Anda di halaman 1dari 1

Adzanri.

Com HOME FEATURES  MEGA MENU  GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT 

Beranda  Hukum Kesehatan

HUKUM KESELAMATAN PASIEN DAN


AKREDITASI RUMAH SAKIT
 Adzanri  April 19, 2018

  Facebook  Twitter   

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN


(PASIEN SAFETY) DAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

A. Latar Belakang dan Dasar Hukum Keselamatan pasien


UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 2 (asas dan tujuan) Rumah Sakit
“Diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesional,
manfaat, keadilan, persamaan hak & anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan KESELAMATAN
PASIEN, serta mempunyai fungsi social. Pasal 3 ayat b (tujuan) “Memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan Rumah Sakit dan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit.
Dalam amanah undang undang No 44/2009 tentang rumah sakit mengutamakan keselamatan
pasien merupakan titik tolak utama dalam tata kelola manajemen rumah sakit, karena keberadaan rumah
sakit karena ada pasien, oleh sebab itu rumah sakit haruslah fokus pada keselamatan mulai dari proses
pasien masuk sampai pasien pulang dari rumah sakit.
Menindaklanjuti amanah undang undang No 44 tentang Rumah sakit, Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia (PERSI) telah membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS) pada
tanggal 1 Juni 2005, dan telah menerbitkan Panduan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien.
Panduan kesekamatan pasien ini dibuat sebagai dasar implementasi keselamatan pasien di rumah
sakit. Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Kementrian Kesehatan (SNAR 2018) telah pula menyusun
Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam instrumen Standar Akreditasi Rumah Sakit. Akreditasi
rumah sakit saat ini adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi setiap rumah sakit.
Di dalam UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, Pasal 2 “Praktik kedokteran
dilaksanakan berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah Serta perlindungan dan
keselamatan pasien”. Profesi dokter atau pelayanan medik pun harus tetap komit untuk mengutamakan
keselamatan pasien dalam tata kelola pelayanan medik.
B. Keselamatan pasien di Rumah Sakit
Kenapa penting keselamatan pasien di rumah sakit “ Pelayanan kesehatan modern adalah
rumah sakit yang sangat komplek biaya yang mahal, alat alat kesehatan yang canggih (padat modal), multi
profesi, sistem yang rumit dan komplek, serta resiko yang banyak dapat saja terjadi dari mulai pasien
masuk sampai pasien pulang
Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang mengutamakan keselamatan pasien sesuatu yang tidak
boleh ditawar tawar, karena pada sejarah awalnya rumah sakit didasari untuk pelayanan kemanusian tanpa
pamrih, penuh cinta kasih demi harkat dan martabat kemanusiaan ini merujuk pada asal mula kata rumah
sakit yang berasal dari Hospitium atau Hospitalis (dari berbagai sumber).
Keterlibatan semuat pihak dalam tata kelola rumah sakit untuk mengutamakan keselamatan pasien
haruslah menjadi budaya dalam tata kelola rumah sakit, sehingga kita berharap tidak ada rumah sakit atau
profesi kesehatan yang mengabaikan keselamatan pasien, sehingga kita kita tidak alagi kita mendengan
salah tranfusi darah, pasien jatuh dari tempat tidur, salah lokasi operasi, salah obat, pelayanan yang
berbelit belit, ruangan yang tidak standar.
Dalam realitas kita dapat saja medengar berbagai “Kejadian tidak diinginkan/KTD”, “Kejadian
Nyaris Cedera”, “Kejadian Potensial Cedera” “Sentinel Event” dan lain sebagainya. Oleh sebab itu
kesadaran manajemen rumah sakit untuk tetap fokus pada keselamatan pasien merupakan kewajiban moral
yang haus terus menerus dilaksanakan dan dievaluasi.
Hubungan antara rumah sakit dan pasien adalah hubungan yang tidak terpisahkan, hubungan
kemitraan yang sejajar dan mempunyai kedudkan hukum yang sama yang sama sama mempunyai
kewajiban dan hak dan semua ini telah diatur dalam undang undang undang rumah sakit no 44 tahun 2009.
C.Standar Akreditasi Nasional Rumah Sakit 2018 “Peningkatan Mutu dan Keselama
tan Pasien.
C1.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP1)
Rumah Sakit perlu menetapkan komite/tim atau bentuk organisasi lainnya untuk
mengelola program peningkatan mutu dan keselamatan pasien agar mekansisme koordinasi
pelaksanaan program dan keselamatan pasien dapat berjalan baik
C.2. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP2)
Rumah sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatakan mutu dan keselamatan
pasien berdasarkan atas ilmu pengetahuan dan informasi terkini serta perembangan konsep
peningkatan mutu dan keselamtan pasien.
C.3.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP3)
Rumah sakit mempunyai orogram pelatihan peningkatakan mutu dan keselamatan pasien
untuk pimpinan rumah sakit serta semua staf yang terlibat dalam pengmpulan, analisis, dan validasi
data mutu.
C.4.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP4)
Komite/Tim PMKP atau bentuk organisasi lain terlibat proses pemilihan prioritas
pengukuran pelayanan klinis yang akan dievaluasi serta melakukan koordinasi dan integrasi
kegiatan pengukuran di seluruh unit di rumah sakit.
C.5.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP5)
Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang
akan dievaluasi dan indikator indikator berdasarkan ataa prioritas tersebut
C.6.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP6)
Setiap unit kerja di Rumah sakit memilih dan menetapkan indikator mutu yang
dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja.
C.7.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP7)
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatakan mutu dan
keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien serta manajmen rumah sakit lebik baik.
C.8.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP8)
Rumah sakit mempunya regulasi validasi data indikator area klinis yang baru atau
mengalami perubahan dan data yang akan dipublikasikan. Regulasi ini diterapkan menggunakan
proses internal validasi data.
C.9.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP9)
Rumah sakit Menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien baik internal
maupun eksternal.
C.10..Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP10)
Ada pengukuran dan budaya keselamatan pasien
C.11.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP11)
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dicapai dan dipertahankan
C.12.Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP12)
Program manajemen resiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identitas dan
mengurangi cedera serta mengurangi cedara serta mengurangi resiko terhadap keselamatan pasien
D.ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN PASIEN
D.1. Dalam Undang undang No 44/2009 Tenatng Rumah sakit
Undang undang no 44 tenatng Rumah Sakit Pasal 29, Setiap Rumah Sakit
mempunyai kewajiban :

a.    memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat;
b.    memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
Rumah Sakit;
c.    memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya;
d.    berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai
dengan kemampuan pelayanannya;
e.    menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;
f.     melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan
pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan
gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi
misi kemanusiaan;
g.    membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
h.   menyelenggarakan rekam medis;
i.      menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah,
parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak,
lanjut usia;
j.     melaksanakan sistem rujukan;
k.    menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundang-undangan;
l.     memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban
pasien;
m. menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
n.   melaksanakan etika Rumah Sakit;
o.    memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
p.    melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional
maupun nasional;
q.    membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
r.    menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws);
s.    melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit
dalam melaksanakan tugas; dan
t.     memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
D.2. Dalam Undang undang no 36/2009 tentang Kesehatan   Follow Us
Keselamatan pasien juga terdapat dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009. Sebagai berikut
:
1. Pasal 5 ayat (2), menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan  1.5k  3.1k  2.7k

kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.  500  1.8k  4.2k


2. Pasal 19, menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya
kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.  4.2k  2.3k
3.Pasal 24 ayat (1), menyatakan bahwa tenaga kesehatan harus memenuhi ketentuan kode etik, standar
profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional
4.Pasal 53 ayat (3), menyatakan pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan
nyawa pasien. Konsep Keperawatan Gawat
5.Pasal 54 ayat (1), menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara Darurat
bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan non diskriminatif.
E. Tuntutan Hukum mengabaikan keselamatan pasien
Melalai atau mengabaikan keselamatan yang dapat merugikan pasien baik moril dan
materil rumah sakit dapat saja dituntut ganti rugi baik perdata maupun pidana apabila
terbukti bersalah atau mengabaikan keselamatan pasien Populer
Oleh sebab itu tata kelola pasien yang berorientasi pada keselamatan sangat mutlak dilaksanakan
agar rumah sakit tidak dituntut oleh pasien atau keluarga yang merasa dirugikan.
KODE ETIK DAN PRINSIP
Dalam Undang undang nomor 36/2009 tentang kesehatan keselamatan juga telah ditetapkan, dalam DALAM ETIKA
pasal 58 sebagai berikut : 1.Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga KEPERAWATAN
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian  Oktober 05, 2020
dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.
2. Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu
melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
(SPGDT)
G.TATA KELOLA KESELAMATAN PASIEN
 Maret 22, 2018
Rumah sakit sakit harus membuat sistem dan kebijakan keselamatan baik dalam
bentuk kebijakan, Pedoman, Panduan maupun Standar Operasioan Prosedur, Pelatihan Konsep Keperawatan
mutu dan keselamatan, serta sistem pelaporan keselamatan/insiden keselamatan Gawat Darurat
 Maret 22, 2018
pasien secara terus menerus.
Budaya keselamatan pasien dalam rumah sakit merupakan suatu kewajiban.  
Peran Advokasi Perawat
Pimpinan wajib menyadarkan kepada semua staf pentingnya keselamatan pasien.  Dalam Pelayanan
Kesehatan dan
Pelayanan Gawat
Tags Hukum Kesehatan Darurat
 Maret 26, 2018

SEKILAS TUGAS DAN


  Facebook  Twitter    WEWENANG PENGURUS
YAYASAN
 September 04, 2020

You might like Tampilkan selengkapnya

KEBIJAKAN PERATURAN ETIKA SOSIALISASI TENTANG RS BKM PAINAN ADAKAN


PERILAKU KARYAWAN RUMAH KREDENSIALING RUMAH SAKIT SOSIALISASI KREDENSIALING
SAKIT DI RS TAMAR MEDICAL CENTRE RUMAH SAKIT DAN PMK NO
 August 18, 2021 PARIAMAN 3/2020 TENTANG KLASIFIKASI
 January 02, 2021 DAN PERZINAN RS
 January 02, 2021

 Lebih baru Lebih lama 

TENTANG FOLLOW US

Adzanri.Com adalah situs yang mengulas tentang Hukum


    
Kesehatan, Gadar dan Rumah Sakit, serta informasi umum.

Design by - Premium Blogger Templates Home About Contact Pedoman IT Support

Anda mungkin juga menyukai