Anda di halaman 1dari 28

1.

Plasma darah

Plasma darah merupakan komponen darah yang berbentuk cairan. Plasma darah mengisi sekitar 55-60
persen dari volume darah dalam tubuh. Secara rincinya, plasma darah tersusun dari air kurang lebih 92
persen, dan 8 persen sisanya merupakan karbondioksida, glukosa, asam amino (protein), vitamin, lemak,
serta garam mineral.

Fungsi Plasma Darah

1. Mengangkut limbah

Plasma darah bertugas membantu sel tubuh membuang limbah-limbah hasil


metabolisme. Setelah itu, limbah ini akan dibawa plasma darah ke area tubuh
lainnya, seperti ginjal atau hati, untuk dibuang.

2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh

Plasma darah mengandung banyak protein, namun yang paling penting adalah
albumin dan fibrinogen. Nah, albumin dalam darah memiliki peranan yang cukup
penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Protein ini bertugas
mempertahankan agar cairan dalam pembuluh darah tidak merembes ke
jaringan.

3. Membantu proses pembekuan darah


Selain fibrinogen, plasma darah juga mengandung berbagai faktor pembekuan
darah. Fibrinogen dan faktor-faktor ini berperan dalam proses pembekuan darah.
Jika kadar mereka dalam plasma darah rendah, darah akan sulit berhenti mengalir
saat terjadi pendarahan. Ini bisa menyebabkan tubuh kehilangan banyak darah.

4. Menjaga suhu tubuh

Plasma darah juga berperan dalam menjaga suhu tubuh dengan cara menyerap
atau melepaskan panas sesuai dengan kebutuhan tubuh.

5. Membantu melawan infeksi

Imunoglobulin yang terkandung pada plasma darah berperan dalam sistem


kekebalan tubuh. Kehadirannya mampu membantu tubuh melawan infeksi yang
disebabkan bakteri dan virus.

6. Menjaga keseimbangan asam dan basa

Kalium, magnesium, kalsium, natrium, dan bikarbonat merupakan kandungan


elektrolit yang terdapat pada plasma darah. Elektrolit-elektrolit ini berperan
dalam menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. Tidak hanya itu,
mereka juga berperan dalam mengatur fungsi saraf dan otot.

Plasma Darah dan Kesehatan Tubuh


Beberapa kondisi kesehatan mungkin menyebabkan seseorang membutuhkan
donor plasma darah. Untuk itu, seseorang yang sehat dapat mendonorkan plasma
darahnya melalui donor darah.

Dari darah yang telah didonorkan ini, petugas donor akan memisahkan plasma
darah dari sel-sel yang ada di dalamnya dengan bantuan mesin. Setelah itu,
plasma darah bisa disumbangkan kepada pasien yang membutuhkan.

Plasma darah biasanya dibutuhkan pada penyakit kronis yang langka seperti
hemofilia dan penyakit autoimun seperti sindrom Guillain-Barré. Pemberian
terapi ini dapat membantu pasien hidup lebih lama dan lebih produktif dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.

Bahkan pada penderita COVID-19, donor protein dan antibodi yang terdapat pada
plasma darah pasien yang telah dinyatakan sembuh dapat membantu pasien
positif COVID-19 lainnya pulih. Namun untuk memastikan keamanan, perlu
dilakukan beberapa tes sebelum donor plasma darah dilakukan.

Plasma darah mengandung banyak komponen yang masing-masingnya memiliki


peran penting pada tubuh. Oleh karena itu, gangguan pada plasma darah bisa
menimbulkan gejala yang bermacam-macam, tergantung pada komponen apa
yang terganggu.
Beberapa gejala yang menandakan adanya gangguan pada komponen plasma
darah antara lain mudah memar, kelelahan, kuku rapuh, sering kesemutan pada
tangan dan kaki, selera makan menurun, nyeri pada tulang, dan sering menderita
infeksi.

Sel darah

Jika plasma darah menyumbang sekitar 55-60 persen, maka sel darah mengisi
sisanya yakni kurang lebih sekitar 40-45 persen. Terutama, yang terdiri atas sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Fungsi Sel Darah Putih

Infeksi yang mengancam dan berpotensi merusak tubuh akan ditangani oleh sel
darah putih dengan cara mengenalinya terlebih dahulu kemudian menghancurkan
mikroorganisme yang bersangkutan. Ini merupakan fungsi utama sel darah putih
sebagai pertahanan tubuh. Sel-sel darah ptuih dikenal juga dengan nama leukosit
terbentuk dalam sel induk di sum-sum tulang dan mulai beredar di dalam tubuh
melalui aliran darah serta melalui pembuluh getah bening.

Fungsi Sel Darah Merah

Fungsi utama sel-sel darah merah adalah membawa oksigen ke semua sel-sel
tubuh seiring dengan pemompaan darah yang dilakukan oleh jantung. Sel-sel
darah merah memiliki kecepatan yang tinggi saat mengalir melalui pembuluh
darah vena dan arteri. Vena memiliki dinding yang relatif lebih tipis jika
dibandingkan dengan arteri karena tekanan darah yang tidak terlalu intens
dibandingkan dengan arteri. Areri membawa darah kaya oksigen sedangkan vena
membawa darah kaya karbon dioksida (CO2).

Kondisi kekurangan darah merah disebut dengan anemia

Fungsi Trombosit (Keping Darah)

Trombosit atau keping darah (platelet) merupakan komponen darah yang terkecil
dan paling ringan. Karena ukurannya yang kecil mereka biasanya melakukan
perjalanan dekat dinding pembuluh darah yang membawanya. Dinding pembuluh
darah yang terdiri dari sel-sel khusus yang bernama endotelium mencegah
penempelan trombosit pada dinding pembuluh darah. Namun, dalam kasus
cedera, ketika lapisan sel endotel rusak dan darah mulai mengalir keluar dari
pembuluh darah (perdarahan), maka trombosit langsung bereaksi dengan
menempel pada pembuluh darah yang rusak dan terbentuklah serat dan
terjadilah lapisan pembekuan sehingga perdarahan berhenti.

Itulah kenapa kekurangan trombosit sangat berbahaya, misalnya pada penyakit


demam berdarah. Lebih lanjut silahkan baca: Cara Menaikkan Trombosit
Jawaban No 2

FUNGSI DARAH PADA TUBUH MANUSIA

1 Mengangkut oksigen

Fungsi darah yang pertama yakni mengangkut oksigen. Udara yang mengandung
oksigen akan masuk ke dalam paru-paru, lalu melalui serangkaian proses
sebelumnya akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah kapiler. Oksigen kemudian
masuk ke plasma darah dan berdifusi ke sel-sel darah merah atau eritrosit. Hal ini
bisa terjadi karena fungsi sel darah merah yang mengandung hemoglobin (Hb)
untuk mengikat oksigen dalam darah. Proses ini disebut deoksigenasi. Oksigen
yang dapat berubah menjadi HbO2 kurang lebih sebanyak 97%, sedangkan
sisanya berada di dalam plasma darah yang akan diangkut ke seluruh jaringan
tubuh manusia

2. Mengedarkan sari makanan

Fungsi darah selanjutnya yaitu mengangkut sari makanan. Darah mengalir di


seluruh tubuh dan menyebarkan sari-sari makanan yang dibawanya dari serapan
oksigen, maupun dari beberapa vitamin, protein, dan karbohidrat yang
didapatkan melalui makanan yang kita konsumsi.

Proses pengangkutan sari makanan ini terjadi setelah pencernaan. Selain itu
sebelum disebarkan, sari makanan terlebih dahulu melewati hati agar racun dan
zat yang berbahaya dalam darah dapat disaring. Setelah itu baru nutrisi makanan
disebarkan ke seluruh tubuh, dengan begitu tubuh akan memperoleh sari
makanan yang cukup.

3. Mengedarkan hormon

Tak hanya mengedarkan sari makanan, ternyata darah juga mengedarkan hormon
yang masuk. Hormon ini diperoleh karena adanya rangsangan dan stimulus dari
luar maupun dalam diri manusia. Setelah itu darah akan mengangkut hormon-
hormon itu dan kelenjar eksokrin akan mengambil hormon-hormon yang tidak
bermanfaat dan dibuang di saluran khusus. Sedangkan darah akan membawa
hormon-hormon itu dengan saluran biasa, artinya tidak melalui aliran khusus
seperti yang diperlukan kelenjar eksokrin.

4. Menyerang kuman dan bakteri yang masuk

Darah juga memiliki fungsi untuk menyerang kuman dan bakteri yang masuk. Hal
ini dapat terjadi karena fungsi sel darah putih atau leukosit. Terdapat lima sel
darah putih pada tubuh manusia yaitu limfosit, neutrofil, monosit, basofil dan
eosinofil

Jumlah neutrofil dalam darah putih adalah yang paling banyak sebesar 60%.
Neutrofil ini fungsinya untuk menyerang bakteri dan kuman yang masuk de dalam
badan kita. Sementara jenis sel darah putih juga berperan memproduksi antibodi,
menyerang kuman dan membuang sisa-sisa sel yang telah rusak

5. Menyembuhkan luka
Fungsi darah pada tubuh manusia selanjutnya yaitu menyembuhkan luka. Bagian
darah yang disebut trombosit adalah bagian darah yang sangat berperan dalam
penyembuhan luka yang ada di kulit ari kita.

Trombosit akan mengeluarkan zatnya dan bergabung dengan vitamin K untuk


membentuk darah agar darah menjadi beku. Setelah trombosit membeku maka
trombosit perlahan akan berusaha menutupi luka yang berada di kulit ari

Jika jumlah trombosit dalam dalam darah berkurang, maka bisa saja luka tersebut
akan susah diobati, karena tidak adanya zat-zat yang mampu menutup luka dan
membekukan darah.

6. Membawa sisa oksidasi sel tubuh

Fungsi darah selanjutnya yaitu membawa sisa oksidasi sel yang tidak berguna
untuk keluar dari tubuh. Hal ini bisa dilihat ketika kamu melakukan pernapasan. Di
sana ada proses pengangkutan oksigen melalui darah sampai ke jantung, dan dari
jantung diproses ke seluruh tubuh. Setelah itu dari jantung, karbondioksida
akhirnya dibuang melalui darah dan dihembuskan bersamaan kita
menghembuskan napas

7. Sebagai pengatur suhu tubuh

Darah mengatur suhu tubuh agar tetap stabil pada suku 36 sampai 37 derajat
celsius. Selain itu, suhu tubuh dipengaruhi oleh sistem peredaran darah. Hal ini
karena suhu tubuh manusia tidak dipengaruhi kondisi lingkungan, melainkan oleh
sistem peredaran darah. Hasil dari oksidasi darah akan menghasilkan panas dalam
pada tubuh, jika oksidasi itu baik maka suhu tubuh pula akan menjadi baik.

8. Membuang zat-zat sisa metabolisme sel (ekskresi)

Darah juga memiliki fungsi untuk membuang zat-zat sisa metabolisme sel pada
proses ekskresi. Hal ini karena tidak semua zat yang diangkut darah merupakan
zat yang berguna bagi tubuh. Beberapa zat yang tak berguna hasil metabolisme
itu akan diangkut oleh darah menuju organ sekresi. Zat itu akan dialirkan ke
sistem ekskresi atau pembuangan seperti ginjal, hati dan kulit.

9. Memendam bibit penyakit

Darah dapat berperan memendam bibit penyakit yang juga berfungsi untuk
membuat tubuh tetap sehat dan fit. Pencegahan penyakit ini dilakukan melalui
keping-keping darah atau trombosit yang ada pada darah. Keping-keping darah
berfungsi memendam bibit penyakit agar tidak tersebar ke seluruh tubuh melalui
darah. Tapi bibit penyakit itu akan dimatikan oleh keing-keping darah sehingga
tubuh akan menjadi sehat.

10. Mengangkut air ke seluruh tubuh

Sebagain besar volume tubuh manusia terdiri dari air yang terdapat pada plasma
darah. Air dalam tubuh manusia dialirkan dalam pembuluh darah dan pembuluh
kapiler sehingga dapat mencapai seluruh bagian atau organ pada tubuh.
Kebutuhan air dalam tubuh manusia akan membantu mencegah timbulnya
berbagai macam gangguan kesehatan, termasuk mempermudah proses
pencernaan dan membantu sistem metabolisme dalam tubuh manusia.

11. Menjaga kadar asam basa cairan dalam tubuh

Fungsi darah yang terakhir yaitu menjaga keseimbangan kadar asam basa cairan
atau pH dalam tubuh. Fungsi ini dijalankan untuk mencegah terjadinya kerusakan
jaringan tubuh yang dapat disebabkan oleh senyawa buffer.

Jawaban no 3

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian
dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah
merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain
berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut
plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).


.Sel darah merah, eritrosit (bahasa Inggris: red blood cell (RBC),
erythrocyte),adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi mengikat
oksigen yang diperlukan untuk oksidasi jaringan-jaringan tubuh lewat darah
dalam hewan bertulang belakang. Terdapat kira-kira 5 juta sel darah merah per
mm3. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang
dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan
insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler.
Warna merah sel didarah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang
unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di
sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah
merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari
sebelum akhirnya dihancurkan

Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)

Struktur Sel Darah Merah (Eritrosit)


Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mililiter darah mengandung rata-rata sekitar
5 miliar eritrosit (sel darah merah), yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung terdapat 5 juta per
milimeter kubik (mm3). Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf,yang merupakan sel gepeng berbentuk
piringan yang dibagian tengah dikedua sisinya mencekung,seperti sebuah donat dengan bagian tengah
mengepeng bukan berlubang. dengan diameter 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm.
[1]

Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada
manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang membungkus larutan
hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan tidak memiliki
organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah manusia, seperti sebagian sel
darah merah pada hewan, tidak berinti. Namun, sel darah merah tidak inert secara metabolis. Melalui
proses glikolisis, sel darah merah membentuk ATP yang berperan penting dalam proses untuk
mempertahankan bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transpor ion (mis. oleh Na+-K+
ATPase dan protein penukar anion serta pengaturan air keluar-masuk sel. Bentuk bikonkaf ini
meningkatkan rasio permukaan-terhadap-volume sel darah merah sehingga mempermudah pertukaran
gas. Sel darah merah mengandung komponen sitoskeletal yang berperan penting dalam menentukan
bentuknya

Metabolisme Eritrosit

Eritrosit adalah cakram bikonkaf yang fleksibel dengan kemampuan menghasilkan energi sebagai
adenosin trifosfat (ATP) melalui jalur gikolisis anaerob(Embden Meyerhof) dan menghasilkan kekuatan
pereduksi sebagai NADH melalui jalur ini serta sebagai nikotamida adenine dinukleotida fosfat tereduksi
(NADPH) melalui jalur pintas heksosa monofosfat (hexsose monophosphate shunt)

Jalur Embden-Meyerhof juga menghasilkan NADH yang diperlukan oleh enzim methemoglobin
reduktase untuk mereduksi methemoglobin (hemoglobin teroksidasi) yang tidak berfungsi, yang
mengandung besi ferri (dihasilkan oleh oksidasi sekitar 3% hemoglobin setiap hari) menjadi hemoglobin
tereduksi yang aktif berfungsi. 2,3-DPG yang dihasilkan pada pintas Luebering-Rapoport (Luebering-
Rapoport Shunt), atau jalur samping pada jalur ini membentuk suatu kompleks 1:1 dengan hemoglobin,
dan seperti telah disebutkan di atas, penting dalam regulasi afinitas hemoglobin terhadap oksigen

Jalur Heksosa Monofosfat (pentosa fosfat). Sekitar 5% glikolisis terjadi melalui jalur oksidatif ini, dengan
perubahan glukosa-6-fosfat menjadi 6-fosfo-glukonat dan kemudian menjadi ribulosa-5-fosfat. NADPH
dihasilkan dan berkaitan dengan glutation yang mempertahankan gugus sulfhidril (SH) tetap utuh dalam
sel, termasuk SH dalam hemoglobin dan membran eritrosit. NADPH juga digunakan oleh methemoglobin
reduktase lain untuk mempertahankan besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yang aktif secara
fungsional. Pada salah satu kelainan eritrosit diturunkan yang sering ditemukan (yaitu defisiensi glukosa-
6-fosfat dehidrogenase (G6PD)), eritrosit sangat rentan terhadap stres oksidasi

Keping-keping darah atau trombosit (0,6 – 1,0%)

Keping darah, lempeng darah, trombosit (bahasa Inggris: platelet, thrombocyte)


(bahasa Yunani: θρόμβος – "klot" dan κύτος – "sel") adalah sel anuclear nulliploid
(tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan
ukuran diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit.Keping
darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat
sel dalam proses pembekuan darah dengan membentuk darah beku. Rasio
plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³, nilai
dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di
atas rentang yang sama dapat meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki
bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari
eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

.Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte)
adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk
membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak
secara amoeboid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. Dalam
keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam
seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam
setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel
darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel
per tetes.

Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau
jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel
tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap
serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu,
leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri,
melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang
ada pada sumsum tulang.

Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit
termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.

Jenis Sel Darah Putih

Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel
polimorfonuklear yaitu:

Basofil.

Eosinofil.

Neutrofil.

dan dua jenis lain tanpa granula dalam sitoplasma:

Limfosit.

Monosit.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:

Air: 91,0%

Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)

Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, ,
kalium dan zat besi,nitrogen, dll)

Garam

Plasma Darah Mengandung-

albumin

bahan pembeku darah


immunoglobin (antibodi)

hormon

berbagai jenis protein

berbagai jenis garam

Jawaban no 4

Tiga Fase dalam Proses Pembekuan Darah

1. Fase pertama

Proses pembekuan darah pada fase pertama adalah pembekuan agregat pada
trombosit sehingga dapat menghentikan proses pendarahan sementara.

Nantinya trombosit akan mengikat kolagen di tempat terjadinya luka di dalam


pembuluh darah, dan juga nantinya diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk di
dalam kaskade saat peristiwa koagulasi pada tempat yang sama.

Pada saat pengaktifan ini, trombosit akan mengalami perubahan bentuk karena
adanya efek dari zat fibrinogen dalam darah yang kemudian membuat trombosit
menyumbat pembuluh darah yang robek tersebut.
2. Fase kedua

Pada fase selanjutnya dalam proses pembekuan darah adalah pembentukan


jaring fibrin yang terikat dengan trombosit secara agregat. Hal ini akan membuat
penyumbat yang lebih stabil lagi dibandingkan dengan sumbatan yang pertama.

3. Fase ketiga

Proses pembekuan darah selanjutnya yakni terjadi pelarutan baik secara pasial
atau agregat pada hemastosis. Proses ini dilakukan oleh plasmin sehingga akan
membuat penyumbatan menjadi lebih kuat lagi dibandingkan yang sudah terjadi
sebelumnya.

Proses Pembekuan Darah


1. Pembentukan Aktivator Prothrombin

Proses pembekuan darah pertama yaitu dengan pembentukan aktivator


prothombin. Pembentukan aktovator prothrombin ini terjadi pada saat trauma
pada dinding pembuluh darah dan jaringan lain yang ada di dekat pembuluh
darah. Kondisi inilah yang dinamakan dengan activator prothrombin.

Prothrombin sendiri merupakan salah satu senyawa globin yang bisa larut dan
dihasilkan di dalam organ hati dengan bantuan dari vitamin K. Jika prothrombin
belum aktif maka akan diaktifkan dengan menggunakan ion kalsium. Sedangkan
protein lainnya, yaitu fibrinogen, adalah protein yang bisa larut di dalam plasma
darah.

Activator prothrombin ini bisa terjadi dengan dua cara yaitu melalui jalur
ekstrinsik, yaitu pada saat terjadi luka di dalam pembuluh darah, dan jalur
intrinsic, yaitu terjadi di dalam sel darah itu sendiri.

a. Langkah Jalur Ektrinsik


Pada skema proses pembekuan darah melalui jalur ektrinsik ini, yang akan terjadi
pertama kali adalah jaringan thromboplastin melakukan aktivasi kepada faktor
Stuart.

Faktor ini dibentuk melalui lipoprotein dari berbagai faktor jaringan dan kemudian
melakukan penggabungan diri dengan faktor VII yaitu proconvertin.

Jika sudah sampai dalam tahap ini, kemudian akan diaktifkan menjadi faktor X
ketika sudah bertemu dengan ion calcium.

b. Langkah Jalur Instrinsik

Yang berperan dalam jalur intrinsik ini adalah faktor Hageman, yang merupakan
penyimpanan stabil dan diaktifkan melalui kaca atau permukaan asing lainnya
yang masuk ke dalam pembuluh darah.

Kemudian faktor Hageman ini mengaktifkan faktor lainnya yaitu thromboplastin


yang akan saling berkombinasi menyumbat adanya pendarahan.

2. Perubahan Prothrombin Menjadi Thrombin


Proses pembekuan darah lainnya adalah perubahan prothrombin menjadi
thrombin. Ketika prothrombin yang aktif sudah terbentuk, prothrombin ini bisa
berubah menjadi thrombin jika bertemu dengan ion kalsium.

Namun perlu diketahui bahwa thrombin juga dalam prosesnya pembentukannya,


bisa dibantu oleh trombosit. Ini dikarenakan banyaknya jumlah prothrombin yang
melekat pada sel trombosit yang telah membentuk jaring-jaring rusak.

Pengikatan yang dilakukan oleh trombosit ini dapat mempercepat pembentukan


thrombin sehingga proses pembekuan darah bisa dilakukan dengan cepat.

Prothrombin sendiri adalah protein di dalam darah yang sangat mudah rusak atau
pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil. Salah satu diantara senyawa
tersebut adalah thrombin. Pembentukan prothrombin ini juga sangat bergantung
pada vitamin K.

Jika tubuh mengalami kekurangan asupan vitamin K, maka akan membuat


pendarahan menjadi lebih mudah terjadi dan proses pembekuan darah akan
menjadi sulit.

3. Perubahan Fibrinogen Menjadi Fibrin


Proses pembekuan darah selanjutnya adalah perubahan fibrinogen menjadi fibrin.
Perubahan fibrinogen menjadi fibrin ini juga memerlukan bantuan dari
prothrombin, dimana thrombin sendiri merupakan enzim yang bekerja terhadap
fibrinogen dengan cara melepaskan 4 jenis molekulnya dan membentuk molekul
fibrin yang berpolimerisasi dengan fibrin lainnya.

Kemudian kumpulan fibrin akan membentuk sebuah reticulum bekuan pada


darah. Namun pada tahap awal ini, ikatan antar fibrin masih belum maksimal dan
tidak kuat sehingga pada fase berikutnya diperlukan untuk membuat ikatan antar
fibrin ini menjadi kuat dan stabil.

Fibrin yang sudah terpolimerisasi ini juga akan saling mengikat fibrin satu dengan
fibrin lainnya, yang kemudian akan membuat jaringan fibrin yang lebih kuat dan
stabil dalam bentuk tiga dimensi. Sehingga darah akan tersumbat dan pendarahan
bisa langsung dihentikan.

Cara kerja dari jaring fibrin ini adalah dengan menangkap sel darah merah, plasma
darah dan trombosit di dalamnya. Ketiga komponen tersebut pada akhirnya tidak
bisa keluar dari jeratan tersebut dan pada saat itulah sel-sel darah yang tadi
terperangkap akan mati.
Benang-benang dari fibrin ini juga akan melekat di dalam pembuluh darah
sehingga membuat kebocoran pada pembuluh darah bisa dikurangi.

Jawaban no 5

Faktor I

(fibrinogen). Fungsi sebagai komponen penting dalam protein plasma hasil dari
sintesis dalam hati dan diubah menjadi fibrin. Kekurangan fibrinogen dapat
mengakibatkan masalah seperti afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.

Faktor II

(protrombin). Fungsi sebagai protein plasma dan akan dikonversi menjadi bentuk
yang aktif berupa trombin melalui pembelahan dengan aktivasi faktor X (Xa).
Kekkurangan protrombin dapat mengakibatkan hypoprothrombinemia.

Faktor III

(tromboplastin). Fungsi sebagai aktivasi faktor VII untuk membentuk trombin

Faktor IV

(kalsium). Fungsinya digunakan disemua proses pembekuan darah

Faktor V
(Proakselerin, faktor labil, globulin akselator). Fungsi sebagai sistem intrinsik dan
ekstrinsik dan juga sebagai katalisis pembelahan protrombin trombin yang aktif.
Kekurangan faktor Proakselerin dapat mengakibatkan parahemophilia.

Kelainan kelainan pada darah

Terdapat beberapa jenis kelainan darah, baik yang menurunkan jumlah sel
darah maupun yang meningkatkan jumlah sel darah. Jenis kelainan yang
meningkatkan jumlah sel darah adalah:

Eritrositosis, yaitu kelainan darah yang terkait dengan peningkatan sel darah
merah.

Leukositosis, yaitu kelainan darah yang terkait dengan jumlah sel darah putih.

Trombositemia, merupakan kelainan darah yang terkait dengan peningkatan


jumlah trombosit.

Sedangkan jenis-jenis kelainan darah yang menurunkan sel darah adalah:

Anemia, yaitu kelainan darah yang terkait dengan penurunan sel darah merah.

Leukopenia, merupakan kelainan darah yang terkait dengan penurunan jumlah


sel darah putih.
Trombositopenia, yaitu kelainan darah terkait penurunan jumlah trombosit

Penyebab

Ada banyak penyebab kelainan darah, tergantung komponen darah yang


terkena.

Sel darah merah

Kelainan pada sel darah merah dapat berupa kurangnya sel darah merah
(anemia) atau kelebihan sel darah merah (polisitemia).

Kondisi anemia dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah


kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, dan
gangguan pada sumsum tulang (anemia aplastik). Selain itu juga bisa
disebabkan karena kondisi autoimun, kelainan bawaan (talasemia).

Sementara itu, polisitemia disebabkan oleh mutasi genetik menyebabkan


sumsum tulang terlalu aktif menghasilkan sel darah merah.

Sel darah putih

Kelainan sel darah putih paling sering disebabkan oleh adanya tumor. Di
antaranya adalah:

Limfoma
Limfoma merupakan kanker yang terjadi di kelenjar getah bening. Hal ini akan
menyebabkan sel darah putih akan berkembang secara berlebihan dan tidak
terkontrol.

Leukemia

Leukemia merupakan kanker darah yang ditandai dengan produksi sel darah
putih yang berlebihan di sumsum tulang.

Myelodysplastic syndrome (MDS)

MDS merupakan kelainan sumsum tulang yang ditandai dengan banyaknya sel
darah yang belum matang. Hal ini menyebabkan sel blast (sel darah putih muda)
meningkat jumlahnya. MDS sering berkembang menjadi leukemia.

Keping darah

Kelainan keping darah dapat berupa kurangnya keping darah, jumlah keping
darah berlebihan, atau keping darah satu dengan yang lain tak mau melekat.

Kurangnya keping darah dapat terjadi pada penyakit demam berdarah dengue
dan penyakit immune thrombocytopenia purpura. Keping darah berlebihan
disebut sebagai trombositosis esensial, disebabkan karena sumsum tulang
menghasilkan keping darah berlebihan.

Gangguan perlekatan keping darah umumnya disebabkan oleh penyakit von


Willebrand. Penyakit ini diturunkan secara genetik, ditandai dengan kurangnya
faktor von Willebrand, yaitu protein yang melekatkan keping darah satu sama
lain
Kesimpulan

Fungsi darah

Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :1. Mengedarkan sari makanan ke


seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah2. Mengangkut sisa oksidasi dari
sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukanolehplasma darah, karbon
dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melaluiginjal3.
Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin)
yangdilakukan oleh plasma darah.4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang
dilakukan oleh sel-sel darah merah5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam
tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih6.Menutup luka yang dilakuakn oleh
keping-keping darah7. Menjaga kestabilan suhu tubuh

Sel darah putih (leukosit) yang berfungsi untuk melawan infeksi kuman.

Keping darah (trombosit) yang berfungsi untuk menghentikan perdarahan.

Fungsi plasma darah

1. Mengangkut limbah

2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh

3. Membantu proses pembekuan darah

4. Menjaga suhu tubuh

5. Membantu melawan infeksi

6. Menjaga keseimbangan asam dan basa


kelainan Kelainan Darah

1.leokimia

2.limfoma

3.Anemia

4.Trombositopenia

5.Eritrositosis

https://www.brilio.net/kesehatan/11-fungsi-darah-pada-tubuh-manusia-dan-
jenis-jenis-sel-darah-191121c.html

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/beragam-komponen-darah-
manusia/

https://www.honestdocs.id/fungsi-darah-merah-putih-plasma-dan-keping-darah

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keping_darah

Anda mungkin juga menyukai