Anda di halaman 1dari 23

BUDAYA

KESELAMATAN
LPK Sasmita Karya
Husada
Hasil Belajar

Setelah mengikuti materi, peserta memahami dan mampu


menjelaskan tentang Budaya Keselamatan Pasien
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan:
1. Mampu menjelaskan tentang Budaya Keselamatan Pasien
2. Mampu menjelaskan Penerapan Budaya Mutu dan Keselamatan Pasien
3. Mampu menjelaskan Standar Keselamatan Pasien
4. Mampu menjelaskan Program Peningkatan Keselamatan Pasien
Budaya Keselamatan

 Definisi Budaya Keselamatan


 Mengapa Budaya Keselamatan Penting?
Apa itu Budaya Keselamatan?

Budaya Keselamatan adalah sifat dan


perilaku dalam individu maupun organisasi
yang memberikan prioritas dan
pertimbangan utama terhadap keselamatan,
sesuai signifikansinya.
Mengapa Budaya Keselamatan Penting?

 Pengalaman telah menunjukkan hubungan antara budaya


keselamatan dan insiden/kecelakaan;
 Budaya keselamatan berkontribusi pada Mutu pelayanan
Keselamatan Pasien (Patient Safety)
• Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
• Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi
solusi untuk meminimalkan resiko
KESELAMATAN PASIEN
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

(PMK 11/2017)
Budaya Keselamatan Pasien

 Budaya Keselamatan pasien terkait langsung dengan sikap dan motivasi


individu untuk melaporkan setiap insiden keselamatan pasien. Sikap
keterbukaan dalam melaporkan setiap kejadian merupaka salah satu
indikator budaya keselamatan pasien dalam internalisasi perilaku individu.
 Sikap yang tidak mendukung pelaporan kejadian, khususnya perawat,
akan menghambat upaya terciptanya pelayanan yang aman karena tidak
adanya laporan kejadian akan berdampak, yaitu tidak menyadari adanya
potensi peringatan akan adanya bahaya yang dapat menimbulkan
kesalahan
Penerapan Budaya Mutu dan
Keselamatan Pasien

Melaksanakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan untuk mencapai derajat


persyaratan yang ditentukan dan kesesuaian terhadap kebutuhan dan
melaksanakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman
Budaya keselamatan merupakan hal yang sangat penting dan urgent, budaya
keselamatan tidak hanya semata mata pada budaya keselamatan pasien, tetapi
juga menyangkut budaya keselamatan kerja petugas dan bangunan yang sesuai
standar yang telah ditetapkan
Standar Keselamatan Pasien

1. Hak pasien;
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga;
3. Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan peningkatan
Keselamatan Pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien;
6. Pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien; dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan Pasien.
Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien
1. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien;
2. Memimpin dan mendukung staf;
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4. Mengembangkan sistem pelaporan;
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien;
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien.
Program Peningkatan Keselamatan Pasien

1. Melakukan proses perancangan (desain) yang baik


2. Melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait dengan pelaporan insiden,
akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu pelayanan, dan keuangan

3. Melakukan evaluasi semua insiden dan secara proaktif melakukan evaluasi 1 (satu)
proses kasus risiko tinggi setiap tahun
4. Menggunakan semua data dan informasi hasil evaluasi dan analisis untuk
menentukan perubahan sistem (redesain) atau membuat sistem baru yang
diperlukan, agar kinerja dan Keselamatan Pasien terjamin
Siapa yang terlibat?

Medical errors Supporting errors


TENAGA
KETEHNISIAN MEDIK
(Staf penunjang medik : bidan, farmasis,
dietisien, fisioterapis, penata
TENAGA MEDIK radiologi/anestesi, atem, fisikawan medis,
(Staf dokter spesialis/konsultan, analis laboratorium)
PPDS)

TENAGA PERAWAT
MUTU & (Staf perawat pelaksana/manajer,
perawat magang) Nursing-care errors
KESELAMAT
AN PASIEN
PERAWA DOKTER
T KOLABORAS
I

PRAKTIK PRAKTIK
KEPERAWATA KEDOKTERAN
N

AREA KELABU  PADAT RISIKO/ ERROR


( PELIMPAHAN SECARA TERTULIS / STANDING ORDER dan
SESUAI KOMPETENSI)
Bagaimana Proses Monitoring
Keselamatan Pasien (KEPERAWATAN)?

 Pembuatan sistem pelaporan secara formal


 Pelaporan insiden/kejadian
 Analisa insiden/investigasi
 Diduga ada kesalahan prosedur
 Tindakan perbaikan (action)
Faktor utama budaya keselamatan
Individu RA
• Setiap individu menyadari pentingnya keselamatan sehingga prioritas
utamanya ialah keselamatan

Pengetahuan dan Kompetensi


• Diperoleh melalui pelatihan, kualifikasi personil, dan belajar mandiri.

Komitmen
•Pengambil kebijakan, pimpinan & dan seluruh staf komit bahwa
keselamatan adalah prioritas utama dalam seluruh tahap kegiatan.
• Komitmen ini dapat dilihat dari kinerja, hasil, dan sasaran

Motivasi
• Memberikan semangat dlm melaksanakan kegiatan memenuhi
komitmen.
• Dpt dilihat dari sistem penghargaan, peringatan & sikap individu.

•Supervisi  thd pelaksanaan kegiatan yg berkaitan dg keselamatan


Pengendalian
SDM maupun lingkungan, baik secara internal maupun eksternal
Faktor utama budaya keselamatan
Tanggung Jawab
• Para pimpinan mendefinisikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab
yang dimengerti oleh tiap individu.

Individu sebagai Individu


• Bersikap ingin tahu dan teliti terhadap seluruh kegiatan, dan mampu
dengan mudah mengadakan komunikasi.

Individu sebagai Pemimpin


• Mempunyai tanggung jawab & wewenang jelas, mampu mengendalikan staf;
• Mampu menerapkan kompetensi staf, sistem penghargaan dan peringatan/sanksi.

Individu sebagai pengambil kebijakan


• Membuat keputusan tentang kebijakan untuk keselamatan, operasi, dan pengawasan.
• Membuat kebijakan keselamatan sebagai prioritas utama dalam setiap kegiatan,
• Mengadakan kualifikasi sumber
daya
Faktor Pendukung

• Tuntutan Akreditasi
• Ada regulasi  PMK 11/2017
• Sistem dan alur pelaporan jelas
• Kesadaran budaya mutu dan keselamatan pasien meningkat
• Program mutu dan keselamatan pasien
Faktor Penghambat

• Komunikasi belum efektif


• Manajemen Risiko belum dilaksanakan secara optimal
• Pelaporan Insiden belum optimal  blamming culture
• Perbaikan fokus pada kinerja individu bukan pada perbaikan sistem
• Pemenuhan hak pasien belum optimal
• Pendidikan bagi pasien dan keluarga belum optimal
• Peran kepemimpinan belum optimal
• Pendidikan bagi staf tidak berkesinambungan
Strategi

a. Memahami dan menghayati konsep dasar keselamatan pasien dan prinsip


mutu pelayanan rumah sakit sehingga dapat menyusun langkah-langkah
upaya peningkatan mutu dan penerapan sistem keselamatan pasien.
b. Memberi prioritas kepada peningkatan sumber daya manusia.
c. Menciptakan penerapan budaya mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit.
Termasuk di dalamnya menyusun program, menyusun kebijakan, prdomen,
panduan, SPO yang berhubungan dengan penerapan budaya mutu dan
keselamatan pasien dan menetapkan mekanisme monitoring dan evaluasi
termasuk sistem pelaporan.
R I M
E
A
T Always remember to be
safety conscious and above
all H
K do no harm

A I
S

Anda mungkin juga menyukai