Anda di halaman 1dari 5

RESUME

KEPERAWATAN KRITIS ENDOKRIN DIGESTIF

SIADH (Syndrome of Inapropiate Secretion of Anti Diuretic Hormon)

Dosen Pembimbing : Agus Rachmadi, S.Pd, A.Kep., M.Si.Med

Disusun oleh :

Adila Alfina Rahmah

P07120220001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
SARJANA TERAPAN
2020/2021
A. Definisi SIADH (Syindrome Of Inappropriate Antidiuretic Hormone
Secretion)
SIADH (Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion) merupakan
kumpulan gejala akibat gangguan hormon antidiuretik atau yang lebih dikenal
dengan Inappropriate ADH syndrome, Schwartz-Bartter syndrome. SIADH
dapat didefiisikan sebagai Gangguan produksi hormon antidiuretik ini
menyebabkan retensi garam atau hiponatremia.

SIADH (Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion) adalah


suatu karakteristik atau ciri dan tanda yang disebabkan oleh ketidakmampuan
ginjal mengabsorpsi atau menyerap air dalam bentuk ADH yang berasal dari
hipofisis posterior. (Alvian, windiramadhan, 2017)

B. Etiologi SIADH (Syindrome Of Inappropriate Antidiuretic Hormone


Secretion)
1. Vasopressin (ADH) yang berlebihan
2. Peningkatan tekanan intracranial akibat proses infeksi maupun trauma pada
otak.
3. Obat yang dapat merangsang atau melepaskan vasopressin (vinuristin,
cisplatin, dan ocytocin)
4. Tumor pituitary
5. Cidera Kepala

C. Patofisiologi SIADH (Syindrome Of Inappropriate Antidiuretic Hormone


Secretion)
1. Manifestasi klinis dari SIADH adalah peningkatan pelepasan
vasopresin/ADH dari hipofisis posterior tanpa adanya rangsangan normal
untuk mengeluarkan ADH. Pengeluaran ADH yang terus menerus
menyebabkan retensi air pada daerah tubulus ginjal dan duktus koligentes.,
sehingga mengakibatkan volume cairan ekstra seluler meningkat dengan
hiponatremi.
2. Pada kondisi normal ADH mengatur osmolalitas plasma, bila osmolalitas
menurun maka pada mekanisme umpan balik menyebabkan inhibisi ADH.
Kondisi ini akan mengembalikan dan meningkatkan ekskresi cairan oleh
ginjal untuk meningkatkan osmolalitas plasma menjadi normal.

D. Manifestasi Klinis SIADH (Syindrome Of Inappropriate Antidiuretic


Hormone Secretion)
1. Hiponatremi
2. Disorientasi
3. Kesadaran menurun/letargi sensitive koma.
4. Takhipnea.
5. Kelemahan
6. Peningkatan BB
7. Sakit kepala
8. Kekacauan mental dan Kejang.
9. Penurunan keluaran urine

E. Pemeriksaan Diagnostik SIADH (Syindrome Of Inappropriate Antidiuretic


Hormone Secretion)
Laboratorium :
1. Osmolalitas serum menurun
2. Hiponatremi
3. Hipokalemia
4. Natrium urin menurun
5. Hematokrit: tergantung pada kondisi keseimbangan cairan

F. Penatalaksanaan SIADH (Syindrome Of Inappropriate Antidiuretic


Hormone Secretion)
1. Pengobatan ditujukan untuk mengatasi penyakit yang mengakibatkan
kondisi SIADH, Contoh bila berasal dari tumor ektopik, maka terapi yang
diberikan ditujukan untuk mengatasi tumor tersebut.
2. Mengurangi retensi cairan yang berlebihan. Pada kasus ringan retensi cairan
dapat dikurangi dengan membatasi masukan cairan. Pada kasus yang berat,
pemberian cairan hipertonik Diberi infus natrium hipertonis 3% dan
diuretik.

3. Semua asuhan yang diperlukan saat pasien mengalami penurunan tingkat


kesadaran (kejang, koma, dan kematian) seperti pemantauan yang cermat
masukan dan pengeluaran urine. Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan dukungan
emosional

G. Komplikasi SIADH (Syindrome Of Inappropriate Antidiuretic Hormone


Secretion)
1. Overload cairan dengan tipe hipotonik
2. Penurunan Osmolaritas (plasma)
3. Hipokalemia
4. Hipomagnesemia
5. Gejala-gejala neurologis, seperti nyeri kepala, kejang otot , sampai dengan
koma.
6. Hipourikemia
DAFTAR PUSTAKA
Alvian, windiramadhan. (2017). Asuhan Keperawatan SIADH. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (I). Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai