Anda di halaman 1dari 13

RESUME SISTEM KARDIOVASKULER

Immanuel purba
102020016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


STIKes Santa Elisabeth Medan

A. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER


1. DARAH
Darah memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut : darah sebagai alat transfort gas
dalam proses respirasi, membawa keseimbangan asam basa, transfor nutrisi, hormon dan enzim,
membantu pembuangan zat sisa, mempertahankan pengaturan suhu tubuh, membantu proses
pembekuan, membantu pengaturan cairan tubuh sebagai pertahanan terhadap mikroorganisme
dan toksin. Pada orang dewasa darah ± 7-9 % dari total BB ± 79 ml/kg ± 4-5 L. viscositas 3,5 –
5,5/1000 air, berat jenis = 1.045-1.065 dan Ph 7,35 dan 7,45.
Darah terdiri atas komponen-komponen darah diantaranya : plasma (55%) dan elements (45%).
Plasma merupakan bagian cairan tubuh yang terdiri atas 90% Air, 7%, 3% Elektrolit, asam
amino, glukosa dan nutrisi.
a. Protein Plasma
Protein plasma terdiri dari atas albumin (60%) yang berperan meningkatkan tekanan osmotik
sehingga meningkatkan tekanan retensi air, globulin 36% dan fibronogen 4%. Globulin , alpa
dan Beta, diproduksi diliver, untuk transport lemak. Globulin gamma : merupakan
Immunoglobulin, antibodi yang membantu pertahanan terhadap penyakit (satu-satunya protein
plasma yang tidak diproduksi di liver). Immunoglobulin : IgG, IgA, IgM, IgD, IgE.
b. Elektrolit Plasma
c. Nutrien Dan Produk Buangan
Nutrien yang ada dalam darah yaitu glukosa, Asam amino, lemak dalam bentuk fosfolipid,
trigliserida, asam lemak bebas, kolestrol.
d. Sel Darah
Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit(platelet).
Lebih jelasnya yaitu
1. Eritrosit
Setiap milimeter kubik darah mengandung sekitar 4-6 juta sel darah merah atau eritrosit. Porsi
terbesar dari berat eritrosit adalah hemoglobin yang merupakan protein yang membawa oksigen.
Setiap Hb mengandung 5% heme (pigmen yang mengandung zat besi) dan 95% globin (protein
polipeptida). Laki-laki biasanya memiliki lebih banyak Hb 14-18 g/100 mL. pada wanita 12-16
g/Ml.

Fungsi Hb :
Hb atau hemoglobin berfungsi mengambil oksigen dari paru-paru, mentransportasikan oksigen
ke jaringan didalam pembuluh darah. Melepaskan oksigen pada jaringan yang membutuhkan,
membawa CO2 sebagai sisa metabolisme dari jaringan ke paru-paru dan mempertahankan
keseimbangan asam basa dengan menjalankan fungsi pengikatan oksigen dan karbondioksida
tersebut. Hb memiliki warna ungu kebiruan saat saat tidak mengandung oksigen. Tetapi akan
menjadi merah saat dipenuhi oksigen disebut dengan Oxyhemoglobin.

Transport O2 dalam darah :


Hb akan mengikat O2 dari kantung-kantung udara dialveolus paru-paru sehingga membentuk
oxyhemoglobin dengan berikatan dengan atom besi. Oksihemoglobin kemudian kemudian ikut
sirkulasi darah dalam eritrtrosit dan akan memindahkan oksigen ke sel yang membutuhkan.
Kemampuan ikatan antara O2 dengan Hb lebih rendah dibandingkan dengan zat-zat racun
tertentu seperti insektisida, sulfur dioksida, CO menyebabkan Hb tidak mampu mengikat O2.
CO dihasilkan dari asap knalpot dan rokok.

Transport CO2 Dalam Darah :


CO2 lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan O2 dan lebih mudah melewati dinding
kapiler dari jaringan.

Membran Eritrosit
Eritrosit memiliki membran yang tipis, kuat dan fleksibel sehingga eritrosit dapat bergerak
dengan mudah melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun. Membran permeabel terhadap
air, O2, CO2, glukosa, urea dan beberapa senyawa lainya, tetapi impermeabel terhadap Hb dan
protein besar yang lain. Dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika
konsentrasi salut dalam plsma meningkat maka air diluar eritrosit lebih rendah daripada didalam
eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada
yang memasukan sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam
plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalam sel dan plasma
menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi
bengkak dan mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut juga dengan hemolisis.
Eritropoiesis :
Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportsi jumlah oksigen kejaringan akan
meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah/eritropoisis. Faktor utama yang dapat
merangsang pembentukan sel darah adalah eritropoietin. Keadaan hipoksia akan meningkatkan
produksi eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal, selanjutnya eritropoetien akan meningkatkan
proses pembentukan sel darah merah sampai keadaan hipoksia tertanggulangi. Pengeluaran
eritropoietin dari ginjal dipicu karena darah yang anemis dari kapiler peritubular tidak dapat
mengirim oksigen ke sel epitel tubulus ginjal dimana epitel tubulus ginjal memakai banyak
sekali oksigen.
1. Leukosit
Leukosit berfungsi untuk menghancurkan mikroorganisme di daerah infeksi dan membantu
menghancurkan bahan-bahan kimia. Pada orang dewasa ± 1000 eritrosit untuk setiap satu
leukosit. Jumlah normal leukosit sekitar 4000-12.000 mm3.
Produksi leukosit disebut dengan leukopoiesis. Leukopoiesis terjadi dijaringan limphoid seperti
kelenjar limfe, limpa dan tosil.
a. Granulosit (polymorphonuclear leukosit)
Tiga jenis granulosit yaitu neutropil (sekitar 60%), Eosinopil dan Basopil
b. Agranulosit (Mononuclear Leukosit)
Dua jenis agranulis yaitu monosit dan limfosit.

Pemeriksaan Darah
Hb : laki-laki 14-18 g/Ml pada wanita 12-16 g/Ml.
Hct (hematokrit :volume sel darah merah dalam darah : dengan cara sentrifuse, hct 46% : 46 ml
sel darah merah dalam 100 ml
Hct laki-laki : 45-52%, wanita 37-48%
Sel darah merah dan platelet : 2 ml dan plasma 52 ml

B. PENYAKIT / GANGGUAN YANG MUNCUL PADA SISTEM KARDIOVASKULER


1. Penyakit katup jantung
· Gagal jantung progresif
· Edema paru akut
2. Penyakit jantung Aterokrotik Koroner
· Angina Pektoris
· Infrark Miokardium
3. Gangguan vaskuler jantung
· Hipertensi
· Penyakit arteri oklusif
· Aneurisma
· Varises
· Thrombosis vena profunda
4. Gangguan hematologis
· Polisitemia vera
· Trombositpenia
· Anemia
PENGKAJIAN UMUM SISTEM KARDIOVASKULER
Pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskuler adalah salah satu komponen proses
keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam menggali masalah klien. Pengkajian
keperawatan dilakukan dengan mengumpulkan data tentang status klien secara sistematis,
menyeluruh akurat, singkat, dan berkesinambungan.
Pengkajian keperawatan yang komperehnsif secara umum meliputi anamnesa pada klien,
keluarga, dan perawat lainya.
Anamnesa :
Anamnesa atau wawancara dalam pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskuler
merupakan hal utama yang harus dilaksanakan perawat karena 80% diagnosa masalah klien
dapat ditegakan dari anamnesa.

1. Biodata
Nama, Umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status marital, alamat, penanggung jawab,
hubungan dengan klien.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama dengan menanyakan tentang gangguan yang paling dirasakan klien hingga klien
memerlukan pertolongan. Keluhan utama pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler
secara umum : sesak napas, batuk, nyeri dada, pingsan, berdebar-debar, cepat lelah, edema
ektremitas.
Nyeri dada :
Nyeri dada kardiovaskuler merupakan salah satu keluhan utama yang sering dikemukakan klien.
Rasa nyeri yang dirasakan berbeda dari satu klien ke klien yang lain, bergantung pada ambang
nyeri dan toleransi nyeri masing-masing klien.

3. Riwayat penyakit sekarang


Keadaan dan keluhan-keluhan klien saat timbulnya serangan, waktu dan frekuensi timbulnya
serangan, waktu dan frekuensi timbulnya serangan,
Pengkajian lainya yang dilakukan dengan anamnesis adalah mengkaji riwayat penyakit klien.
Pada anamnesis awal, memperoleh data subjektif dari klien mengenai awitan masalahnya dan
bagaimana penanganan yang sudah dilakukan.
. Sifat-sifat nyeri yang perlu diketahui dapat dikaji dengan PQRS :
P : peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri, apakah nyeri berkurang dengan beristirahat,
apakah nyeri bertambah berat bila beraktivitas.
Q : nyeri yang dirasakan atau digambarkan, sifat nyeri (karakter nyeri), nyeri perut, kembung,
atau perubahan kebiasaan buang air besar, jika terdapat nyeri , apakah sifat nyerinya tajam,
tumpul, seperti ditusuk-tusuk.
R : lokasi nyeri harus ditunjukan dengan tepat, nyeri yang dirasakan pada suatu area akibat
adanya gangguan pada area lain.
S : berat ringanya suatu keluhan nyeri bersifat subjektif, untuk menilai berat ringanya adalah
menanyakan gejala atau keluhan tersebut mempengaruhi kegiatan normal atau tidur. Dengan
menggunakan rentang 0-4 atau rentang 0-10 skala analogi visual.
T : kapan dan berapa lama nyeri berlangsung apakah nyeri bertambah buruk pada malam hari
atau siang hari. Dan tentukan juga sifat mulai timbulnya nyeri, apakah gejalanya timbul
mendadak, perlahan-lahan, atau seketika itu juga, dan apakah nyerinya juga timbul secara terus
menerus atau hilang timbul, dan tentukan juga lama timbulnya.

Sesak Napas :
Keluhan utama lain yang bisa muncul adalah sesak napas, napas pendek dapat disebabkan oleh
penyakit jantung.
Dispnea kardiak terjadi secara khas pada kegiatan yang memerlukan energi dan disebabkan oleh
kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang meningkatkan tekanan vena pulmonis. Hal
ini terjadi karena ventrikel kiri gagal meningkatkan curah jantung saat melakukan kegiatan fisik.
Pada penyaki, lalt jantung kronis, dispne kardiak dapat timbul pada saat istirahat. Sesak napas
sering juga berkaitan dengan ortopnea, yaitu dispnea yang terjadi pada waktu berbaring
terlentang. Ortopnea terjadi karena darah terkumpul pada kedua paru pada posisi terlentang,
menyebabkan pembuluh darah pulmonal mengalami kongesti secara kronis dan aliran balik vena
yang meningkat tidak diejekan oleh ventrikel kiri.
Dispnea nokturnal paroksismal merupakan dispne yang berat. Klien sering terbangun dari
tidurnya atau bangun, duduk, lalu berjalan menuju jendela kamar yang terbuka sambil terengah-
engah. Hal ini terjadi karena ventrikel kiri secara mendadak gagal mengeluarkan curah jantung,
sehingga tekanan vena dan kapiler pulmonalis meningkat menyebabkan transudasi cairan
kedalam jaringan interstisial yang meningkatkan kerja pernapasan.
4. Riwayat penyakit masa lalu
Riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit yang dapat mendukung
munculnya penyakit saat ini (faktor predisposisi maupun presipitasi), misalnya hipertensi, DM,
gangguan fungsi tyroid, penyakit jantung, penyakit darah dan dll.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga terutama yang berhubungan dengan gangguan
pada sistem kardiovaskuler atau pada sistem lain yang mempunyai sifat herediter dan
berpengaruh terhadap fungsi sistem kardiovaskuler.

Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital : pemeriksaan tanda vital secara umum terdiri atas nadi, frekuensi pernapasan,
tekanan darah, dan suhu tubuh.
Frekuensi nadi normal bervariasi dari frekuensi minimal 50 pada orang dewasa yang sehat dan
atletis sampai maksimal melebihi 100 setelah latihan atau saat kegirangan. Ansietas sering juga
meningkatkan kecepatan nadi selama pemeriksaan fisik. Bila kecepatanya lebih dari yang
diharapkan, maka perlu dikaji ulang pada akhir pemeriksaan fisik.
1. Inspeksi
Menilai kesimetrisan dan bentuk thorax (cekung :perikarditis, kronis, fibrosis paru. Cembung
pada intercosta menunjukan tanda efusi perikard/pleura.
2. Palpasi
Penilaian palpasi meliputi frekuensi, irama ciri denyutan, isi nadi, dan keadaan pembuluh darah.
Untuk pemeriksaan jantung awal atau bila irama nadi tidak teratur, maka frekuensi jantung harus
dihitung dengan melakukan auskultasi denyut apikal selama satu menit penuh sambil meraba
denyut nadi.
Cara Palpasi :
- Hanya untuk mengukur tekanan sistolik
- Manset spigmomanometer yang digunakan harus sesuai dengan usia (manset anak-anak
lebih kecil dibandingkan dengan manset dewasa)
- Kenakan manset pada lengan lalau pompa dengan udara secara perlahan sampai denyut
nadi pergelangan tangantak teraba lagi. Kemudian tekanan didalam manset diturunkan dengan
membuka pemompa secara perlahan.
- Amati tekanan pada skal spigmomanometer.
- Saat denyut nadi teraba kembali, baca tekanan pada skala spigmomanometer, tekanan ini
adalah sistolik.
3. Perkusi
Menilai batas-batas paru dan jantung, serta kondisi paru (normal resonan/sonor)
4. Auskultasi
Suara nafas dan suaranafas tambahan seperti ronchi, rales, wheezing, friction rub pleura

Cara :
- Untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolic
- Manset spigmomanometer diikatkan pada lengan atas, stetoskop ditempatkan pada arteri
brakialis pada permukaan ventral siku agak bawah manset spigmomanometer.
- Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam spigmomanometer dinaikan dengan
memompa udara kedalam manset sampai nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan didalam
spigmomanometer diturunkan secara perlahan.
- Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang tercantum pada skla
spigmomanometer, tekanan ini adalah tekanan sistolik.
- Suara denyutan nadi menjadi agak keras dan tetap terdengar sekeras itu sampai suatu saat
denyutanya melemah atau menghilang sama sekali. Pada saat denyutan yang keras itu berubah
menjadi lemah.
Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu tubuh yang normal berkisar dari 36,6-37,2ºC (98-99ºF). Pada cuaca yang sangat panas suhu
tubuh meningkat sampai 0,5 ºC lebih tinggi. Suhu tubuh yang diukur per oral dalam temperatur
normal lebih rendah daripada suhu tubuhyang diukur per rektal yaitu sebesar 0,2-0,5 ºC. suhu
tubuh yang diukur per aksila dapat lebih rendah 0,5 ºC daripada suhu tubuh, yang diukur per
oral.
Hipertermia :
Suhu tubuh yang sangat tinggi (hiperpireksia didefinisikan sebagai suhu tubuh diatas 41,6ºC)
adalah sangat serius dan dapat menimbulkan kematian. Beberapa penyebab hiperpireksia adalah
akibat paparan atau pengerahan tenaga yang berlebihan misalnya pada pelari maraton,
hipertermia maligna (sekelompok kelainan autosomal dominan atau resesif).

Hipotermia
Hipotermia jarang terjadi dan didefinisakan sebagai suhu tubuh kurang dari 35 ºC. termometer
biasa tidak dapat mengukur suhu tubuh dibawah 35ºC. oleh karena itu, termometer khusus
dengan skala rendah harus dipakai bila mencurigai adanya hipotermia. Penyebab hipotermia
meliputi paparan yang lama terhadap udara dingin dan hipotiroidisme.
Pengkajian Tangan
Pada klien dengan gangguan jantung, berikut ini merupakan temuan yang paling .penting saat
mengkaji ektremitas atas.
- Sianosis perifer, kulit tampak kebiruan, menunjukan penurunan kecepatan aliran darah ke
perifer, sehingga perlu waktu yang lebih lama bagi hemoglobin mengalami desaturasi. Normal
terjadi pada vasokontriksi perifer akibat udara dingin atau pada penurunan aliran darah patologis
misalnya syok kardiogenik.
- Pucat dapat menandakan anemia atau peningkatan tahanan vaskular sistemik.
- Waktu pengisian kapiler merupakan dasar untuk memperkirakan kecepatan aliran darah
perifer. Pengkajian pengisian kapiler dilakukan dengan menekan kuat ujung jari, dan kemudian
dilepaskan dengan cepat, secara normal.
- Suhu tubuh dan kelembapan tngan dikontrol oleh sistem saraf otonom. Pada keadaan
normal, tangan terasa hangat dan kering, pada keadaan stres tangan akan terasa dingin dan
lembap. Pada syok kardiogenik tangan terasa sangat dingin dan basah akibat stimulasi sistem
saraf simpatis dan mengakibatkan vasokontriksi.
- Edema meregangkan kulit dan mempersulit bagian tubuh yang mengalami edema
melakukan gerakan ekstensi.
- Penurunan turgor kulit terjadi pada dehidrasi dan proses penuaan normal.
- Jari gada (clubbing finger) adalah suatu penambahan jaringan lunak pada bagian distal
jari-jari tangan atau jari-jari kaki, penyebab clubbing finger salah satu teorinya adalah clubbing
terjadi karena suatu zat humoral dikeluarkan sebagai respon terhadap hipoksemia arteri.

2. Menganalisis Vidio
Fungsi umum Jantung adalah untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Berdasarkan system sirkulasi, jantung memompakan darah melalui 2 sistem sirkulasi, yaitu :

Sirkulasi Pulmonar

Melalui peran ventrikel kanan, darah dengan kadar O2 rendah disampaikan melalui artery
Pulmonar ke paru-paru, kemudian terjadi pertukaran gas, sehingga darah yang keluar dari paru-
paru kaya akan O2. Darah yang kaya akan O2 ini akan dihantarkan kembali ke paru-paru melalui
vena pulmonary.

Sirkulasi Peripheral atau Sistemik

Darah kaya O2 yang berasal dari ventrikel kiri, melalui aorta akan dihantarkan ke seluruh tubuh.
Di jaringan perifer, O2 akan digunakan dan bertukar dengan CO2. Kemudian darah dengan
kadar O2 rendah kembali ke jantung melalui vena cava.

Mekanisme special pada jantung mengakibatkan jatung dapat berkontraksi secara konstan.
Melalui penghantaran aksi potensial melalui otot jantung , jantung dapat berdetak secara konstan
dan ritmis.
Fungsi arteri adalah untuk mentransport darah ke jaringan di bawah tekanan yang tinggi. Arteri
mempunyai dinding pembuluh darah yang kuat, dan darah mengalir dengan kecepatan yg tinggi
di arteri.
Arteriol merupakan cabang-cabang kecil yang terakhir dari sistem arteri dan berfungsi sebagai
saluran kendali untuk menentukan darah yang akan dilepaskan ke kapiler. Dinding otot arteriol
yang kuat sehingga dapat menutup arteriol secara total atau dengan berelaksasi dapat mendilatasi
arteriol hingga beberapa kali lipat sehingga mempunyai kemampuan untuk sangat mengubah
aliran darah di dasar setiap jaringan sebagai respon terhadap kebutuhan jaringan.
Kapiler darah berfungsi sebagai pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon dan bahan-
bahan lainnya antara darah dan cairan intertisial.

Venula mengumpulkan darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung menjadi vena yang
semakin besar.
Vena merupakan saluran yang berfungsi untuk mengangkut darah dari venula menuju jantung.
Vena ini menjadi penampung paling banyak dibanding arteri. Tekanan di sistem vena sangat
rendah, dinding vena sangat tipis. Meskipun demikian, dindingnya mempunyai otot yang mampu
untuk dapat berkontraksi atau melebar dan dengan demikian dapat berperan sebagai penampung
darah ekstra dan dapat dikendalikan, baik dalam jumlah kecil atau besar, bergantung pada
kebutuhan sirkulasi.
Volume darah di berbagi bagian sirkulasi memiliki perbedaan penampungan sejumlah darah
total. 84 persen dari seluruh volume darah total terdapat di sirkulasi sistemik, 16 persen di dalam
jantung (7 persen) dan paru-paru (9 persen). Dari ke 84 persen tersebut 64 persennya di vena,
sedangkan 13 persen di arteri, dan 7 persen di arteriol sistemik dan kapiler jantung.

TEORI DASAR FUNGSI SIRKULASI

Fungsi sirkulasi bersifat kompleks, terdapat prinsip dasar dalam mendasari keseluruhan fungsi
dari sistem

1. Kecepatan aliran darah ke setiap jaringan tubuh hampir selalu diatur seuai dengan kebutuhan
jaringan.

Semakin jaringan bersifat aktif, jaringan ini akan membutuhkan jauh lebih banyak supply darah
disbanding dalam keadaan istirahat (kadang mencapat 20-30 kali dari nilai istirahat)

2. Curah jantung (cardiac output) terutama dikendalikan oleh penjumlahan seluruh aliran darah
Darah mengalir di jaringan, darah ini akan segera kembali melalui vena ke jantung. Jantung ini
akan berespon secara alami untuk mengatasi peningkatan aliran darah ini, dengan segera
memompa kembali ke arteri tempat darah berasal. Jantung bisa memompa secara otomatis dan
kadang dengan bantuan respon-respon sistem saraf.

3. Tekanan arteri dikendalikan secara mandiri baik dengan pengaturan aliran darah setempat atau
pengaturan curah jantung

Sistem sirkulasi dilengkapi dengan sistem pengaturan yang luas terhadap tekanan darah arteri.
Ketika keadaan tekanan dalam pembuluh tersebut turun, maka akan terjadi regulasi baik itu
dengan cara meningkatkan daya pemompaan jantung, dan kontraksi pada sistem penampungan
vena yang besar, dan menyebabkan kontriksi umum pada sebagian besar arteriol di seluruh
tubuh, sehingga darah terakumulasi di arteri. Kadang sistem ini dibantu pula dengan ginjal.

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN, ALIRAN, DAN RESISTENSI

Aliran darah ditentukan oleh dua faktor,

1. Perbedaan tekanan darah antara kedua ujung pembuluh darah

2. Resistensi pembuluh darah

F adalah aliran darah, ΔP adalah perbedaan gradient tekanan antara kedua ujung pembuluh, dan
R adalah resistensi. Inti dari rumus ini menjelaskan bahwa aliran darah berbanding lurus dengan
perbedaan tekanan dan berbanding terbalik dengan resistensi.

ALIRAN DARAH

Merupakan jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu di sirkulasi dalam periode
waktu tertentu. Dituliskan dengan milliliter per menit.
Semakin besar perbedaan tekanan pada titik awal dan ujung pembuluh darah akan meningkatkan
blood flow. Secara keseluruhan aliran darah pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan
istirahat adalah sekitar 5000 ml/m. aliran darah ini disebut curah jantung atau Cardiac Output
karena merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.

TEKANAN DARAH
Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam milliliter air raksa (mmHg). Tekanan darah
merupakan tekanan atau daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding
pembuluh darah.

RESISTENSI ALIRAN DARAH

Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara
langsung dengan cara apapun. Biasanya disebutkan dengan nama satuan resistensi perifer, atau
PRU (peripheral Resistence Unit) dan PRT (total).

Kecepatan aliran darah yang melalui seluruh sistem sirkulasi sama dengan kecepatan pompa
darah yang melalui seluruh sistem sirkulasi sama dengan kecepatan pompa darah oleh jantung
yaitu, sama dengan curah jantung. Penulisan resistensi ini biasanya hanya berdasarkan kalkulasi
rumus ada.

KONDUKTANSI DARAH DALAM PEMBULUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN


RESISTENSI

Konduktansi merupakan ukuran aliran darah yang melalui pembuluh darah pada tekanan
tertentu. Dinyatakan dengan mmHg.
Semakin tinggi resistensi di pembuluh maka konduktansi nya semakin kecil dan aliran darah
semakin sedikit yang melewati pembuluh darah tersebut.

Diperkirakan bahwa semakin aliran darah yang tinggi maka diameter pembuluhpun akan besar,
hal ini sejajar dengan fungsi rumus di atas.
Penyebab kenaikan konduktansi ini dijabarkan dengan penggunaan Hukum Poiseuille,
F adalah kecepatan aliran darah, ΔP adalah perbedaan tekanan pada ujung-ujung pembuluh
darah, r adalah radius pembuluh, l adalah panjang pembuluh, dan ῃ adalah viskositas darah.

Bila pembuluh darah diatur secara serial, aliran darah di setiap pembuluh darah sama dan
resistensi total aliran darah (Rtot). pembuluh darah arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena
dikumpulkan secara serial.
Pembuluh darah yang bercabang sangat luas untuk membentuk sirkuit parallel yang menyuplai
darah ke beberapa organ dari jaringan tubuh. Pengaturan parallel ini membuat jaringan dapat
mengatur alirannya sendiri dan mengatur sendiri alirannya ke jaringan lain, serta jumlah darah
pada parallel akan jauh lebih besar dibandingkan yang melalui masing-masing pembuluh darah.
Banyaknya pembuluh darah yang dialirkan melalui sirkuit parallel akan membuat aliran darah
lebih mudah karena setiap pembuluh parallel memberikan jalan lain, atau konduktansi, untuk
mengalirkan darah. Konduktansi total untuk mengalirkan darah merupakan penjumlahan
konduktans di setiap jalur parallel.

Anda mungkin juga menyukai