasal 5 (2) b Pasal 2 (2) b
“Tingkat Potensi Bahaya Tinggi” Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
adalah perusahaan yang memiliki potensi mempekerjakan kurang dari 100 orang, akan
bahaya yang dapat mengakibatkan : tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi
a) Kecelakaan yang merugikan jiwa yang mempunyai risiko yang besar akan
manusia, terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan
b) Terganggunya proses produksi dan penyinaran radioaktif
c) Pencemaran lingkungan kerja Rujukan Permenaker No 04/1987
Pasal 16 (2) Tentang P2K3 & Tata cara penujukan AK3
Perusahaan yang memiliki potensi
bahaya tinggi antara lain perusahaan Pasal 1 (b) Nilai Ambang Kuantitas yang
yang bergerak di bidang pertambangan, selanjutnya disebut NAK adalah standar
minyak dan gas bumi. kuantitas bahan kimia berbahaya untuk
menetapkan potensi bahaya bahan kimia di
tempat kerja.

Monday, November 7, 2022 250


Peraturan & Perundang-undangan K3
PP No. 50 Tahun 2012 – SMK3
Bagian Umum & Kriteria Perusahaan
Berdasarkan Ketentuan Umum – Bab 2, Bagian 1 SMK3 Pasal 4, 5 & 6
PP No. 50 Tahun 2012
SMK3 Wajib Bagi Perusahaan :
a) Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100
(seratus) orang; atau
b) Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
c) Penetapan Direktur Jenderal dan/atau Kepala
Dinas Provinsi – Permenaker No 26 Tahun 2014 –
Pasal 3 (2) Huruf C

Pasal 3 (3) berdasarkan hasil pemeriksaan dan


pengujian di perusahaan oleh pengawas
ketenagakerjaan.

Perusahaan Wajib Penerapan SMK3 & Dilakukan


Penilaian SMK3 oleh Lembaga Independen
Sesuai Pasal 16

Monday, November 7, 2022 251


Identifikasi peraturan perundang-
undangan dan evaluasi pemenuhan
No Law/Regulasi Requirement/persyaratan Applied to Implementas Status
i
Pasal Persyaratan
1. UU no 1tahun 1970 8 ayat 1 Pengurus diwajibkan Offce & Medical Comply
memeriksakan kesehatan lapangan Check UP
badan, kondisi mental dan karyawan
kemampuan fisik dari baru, berkala
tenaga kerja yang akan dan khusus
diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan
sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan padanya.

2. 8 ayat 2 Pengurus diwajibkan MCU Berkala Comply


memeriksakan semua Dokter
tenaga kerja yang berada di perusahaan
bawah pimpinannya, atau
secara berkala pada dokter Kerjasama
yang ditunjuk oleh provider
pengusaha dan MCU
dibenarkan oleh direktur
Workshop 1
• Identifikasi dan evaluasi peraturan perundang-
undangan no 15 tahun 2008 P3K
AHLI K3 UMUM

SKKNI – Unit Kompetensi Ahli K3 Umum

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 259


Melakukan Investigasi Kecelakaan

SKKNI – Unit Kompetensi Operator K3 Umum

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi SK


1 M. 71KKK01.013.1 Melakukan investigasi kecelakaan POP

Elemen Komptensi :
1. Mempersipakan kegiatan investigasi kecelakaan kerja
2. Melaksanakan kegiatan investigasi kecelakaan kerja
3. Melaporkan hasil kegiatan investigasi kecelakaan kerja

Referensi : Permenaker No. 38 Tahun 2019

Monday, November 7, 2022 260


Definisi Accident
“Kejadian-kejadian yang berhubungan dengan
pekerjaan dimana telah terjadi kecederaan atau
penyakit akibat kerja (tanpa memendang
parahnya) atau dapat terjadi “
Jenis-jenis Incident

Incident

not
Recordable
recordable

DAWFR / Restricted Medical


Fatality job transfer Fisrt aid Near miss
LTI at work Treatment
Workshop 1-Tentukan jenis
insidentnya
1. Seorang pekerja meninggal saat melakukan pekerjaan
2. Seorang pekerja melakukan pekerjaan assembling tool
di workshop, tiba-tiba tangannya terjepit saat akan
mengencangkan skrup. Dijahit 4 jahitan. Selama 1
minggu pekerja tersebut membantu administrasi
workshop
3. seorang pekerja tergores benda tajam, lalu oleh
petugas P3K di beri betadine & hansaplast
Workshop 1- Tentukan jenis Incident
4. Seorang pekerja, bekerja sebagai driver, karena
mengantuk pekerja mengalami kecelakaan dan harus di
rawat selama 1 minggu.
5. seorang pekerja melakukan pekerjaan manual handling,
tiba-tiba pekerja tersebut mengalami nyeri di pinggang,
dilakukan observasi pekerja tersebut mengalami HNP
tingkat 2, pekerja tersebut dioperasi dan tidak dapat
bekerja selama 1 minggu. Saat pekerja tersebut kembali
pekerja dipindahkan kearea administrasi.
Workshop 1- tentukan jenis incident
6. Seorang pekerja terjatuh dari ketinggian 2 meter.
Dibawa ke UGD RS, dilakukan Rontgen tidak ada
faktur / patah tulang hanya memar saja
7. Seorang pekerja melakukan pekerjaan menjahit,
tiba-tiba tanga pekerja tersebut tersayat pisau
dan harus dijahit 3 jahitan. Keesokan harinya
pekerja tersebut bekerja seperti biasa
Angka Kecelakaan Kerja
• TRIR (total recordable incident rate)
Jumlah kecelakaan X 200.000 / Jumlah Jam kerja seluruh
karyawan
• Severity Rate/ LTI rate/ DAFW rate
Jumlah hari absen akibat kecelakaan X 200.000/ Jumlah jam
kerja seluruh karyawan
LTI CASE
Jumlah kasus LTI X 200.000/Jumlah jam kerja seluruh
karyawan
Workshop 2- menghitung Manhours
FR & SR
• Sebuah RS memiliki 1200 karyawan dengan jam kerja sbb
– Pekerja dengan menggunakan 3 shift berjumlah 800 orang
• Shift tersebut terdiri atas shift 1 (06.00-14.00). Shift 2 (14.00- 22.00) dan shift 3 (22.00-06.00) 8 jam
• Setelah bekerja 6 hari karyawan akan libur selama 2 hari
– Pekerja dengan menggunakan 2 shift berjumlah 200 orang
• Shift tersebut terdiri atas shift 1 (06.00-18.00) Shift 2 (18.00-06.00) 12 jam
• Setelah bekerja selama 4 hari karyawan akan libur selama 2 hari.
– Pekerja dengan jam kerja 08.00-17.00 berjumlah 200 orang. Dengan hari kerja senin – jumat (
tanggal merah libur) 8 jam.

• Pada tahun 2019 terjadi kasus insident MT sebanyak 3, LTI sebanyak 2 (Hari absen 4
hari), Restricted at work sebanyak 2, first aid sebanyak 10.
• Manhours 2019 adalah 2.456.000
Menghitung manhours
• 3 shift
Jumlah Orang X jumlah hari kerja X Jumlah Jam
800 X 24 X 8 = 153.600
• 2 Shift
200 X 20 X 12 = 48.000
Jam Reguler
200 X 21 X 8 = 33.600

153.600 + 48.000+ 33.600 = 235.200


Pertanyaan 1
• Hitunglah Jam kerja selama bulan juni 2020
• Hitunglah SR dan FR tahun 2019, jika di ketahui manhours
selama 1 tahun 2.456.000
• SR
(4X200.000) / 2.456.000 = 0,32
• LTI case
(2 X 200.000) / 2.456.000 = 0,16
TRIR
(7 X 200.000) / 2.456.000 = 0,57
Langkah-Langkah Investigasi

Step 5
Step 3
Step 1
Review, audit dan
Data Analisis
Analisa Situasi Tindak Lanjut.

Step 2 Step 4

Pengumpulan Rencana Perbaikan.


Informasi.
Step 1 Analisa Situasi
0 Mendatanagi Tempat Kejadian
GO Setelah Mendapatkan laporan kecelakaan dari departemen terkait,
1 tim investigator akan mendatangi tempat kejadian.

0 Mencari sumber-sumber informasi


Found the
Information Mencari siapa yang akan menjadi informan, dan bukti-bukti apa saja
2 yang diperlukan.

0 Secure
Mengamankan tempat kejadian
Barikade lokasi kejadian.
3

0 What Mencari apa yang sesugguhnya terjadi


Happened Mencari apa yang salah bukan siapa yang
4 salah!!!
Step 2-Pengumpulan
Informasi
0 Sumber-Sumber Informasi
0 Sumber-sumber data
1 2
• Tempat Kejadian • Pendekatan pada pengumpulan
• Saksi-saksi informasi
• Sketsa • Penyebab langsung
• Korban • Penyebab dasar
• Dokumentasi • Penyebab siste pengendalian / akar
penyebab
• Cedera, sakit, kerusakan atau
kerugian property atau material
Step 2 – Metode Pengumpulan informasi

Pengumpul
an
Informasi

Pemeta
an
Review
Observasi Interview
Dokumen
tempat
• Video • Interview kejadia
• • • Sketsa
n
Recording Menjaga Permit
• Photografi kerahasiaan • Training record
• Ketepatanny • SOP
a
• Sandiwara
• Langkah 2- pencarian bukti
Bukti

People Position Part Paper


• People Evidence
• Mendapatkan orang yang benar-benar tahu
kejadian
• Mendapatkan data identifikasi dari orang
tersebut
• Melakukan wawancara seefektif mungkin
• Mendapatkan Surat Pernyataan saksi
• Tanggal dan waktu kejadian
• Nama yang membuat pernyataan
• Alamat/Tempat kerja/Perusahaan
• Umur
• Cerita Singkat
• Tanda tangan
• Position Evidence
• Langkah-Langkah Investigasi

Step 3

Data Analisis
• Hubungkan semua Kemungkinan
Langkah 3 •

Review semua pernyataan
Pilih Informasi yang relevan
Data Analisis •

Singkirkan informasi yang tidak relevan
Mengkotegorisasikan data
• Hubungkan semua fakta
• Lakukan konsultasi denga para
penasehat
• Tentukan penyimpangan (Deviasi,
ketidakkonsistenan)
• Formulasikan rekomendasi
• Langkah-Langkah Investigasi

Step 5

Review, audit dan


Tindak Lanjut.

Step 4

Rencana Perbaikan.
Langkah 4 –
Rencana Tindakan Perbaikan
• Dapatkan masalah utama yang berhubungan dengan standar kinerja yang diajukan
• Tetapkan standar tanggung jawab
• Tetapkan standar pengukurannya
• Buat rekomendasi, tindakan perbaikan yang terukur, dan tindakan/ prosedur
• Buat lebih spesifik dan tetapkan target tanggal berdasarkan prioritas risiko
• Pertimbangan finansial dan proses pengaruh terhadap perusahaan

Langkah 5 –
Review, audit dan tindak lanjut
• Yakinkan tindakan untuk follow up telah dilakukan
• Lakukan interview karyawan yang terlibat
• Lakukan perubahan yang diperlukan guna memenuhi sasaran yang ditetapkan
• Investigasi kecelakaan harus direview dari fase 1 hingga fase 4
Root Cause Analysis
5 Why’s Analysis

• Teknik “5 Why’s” untuk pengidentifikasian root cause dari incident adalah teknik yang
menggunakan pertanyaan “Why” incident dapat terjadi dan atau “Why” kondisi yang tidak
baik (tidak dikehendaki) timbul.

• Teknik “5 Why’s” adalah suatu “brain-storming” technique dengan menggunakan pertanyaan


“mengapa” incident dapat terjadi atau “Why” kondisi yang tidak diharapkan dapat terjadi.

Why Why Why Why Why


Loss
5 4 3 2 1
Kelemahan 5 Why’s Analysis

• Mungkin memerlukan waktu lama;


• Hasil bisa jadi tidak konsisten (tergantung siapa yang
menganalisa);
• Penyebab dasar (Root/System causes) bisa tidak
teridentifikasi.
* Tehnik “5 Why’s” tidak cocok digunakan untuk investigasi
suatu kecelakaan yang sangat kompleks, dan akan memakan
waktu banyak, karena tidak ada panduan formal untuk me-
ngendalikan team.
* Hasil evaluasi terhadap administrasi atau manajemen sebab
dasar/sistem akan kurang teliti/rinci, terutama bagi team
yang kurang berpengalaman.
SCAT - Systematic Cause Analysis Technique

• SCAT adalah suatu tool yang digunakan untuk mengevaluasi dan menginvestigasi incident dengan
menggunakan SCAT chart. SCAT dikembangkan dari ILCI (International Loss Control Institute) Loss
Caution Model
Case Study
Latihan 1

• Mobil BMW X-5 bertabrakan dengan BMW X-3 mengakibatkan bemper


depan mobil BMW X-5 dan bemper belakang mobil BMW X-3 penyok.
• Kejadian kecelakaan terjadi di area jalan RUKO, ketika mobil BMW X-3
memundurkan kendaraannya untuk keluar garasi rumah, kemudian
tertabrak oleh mobil BMW X-5.
• Saksi mengatakan saat kejadian kecepatan BMW X-5 40 km/jam dan
BMW X-3 20 Km/jam
• Kejadian terjadi sekitar pukul 17.50
• Kondisi cerah, tidak ada hujan
• Saat kejadian pada saat berbelok tidak ada mobil lain yang menghalangi
pandangan BMW-X5
• Tidak ada rambu-rambu lalulintas di area Ruko
• Tidak ada sosialisasi peraturan lalulintas di area Ruko kepada penghuni
ruko
Latihan 2
• Jaru telukjuk sebelah kiri terluka karena tertusuk jarum suntik habis pakai.
• Ns. A sedang melakukan pemberian terapi heparin di ICU lt. 6 pada pasien yang bernama Ny. N (39 tahun).
Peralatan yang dibawa Ns A yaitu nampan obat, catatan obat, dan alcohol swab.
• meja tindakan belum tergantung safety box.
• Safety box saat itu diketahui belum ada tali sehingga saat itu tidak memungkinkan untuk menggantung safety
box di meja tindakan.
• Pengadaan gantungan safety box sudah dilakukan namun belum di realisasikan. Dari catatan pelatihan, Ns A
belum di lakukan pelatihan tata Kelola penanganan benda tajam.
• Dari SOP, Jarum suntik habis pakai segera dibuang ke safety box tanpa di tutup Kembali.
Kesaksian Ns A
• Ns. memberikan terapi heparin dan meletakan spuit pada nampan tindakan pada pukul 06.00. Setelah
memberikan terapi Ns. memindahkan spuit 1 cc dalam kondisi terbuka dari nampan ke safety box. Pada saat
proses membuang jarum, tangan kanan memegang nampan serta tangan kiri mengambil syringe. Pada saat
mengambil syringe bekas suntik heparin dan hendak memindahkan ke safety box, Ns tidak terlalu melihat
sehingga terkena jari telunjuk sebelah kiri
ANY
QUESTION
?

Monday, November 7, 2022 290

Anda mungkin juga menyukai