Anda di halaman 1dari 33

ASPEK HUKUM PATIENT

SAFETY
LATAR BELAKANG
Padat
modal

Padat PADAT
karya RESIKO

RUMAH
SAKIT
Padat Padat
sistem teknologi

Padat Padat Adverse


event
mutu profesi
Amerika
Serikat Medical
error

44.000 – 98.000
kematian

Institute of Medicine (IOM) (Joice J, 2006);


Rumah sakit
kita???
Belum ada data
pasti tentang KTD
Hippocrates

“Primum non “First, Do


nocere” no Harm”

PATIENT
SAFETY
Definisi

Keselamatan Pasien (Patient


Safety) adalah freedom from
accidental injury (IOM)
Keselamatan pasien rumah sakit
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asessmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta impementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil
Dalam Aktivitas Keperawatan Hubungan
Antara PERAWAT - DOKTER Sangat
Dekat dg ADVERSE EVENT ( KTD )
atau NEAR MISS :
* Sengaja ( Mal practice ).
* Tidak D,sengaja ( Niglegence )
Error dapat terjadi dalam bentuk tindakan:

Melakukan yang semestinya tidak dilakukan


(commission)
atau
Tidak melakukan yang
semestinya dilakukan (omission)
Tujuan Sistem Keselamatan Pasien
Rumah Sakit

Terciptanya budaya keselamatan pasien di


Rumah Sakit

Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit


terhadap pasien dan masyarakat

Menurunnya KTD di Rumah Sakit

Terlaksananya program-program pencegahan


sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
Standar Keselamatan Pasien
• Hak pasien

• Mendidik pasien dan keluarga

• Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

• Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan


program peningkatan keselamatan pasien

• Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

• Mendidik staf tentang keselamatan pasien

• Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan


pasien
Sasaran Keselamatan Pasien
• Ketepatan identifikasi pasien

• Peningkatan komunikasi yang efektif

• Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)

• Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur ,tepat pasien operasi

• Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

• Pengurangan resiko pasien jatuh


ELEMEN PATIENT SAFETY
Adverse drug Nosocomial
events(ADE)/ Restraint use
medication errors (ME) infections

Blood product
Surgical
Pressure ulcers safety/
mishaps
administration

Antimicrobial Immunization
resistance program Falls

Blood stream – Systematic review,


follow-up, and reporting
vascular of patient/visitor
catheter care incident reports
Hakekat Program
Keselamatan Pasien

Perubahan Perubahan Mengukur


budaya proses proses
Langkah-langkah yang ditempuh untuk
mengimplementasikan Keselamatan Pasien
Perhatikan Nama Pastikan Akurasi
Obat, Rupa dan Pemberian Obat pada
Ucapan Mirip Pengalihan Pelayanan

Hindari Salah Kateter


Pastikan Identifikasi dan Salah Sambung
Pasien Slang (Tube)

Komunikasi Secara Gunakan Alat Injeksi


Benar saat Serah Terima Sekali Pakai
/ Pengoperan Pasien

Pastikan Tindakan yang Tingkatkan Kebersihan


benar pada Sisi Tubuh Tangan (Hand hygiene)
yang benar

Kendalikan Cairan
Elektrolit Pekat
(concentrated)
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RS

Membangun budaya keselamatan pasien

Memimpin dan mendukung staf

Mengintegrasikan kegiatan-kegiatan manajemen


risiko

Meningkatkan kegiatan pelaporan

Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien

Belajar dan berbagi pengalaman tentang


keselamatan pasien

Menerapkan solusi-solusi untuk mencegah cidera


Undang – undang No.36
tahun 2009 tentang
kesehatan, pasal 56, 57, 58

PERMENKES No 2790
TH 2011 Aspek Hukum
Patient Safety
Undang – undang Keputusan menteri
No.44 tahun 2009 kesehatan No.129
tentang Rumah Sakit tahun 2008 tentang
Pasal 43 SPM
Kimiawi dan
Fisik
radiasi

Pelaksanaan
Patient Safety

Konstruksi Personal
Upaya dalam peningkatan pasien
safety
• Shared decision making
• Digunakan tools untuk menjamin patient safety
• Kelengkapan patient record dan kesepakatan istilah diagnosis
dari praktisi dokter perawat dan petugas kesehatan lain
• Evidence based decision making among clinicians
• Clinical Practice Appraisal
• Perlu adanya kejelasan visi dan tujuan untuk mengupayakan
patient safety
• Perlu kebijakan dan strategi untuk patient safety
• Perlu adanya adverse event/error reporting system
• Perlu dikembangkannya no blame culture
• Perlu diterapkannya learning organization
• Perlu dipertimbangkan reward for performance
• Perlu ketersedian informasi melalui IT sebagai decision support
system.
• Sistem pencatatan/perekaman medik secara elektronik
KASUS
Pasien : Tn. T usia : 55 tahun
Riwayat Penyakit:
• dirawat di ruang 206 perawatan neurologi Rumah Sakit
AA
• diagnosa medis: stroke iskemic
• dirawat memasuki hari ketujuh perawatan
• kondisi saat masuk :
• tidak sadar
• tidak dapat makan
• anggota gerak kanan lemah
• bicara pelo
• mulut mencong kiri
• dapat mengerti bila diajak bicara dan dapat
menjawab pertanyaan dengan baik
Kronologis Kejadian

15.00

perawat Lupa
perawat merapikan
tempat tidur Tn.T
memberikan obat memasang
injeksi side rail
17.00
Keluarga
sedang berada
di kamar mandi

Tn. T hendak Tn.T jatuh dari Perawat dan


mengambil air keluarga
minum di meja tempat tidur mendatangi Tn. T
• Analisa Kasus
1. Merupakan salah satu bentuk kasus tidak
memperhatikan standar patient safety
2. Seharusnya perawat memberikan rasa
aman dan nyaman kepada pasien (Tn.T)
3. Kasus diatas menunjukkan perawat tidak
mengindahkan keselamatan pasien .
TERIMA KASIH
• Dalam melakukan praktek keperawatan,
perawat harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu:
– memperhatikan keselamatan pasien
– melakukan praktek keperawatan dengan ketelitian
dan kecermatan
– sesuai standar praktek keperawatan
– melakukan kegiatan sesuai kompetensinya
– mempunyai upaya peningkatan kesejahteraan
serta kesembuhan pasien sebagai tujuan praktek
• Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi :
– asesment risiko
– identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
– pelaporan dan analisis insiden
– kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
– implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
• Indikator patient safety bermanfaat untuk menggambarkan besarnya
masalah yang dialami pasien selama dirawat di rumah sakit, khususnya
yang berkaitan dengan berbagai tindakan medik yang berpotensi
menimbulkan risiko di sisi pasien
• Rumah sakit hendaknya memiliki standar dalam penanganan patient
safety sesuai Standar Keselamatan Pasien RS (KARS – DepKes)
– hak pasien
– mendidik pasien dan keluarga
– keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
– penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja
– melakukan evaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien
– peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
– mendidik staf tentang keselamatan pasien
– komunikasi antar staf untuk mencapai keselamatan pasien
Kesimpulan
• Upaya peningkatan mutu pelayanan  kompetensi teknis dimana perawat
memiliki kemampuan, ketrampilan, dan penampilan perawat.
• Kompetensi teknis yang tidak sesuai stándar akan merugikan pasien.
• Rumah Sakit harus secara maksimal menerapkan pasien safety khususnya
dalam pemberian obat-obatan dan penanganan pasien cidera.
• Perawat hendaknya
– memberi pelayanan secara efektif dan efisien
– menjalin hubungan antar manusia
– memberi kenyamanan dalam memberikan perawatan kepada pasien.
• Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi :
– asesment risiko
– identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
– pelaporan dan analisis insiden
– kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
– implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
• Peningkatan asuhan keperawatan yang meliputi aspek bio, psiko, sosio,
spiritual dapat terwujud dengan adanya peningkatan pasien safety.
Saran
• Rumah Sakit diharapkan dapat menetapkan suatu unit
kerja keselamatan pasien rumah sakit dengan fungsi
unit kerja mengelola program keselamatan pasien dan
pusat informasi keselamatan pasien.
• RS menetapkan program dan kerangka acuannya,
menetapkan alur dan tatalaksana pencatatan dan
pelaporan KTD, melakukan analisis tentang masalah
cidera dan kesalahan dalam pemebrian obat.
• RS dapat menyelenggarakan pelatihan KPRS yang
merata untuk seluruh karyawan sehingga dapat
mengatasi cara penanganan patient safety dalam unit
kerja.
DAFTAR PUSTAKA
• Depkes.RI, 2009. Undang-Undang kesehatan, Best
Publisher,Yogyakarta

• Frankel A, Gandhi TK, Bates DW, 2003. Improving patient safety


across a large integrated health care delivery system. International
Journal for Quality in Health care. 2003; 15 suppl. I : i31 – i40.

• Joice J, 2006, Annual Review of Nursing Reseach : Focus on Patient


Safety

• Weeks WB,2003. Making the business case for patient safety : Joint
Commission on Quality and Safety.

• Vincent C, 2006, Patient Safety, 2nd ed, Oxford, UK

Anda mungkin juga menyukai