Anda di halaman 1dari 5

Laporan Refleksi Kasus Komuda

Nama dan No Mhs :Bella Leonora Fauzi/ 20140310020

Tempat Komuda : RS PKU Muhamadiyah Gamping

1. Pengalaman
Seorang perempuan bernama Ny. MU, dengan umur 78 tahun. Pada pemeriksaan di
dapatkan berat badan 38 kg, vital sign : tidak ada keterangan, comfort scale : batas
normal, penilaian nyeri : agak mengganggu. Pasien dirawat di ICU RS PKU sejak 10
April 2018 dengan diagnosis “gagal nafas etc pneumonia”. Pasien selama di ICU
telah dipasang : IV line (ukuran 20, KA-KI), dcath/D.co (Urefoa), EKG, Alat
ventilasi. Oleh penanggung jawab ICU dan dokter spesialis pendamping diberikan
terapi : Candesartan 2x4mg, N. Asetyl sistein 2x200mg, Combivent /6jam, pCT inf,
ceftazidine iv line, Digoxim 1x0.5 tab, tirosol 1x10mg, levofloxacine 750/2jam iv,
fentanyl (3cc/jam)drip.

2. Masalah yang dikaji


a. Bagaimanakah patofisiologi pneumonia?
b. Bagaimana kerja farmakologi obat tirosol dan mengapa pasien di berikan obat
tersebut ?

3. Analisa kritis
a. Pneumonia merupakan bagian dari infeksi saluran nafas bawah (INSBA)
menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi serta kerugian yang
tinggi. Pneumonia ini dapat terjadi secara primer atau merupakan lanjutan
manefestasi dari INSBA lainnya, misalnya sebagai perluasan dari bronkiektasis
yang terinfeksi. Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru,
distal dari brokiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan
alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran
gas setempat sehingga apabila pneumonia berat akan menimbulkan terjadinya
gagal nafas.
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor, yaitu: imunitas inang,
mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan berinteraksi satu sama
lain. Interaksi ini akan menentukan klasifikasi dan bentuk manefestasi dari
penyakit pneumonia, berat ringannya penyakit, diagnosis empirik, rencana terapi
secara empiris serta prognosis pasien. Cara terjadinya penularan berkaitan dengan
jenis kuman, kuman paling sering adalah Streptococcus pneumonoiae dan
staphylococcus aureus.
b. Tirosol merupakan obat yang digunakan untuk penyakit hypertiroid. Tyrosol
mengandung :
Substansi aktif : Thaimazole
Kode ATX : H03BB02
KFH : obat antitiroid
Kode ICD10 : E05
Obat tyrosol ini bekerja dengan merusak sintesis hormone tyroid, menghalangi
enzim peroksidase, terlibat dalam iodinasi thyronin di kelenjar tiroid dengan
pembentukan triiodo- dan tetraiodothyronine. Obat ini efektif dalam terapi
simptomatik tirotoksikosis.
Farmakokinetics obat ini : tiamazole dengan cepat dan hamper sepenuhnya
diserap di saluran pencernaan. Cmax tercapai dalam 0.4-1,2 jam. Distribusi
hamper tidak mengikat protein plasma. Cumulates di kelenjar protein. Secara
perlahan di metabolism di kelenjar tiroid, juga di ginjal dan hati.
Eksresi urin dan asi
Indikasi : tirotoksikosis, persiapan untuk perawatan bedah tirotoksikosis,
dalam kasus luar biasa, terapi pemeliharaan berkepanjangan untuk tirotoksikosis,
ketika berhubungan dengan kondisi umum atau untuk alas an individu tidak
mungkin untuk melakukan perawatan radikal.
Pada saat komuda kemarin kami sempat bingung kenapa pasien mendapatkan
pemberian obat ini, lalu kami menanyakan kepada penanggung jawab ICU PKU
yaitu dokter Syaiful Sp.An. beliau mengatakan bahwa pasien mengalami
takikardia secara terus menerus sehingga ada suspek terjadinya hyperthyroid.

4. Dokumentasi
Nama : Ny. Mangun Utomo
Diagnosis kerja : Gagal nafas etc Pneumonia
Dasar diagnosis : AGD
Tindakan kedokteran : pemasangan et alat ventilator
Indikasi dan tujuan : Gagal nafas
Resiko : henti nafas, henti jantung, infeksi
Komplikasi : infeksi
Prognosis : dubia

5. Referensi
Buku ilmu penyakit dalam
Buku kapita selekta
Buku Ajar Farmakologi dasar Vol 1 edisi 12
Berk, S. L. (1984). Bacterial pneumonia in the elderly: the observations of Sir William Osler in
retrospect. Journal of the American Geriatrics Society, 32(9), 683-685.
Craven, D. E., Kunches, L. M., Kilinsky, V., Lichtenberg, D. A., Make, B. J., & McCabe, W. R.
(1986). Risk factors for pneumonia and fatality in patients receiving continuous
mechanical ventilation. The American review of respiratory disease, 133(5), 792-796.
Jain, S., Self, W. H., Wunderink, R. G., Fakhran, S., Balk, R., Bramley, A. M., ... & Chappell,
J. D. (2015). Community-acquired pneumonia requiring hospitalization among US
adults. New England Journal of Medicine, 373(5), 415-427.
KRISNAMURTI, D., Andayani, T. M., & FRS, S. (2013).EVALUASI PENGGUNAAN OBAT
ANTI TIROID PADA PASIEN HIPERTIROIDISME RAWAT JALAN DI RSUD DR.
SOETOMO SURABAYA PERIODE 2007–2012 (Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada).
Teramoto, S., Fukuchi, Y., Sasaki, H., Sato, K., Sekizawa, K., Matsuse, T., &
Japanese Study Group on Aspiration Pulmonary Disease. (2008). High incidence
of aspiration pneumonia in community‐and hospital‐acquired pneumonia in
hospitalized patients: a multicenter, prospective study in Japan. Journal of the
American Geriatrics Society, 56(3), 577-579.

Dosen Pembimbing

(dr.Ardi Pramono,Sp.An)

Anda mungkin juga menyukai