Anda di halaman 1dari 13

RESUME

KEBIJAKAN ATAU DASAR HUKUM PELAKSANAAN


KESELAMATAN PASIEN

Dosen Pengampu : Susi Tentrem R, T. S.Kep.Ns,M.Kes

NAMA : FLORA ORIZAH OKTAVIANY

NIM : P1337420722015

JURUSAN : KEPERAWATAN

PRODI KEPERAWATAN MAGELANG DAN PROFESI PROGRAM


SARJANA TERAPAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2023
KEBIJAKAN ATAU DASAR HUKUM PELAKSANAAN
KESELAMATAN PASIEN

A. Kebijakan Yang Mendukung Rumah Sakit


Aspek hukum terhadap “ patien safety” atau keselamatan pasien adalah
sebagai berikut : UU tentang Kesehatan, UU Tentang Rumah Sakit dan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.(UU No 44,
2009)
1. Undang Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
a. Pasal 58 Ayat 1
1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan/ atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
b. Pasal 88 Ayat 2
2) Pelaksanaan pelayanan transfusi darah dilakukan
dengan menjaga keselamatan dan kesehatan
penerima darah dan tenaga kesehatan dari penularan
penyakit melalui transfusi dara
2. Undang Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
a. Pasal 2
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan
didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan
pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
b. Pasal 3
2) Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan
untuk memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah
sakit dan sumber daya manusia rumah sakit.
3) Memberikan kepastian hukum kepada pasien,
masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan
rumah sakit.
c. Pasal 9
Persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan
fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian
pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua
orang termasuk penyadang cacat, anak anak, dan orang usia
lanjut.
d. Pasal 13 ayat 3
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlalu,
etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien
e. Pasal 29
 1.a. Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban
memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana
 1.b. Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban
memberi palayanan kesehatan yang aman, bermutu,
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
Rumah Sakit
f. Pasal 32
1) Setiap pasien mempunyai hak memperoleh bayaran
yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
2) Setiap pasien mempunyai hak memperoleh
keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit
3) Setiap pasien mempunyai hak untuk menggugat
dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah
Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun
pidana.
g. Pasal 43
1) Rumah Sakit menerapkan standar keselamatan
pasien
2) Standar Keselamatan pasien dilaksanakan melalui
pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan
masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian
yang tidak diharapkan
3) Rumah Sakit melaporkan kegaiatan keselamatan
pasien kepada komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
4) Pelaporan insiden kselamatan pasien dibuat secara
anonim dan ditujukan untuk mengoreksi sistem
dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
a. Pasal 6
Setiap Rumah Sakit wajib membentuk Tim Keselamatan
Pasien Rumah Sakit ( TKPRS) yang ditetapkan oleh Kepala
Rumah Sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan
pasien.
b. Pasal 7
Standar Keselamatan Pasien; meliputi : Hak Pasien,
mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dalam
kesinambungan pelayanan, penggunaan metode
peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien ; peran kepemimpinan
dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf
tentang keselamatan pasien; dan komunikasi merupakan
kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
c. Pasal 8
Sasaran Keselamatan pasien : Ketetapan identifikasi pasien,
Peningkatan komunikasi efektif; peningkatan keamanan
obat yang perlu diwaspadai; Kepastian tepat-lokasi, tepat-
prosedur, tepat-pasien operasi; Pengurangan risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien
jatuh
d. Pasal 9
Penyelenggaraan keselamatan pasien Rumah Sakit :
Ayat 1 : Dalam rangka menetapkan Standar Keselamatan
Pasien, Rumah Sakit melaksanakan Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
1) Membangun kesadaran akan nilai keselamatan
pasien :
2) Memimpin dan mendukung staf
3) Mengingintegrasikan aktifitas pengelolaan risiko
4) Mengembangkan sistem pelaporan
5) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien, dan 7) Mencegah cedera
melalui implementasi sistem keselamatan pasien
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/
menkes/per/1/2011 Tentang Klinik
a. Pasal 8 Ayat 3
Bangunan Klinik harus memperhatikan fungsi, kemanan,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan
serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia
lanjut.
b. Pasal 11 Ayat 2
Peralatan medis dan nonmedis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi standar mutu, keamanan dan
keselamatan.
c. Pasal 19
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati
hak pasien, mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien.
d. Pasal 20
Dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban :
memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan
mengutamakan kepentingan terbaik pasien sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional.
B. Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
c. Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan ( KTD )
d. Terlaksananya Program Pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD
C. Keselamatan Pasien Dalam Perspektif Hukum Kesehatan
Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah
sebagai berikut UU Tentang Kesehatan dan UU Tentang Rumah Sakit.
1. Keselamatan Pasien Sebagai Isu Hukum
a. Pasal 53 (3) UU No. 36 / 2009
“ Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan
keselamatan nyawa pasien”
b. Pasal 32 UU No. 44/ 2009
“ Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
c. Pasal 58 UU No. 36/ 2009
1) ) “ Setiap orang berhak menuntut Ganti Rugi
Terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
Pelayanan Kesehatan yang diterimanya.”
2) Tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang
melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan
darurat.
2. Tanggung Jawab Hukum Rumah Sakit
a. Pasal 29b UU No. 44 / 2009
“Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
Rumah Sakit.”
b. Pasal 46 UU No 44 / 2009
“ Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan tenaga kesehatan di Rumah Sakit.”
c. Pasal 45 (2) UU No. 44 / 2009
“ Rumah Sakit Tidak dapat dituntut dalam melaksanakan
tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.”
3. Bukan Tanggung Jawab Rumah Sakit
Pasal 45 (1) UU No. 44/ 2009 Tentang Rumah Sakit Rumah Sakit
Tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan atau
keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat
berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
komprehensif.
D. Hak Pasien
a. Pasal 32d UU No. 44/ 2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan
yang bermutu sesuai standar profesi dan standar prosedur
operasional.”
b. Pasal 32e UU No. 44 / 2009
“ Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif
dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik materi.”
c. Pasal 32j UU No. 44/ 2009
“ Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis , alternatife
tindakan, risiko dari komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.”
d. Pasal 32q UU No. 44 / 2009
“ Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan atau menuntut
Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan
yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata atau pidana.”
E. Kewajiban dan Hukum Rumah Sakit
1. Berdasarkan Undang Undang RI No.44 Tahun 2009, Rumah
Sakit memiliki kewajiban sebagai berikut :
1) Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan
rumah sakit kepada masyarakat
2) Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bemutu,
antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit.
3) Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai
dengan kemampuan pelayanannya.
4) Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan
pada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya.
5) Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak
mampu atau miskin.
6) Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan
fasilitas pelayanan pasien tidak mampu, miskin, pelayanan
gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan
korban bencana dan kejadian luar biasa atau bakti sosial
bagi misi kemanusiaan.
7) Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu
pelayanan kesehatan dirumah sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien
8) Menyelenggarakan rekam medic
9) Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak
antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana
untuk orang cacat, wanita menyusui, anak anak dan lanjut
usia
10) Melaksanakan sistem rujukan
11) Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
standar profesi dan etika serta peraturan perundang
undangan.
12) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai hak dan kewajiban pasien
13) Menghormati dan melindungi hak hak pasien
14) Melaksankan etika rumah sakit
15) Memiliki sistem pencegahan kevcelakaan dan
penanggulangan bencana
16) Melakukan program pemerintah di bidang kesehatan baik
secara regional maupun nasional
17) Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek
kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan
lainnya.
18) Menyususn dan melaksanakan peraturan internal rumah
sakit ( Hospital By Law )
19) Melindungi dan memberikan bantuan hokum bagi semua
petugas rumah sakit dalam melaksanakan tugas.
20) Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai
kawan tanpa rokok. Apabila kewajiban tersebut tidak
dijalankan secara baik, maka rumah sakit akan
mendapatkan konsekuensi berupa :
 Teguran lisan
 Teguran tertulis
 Denda dan pencabutan izin rumah sakit
2. Dalam undang undang ini juga diatur beberapa hal yang
menjadi hak rumah sakit
( Pasal 30 UU No. 44 tahun 2009 ) sebagai berikut :
1) Menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber daya
manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit
2) Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
remunerasi, insentif dan penghargaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan
3) Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
mengembangkan pelayanan
4) Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
5) Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan
rumah sakit pendidikan
F. Kebijakan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Beberapa kebijakan yang mendukung penerapan standar keselamatan
pasien di Rumah Sakit (Presiden Republik Indonesia, 2009b, 2009a;
Tutiany, Lindawati and Krisanti, 2017):
a. UU No. 44 pasal 43 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
1. Rumah Sakit harus menerapkan standar keselamatan pasien
2. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan
insiden, menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah
dalam rangka menurunkan insiden yang tidak diharapkan.
3. Rumah Sakit melaporkan kegiatan keselamatan pasien
kepada komite yang memiliki tanggungjawab terhadap
keselamatan pasien
4. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonim
dengan tujuan untuk menilai sistem sehingga keselamatan
pasien meningkat
b. UU No.36 pasal 53 ayat 3 tahun 2009 tentang pelaksanaan
pelayanan kesehatan harus mengutamakan keselamatan nyawa
pasien.
c. UU No.44 pasal 32 tahun 2009 tentang hal pasien untuk
mendapatkan keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan
di rumah sakit.
d. UU No.36 pasal 58 tahun 2009
1. Setiap orang memiliki hak meminta ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.
2. Ganti rugi yang dimaksud tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa
atau pencegahan kecacatan dalam kondisi darurat.
e. UU No.44 pasal 29B tahun 2009 tentang melakukan pelayanan
kesehatan secara aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan rumah Sakit.
f. UU No.44 pasal 46 tahun 2009 tentang rumah sakit memiliki
tanggungjawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di
rumah sakit.
g. UU No.44 pasal 45 ayat 2 tahun 2009 tentang rumah sakit tidak
dapat dituntut apabila melaksanakan tugas untuk menyelamatkan
nyawa manusia.
h. UU No.44 pasal 32D tahun 2009 tentang setiap pasien berhak
memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan prosedur operasional.
i. UU No.44 pasal 32E tahun 2009 tentang setiap pasien berhak
memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien tidak
mengalami kerugian fisik dan materi.
j. UU No.44 pasal 32J tahun 2009 tentang setiap pasien berhak
mendapatkan penjelasan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta rincian biaya pengobatan.
k. UU No.44 pasal 32Q tahun 2009 tentang setiap pasien berhak
menuntut rumah sakit apabila mendapatkan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.
DAFTAR PUSTAKA

Winarti, R. (2021). Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien dalam


Keperawatan. Semarang: Weha Press.

Wulandari, Dewi. Kartika dkk. (2022). Manajemen Patient Safety Keperawatan.


Padang: PT Global Eksekutif Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai