Anda di halaman 1dari 4

KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN

(PATIENT SAFETY)

PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagi instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung
dengan pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit (Undang-Undang tenteng kesehatan dan Rumah Sakit
pasal 29b UU No. 44/2009). pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan berhak
memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama melakukan perawatan di
rumah sakit.
Keselamatan menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu penting terkait
dengan rumah sakit, di antaranya yaitu: keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di
rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan
hidup rumah sakit. Lima aspek keselamatan tersebut penting untuk dilaksanakan,
namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien.
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan terkait
dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. Keselamatan pasien merupakan tanggung
jawab semua pihak yang berkaitan dengan pemberi pelayanan kesehatan. Stakeholder
mempunyai tanggung jawab memastikan tidak ada tindakan yang dapat
membahayakan pasien. Masyarakat, pasien, dokter, tenaga perawat, tenga kesehatan,
peneliti, kalangan professional, lembaga akreditasi rumah sakit dan pemerintah
memiliki tanggung jawab bersama dalam upaya keselamatan pasien. Penerapan
program keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit
yang di akreditasi oleh komite akreditasi rumah sakit. Sasaran keselamatan pasien
terdiri atas enam sasaran, yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi
yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert),
kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi, pengurangan resiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan resiko jatuh. Penerapan
indikator keselamatan pasien perlu diterapkan untuk mengukur tingkat keselamatan
pasien dengan berdasarkan data-data pasien.
PEMBAHASAN
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah sistem pelayanan dalam
suatu rumah sakit yang memberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, termasuk di
dalamnya mengukur resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko terhadap pasien,
analisa insiden, kemampuan untuk belajar dan menindak lanjuti insiden serta
menerapkan solusi untuk mengurangi resiko. Penerapan program keselamatan pasien
merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang di akreditasi oleh
komite akreditasi rumah sakit. Indikator patient safety merupakan ukuran yang
digunakan untuk mengetahui tingkat keselamatan pasien selama dalam perawatan di
rumah sakit.
Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien atau patient safety adalah
sebagai berikut:
1. UU tentang kesehatan & UU tentang rumah sakit
a) Keselamatan pasien sebagai isu hukum, terdapat dalam:
1) Pasal 53 (1) UU No. 36/2009; “pelaksanaan pelayanan kesehatan harus
mendahuukan keselamatan nyawa pasien.”
2) Pasal 32n UU No. 44/2009; “pasien berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.”
3) Pasal 58 UU No. 36/2009;
a. “setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan
yang di terimanya.”
b. “tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam
keadaan darurat.”
2. Tanggung jawab hukum rumah sakit
a) Pasal 29b UU No. 44/2009; “memberi pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.”
b) Pasal 46 UU No. 44/2009; “rumah sakit bertangung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulan atas kelalaian yang diakukan
tenaga kesehatan di RS.”
c) Pasal 45 (2) UU No. 44/2009; “rumah sakit tidak dapat dituntut dalam
melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.”
3. Bukan tangung jawab rumah sakit
a) Pasal 45 (1) UU No. 44/2009 tentang rumah sakit; “rumah sakit tidak
bertanggung jawab secara hukum apabla pasien atau keluarganya menolak
atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah
adanya penjelasan medis yang komprehensif.”
4. Hak pasien
a) Pasal 32d UU No. 44/2009; “setiap pasien mempunyai hak memperoleh
layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional.”
b) Pasal 32e U No. 44/2009; “setiap pasien mempunyai hak memperoleh
layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi.”
c) Pasal 32j UU No. 44/2009; “setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan
medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.”
d) Pasal 32q UU No. 44/2009; “setiap pasien mempunyai hak menggugat atau
menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan
yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.”
5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
a) Pasal 43 UU No. 44/2009
1) Rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
2) Standar pelaksanaan pasien diaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka
menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
3) Rumah sakit melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite
yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri.
4) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan
ditujukan untuk mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien.
KESIMPULAN
Keselamatan pasien telah diatur dalam UU No. 44 tahun 2009 yaitu tentang
“Rumah Sakit” dan Permenkes 1691/VIIII/2001 tentang “keselamatan pasien di
rumah sakit”. Penerapan indikator keselamatan pasien (patient safety) di rumah sakit
telah menerapkan kebijakan patient safety dimana patient safety merupakan visi
utama dari rumah sakit sehinga dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Selain itu penerapan indikator patient safety yaitu untuk mengukur tingkat
keselamatan pasien dengan berdasarkan data-data pasien. Dengan kebijakan patient
safety dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
dilakukan. Patient safety juga penting untuk diketahui karena tujuan utama dari
pengembangan program patient safety di rumah sakit dan fasyankes lainnya adalah
terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan
(KTD) di rumah sakit serta terlaksananya program-program.

Anda mungkin juga menyukai