Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

SYNDROME OF INAPPROPRIATE ANTIDIURETIC


HORMONE SECRETION (SIADH) DI IGD
RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Dosen Pembimbing:
Santy sanusi, M.Kep

Oleh
Resa Aulia Damayanti
102017034

Untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan Medikal Bedah II


Program Studi Vokasi Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
BANDUNG
2020
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH)
Definisi :
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH) adalah keadaan yang
disebabkan oleh sekresi hormon antidiuretik (ADH) berlebih atau sering juga di sebut
sindrom yang mempengaruhi keseimbangan air dan mineral pada tubuh khususnya sodium.
ADH adalah substansi yang diproduksi secara alami oleh hypothalamus dan dikeluarkan oleh
kelenjar pituitary. Hormon ini mengontrol jumlah air dalam tubuh yang di buang melalui
urine.
ADH mempengaruhi ginjal dan pembuluh darah. Ginjal yang di pengaruhi ADH akan
menyimpan air lebih banyak, mengurangi pengeluaran air dari tubuh. Karena terdapat lebih
sedikit air pada urine, urine akan mengental.
Pembuluh darah di bawah pengaruh ADH akan menyempit/berkontraksi untuk membuat
tekanan darah lebih tinggi dan air lebih banyak masuk ke dalam sel. Terlalu banyak ADH
akan mengakibatkan SIADH. Tubuh tidak dapat mengeluarkan air (retensi air) dan memiliki
tingkat sodium lebih rendah pada darah. SIADH jarang terjadi pada anak-anak mayoritas
pasien SIADH adalah penderita kanker paru-paru, atau penyakit paru-paru kronis, Penyakit
jantung (seperti darah tinggi) juga meningkatkan risiko SIADH.
MENISFESTASI KLINIS :
SIADH pada awalnya tidak memiliki gejala namun bila dibiarkan dapat menyebabkan :
 Mual atau muntah
 Kram atau tangan dan kaki yang bergetar
 Depresi, gangguan ingatan
 Perasaan tidak nyaman
 Perubahan pada kepribadian, seperti menjadi agresif, kebingungan dan berhalusinasi
 Kejang, pada beberapa kasus dapat menyebabkan koma
 Hiponatremi (penurunan kadar natrium)
ETIOLOGI
SIADH dapat disebabkan oleh banyak alasan. Penyebab langsung adalah karena pengaruh
dari hypothalamus otak, yang membuat fungsi hormon ADH. Beberapa tipe tumor ganas
seperti kanker paru-paru dan penyakit paru kronis dapat menyebabkan tubuh untuk
memproduksi lebih banyak ADH. Penyakit – penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi
juga dapat menyebabkan SIADH.
FAKTOR – FAKTOR RISIKO
SIADH terkait dengan hidrasi dan tingkat sodium pada tubuh. Apabila salah satu atau
keduanya tidak seimbang maka dapat meningkatkan risiko anda untuk terkena SIADH, faktor
– faktor risiko termasuk :
 Tingkat sodium pada darah yang rendah
 Menjalani operasi atau pengobatan untuk tumor otak
 Gangguan autoimun, kanker paru – paru atau penyakit paru kronis lainnya
 Meningitis
 Cedera kepala dan cedera otak traumatic
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medi SIADH harus di tujukan untuk mengatasi keadaan patologis yang
mendasarinya. Keganasan SIADH, akan membaik dengan kemoterapi. Hiponatremia yang
terjadi karena metastasis dalam otak, dapat diatasi dengan pemberian kortikosteroid dan
pengobatan radiasi. Di samping itu, penting untuk menghentikan penggunaan obat yang dapat
memicu SIADH terjadi.
Pengobatan hiponatremia bergantung tingkat keparahan gejala yang timbul. Pengobatan
utama untuk hiponatremia ringan (kadar natrium serum >125 mEq/L) adalah pembatasan
cairan. Cairan NaCl 0,9% diberikan, dengan volume berkisar antara 800 sampai 1200 ml/hari.
Apabila cara ini tidak mampu memperbaiki hiponatremia, maka dapat di berikan infus cairan
hipertonis (NaCl 3% atau 5%) disertai pemberian diuretic. Cara ini akan memperbaiki
hiponatremia dalam waktu 3 sampai 10 hari. Walaupun demikian, pelaksanaan pembatasan
cairan tidak praktis dan relative sulit terutama untuk pasien anak yang sebagian besar asupan
dietnya berupa cairan. Apabila pembatasan cairan dan pemberian diuretic tidak berhasil,
hiponatremia dapat di atasi dengan pemberian obat seperti : demeklosiklin, litium dan urea.
Demeklosiklin adalah derivat tetrasiklin. Walaupun bersipat meracuni ginjal (nefrotoksik),
obat ini di gunakan sebagai pengobatan SIADH karena menyebabkan diabetes insipidus pada
60% pasien yang menggunakannya. Diabetes insipidus juga dapat di imbas dengan
pemberian litium. Litium bekerja dengan mendownregulate AQP2 pada 30% pasien. Akan
tetapi obat ini tidak boleh di gunakan dalam jangka panjang karena mengakibatkan nefritis
interstisial dan gagal ginjal terminal. Obat lain yang dapat digunakan untuk mengatasi
SIADH kronis adalah urea di beberapa penelitian ditemukan bahwa dengan pemberian urea
lewat rongga mulut adalah tepat guna dan aman, baik untuk anak maupun dewasa. Saat ini
tersedia obat yang bekerja selektif sebagai antagonis V2, yaitu golongan vaptan, vaptan
mengahalangi reabsorsi air di tubulus ginjal tanpa mempengaruhi pembungan zat terlarut,
sehingga disebut sebagai aqua retik.

Anda mungkin juga menyukai