Anda di halaman 1dari 15

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN MEDIKASI

KELOMPOK 8 DAN 1
Kelompok 8
Clara Alemyca(012021005)
Clara Br Raja Gukguk(012021006)
Clara O Sitohang (012021007)
Yensika Dwi Putri Meha (012021027)
Malvin Jaya Kristian Gulo(102020003)
Dewi Mesra Adil Ndruru(102020004)
Kelompok 1
Agnes Roh Karlina Barasa(012021001)
Alfran Hasugian(012021002)
Ayu Devitasari Simanjuntak(012021003)
Betharia sonata (012021004)
Veronica G L Siregar(012021026)
Anggriani Nainggolan (102019007)
Susan Jesika(102020001)
Sr.Desideria(102020002)
DOSEN PENGAMPU : MAGDA SIRINGO-RINGO,SST. M.Kes
Pokok bahasan:
Konsep asuhan keperawatan dalam kebutuhan medikasi
1 .Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi/maslah keperawatan
dalam [pengobatan menurut NANDA NIC NOC
3. Perencanaa keperawatan
4. Cara mencengah kesalahan dalam pemberian obat
5. Keamanan dalam Pembeerian medikas parenteral/injeksi,teknik
menutup kembali jarum dengan satu tangan.
6. Penyuluhan edukasi informasi epada pasien.keluarga yang
berhubunga dengan pemberian obat
7. Informasi secara umum tentang obat yang wajib diketahui
masyarakat /pasien ;
8. Mengurangi /pencengahan medical error/kebijakan medical error
dan keselamatan pasien ,
9. langkah-langkah yang diperlukan dalam pemberian obatoral yang
aman
KONSP ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN MEDIKASI

1. PENGKAJIAN
pengkajian merupakan pengambilan data yang dilakukan pertama kali setelah
pasien masuk. Pada hal ini perawat hanya bisa mengumpulkan data yang bersifat
desriptif, singkat, dan lengkap.
Dalam melakukan pengkajian keperawatan ada lima tahapan kegiatan seperti yang
telah kita sebutkan diatas yaitu pengumpulan data, analisis data, sistematika data,
penentuan masalah dan dokumentasi data.
1. Pengumpulan data (PULTA) Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi
tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah,
serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien
2. Analisis data, Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan
data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang
relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan klien.
3. Sistematika / Pengelompokkan data Pengelompokan data adalah mengelompokan
data-data klien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahnnya
4. Identifikasi masalah , identifikasi masalah klien
dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien yang
kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang
mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan
besar mempunyai masalah dan pasien yang
mempunyai masalah aktual

5. Dokumentasi Data,Dokumentasi data adalah bagian


terakhir dari pengkajian yang lengkap. Kelengkapan
dan keakuratan diperlukan ketika mencatatkan data.
Kelengkapan dalam dokumentsi penting untuk dua
alasan. Pertama, semua data yang berkaitan dengan
status klien dimasukkan. Kedua, pengamatan dan
pencatatan status klien adalah tanggung jawab legal
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi/masalah keperawatan dalam
pengobatan menutut NANDA NIC NOC

Diagnosa Keperawatan Kemungkinan menjelaskan bahwa perlu adanya data


tambahan untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan. Pada keadaan
ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang dapat
menimbulkan masalah.Syarat menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan
adanya unsur respons (Problem) dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan
masalah tetapi belum ada.

Diagnosa keperawalan menurut NANDA, merupakan klasifikasi pertama pada


tahun 1973 dan diakui sebagai klasifikasi keperawatan pertama. Diagnosis
keperawatan merupakan dasar untuk menentukan intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang diharapkan dan dapat dipertanggungjawabkan oleh perawat.

Nursing Intervention Ciassitication (NICI) adalan standar bahasa intervensi yang


dapat digunakan di semua area keperawatan dan spesialis.
Nursing Out Como (NOC) mendefinisikan status klien setelah dilakukan intervensi
keperawatan standar kriteria hasil dikembangkan untuk digunakan pada semua
area keperawatan dan semua klien (individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat)
3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam


proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Perawat perlu menuliskan tujuan dari perencanaan asuhan keperawatan yang
akan diberikan kepada klien untuk memudahkan perawat dalam menjalankan
tindakan yang dapat menghasilkan hasil yang menjadi prioritas. Saat
merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk umum yang perlu diperhatikan
menurut Manurung (2011), yaitu :
1. Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang ingin dicapai, bukan tindakan
keperawatannya.
2. Tujuan keperawatan harus menggambarkan perilaku pasien yang dapat
diamati dan diukur..
3. Tujuan harus realistis, mencerminkan kemampuan dan keterlibatan pasien.
4. Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan.
4. Cara mencegah kesalahan dalam pemberian obat
Cara Mencegah kesalahan dalam pemberian obat adalah sebagai
berikut :
5. Mempunyai referensi obat. pastikan bahwa semua anggota staf yang meresepkan,
menyerahkan, memberikan obat atau memberi edukasi pada pasien tentang obat mendapat
akses yang mudah pada informasi obat terkini dan sumber pendukung 
pengambilan keputusan lainnya. Putuskan satu set referensi informasi obat yang akan
digunakan dan mutakhirkan minimal setahun sekali atau kapankan ada edisi baru. 
6. Menetapkan guideline. Guideline obat tertulis yang memuat dosis, kontraindikasi, tindakan
 pencegahan dan informasi penting lainnya untuk obat-obat yang sering digunakan sangat
berharga. Rujuk ke panduan nasional, label paket produk obat, dan sumber tentang obat
lainnya untuk menciptakan guideline yang akan mudah diikuti oleh anggoat staf.
7. Identifikasi obat-obat high-alert. Kita harus mengidentifikasi daftar obat high-alert yang
memerlukan kehatian-hatian ekstra saat memberikan, meresepkan, dan menyerahkan obat.
Obat-obat high- alert adalah obat yang mempunyai kecenderungan untuk menyebabkan
harm serius pada pasien saat digunakan secara salah, misalnya warfarin, LMWH, insulin,
obat antidiabetik oral, opiat, dan metotreksat.
8. Untuk obat-obat pada usia lanjut, bisa merujuk ke Beers list, yang merupakan daftar 48 obat
 individual atau kelas untuk dihindari pada pasien > 65 tahun, karena risikonya sangat tinggi
dan alternatifnya yang lebih aman tersedia. Beers list mencakup fluoksetin harian karena
waktu paruhnya yang panjang dan risiko mengakibatkan stimulasi berlebihan pada sistem
 syaraf pusat dan meningkatkan agitasi; NSAID yang tidak selektif COX karena potensinya
mengakibatkan perdarahan saluran cerna, gagal ginjal, tekanan darah tinggi dan gagal 
jantung.
5. Keamanan dalam pemberian medikasi parenteral/injeksi
Pinsip pemberian medikasi terdiri dari 10 prinsip, yaitu Benar
Obat, Benar Dosis, Benar Pasien, Benar Rute, Benar Waktu, Benar
Edukasi Klien, Benar Dokumentasi, Benar untuk Menolak
Edukasi, Benar Pengkajian, dan Benar Evaluasi.
Prinsip tersebut akan dijelaskan secara terperinci sesuai dengan
proses keperawatan.
Yang harus diperhatikan oleh perawat adalah Perawat harus
mengecek kelengkapan order pemberian medikasi, termasuk tanggal
order, nama klien, nama obat, unit dosis, rute, frekuensi, dan tujuan
pemberian obat. Pengecekan kelengkapan order juga perlu dilakukan
dalam setting komunitas dan rawat jalan, termasuk informasi jumlah
yang harus diulang. Perawat perlu menangguhkan medikasi dan
melakukan follow up dengan pemberi resep apabila order medikasi
tidak lengkap, tidak jelas, tidak sesuai, dan tidak dipahami.
Teknik menutup kembali jarum dengan satu tangan

1. Tempatkan penutup jarum pada permukaan rata dan kokoh,


kemudian angkat tangan anda.
2. Dengan satu tangan memegang semprit, gunakan jarum untuk
menyekop tutup tersebut.
 3. Dengan penutup di ujung jarum putar semprit tegak lurus
sehingga jarum dan sempritmengarah ke atas, dengan sumbat
yang sekarang ini menutup ujung jarum sepenuhnya
4. Peganglah semprit kearah atas dengan pangkal dekat pusat.
Dimana jarum itu bersatu dengan satu semprit dengan satu
tangan , dan gunakan tangan lainnya untuk menyegel tutup itu
denan baik.
6. Penyuluhan edukasi informasi kepada pasien, keliuarga yang berhubungan
pemberian obat

Hal-hal yang harus di informasikan tentang obat kepada pasien dan keluarga :
1. Penyimpanan obat dengan tepat.
2. Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis.
3. petunjuk penggunaan obat (waktu, bayaknya obat)
4. cara dan lama pemberian obat
7. Informasi secara umum tentang obat yang wajib dikehaui masyarakat/pasien

1. Penggolongan Obat
Penulisan obat generik menunjukkan :
1. Nama generik lebih informatif dari pada nama dagang
2. Memberi kemudahan pemilihan produk
3. Produk obat generik pada dasarnya lebih murah daripada produk nama
dagang
4. Resep/order dengan nama generik mempermudah substitusi produk yang
sesuai
2. jenis-jenis obat
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol
B. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : CTM
c. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda
khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis
tepi berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat
d. Obat psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital
e. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin
3. Informasi pada Kemasan, Etiket dan Brosur Sebelum menggunakan obat, bacalah
sifat dan cara pemakaiannya pada etiket, brosur atau kemasan obat agar
penggunaannya tepat dan aman.
Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu dicantumkan:
• Nama obat, Komposisi, Indikasi, Informasi cara kerja obat,Aturan pakai, Peringatan
(khusus untuk obat bebas terbatas), Perhatian,Nama produsen, Nomor
batch/lot,Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda ijin edar absah yang diberikan
oleh pemerintah pada setiap kemasan obat, dan Tanggal kadaluarsa
8. Mengurangi medical eror/kebijakan medical eror dan keselamatan pasien

Manajemen risiko adalah suatu metode yang sistematis untuk mengidentifikasi,


menganalisis, mengendalikan, memantau, mengevaluasi dan mengkomunikasikan
risiko yang ada pada suatu kegiatan. Untuk mengetahui gambaran kegiatan pada
suatu unit kerja (misalnya pada pelayanan kefarmasian), terlebih dahulu dilakukan
inventarisasi kegiatan di unit kerja tersebut.
Inventarisasi dapat dilakukan dengan cara :
- mempelajari diagram kegiatan yang ada
- melakukan inspeksi dengan menggunakan daftar tilik (checklist)
melakukan konsultasi dengan petugas
Manajemen risiko dalam pelayanan kefarmasian terutama medication error meliputi
kegiatan :
- koreksi bila ada kesalahan sesegera mungkin
- pelaporan medication error
- dokumentasi medication error
- pelaporan medication error yang berdampak cedera
- supervisi setelah terjadinya laporan medication error
- sistem pencegahan
- pemantauan kesalahan secara periodik
- tindakan preventif
- pelaporan ke tim keselamatan pasien tingkat nasional
9. Langkah langkah yang diperlukan dalam pemberian obatoral yang aman

Obatoral adalah Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan.


Peroral adalah cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah
mengobati,mengurangi, rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Langkah – langkah
1. Pastikan obat yang diberikan sesuai dengan instruksi ; jenis, dosis, waktu,
cara pemberian dengan pasien yang diberi obat
Kaji adanya kontra indikasi waktu pemberian obat, sukar menelan , peristaltik
turun, operasi gastro intestinal, alergi, instruksi puasa dan lain- lain
2. Bantu pasien posisi duduk/ berbaring
3. Berikan obat dengan tepat dan makanan / minuman yang memudahkan
untuk menelan obat mungkun lebih mudah pasien memegang obat sendiri
4. Jika pasien tidak mampu memegang sendiri obatnya bantu dengan
meletakan obat di bibir/ ujung lidah kemudian minta pasien menelan
Tetap bersama pasien sampai obat tertelan atau minta keluarga pastikan obat
tertelan

Anda mungkin juga menyukai