Plasma darah
Plasma darah merupakan komponen darah yang berbentuk cairan. Plasma darah mengisi sekitar 55-60
persen dari volume darah dalam tubuh. Secara rincinya, plasma darah tersusun dari air kurang lebih 92
persen, dan 8 persen sisanya merupakan karbondioksida, glukosa, asam amino (protein), vitamin, lemak,
serta garam mineral.
1. Mengangkut limbah
Plasma darah mengandung banyak protein, namun yang paling penting adalah
albumin dan fibrinogen. Nah, albumin dalam darah memiliki peranan yang cukup
penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Protein ini bertugas
mempertahankan agar cairan dalam pembuluh darah tidak merembes ke
jaringan.
Plasma darah juga berperan dalam menjaga suhu tubuh dengan cara menyerap
atau melepaskan panas sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Dari darah yang telah didonorkan ini, petugas donor akan memisahkan plasma
darah dari sel-sel yang ada di dalamnya dengan bantuan mesin. Setelah itu,
plasma darah bisa disumbangkan kepada pasien yang membutuhkan.
Plasma darah biasanya dibutuhkan pada penyakit kronis yang langka seperti
hemofilia dan penyakit autoimun seperti sindrom Guillain-Barré. Pemberian
terapi ini dapat membantu pasien hidup lebih lama dan lebih produktif dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.
Bahkan pada penderita COVID-19, donor protein dan antibodi yang terdapat pada
plasma darah pasien yang telah dinyatakan sembuh dapat membantu pasien
positif COVID-19 lainnya pulih. Namun untuk memastikan keamanan, perlu
dilakukan beberapa tes sebelum donor plasma darah dilakukan.
Sel darah
Jika plasma darah menyumbang sekitar 55-60 persen, maka sel darah mengisi
sisanya yakni kurang lebih sekitar 40-45 persen. Terutama, yang terdiri atas sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Infeksi yang mengancam dan berpotensi merusak tubuh akan ditangani oleh sel
darah putih dengan cara mengenalinya terlebih dahulu kemudian menghancurkan
mikroorganisme yang bersangkutan. Ini merupakan fungsi utama sel darah putih
sebagai pertahanan tubuh. Sel-sel darah ptuih dikenal juga dengan nama leukosit
terbentuk dalam sel induk di sum-sum tulang dan mulai beredar di dalam tubuh
melalui aliran darah serta melalui pembuluh getah bening.
Fungsi utama sel-sel darah merah adalah membawa oksigen ke semua sel-sel
tubuh seiring dengan pemompaan darah yang dilakukan oleh jantung. Sel-sel
darah merah memiliki kecepatan yang tinggi saat mengalir melalui pembuluh
darah vena dan arteri. Vena memiliki dinding yang relatif lebih tipis jika
dibandingkan dengan arteri karena tekanan darah yang tidak terlalu intens
dibandingkan dengan arteri. Areri membawa darah kaya oksigen sedangkan vena
membawa darah kaya karbon dioksida (CO2).
Trombosit atau keping darah (platelet) merupakan komponen darah yang terkecil
dan paling ringan. Karena ukurannya yang kecil mereka biasanya melakukan
perjalanan dekat dinding pembuluh darah yang membawanya. Dinding pembuluh
darah yang terdiri dari sel-sel khusus yang bernama endotelium mencegah
penempelan trombosit pada dinding pembuluh darah. Namun, dalam kasus
cedera, ketika lapisan sel endotel rusak dan darah mulai mengalir keluar dari
pembuluh darah (perdarahan), maka trombosit langsung bereaksi dengan
menempel pada pembuluh darah yang rusak dan terbentuklah serat dan
terjadilah lapisan pembekuan sehingga perdarahan berhenti.
1 Mengangkut oksigen
Fungsi darah yang pertama yakni mengangkut oksigen. Udara yang mengandung
oksigen akan masuk ke dalam paru-paru, lalu melalui serangkaian proses
sebelumnya akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah kapiler. Oksigen kemudian
masuk ke plasma darah dan berdifusi ke sel-sel darah merah atau eritrosit. Hal ini
bisa terjadi karena fungsi sel darah merah yang mengandung hemoglobin (Hb)
untuk mengikat oksigen dalam darah. Proses ini disebut deoksigenasi. Oksigen
yang dapat berubah menjadi HbO2 kurang lebih sebanyak 97%, sedangkan
sisanya berada di dalam plasma darah yang akan diangkut ke seluruh jaringan
tubuh manusia
Proses pengangkutan sari makanan ini terjadi setelah pencernaan. Selain itu
sebelum disebarkan, sari makanan terlebih dahulu melewati hati agar racun dan
zat yang berbahaya dalam darah dapat disaring. Setelah itu baru nutrisi makanan
disebarkan ke seluruh tubuh, dengan begitu tubuh akan memperoleh sari
makanan yang cukup.
3. Mengedarkan hormon
Tak hanya mengedarkan sari makanan, ternyata darah juga mengedarkan hormon
yang masuk. Hormon ini diperoleh karena adanya rangsangan dan stimulus dari
luar maupun dalam diri manusia. Setelah itu darah akan mengangkut hormon-
hormon itu dan kelenjar eksokrin akan mengambil hormon-hormon yang tidak
bermanfaat dan dibuang di saluran khusus. Sedangkan darah akan membawa
hormon-hormon itu dengan saluran biasa, artinya tidak melalui aliran khusus
seperti yang diperlukan kelenjar eksokrin.
Darah juga memiliki fungsi untuk menyerang kuman dan bakteri yang masuk. Hal
ini dapat terjadi karena fungsi sel darah putih atau leukosit. Terdapat lima sel
darah putih pada tubuh manusia yaitu limfosit, neutrofil, monosit, basofil dan
eosinofil
Jumlah neutrofil dalam darah putih adalah yang paling banyak sebesar 60%.
Neutrofil ini fungsinya untuk menyerang bakteri dan kuman yang masuk de dalam
badan kita. Sementara jenis sel darah putih juga berperan memproduksi antibodi,
menyerang kuman dan membuang sisa-sisa sel yang telah rusak
5. Menyembuhkan luka
Fungsi darah pada tubuh manusia selanjutnya yaitu menyembuhkan luka. Bagian
darah yang disebut trombosit adalah bagian darah yang sangat berperan dalam
penyembuhan luka yang ada di kulit ari kita.
Jika jumlah trombosit dalam dalam darah berkurang, maka bisa saja luka tersebut
akan susah diobati, karena tidak adanya zat-zat yang mampu menutup luka dan
membekukan darah.
Fungsi darah selanjutnya yaitu membawa sisa oksidasi sel yang tidak berguna
untuk keluar dari tubuh. Hal ini bisa dilihat ketika kamu melakukan pernapasan. Di
sana ada proses pengangkutan oksigen melalui darah sampai ke jantung, dan dari
jantung diproses ke seluruh tubuh. Setelah itu dari jantung, karbondioksida
akhirnya dibuang melalui darah dan dihembuskan bersamaan kita
menghembuskan napas
Darah mengatur suhu tubuh agar tetap stabil pada suku 36 sampai 37 derajat
celsius. Selain itu, suhu tubuh dipengaruhi oleh sistem peredaran darah. Hal ini
karena suhu tubuh manusia tidak dipengaruhi kondisi lingkungan, melainkan oleh
sistem peredaran darah. Hasil dari oksidasi darah akan menghasilkan panas dalam
pada tubuh, jika oksidasi itu baik maka suhu tubuh pula akan menjadi baik.
Darah juga memiliki fungsi untuk membuang zat-zat sisa metabolisme sel pada
proses ekskresi. Hal ini karena tidak semua zat yang diangkut darah merupakan
zat yang berguna bagi tubuh. Beberapa zat yang tak berguna hasil metabolisme
itu akan diangkut oleh darah menuju organ sekresi. Zat itu akan dialirkan ke
sistem ekskresi atau pembuangan seperti ginjal, hati dan kulit.
Darah dapat berperan memendam bibit penyakit yang juga berfungsi untuk
membuat tubuh tetap sehat dan fit. Pencegahan penyakit ini dilakukan melalui
keping-keping darah atau trombosit yang ada pada darah. Keping-keping darah
berfungsi memendam bibit penyakit agar tidak tersebar ke seluruh tubuh melalui
darah. Tapi bibit penyakit itu akan dimatikan oleh keing-keping darah sehingga
tubuh akan menjadi sehat.
Sebagain besar volume tubuh manusia terdiri dari air yang terdapat pada plasma
darah. Air dalam tubuh manusia dialirkan dalam pembuluh darah dan pembuluh
kapiler sehingga dapat mencapai seluruh bagian atau organ pada tubuh.
Kebutuhan air dalam tubuh manusia akan membantu mencegah timbulnya
berbagai macam gangguan kesehatan, termasuk mempermudah proses
pencernaan dan membantu sistem metabolisme dalam tubuh manusia.
Fungsi darah yang terakhir yaitu menjaga keseimbangan kadar asam basa cairan
atau pH dalam tubuh. Fungsi ini dijalankan untuk mencegah terjadinya kerusakan
jaringan tubuh yang dapat disebabkan oleh senyawa buffer.
Jawaban no 3
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian
dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah
merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain
berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut
plasma darah.
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada
manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang membungkus larutan
hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan tidak memiliki
organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah manusia, seperti sebagian sel
darah merah pada hewan, tidak berinti. Namun, sel darah merah tidak inert secara metabolis. Melalui
proses glikolisis, sel darah merah membentuk ATP yang berperan penting dalam proses untuk
mempertahankan bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transpor ion (mis. oleh Na+-K+
ATPase dan protein penukar anion serta pengaturan air keluar-masuk sel. Bentuk bikonkaf ini
meningkatkan rasio permukaan-terhadap-volume sel darah merah sehingga mempermudah pertukaran
gas. Sel darah merah mengandung komponen sitoskeletal yang berperan penting dalam menentukan
bentuknya
Metabolisme Eritrosit
Eritrosit adalah cakram bikonkaf yang fleksibel dengan kemampuan menghasilkan energi sebagai
adenosin trifosfat (ATP) melalui jalur gikolisis anaerob(Embden Meyerhof) dan menghasilkan kekuatan
pereduksi sebagai NADH melalui jalur ini serta sebagai nikotamida adenine dinukleotida fosfat tereduksi
(NADPH) melalui jalur pintas heksosa monofosfat (hexsose monophosphate shunt)
Jalur Embden-Meyerhof juga menghasilkan NADH yang diperlukan oleh enzim methemoglobin
reduktase untuk mereduksi methemoglobin (hemoglobin teroksidasi) yang tidak berfungsi, yang
mengandung besi ferri (dihasilkan oleh oksidasi sekitar 3% hemoglobin setiap hari) menjadi hemoglobin
tereduksi yang aktif berfungsi. 2,3-DPG yang dihasilkan pada pintas Luebering-Rapoport (Luebering-
Rapoport Shunt), atau jalur samping pada jalur ini membentuk suatu kompleks 1:1 dengan hemoglobin,
dan seperti telah disebutkan di atas, penting dalam regulasi afinitas hemoglobin terhadap oksigen
Jalur Heksosa Monofosfat (pentosa fosfat). Sekitar 5% glikolisis terjadi melalui jalur oksidatif ini, dengan
perubahan glukosa-6-fosfat menjadi 6-fosfo-glukonat dan kemudian menjadi ribulosa-5-fosfat. NADPH
dihasilkan dan berkaitan dengan glutation yang mempertahankan gugus sulfhidril (SH) tetap utuh dalam
sel, termasuk SH dalam hemoglobin dan membran eritrosit. NADPH juga digunakan oleh methemoglobin
reduktase lain untuk mempertahankan besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yang aktif secara
fungsional. Pada salah satu kelainan eritrosit diturunkan yang sering ditemukan (yaitu defisiensi glukosa-
6-fosfat dehidrogenase (G6PD)), eritrosit sangat rentan terhadap stres oksidasi
.Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte)
adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk
membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak
secara amoeboid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. Dalam
keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam
seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam
setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel
darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel
per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau
jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel
tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap
serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu,
leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri,
melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang
ada pada sumsum tulang.
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit
termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel
polimorfonuklear yaitu:
Basofil.
Eosinofil.
Neutrofil.
Limfosit.
Monosit.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
Air: 91,0%
Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, ,
kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
Garam
albumin
hormon
Jawaban no 4
1. Fase pertama
Proses pembekuan darah pada fase pertama adalah pembekuan agregat pada
trombosit sehingga dapat menghentikan proses pendarahan sementara.
Pada saat pengaktifan ini, trombosit akan mengalami perubahan bentuk karena
adanya efek dari zat fibrinogen dalam darah yang kemudian membuat trombosit
menyumbat pembuluh darah yang robek tersebut.
2. Fase kedua
3. Fase ketiga
Proses pembekuan darah selanjutnya yakni terjadi pelarutan baik secara pasial
atau agregat pada hemastosis. Proses ini dilakukan oleh plasmin sehingga akan
membuat penyumbatan menjadi lebih kuat lagi dibandingkan yang sudah terjadi
sebelumnya.
Prothrombin sendiri merupakan salah satu senyawa globin yang bisa larut dan
dihasilkan di dalam organ hati dengan bantuan dari vitamin K. Jika prothrombin
belum aktif maka akan diaktifkan dengan menggunakan ion kalsium. Sedangkan
protein lainnya, yaitu fibrinogen, adalah protein yang bisa larut di dalam plasma
darah.
Activator prothrombin ini bisa terjadi dengan dua cara yaitu melalui jalur
ekstrinsik, yaitu pada saat terjadi luka di dalam pembuluh darah, dan jalur
intrinsic, yaitu terjadi di dalam sel darah itu sendiri.
Faktor ini dibentuk melalui lipoprotein dari berbagai faktor jaringan dan kemudian
melakukan penggabungan diri dengan faktor VII yaitu proconvertin.
Jika sudah sampai dalam tahap ini, kemudian akan diaktifkan menjadi faktor X
ketika sudah bertemu dengan ion calcium.
Yang berperan dalam jalur intrinsik ini adalah faktor Hageman, yang merupakan
penyimpanan stabil dan diaktifkan melalui kaca atau permukaan asing lainnya
yang masuk ke dalam pembuluh darah.
Prothrombin sendiri adalah protein di dalam darah yang sangat mudah rusak atau
pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil. Salah satu diantara senyawa
tersebut adalah thrombin. Pembentukan prothrombin ini juga sangat bergantung
pada vitamin K.
Fibrin yang sudah terpolimerisasi ini juga akan saling mengikat fibrin satu dengan
fibrin lainnya, yang kemudian akan membuat jaringan fibrin yang lebih kuat dan
stabil dalam bentuk tiga dimensi. Sehingga darah akan tersumbat dan pendarahan
bisa langsung dihentikan.
Cara kerja dari jaring fibrin ini adalah dengan menangkap sel darah merah, plasma
darah dan trombosit di dalamnya. Ketiga komponen tersebut pada akhirnya tidak
bisa keluar dari jeratan tersebut dan pada saat itulah sel-sel darah yang tadi
terperangkap akan mati.
Benang-benang dari fibrin ini juga akan melekat di dalam pembuluh darah
sehingga membuat kebocoran pada pembuluh darah bisa dikurangi.
Jawaban no 5
Faktor I
(fibrinogen). Fungsi sebagai komponen penting dalam protein plasma hasil dari
sintesis dalam hati dan diubah menjadi fibrin. Kekurangan fibrinogen dapat
mengakibatkan masalah seperti afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
Faktor II
(protrombin). Fungsi sebagai protein plasma dan akan dikonversi menjadi bentuk
yang aktif berupa trombin melalui pembelahan dengan aktivasi faktor X (Xa).
Kekkurangan protrombin dapat mengakibatkan hypoprothrombinemia.
Faktor III
Faktor IV
Faktor V
(Proakselerin, faktor labil, globulin akselator). Fungsi sebagai sistem intrinsik dan
ekstrinsik dan juga sebagai katalisis pembelahan protrombin trombin yang aktif.
Kekurangan faktor Proakselerin dapat mengakibatkan parahemophilia.
Terdapat beberapa jenis kelainan darah, baik yang menurunkan jumlah sel
darah maupun yang meningkatkan jumlah sel darah. Jenis kelainan yang
meningkatkan jumlah sel darah adalah:
Eritrositosis, yaitu kelainan darah yang terkait dengan peningkatan sel darah
merah.
Leukositosis, yaitu kelainan darah yang terkait dengan jumlah sel darah putih.
Anemia, yaitu kelainan darah yang terkait dengan penurunan sel darah merah.
Penyebab
Kelainan pada sel darah merah dapat berupa kurangnya sel darah merah
(anemia) atau kelebihan sel darah merah (polisitemia).
Kelainan sel darah putih paling sering disebabkan oleh adanya tumor. Di
antaranya adalah:
Limfoma
Limfoma merupakan kanker yang terjadi di kelenjar getah bening. Hal ini akan
menyebabkan sel darah putih akan berkembang secara berlebihan dan tidak
terkontrol.
Leukemia
Leukemia merupakan kanker darah yang ditandai dengan produksi sel darah
putih yang berlebihan di sumsum tulang.
MDS merupakan kelainan sumsum tulang yang ditandai dengan banyaknya sel
darah yang belum matang. Hal ini menyebabkan sel blast (sel darah putih muda)
meningkat jumlahnya. MDS sering berkembang menjadi leukemia.
Keping darah
Kelainan keping darah dapat berupa kurangnya keping darah, jumlah keping
darah berlebihan, atau keping darah satu dengan yang lain tak mau melekat.
Kurangnya keping darah dapat terjadi pada penyakit demam berdarah dengue
dan penyakit immune thrombocytopenia purpura. Keping darah berlebihan
disebut sebagai trombositosis esensial, disebabkan karena sumsum tulang
menghasilkan keping darah berlebihan.
Fungsi darah
Sel darah putih (leukosit) yang berfungsi untuk melawan infeksi kuman.
1. Mengangkut limbah
1.leokimia
2.limfoma
3.Anemia
4.Trombositopenia
5.Eritrositosis
https://www.brilio.net/kesehatan/11-fungsi-darah-pada-tubuh-manusia-dan-
jenis-jenis-sel-darah-191121c.html
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/beragam-komponen-darah-
manusia/
https://www.honestdocs.id/fungsi-darah-merah-putih-plasma-dan-keping-darah
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keping_darah