Anda di halaman 1dari 84

Manajemen Risiko

Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
dalam Keperawatan

Oleh Riri Novayelinda


Pendahuluan
Rumah sakit adalah salah satu tempat kerja
yang berbahaya dan perawat adalah salah
satu petugas kesehatan yang berisiko untuk
mengalami gangguan kesehatan dan
keselamatan kerja akibat dari pekerjaannya\
Konsil Nasional Asuransi Amerika (2013)
menyimpulkan pada rumah sakit di Amerika
setiap 100 jam kerja terjadi 6,8 kejadian
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(PAK) paling tinggi
Kenapa perawat rentan?
Di Indonesia, perawat juga merupakan
bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang
bertugas di rumah sakit yaitu sekitar 47,08%
dan paling banyak berinteraksi dengan
pasien
Ada sekitar dua puluh tindakan keperawatan,
delegasi, dan mandat yang dilakukan dan
yang mempunyai potensi bahaya biologis,
mekanik, ergonomik
Jenis Pekerjaan
mengangkat pasien, melakukan injeksi,
menjahit luka, pemasangan infus,
mengambil sampel darah, dan
memasang kateter
Penelitian
Penelitian di India oleh Sandeep,
Shreemathi, Kalyan, Teddy, Kapil, dan
Prachi (2016) melaporkan dalam 1
tahun terakhir 5,4% perawat rumah
sakit di India mengalami luka akibat
tertusuk jarum suntik, 7,4% mengalami
varises, dan 56,9% mengalami stres
kerja
Usaha yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan risiko gangguan
kesehatan dan keselamatan kerja dari
aktivitas pekerjaan yang dilakukan
perawat yaitu pengelolaan risiko atau
dikenal dengan manajemen risiko
MANAJEMEN RISIKO

Adalah :
Upaya yang terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan-kegiatan organisasi terkait
dengan risiko.
MANAJEMEN RISIKO K3
DALAM KEPERAWATAN

Tujuan:

Mengendalikan risiko kesehatan dan


keselamatan kerja yang ditimbulkan dari
kegiatan keperawatan di rumah sakit
dengan efektif dan efisien
KAPAN MANAJEMEN RISIKO
DAPAT DILAKUKAN?
Kegiatan manajemen risiko dapat dilakukan
pada saat:
Tahap awal / perencanaan;
Pengembangan suatu prosedur / instruksi
kerja baru;
Perubahan / modifikasi suatu proses atau
kegiatan;
Ditemukannya bahaya yang baru dari suatu
kegiatan.

9
3 prinsip dasar
RISK ASSESSMENT PROCESS

Terdiri dari 3 langkah proses :

1. Hazard Identification;
2. Risk Evaluation;
3. Risk Control.
STEPS IN CONDUCTING
RISK ASSESSMENT

1. Preparation
2. Hazards Identification
3. Risk Evaluation
4. Risk Control
5. Record Keeping
6. Implementation, Monitoring and
Review
III. ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO
(ANALYSIS AND RISK ASSESSMENT)
Analisa dan penilaian risiko adalah merupakan bagian dari
Manajemen Risiko (Risk Management), yang tahapannya sbb:

KOMITMEN
PERSIAPAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
MONITOR &
ANALISA RISIKO
REVIEW

AKIBAT PELUANG

PENILAIAN RISIKO

PENANGANAN RISIKO
12
1. Persiapan
PEMBENTUKAN TEAM
Risk assessment :
 Tidak pernah dilakukan oleh satu orang;
 Dilakukan oleh multi disciplinary team yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman
terhadap pekerjaan yang dilakukan;
PEMBENTUKAN TEAM
Anggota team termasuk :
 Management staff,
 Perancang gedung,
 Staff teknis,
 Penyelia/Supervisor,
 Operator,
 Staff perawatan gedung,
 Staff K3

Team termasuk juga


contractors/suppliers jika diperlukan.
PERSIAPAN
Mengumpulkan INFORMASI
Lay out desain bangunan; Rekaman pengendalian risiko
Alur proses kerja; yang telah diterapkan saat ini;
Daftar fungsi pekerjaan; Laporan Audit K3;
Daftar bahan kimia yang Rekaman umpan balik
digunakan; (feedback) dari staff, pasien,
Daftar mesin dan peralatan yang supplier, atau pemangku
digunakan; kepentingan lain;
Catatan insiden dan kecelakaan Prosedur Keselamatan kerja;
yang pernah terjadi; Rekaman rapat komite
Daftar perundangan yang keselamatan
relevan Informasi lainnya seperti
Daftar peraturan yang relevan; MSDS, buku Manual
permesinan
Rekaman inspeksi;
Rekaman perawatan gedung
KLASIFIKASI FUNGSI
KERJA

Work Activity Work Activity Work Activity Work Activity


1 2 3 n
Apa yang harus diketahui di
tempat kerja sebelum melakukan
Risk Assessment ?
Lokasi dimana pekerjaan dilakukan
Siapa pekerja yang akan melakukan
pekerjaan
Peralatan apa yang digunakan
Bahan kimia apa yang digunakan
Langkah pekerjaan yang akan dilakukan
Persyaratan pengendalian yang dilakukan
saat ini
Peraturan dan standar K3 yang terkait.
2. Hazard Identification
Definisi
BAHAYA

POTENSI BAHAYA :
sesuatu yang memiliki potensi yang dapat
menyebabkan cidera, sakit dan/atau
kerusakan asset (mesin atau peralatan) atau
lingkungan).
Bahaya di Rumah Sakit dapat
diklasifikasikan kedalam 5 aspek :

1. Fisik (Kebisingan, radiasi, cahaya,


getaran, suhu)
2. Kimia (Api, ledakan, racun, debu)
3. Biologis (virus, tumbuhan, parasit)
4. Mesin/Listrik (peralatan mekanis,
peralatan listrik)
5. Psikologi (Kelelahan, kekerasan,
perundungan)
Bahaya dapat berasal
dari:
Lingkungan Kerja;
Penggunaan bahan
bahan kimia
Prosedur/sistem
manajemen yang
lemah
Perilaku manusia.
Definisi
RISIKO

(RISIKO : probabilita (kemungkinan) kerugian


atau kerusakan yang terjadi dari paparan
bahaya, dan kemungkinan konsekuensi yang
ditimbulkan dari bahaya atau kerusakan)
Bahaya - Risiko

Bahaya – jarum suntik Risiko – perawat


bekas pakai yang tidak tertular Hepatitis B
dipasang tutupnya

Bahaya – kabel listrik Risiko – perawat


komputer yang terbuka tersengat listrik saat
mengoperasikan
komputer
BAHAYA - RISIKO

Bahaya Risiko Pengendalian


Kebisingan Kehilangan Kurangi paparan
pendengaran kebisingan
IDENTIFIKASI BAHAYA
(hazard identification)

- Proses yang digunakan untuk


menentukan semua kemungkinan
situasi apa yang dapat terjadi, kenapa
dan bagaimana proses kejadiannya.
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
(Hazard Identification)

Untuk MEMPEROLEH INFORMASI sbb. :


1. Jenis potensi bahaya yang ada;
2. Mode kejadian kecelakaan dan lingkup
penyebarannya;
3. Kemungkinan kejadian kecelakaan;
4. Tingkat pemenuhan syarat-syarat
K3/standar K3;
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
(Hazard Identification)

Untuk MEMPEROLEH INFORMASI sbb. :

5. Perkiraan dampak dan situasi akibat


kecelakaan;
6. Tingkat penerapan K3;
7. Perkiraan kesiapan dalam situasi
keadaan darurat;
Hazard
versus
Risk
HAZARDS MANAGEMENT PROCESS

Identifikasi Bahaya
Penilaian Risiko (
Risk Assessment)
Evaluasi Risiko
Pengendalian risiko
Pemantauan dan
peninjauan
HAZARDS IDENTIFICATION

Identifikasi potensi bahaya terkait aktivitas


kerja;
Langkah yang paling menentukan;
Berkaitan dengan aktivitas dari setiap
proses;
Dilakukan melalui spot hazards, brain
storming dan konsekuensi yg
ditimbulkannya.
IDENTIFIKASI DAN
MENCARI POTENSI BAHAYA

KENAL DAN AMATI SEKELILING TEMPAT


KERJA, PERHATIKAN PERUBAHAN YANG
TERJADI
CARI INFORMASI MENGENAI KONDISI
TEMPAT KERJA
PERIKSA CATATAN KASUS KECELAKAAN
KERJA
PERIKSA SOP DAN MSDS
HAZARDS IDENTIFICATION
Identifikasi potensi bahaya terkait aktivitas
kerja

Dgn mempertimbangkan :
1. Method of work;
2. Electrical and mechanical hazards;
3. Manual material handling;
4. Chemical hazards;
5. Machinery or plant (unguarded machine);
6. Temporary structure (scaffolds)
7. Environmental Conditions;
8. Layout and location equipment etc
Identifikasi bahaya
tindakan
pemasangan infus
3. PENILAIAN RISIKO
(RISK ASSESSMENT)
What is Risk Assessment ?
Proses penilaian risiko yg diakibatkan oleh potensi
bahaya dgn mempertimbangkan kesesuaian dan
kecukupan dari setiap pengendalian yg ada dan
memutuskan diterima atau tidak diterima
TUJUAN
PENILAIAN RISIKO
1. Untuk mengetahui, memahami dan
mengukur risiko yang terdapat di
tempat kerja;
2. Untuk melakukan penilaian finansil dan
risiko;
3. Untuk mengendalikan risiko;
Analisa Penilaian
Peluang
Akibat
Paparan
Analisa & Penilaian Risiko dilakukan dgn meng-
gunakan prameter seperti peluang, akibat &
paparan.

PELUANG (PROBABILITY): adalah kemungkinan


terjadinya suatu kecelakaan/ kerugian ketika terpapar
dengan suatu bahaya.

BEBERAPA JENIS PELUANG:


• Peluang org jatuh ketika melewati lantai licin;
• Peluang pekerja terhisap uap B3;
• Peluang terpukul jarinya ketika menggunakan palu;
• Peluang tersengat listrik ketika pegang kabel yg
terkelupas isolasinya;
• Peluang sopir tabrakan ketika mengendarai mobil.
HAZARD PROBABILITY
CLASSIFICATION
DESKRIPSI LEVEL DEFINISI
FREQUENT A Dapat sering terjadi
PROBABLE B Akan sering terjadi
OCCASIONAL C Mungkin sesekali
terjadi
REMOTE D Sedikit kemungkinan
terjadi
IMPROBABLE E Tidak akan terjadi
AKIBAT (CONSEQUENCES): adlh ting- kat
keparahan / kerugian yg mungkin terjadi dari
suatu kecelakaan / loss akibat bahaya yg ada.
Hal ini dapat terkait dgn manusia, properties,
lingkungan dll.
Contoh tingkat keparahan / kerugian pada
manusia:
- Fatality atau kematian;
- Cacat;
- Perawatan medis;
- First aid.
HAZARD SEVERITY
CLASSIFICATION
DESKRIPSI CATEGORY DEFINISI
Catastrophic I Kematian, henti operasi
yang menimbulkan
kerugian materil yang
signifikan
Critical II Cidera berat, cacat, atau
kerusakan sistem berat
Marginal III Cidera ringan, luka
ringan, kerusakan
sistem ringan
Negligible IV Cidera sangat ringan,
tidak menimbulkan
kerusakan sistem
PAPARAN (EXPOSURE): adalah frekuensi atau
durasi seseorang terpapar dgn suatu sumber
bahaya.
Parameter paparan ini biasanya dinyatakan
dalam jangka waktu atau periode tertentu, misalnya:
- Terus menerus / kontinyu (beberapa kali
dalam sehari);
- Seringkali (sekali dalam sehari);
- Kadang-kadang (sekali seminggu / sekali
dalam sebulan);
- Jarang (sekali dalam setahun atau beberapa
tahun).
5.4. ACUAN DALAM PENILAIAN RISIKO
Agar penilaian yg kita lakukan seobyektif mungkin, maka perlu
mengumpulkan informasi sebelum menilai risiko dari suatu
aktifitas. Informasi tsb adalah sbb:
 Informasi tentang suatu aktifitas (durasi,frekuensi, lokasi
dan siapa yang melakukan?);
 Tindakan pengendalian risiko yang telah ada;
 Peralatan / mesin yg digunakan utk melakukan aktifitas;
 Bahan yg dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS);
 Data statistik kecelakaan / penyakit akibat kerja (internal
& ekternal);
 Hasil studi, survey / pemantauan;
 Literatur / referensi;
 Benchmark pada industri sejenis;
 Pengkajian oleh spesialis / tenaga ahli.

11/30/2020 48
CARA PENILAIAN RISIKO
Ada 3 cara Penilaian Risiko, yaitu:
 Kualitatif;
 Semikuantitatif;
 Kuantitatif.

11/30/2020 49
PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF

Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan


cara membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian
dari parameter (peluang dan akibat) yang digunakan.

Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks


risiko dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat.
Berikut ini adalah contoh sistem penilaian yang ada
pada:

Australian Standard 4360:1995, ttg Risk Management.


MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995
Tabel-1: Peluang / Kemungkinan
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
A Almost certain / Hampir pasti Suatu kejadian pasti akan terjadi pada semua kondisi / setiap kegiatan yang
dilakukan.
B Likely / Mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi.
C Moderate / Sedang Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.
Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu, namun kecil
D Unlikely / Kecil kemungkinannya
kemungkinan terjadinya.

Rare / Jarang sekali Suatu insiden mungkin dpt terjadi pada suatu kondisi yang khusus / luar biasa / setelah
E
bertahun-tahun.

Tabel-2: Akibat
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
1 Insignificant / Tidak signifikan Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil.

2 Minor / Minor Memerlukan perawatan P3K, kerugian materi sedang.


Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja / hilangnya
3 Moderate / sedang
fungsi anggota tubuh utk sementara waktu, kerugian materi cukup besar.
Cidera yg mengakibatkan cacat / hilangnya fungsi tubuh secara total, tidak berjalannya
4 Major / Mayor
proses produksi, kerugian materi besar.

Catastrophe / Bencana Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar.


5

11/30/2020 51
MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995 (lanjutan)
Tabel-3: Matriks Penilaian Risiko
AKIBAT
Peluang 1 2 3 4 5

A S S T T T
B M S S T T
C R M S T T
D R R M S T
E R R M S S

Keterangan:
T : Tinggi, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen puncak, dan penanganan dengan segera / kondisi darurat.
S : Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan tindakan perbaikan secepat mungkin.
M : Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil tindakan penanganan / kondisi bukan
darurat.
R : Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.
Perhatian !: Acuan di atas hanya berupa panduan / guidance dan dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing.

11/30/2020 52
11/30/2020 53
11/30/2020 54
11/30/2020 55
P Probable
(Pr)
T U U U
R
0 Possible
(Po)
A T U U
B
A Unlikely
(Un)
A A T U
B
Very
I Unlikely A A A T
L (Vu)
I Minor Moderate Serious Major
(Mi) (Mo) (Se) (Hi)
T
Y S E V E R I T Y

11/30/2020 56
11/30/2020 57
ANALISA SEMI KUANTITATIF

Metode ini pada prisipnya hampir sama dengan analisa kualitatif, perbedaannya pada metode ini
uraian / deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai / score tertentu.
Parameter yang dipakai dapat lebih banyak, misalnya parameter pemaparan / exposure. Tingkat
risiko dinyatakan sebagai hasil penjumlahan atau perkalian dari angka / score tersebut.
Berikut ini ditujukkan contoh analisa semikuantitatif.

KRITERIA PENILAIAN RISIKO (Metode Semikuantit


KRITERIA KETERANGAN NILAI
Peluang
Almost certain / Hampir pasti Sangat mungkin akan terjadi / hampir dipastikan akan terjadi pada semua kesempatan. 10
Quite possible / Mungkin terjadi Mungkin akan terjadi atau bukan sesuatu hal yang aneh utk terjadi (50 – 50 kesempatan.) 6
Unusual but possible / Tidak biasa Biasanya tidak terjadi namun masih ada kemungkinan untuk dapat terjadi tiap saat 3
namun dpt terjadi
Remotely possible / Kecil kemung- Kecil kemungkinannya untuk terjadi / sesuatu yang kebetulan terjadi 1
kinannya
Conceivable / Sangat kecil Belum pernah terjadi sebelumnya setelah bertahun-tahun terpapar bahaya / kecil sekali 0.5
kemungkinannya kemungkinannya untuk terjadi
Practically impossible / Secara Belum pernah terjadi sebelumnya di manapun / merupakan sesuatu yang tidak mungkin untuk 0.1
praktek tidak mungkin terjadi terjadi

11/30/2020 58
KRITERIA PENILAIAN RISIKO – Metode Semikuantitatif (Lanjutan)

KRITERIA KETERANGAN NILAI


Pemaparan
Continue / Terus-menerus Pemaparan terjadi beberapa kali dalam sehari. 10
Frequent / Sering Pemaparan terjadi harian / minimal sekali dalam sehari. 6
Occasional / Kadang-kadang Pemaparan terjadi seminggu sekali. 3
Infrequent / Tidak sering Pemaparan terjadi antara seminggu sampai sekali dalam sebulan. 2
Rare / Jarang Pemaparan terjadi beberapa kali dalam setahun. 1
Very rare / Sangat jarang Pemaparan terjadi sejkali dalam setahun. 0.5
No exposure / Tidak terpapar Pemaparan tidak pernah terjadi. 0
Akibat
Catastrophe / Malapetaka Banyak kematian, kerugian sangat besar / berhenti total. 100
Disaster / Bencana Beberapa kematian, kerugian besar / sebagian proses berhenti. 40
Very serious / Sangat serius Menyebabkan satu kematian, kerugian cukup besar. 15
Serious / Serius Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota tubuh secara permanen. 7
Casualty treatment / Perawatan medis Menyebabkan cidera yang memerlukan perawatan medis atau tidak dapat masuk bekerja. 3
First aid treatment / P3K Cidera tidak serius / minor seperti lecet, luka kecil dan hanya perlu penanganan P3K. 1

11/30/2020 59
RISIKO YANG DAPAT
DITERIMA
Risiko yang telah dikurangi ke tingkat yang dapat
ditoleransi oleh perusahaan dengan
mempertimbangkan kewajiban hukum/peraturan
dan kebijakan K3 yang berlaku
4. Risk Control
RISK CONTROL
Bagian dari risk management yang
melibatkan penerapan kebijakan,
standard, prosedur dan perubahan-
perubahan fisik untuk mengeliminasi
atau meminimumkan gangguan risiko.
PENANGANAN RISIKO
 Berdasarkan penilaian risiko, kemudian ditentukan
apakah risiko tersebut masih dapat diterima
(acceptable risk) atau tidak (unacceptable risk).
 Apabila risiko tersebut tidak dapat diterima maka
organisasi harus menetapkan bagaimana risiko terse-
but ditangani hingga tingkat dimana risikonya paling
minimum / sekecil mungkin – ALARP.
 Bila risiko masih dapat diterima / tolerir maka orga-
nisasi perlu memastikan bahwa monitoring terus dila-
kukan terhadap risiko tersebut.

11/30/2020 67
a. RISIKO YANG DITERIMA
Menentukan suatu risiko dapat diterima akan
tergantung kepada penilaian / pertimbangan dari
suatu organisasi berdasarkan:
 Tindakan pengendalian yang telah ada;
 Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll);
 Regulasi / standar yang berlaku;
 Rencana keadaan darurat;
 Catatan / data kecelakaan terdahulu, dll.
Catatan: Walaupun suatu risiko masih dapat diterima
akan tetapi harus tetap selalu dipantau /
dimonitor.

11/30/2020 68
b. RISIKO YANG TIDAK DITERIMA
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus
dilakukan upaya penanganan risiko agar tidak menim-
bulkan kecelakaan/ kerugian. Bentuk tindakan penga-
manan risiko dapat dilakukan sebagai berikut:
 Hindari risiko;
 Kurangi / Minimalkan risiko;
 Transfer risiko;
 Terima resiko.

11/30/2020 69
HIERARCHY OF
RISK CONTROL
Highest Most
SAFE DESIGN
ELIMINASI

SUBSTITUSI
Level of Protection

REKAYASA

Reliability
PERALATAN
Pengendalian

SAFE WORKER
Administratif

APD
Lowest Least
HIERARCHY OF
Contoh
RISK CONTROL
Mesin dengan desain baik
Penempatan dengan Mekanisasi
1. ELIMINASI Perawatan mesin

Penggantian bahan dasar (liquid,


powder, dll)
2. SUBSTITUSI
Konsentrasi yang lebih ringan
pengganrian dengan bahan yang
lebih aman
HIERARCHY OF
Contoh
RISK CONTROL
Dibuatkan ventilasi
Otomatisasi(meminimalkan peran
manusia dan meminimalkan risiko
kerusakan)
Sensor online
3. REKAYASA Mereka ulang desain mesin atau
PERALATAN modifikasi
HIERARCHY OF
EXAMPLES
RISK CONTROL
Pelatihan
Perawatan
Pembersihan
Desain kerja
4. KONTROL Rotasi kerja
ADMINISTRASI
Rambu-rambu K3
Standar peraturan
dll
HIERARCHY OF
CONTOH
RISK CONTROL
Pelindung Mata (goggles, glasses)
Pelindung telinga (ear plugs, ear muffs)
Pelindung pernafasan (respirators, face

mask, cartridge filters)


5. APD
Pelindung kaki (safety boots, safety
(Alat Pelindung Diri) shoes)
Pelindung Kepala (hard hats, safety helm)
Pelindung tubuh (aprons)
Pelindung Jatuh (safety harnesses)
HIERARCHY OF RISK CONTROL
Long Most
Term ELIMINATION Preferred

SUBSTITUTION

ENGINEERING
CONTROL
ADMINISTRATIVE
CONTROL

PPE
Short Least
Term Preferred
HIERARCHY OF RISK CONTROL
Utamakan Dulu
• Eliminasi
Kendalikan Risiko • Substitusi
• Rekayasa Peralatan

• Administrasi
Kendalikan Manusia •
APD
Utamakan Nanti
HIERARCHY OF RISK CONTROL
Paling ELIMINASI
efektif
Jika tidak mungkin

SUBSTITUSI
Jika tidak mungkin

REKAYASA PERALATAN
Jika tidak mungkin

ADMINISTRASI
Jika tidak mungkin
Tidak
PERSONAL PROTECTION
terlalu Efektif
PELAKSANAAN
THE HIERARCHY OF CONTROL
Process Example
Person

Hazard
(Energy Source)
Energy Path

Control at Source Control on Path Control by Person

• Design • Separation • Administration


• Eliminate • Engineering • Personal
• Substitution • Isolation Protective
• Redesign Equipment

Example : Noise
• Use bolts instead of rivets • Acoustic hood • Job Rotation
• Or buy a quieter machine • Vibration isolators • Earplugs
• Distance • Earmuffs
KESIMPULAN

Risk Assessment bertujuan membantu


efektivitas pelaksanaan Risk Management :
 Mengidentifikasi risiko yang sangat perlu
dikurangi dan dikendalikan;
 Mengidentifikasi risiko yang perlu dicermati dan
diberikan perhatian
Nothing is difficult if you love what you do
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai