Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

VENTRIAL SEPTAL DEFECT (VSD)

Disusun Oleh :

HARUM BULAN ZAINAL


2000212009
Dosen Pembimbing :

YENDRIZAL JAFRI, S.Kp.M.Biomed

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHAWAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2021
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Indentitas Pasien :

 Nama
 Umur
 Jenis kelamin
 Agama
 Pendidikan
 Alamat
 No RM
 Pekerjaan
 Status perkawinan
 Tanggal MRS
 Tanggal Pengkajian
 Sumber informasi

2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama

Keluhan utama yang sering menjadi alasan orang tua yaitu anak mengalami infeksi
saluran nafas dan kesulitan bernapas (biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada
tungkaki dan berkeringat banyak).

b) Riwayat penyakit sekarang

Pada anak dengan VSD, biasanya akan diawali dengan tanda infeksi saluran napas,
dispnea. Sesak napas ketika melakukan aktivitas, jantung berdebar-berdebar,berkeringat
banyak, pembengkakan pada tungkai.

c) Riwayat penyakit dahulu

Pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi rubela

d) Riwayat kesehatan keluarga


Orang tua yang mempunyai riwayat penyakit VSD dapaat menurunkan secara genetik
atau karena kelainan kromosom

e) Riwayat kesehatan lingkungan

Yang dikaji terkait tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak
terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang
digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan
penyesuaian keluarga terhadap stress.

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan setelah pengumpulan riwayat kesehatan. Gunakan teknik


inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik harus dilakukan secara
komprehensif dan dilakukan dengan prinsip head to toe.

a. Pernapasan

Nafas cepat dan dangkal, sesak nafas, retraksi dinding dada, sering mengalami infeksi
saluran nafas, sesak nafas ketika melakukan aktivitas, sianosis. Bunti napas ronki kasar
dan kering serta mengi.

b. Kardiovaskular

Takikardi, jantung berdebar – debar. Bunyi jantung tambahan (murmur), edema tungkai,
terdapat jari tabuh.

c. Pernafasan

Otot muka tegang, gelisa, menangis, penurunan kesadaran.

d. Perkemihan

Produksi urin menurun (poliguria)

e. Pencernaan

Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis

f. Muskuloskeletal dan integumen

Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.


4. Diagnosa Keperawatan
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (mis nyeri saat
bernafas, kelemahan otot pernafasan)
 Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung, perubahan
frekuensi jantung, perubahan kontrakkilitas, perubahan preload, perubahan afterload.
 Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif berhubungan dengan disfusi ginjal (gagal
ginjal)
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

5. Intervensi

No SDKI SLKI SIKI


1 Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
pertukaran gas tindakan ...x...jam pertukaran Observasi
berhubungan gas meningkat denga kriteria  Monitor frekuensi ],
dengan hasil : irama, kedalaman,
ketidakseimbangan  Dispnea cukup dan upaya napas.
ventilasi-perfusi menurun  Monitor pola napas
 Nafas cupung hidung  Monitor adanya
cukup menurun sumbatan jalan
 Frekuensi nafas 20- napas
30x/menit  Palpasi kesimetrian
 Warna kulit cukup ekspansi paru
membaik  Auskultasi bunyi
 Frekuensi nadi 70- nafas
120x/ menit  Monitor saturasi
 PCO2 cukup menurun oksigen
 PO2 menurun Terapeutik
 Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantuan
 Informasikan hasil
pemantuan, (jika
perlu)
2 Pola nafas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
efektif tindakan ..x.. jam, maka pola Obsevasi
berhubungan nafas tidak efektif meningkat  Monitor pola nafas
dengan hambatan dengan kriteria hasil: (frekuensi,
upaya nafas (mis  Penggunaan otot kedalaman, usaha
nyeri saat bernafas, bantu nafas menurun nafas)
kelemahan otot  Dispnea menurun  Monitor bunyi nafas
pernafasan)  Pemanjangan fase tambahan
ekspirasi menurun Terapeutik
 Frekuensi nafas  Posisikan semi
menurun fowler
 Kedalaman nafas  Berikan minuman
menurun hangat
 Berikan oksigen
Edukasi
 Anjurkan asupan
cairan 200 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
bronkodikator,
ekspektoran,
mulkolitik, jika perlu
3 Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan jantung
jantung tindakan ..x.. jam, maka Kolaborasi
berhubungan peurunan curah jantung  Indentifikasi
dengan perubahan meningkat dengan kriteria penurunan curah
irama jantung, hasil: jantung
perubahan  Lelah menurun  Monitor tekanan
frekuensi jantung,  Edema menurun darah
perubahan  Murmur jantung  Monitor intake dan
kontrakkilitas, menurun output cairan
perubahan preload,  Tekanan darah  Monitor keluhan
perubahan menurun. nyeri dada
afterload.  Monitor aritma
 Monitor frekuensi
nadi
 Periksa tekanan
darah dan frekuensi
nadi.
Terapeutik
 Posisikan posisi
semi flower atau
flower
 Berikan diet jantung
sesuai
 Berikan terapi
relaksai untuk
mengurangi stress
 Berikan dukungan
emosional dan
spritual
 Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen

Edukasi
 Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi
 Anjurkan
beraktivitas fisik
secara bertahap
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output
cairan harian.
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
 Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
4 Resiko perfusi Setelah dilakukan tindakan Konseling nutrisi
gastrointestinal keperawatan ....x24jam Observasi
tidak efektif perfusi gastrointestinal  Identifikasi
berhubungan meningkat dengan kriteria kebiasaan makan
dengan disfusi hasil : dan perilaku makan
ginjal (gagal ginjal)  Nafsu makan yang akan diubah
meningkat  Identifikasi
 Mual menurun kemajuan modifikasi
 Muntah menurun diet secara teratur
 Nyeri abdomen  Monitor intake dan
menurun output cairan
 Asites menurun Terapeutik

 Bising usus membaik.  Berikan privasi dan


jaminan kerahasiaan
 Bina hubungan
terapeutik
Edukasi
 Jelaskan perkiraan
resiko berdasarkan
fenotipe
 Jelaskan riwayat
penyakit, strategi
penanganan, dan
strategi pencegahan
Kolaborasi
 Rujuk ke spesialis
perawatan kesehatan
genetik (jika perlu).
5 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi
berhubungan keperwatan selama ...x24jam Observasi
dengan kelemahan. diharapkan toleransi aktivitas  Identifikasi
meningkat dengan kriteria gangguan fungsi
hasil : tubuh
 Frekuensi nadi mengakibatkan
meningkat kelelaahan
 Saturasi oksigen  Monitor kelelehan
meningkat fisik dan emosional
 Kemudahan dalam  Monitor pola dan
melakukan aktivitas jam tidur
sehari-hari meningkat  Monitor lokasi dan
 Kecepatan berjalan ketidaknyamanan
meningkat selama melakukan
 Jarak berjalan aktivitas
menigkat Terapeutik
 Kekuatan tubuh  Sediakan lingkungan
bagian bawah nyaman dan rendah
meningkat stimulus ( mis,
 Tekanan darah cahaya,
membaik suara,kunjungan)
 Frekuen nafas  Lakukan latihan
membaik rentang gerak pasif
 Ekg iskemia membaik dan/atau aktif
 Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
 Fasilitasi duduk
disisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Edukasi
 Anjurkan tirah
baring
 Anjurkan melakukan
aktivis secara
bertahap
 Anjurkan
menghubungi
perrawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
 Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan

6. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat proses keperawatan yang dimulai
setekah perawat menyusun rencana keperawatan.

Penerapan implementasi keperawtan yang dilakukan perawat harus berdasarkan intervensi


berbasis bukti atau telah ada penelitian yang dilakukan terkait intervensi tersebut. Hal ini
dilakukan menjamin bahwa intervensi yang diberikan aman dan efektif. Dalam tahap ini
perawat juga harus kritis dalam menilai dan mengevaluasi respon pasien terhadap
pengimplementasian intervensi yang diberikan.

Contoh :

 Mengkaji adanya nyeri dada


 Memantau intake dan output cairan
 Memantau status pernafasan

7. Evaluasi

Pengukuran hasil pencapaian / keputusan klinis dari efektifitas askep antara dasar tujuan
keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan merespon perilaku pasien diikuti dengan
rumus (S,O,A,P)

Contoh :

 Subjektif

Klien mengatakan nyeri dada sudah mulai berkurang

 Objektif

Klien tampak segar dan bugar

 Analisa

Pola nafas teratasi

 Planning

Intervensi diberhentika

Anda mungkin juga menyukai