Anda di halaman 1dari 26

Konsep dasar keselamatan

pasien (Patient Safety)


Aat agustini, MKM
Definisi Patient Safety
• Patient diartikan orang sakit
• Safety berasal dari kata safe yang berarti aman
atau juga memiliki arti keselamatan (hartono,
2002)
• Pasien merupakan penerima jasa pelayanan
kesehatan di rumah sakit dalam keadaan sehat
maupun sakit
• Patient Safety Berarti Keselamatan Pasien
Hak Pasien
• Mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak memiliki
payung hukum dan regulasi yang jelas.

• Diatur dalam UU no. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, UU


Perlindungan Konsumen, UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, dan UU
No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Priyoto, 2014)

Artinya : tenaga kesehatan semestinya juga melakukan fungsi


kerja yang maksimal demi keselamatan pasien, jika pasien merasa
tidak puas atau terancam terdapat regulasi yang dihadapi oleh
penyedia layanan kesehatan beserta seluruh elemen di dalamnya
Patient safety Rumah Sakit
• Adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman (priyoto,
2014)
• Setiap RS harus memiliki manajemen patient
safety
• Artinya RS harus memberikan pelayanan yang
bermutu, prima dan maksimal sehingga
tercipta keselamatan bagi pasien
Keselamatan pasien atau patient
safety
• Adalah upaya menghindari, mencegah dan
memperbaiki hasil yang merugikan pasien
atau cidera akibat dari proses perawatan
kesehatan (US National Patient Safety
Foundation, 1999)
• Suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil
• Sistem tersebut meliputi : pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi
untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008)
The principles of patient safety
• Lebih banyak melakukan latihan dan
memahami aspek teori sebelum melakukan
tindakan medis
• Usahakan selalu mengikuti suatu standar
operasional prosedur (SOP) yang ada dalam
melakukan suatu tindakan medis
• Memberikan edukasi atau penjelasan pada
pasien dan keluarganya tentang tindakan,
alternatif, dan resiko yg akan terjadi
• Jangan melakukan suatu tindakan yang tidak
kita miliki kompetensinya
Aspek hukum patient safety
• Keselamatan pasien sebagai isu pasien
– Pasal 53 (3) UU No. 36/2009 tentang pelayanan
pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan
nyawa pasien
– Pasal 32n UU No.44/2009 tentang pasien berhak
memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di rumah sakit
– Pasal 58 UU No. 36/2009 tentang setiap orang berhak
menuntut terhadap seseorang, tenaga kesehatan yang
menimbulkan kerugian akibat kelalaian yg di terima
• Tanggung jawab hukum rumah sakit
– Pasal 29b UU No. 44/ 2009 tentang memberi
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit
– Pasal 46 UU No. 44/2009 tentang rumah sakit
bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
kerugian yang di timbulkan rumah sakit
– Pasal 45 (2) UU No. 44/2009 tentang rumah sakit
tidak dapat di tuntut dalam rangka melaksanakan
tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia
• Bukan tanggung jawab rumah sakit
– Pasal 45 (1) UU No. 44 2009 tentang rumah sakit
“ rumah sakit tidak bertanggung jawab secara
hukum apabila pasien dan atau keluarganya
menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat
berakibat kematian pasien setelah adanya
penjelasan medis yang komprehensif”
• Hak pasien
– Pasal 32d UU No. 444/2009 tentang setiap pasien
berhak mendapat layanan kesehatan sesuai
standar profesi dan standar operasional prosedur
– Pasal 32e UU No. 44/2009 tentang pasien
mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif
dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
– Pasal 32j UU No. 44/ 2009 tentang setiap pasien
mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
– Pasal 32q UU No. 44/2009 tentang setiap pasien
mempunyai hak menggugat dan atau menuntut rs
apabila rs di duga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
• Kebijakan yang mendukung keselamatan
pasien
– Pasal 43 UU No. 44/2009
• Rs wajib menerapkan standar keselamatan pasien
• Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui
pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan
pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka
kejadian yang tidak di harapkan
– Rs melaporkan kegiatan keselamatan pasien
kepada komite yang membidangi keselamatan
pasien yang di tetapkan oleh mentri
– Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat
secara anonym dan di tujukan untuk mengoreksi
sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan
pasien
Komponen Patient Safety
• Lingkungan eksternal
• Kepemimpinan
• Budaya Organisasi
• Praktik Manajemen
• Struktur dan sistem
• Tugas dan Keterampilan individu
• Lingkungan kerja, kebutuhan individu dan
motivasi
Sasaran Patient Safety
• Ketepatan identifikasi pasien
• Peningkatan komunikasi yang efektif
• Peningkatan keamanan obat yang harus di
waspadai
• Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat
pasien operasi
• Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
• Pengurangan risiko jatuh
Faktor faktor yang mempengaruhi
keselamatan pasien
• Lingkungan
– Fisik (bising, radiasi, vibrasi, tekanan udara,
pencahayaan, suhu)
– Kimia (semua bahan kimia yg berbentuk debu, uap, gas)
– Larutan
– Desinfektan pencuci hama (gg. Pernafasan, dermatitis)
– Uap zat anestesi (gg. pernafasan)
– Mercury (gg. Luka)
– Debu zat kimia (gg. Pernafasan, ca paru)
– Keracunan (zat desinfektan, insektisida)
– Ledakan (zat kimia/gas O2)
• Biologi
– Bakteri (antraks, TBC)
– Virus (Hepatitis bagi, Rabies)
– Jamur (dermatofitosis)
– Parasit (Ankilostomiasis, Tripanosomiasis)
• Fisiologi
– Faal ergonomik (peralatan kerja yang tidak sesuai
dengan tubuh misal gg. Carpal tunnel syndrom,
tendinitis )
• Psikologi
– Ketidak harmonisan dalam pekerjaan
Cara untuk meningkatkan keselamatan
pasien
• Metode peningkatan kualitas
– Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien :
ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka
dan adil
– Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang keselamatan pasien
– Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko :
kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko
serta lakukan identifikasi dan kajian hal yg potensisl
bermasalah
– Kembangkan sistem pelaporan: pastikan staf agar
dengan mudah dapat melaporkan kejadian atau insiden,
serta RS mengatur pelaporan kepada KKPRS
– Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien :
kembangkan cara komunikasi yang terbuka dengan
pasien
– Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien : dorong staf untuk melakukan analisis akar
masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa
kejadian itu timbul
– Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien : gunakan informasi yang ada tentang kejadian/
masalah untuk melakukan sistem pelayanan
EBP untuk peningkatan keselamatan pasien

4 Langkah
- Identifikasi dengan jelas masalah berdasarkan
analisa yang akurat dengan pengetahuan dan
praktek klinis keperawatan
- Cari literatur dari riset keperawatan/kesehatan yang
relevan
- Evaluasi bukti bukti ilmiah dengan menggunakan
kriteria baku
- Tentukan intervensi dan dasar pemilihan bukti
ilmiah yang valid
Contoh Case
• Di GCR
• Tugas
– Mencari jurnal kesehatan keselamatan kerja
– Jawab sesuai teori PICOT
• Asking Answerable Clinical Questions - PICOT
– P  Patient, Problem, Population
– I   Intervention
– C  Control, Comparison
– O  Outcome
– T  Time
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai