Anda di halaman 1dari 21

Kebijakan Tentang

Patient Safety

Vera Sesrianty
Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian
pelayanan kesehatan maupun keperawatan, dan sekaligus aspek
yang paling kritis dari manajemen kualitas.

Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah


sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinyacedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Sistem tersebut meliputi pengenalan risiko, identifikasi dan pengelolaan


hal yang berhubungan denganresiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden,tindak lanjut dan implementasi
solusi untuk meminimalkan resiko
Untuk itu ada kebijakan
yang mengatur agar
terlaksananya sistem Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan
keselamatan pasien kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi
dengan lebih baik umumnya adalah adverse event yang ditemukan secara kebetulan saja.
Sebagian besar yang lain cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau
justru luput dari perhatian kita semua.
Keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaidah-
• Tujuan hukum yang
kaidah dalam suatu kehidupan bersama; atau
mengendalikan cakupan Hukum keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam
praktek keperawatan,
suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan
ketentuaan, perizinan bagi
pelaksanaannya dengan suatu sanksi
perawat, dan standar
asuhan adalah melindungi
kepentingan masyarakat
.Perawat yang mengetahui
dan menjalankan undang- Hukum
undang praktik perawat kesehatan
serta standar asuhan akan • Semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan
memberikan layanan perundang-undangan di bidang kesehatan yang
keperawatan yang aman mengatur hak dan kewajiban individu, kelompok atau
dan kompeten. masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan pada
satu pihak, hak dan kewajiban tenaga kesehatan dan
sarana kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan di pihak lain yang mengikat masing-masing
Hukum pihak dalam sebuah perjanjian terapeutik dan
Keperawatan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan lainnya yang
berlaku secara lokal, regional, nasional dan
internasional.
Kebijakan yang mengatur tentang patien safety

1 Undang – Undang RI no. 44 tahun 2009

Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit


2 Medis di Rumah Sakit

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017


3 TENTANG KESELAMATAN PASIEN

4
A. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien

1. Pasal 43 UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit


a. Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien
b. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa,
dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian
yang tidak diharapkan.
c. Rumah Sakit melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
d. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonim dan ditujukan untuk
mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.

Pemerintah bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan tentang keselamatan


pasien. Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi:
a. Assessment risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait risiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
b. Kemampuan belajar dari insiden
c. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan risiko
2. Kebijakan Departemen Kesehatan tentang
keselamatan pasien rumah sakit
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien
dirumah sakit.
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit
terhadap pasien dan masyarakat. 3. Kebijakan keselamatan pasien di rumah
c. Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan (KTD). sakit antara lain:
d. Terlaksananya program pencegahan sehingga a. Rumah Sakit wajib melaksanakan
tidak terjadi pengulangan KTD. sistim keselamatan pasien.
b. Rumah Sakit wajib melaksanakan 7
langkah menuju keselamatan pasien.
c. Rumah Sakit wajib menerapkan standar
keselamatan pasien.
b. Evaluasi pelaksanaan keselamatan
pasien akan dilakukan melalui program
akreditasi rumah sakit.
B. Keselamatan Pasien Dalam Perspektif
Hukum Kesehatan

Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah sebagai berikut : UU Tentang
Kesehatan dan UU Tentang Rumah Sakit
1. Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum
a. Pasal 53 (3) UU No.36/2009
“Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.”
b. Pasal 32n UU No.44/2009
“Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit.
c. Pasal 58 UU No.36/2009
1) “Setiap orang berhak menuntut Ganti Rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
Pelayanan kesehatan yang diterimanya.”
2) “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
3. Bukan tanggung jawab Rumah Sakit
2. Tanggung jawab Hukum Rumah sakit Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang
a. Pasal 29b UU No.44/2009 Rumah sakit
“Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab
”Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
secara hukum apabila pasien dan/atau
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan keluarganya menolak atau menghentikan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan pengobatan yang dapat berakibat
Rumat Sakit.” kematian pasien setelah adanya
b. Pasal 46 UU No.44/2009 penjelasan medis yang komprehensif. “
“Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan tenaga kesehatan di Rumah Sakit.”
c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009
“Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan
tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.”
4. Hak Pasien
a. Pasal 32d UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
1
standar profesi dan standar prosedur operasional”
b. Pasal 32e UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
2
terhindar dari kerugian fisik dan materi”
c. Pasal 32j UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan” 3
d. Pasal 32q UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun
pidana”
4
1
5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Pasal 43 UU No.44/2009
a. Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien
b. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan
2
menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak
diharapkan.
c. Rumah Sakit melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi

3
keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
d. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.

4
6. Kewajiban dan Hak Rumah Sakit
a. Berdasarkan Undang – Undang RI no. 44 tahun 2009, rumah sakit memiliki kewajiban sebagai berikut :
1) Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat
1
2) Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan efektif dengan mengutama
kan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
3) Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya
4) Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuan
pelayanannya
2
5) Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin
6) Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/
3
miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan
kejadian luar biasa atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan
7) Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit sebagai
acuan dalam melayani pasien
4
8) Menyelenggarakan rekam medik
9) Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir,
ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak–anak, lanjut usia.
10) Melaksanakan sistem rujukan Apabila kewajiban tersebut
tidak dapat dijalankan
1
11) Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang – undangan secara baik, maka rumah
sakit akan mendapatkan
12) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien
konsekuensi berupa :
13) Menghormati dan melindungi hak – hak pasien 1) Teguran lisan
14) Melaksanakan etika rumah sakit 2) Teguran tertulis
2
15) Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana 3) Denda dan pencabutan
16) Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun izin rumah sakit
nasional
17) Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi
3
dan tenaga kesehatan lainnya.
18) Menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit (hospital by laws).
19) Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas rumah sakit dalam
melaksanakan tugas.
4
20) Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawan tanpa rokok.
b. Dalam Undang – undang ini juga diatur beberapa hal yang menjadi hak
rumah sakit (Pasal 30 UU No. 44 Tahun 2009) sebagai berikut :
1 1) Menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai
dengan klasifikasi rumah sakit
2) Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, i
nsentif dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
2 –undangan
3) Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan
pelayanan
3 4) Menerima bantuan dari pihak lin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan
5) Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan rumah sakit
pendidikan
4
Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit

Tujuan utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan medis prima di rumah


sakit yang jauh dari medical error dan memberikan keselamatan bagi pasien.
Perkembangan ini diikuti oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
(PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan mengajak semua
stakeholder rumah sakit untuk lebih memperhatikan keselamatan pasien di
rumah sakit.
Menerapkan Sistem Pencegahan Adanya komitmen organisasi (RS) untuk mengatasi
terjadinya insiden insiden, melakukan pendekatan emecahan masalah
dalam mengatasi insiden, mempunyai kemauan yg kuat
utk mewujudkan peningkatan KP

Menciptakan sistem pencegahan kesalahan

Merancang sistem yang sederhana


Kebijakan lain dan tidak rumit
yang mendukung
pelaksanaan
program
patient safety Melakukan standarisasi, menjamin kompetensi
dan profesional SDM
• Hal yg harus distandarisasi adl :
a. Proses layanan dan tindakan
b. Keterampilan klinik dan penampilan
c. Lingkungan kerja
d. Kondisi alat kesehatan
• Jaminan kompetensi dan profesionalisme SDM artinya adl p
eninkatan kualitas SDM
Lanjutan.....Kebijakan lain yang mendukung pelaksanaan program Patient Safety

Perancangan lingkungan yang aman Kebijakan pelaporan saat terjadi KTD

Penciptaan kebijakan berupa lingkungan yg


Setiap kesalahan/insiden yang terjadi
kondusif, adanya iklim team work,
harus dilaporkan. Karena setiap
mengantisipasi adanya resiko dengan
kesalahan adl sebagai upaya
manajemen resiko serta pembuatan
perbaikan
kebijakan yang baik bagi karyawan.
Pelaporan kesalahan tdk menunggu
Misalnya : kebijakan mengenai beban kerja,
apakah kesalahn tersebut merugikan
lingkungan yang nyaman, tidak berisik,
atau tdk yg penting tdk takut akan
antisipasi kerusakan alat
hukman atas kesalahan yg dilakukan
Kebijakan berupa pemenuhan lingkungan yg
kondusif ini sangat berpengaruh pada
keberhasilan program KP
Lanjutan.....Kebijakan lain yang mendukung pelaksanaan program patient safety

Pelaksanaan Audit Medis dan Surveilans


Audit : melakukan penilaian kinerja pelaksanaan KP oleh seluruh staf dengan melakukan
perbandingan apa yg sehausnya dilakukan sesuai dengan standar
Audit medis yang dilakukan adl telaah rekam medis

Surveilans : kegiatan pengawasan terhadap infeksi nosokomial. Pengamatan dilakukan


terus menerus, akif dan sistematis terhadap kejadian dan enyebaran infeksi nosokomial

Kebijakan yang merancang sistem sederhana dan tidak kompleks


Semakin rumit dan komleks suatu sistem yg dipahami semakin besar resiko yg ditimbulkan.
Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman SDM berkenan dengan sistem yang yg
diterapkan, utk itu perlu sistem yg sederhana pada proses dan prosedur dalam
melaksanakan program kesehatan
Dengan adanya kebijakan KP ini yg merupakan
Simpulan
sebagai pedoman, panduan, aturan yang menuntut
untuk mewujudkan seluruh program KP.
Implementasi KP ini diharapkan dapat menjadi iklim
dan budaya (Patient safety culture)

Perlahan-lahan KP dapat diterapkan dan


benar-benar membudaya, sebagai tugas utama,
menjadi motivasi seluruh staf

Penanaman rasa empati dalam melayani pasien


dengan sepenuh hati

Jika sudah tercipta budaya berupa pelayanan


kesehatan maksimal sebgaimana melayani diri
sendiri dan keluarga maka perlahan budaya safety
akan terbangun. Tenaga kesehatan dan seluruh
komponen RS juga perlu ditekankan esensi dari
pelayanan medis adalah menyelamatkan nyama
pasien
Kasus

Tn.T umur 55 tahun, dirawat di ruang 206 perawatan neurologi Rumah Sakit AA, tn.T
dirawat memasuki hari ketujuh perawatan. Tn.T dirawat di ruang tersebut dengan
diagnosa medis stroke iskemic. Kondisi saat ini. Kesadaran composmentis, TD: 150/1
00, N: 68, hemiparese/kelumpuhan anggota gerak dextra atas dan bawah, bicara pelo
, mulut mencong kiri. Tn.T dapat mengerti bila diajak bicara dan dapat menjawab
pertanyaan dengan baik tetapi jawaban Tn.T tidak jelas (pelo). Tetapi saat sore hari
sekitar pukul 17.00 wib terdengar bunyi gelas plastik jatuh dan setelah itu terdengar
bunyi seseorang jatuh dari tempat tidur, diruang 206 dimana tempat Tn.T dirawat.
Saat itu juga perawat yang mendengar suara tersebut mendatangi dan masuk ruang
206, saat itu perawat mendapati Tn.T sudah berada dilantai dibawah tempatt tidurnya
dengan barang-barang disekitarnya berantakan.
Ketika peristiwa itu terjadi keluarga Tn.T sedang berada dikamar mandi, dengan
adanya peristiwa itu keluarga juga langsung mendatangi tn.T, keluarga juga
terkejut dengan peristiwa itu, keluarga menanyakan kenapa terjadi hal itu dan
mengapa, keluarga tampak kesal dengan kejadian itu. Perawat dan keluarga
menanyakan kepada tn.T kenapa bapak jatuh, tn.T mengatakan ”saya akan
mengambil minum tiba-tiba saya jatuh, karena tidak ada pengangan pada
tempat tidurnya”, perawat bertanya lagi, kenapa bapak tidak minta tolong kami ”
saya pikir kan hanya mengambil air minum”. Dua jam sebelum kejadian, perawat
merapikan tempat tidur tn.T dan perawat memberikan obat injeksi untuk penurun
darah tinggi (captopril) tetapi perawat lupa memasng side drill tempat tidur tn.T
kembali. Tetapi saat itu juga perawat memberitahukan pada pasien dan keluarga,
bila butuh sesuatu dapat memanggil perawat dengan alat yang tersedia.
Tugas
• Pelajari kasus tersebut
– Apa yang dilanggar atau tidak sesuai dengan UU no 44 tahun
2009 dan permenkes No 11 tahun 2017, jelaskanlah pendapat
saudara.

Anda mungkin juga menyukai