Anda di halaman 1dari 4

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TUTORIAL

MULTI LEVEL SCENARIO (MLS)

Proses tutorial dalam problem based learning (PBL) sejak blok kedokteran tropis tahun
ajaran 2013/2014 tidak lagi menggunakan metode seven jump tetapi menggunakan metode Multi
Level Scenario (MLS) sebagai petunjuk diskusi permasalahan dari skenario bagi tutor maupun
mahasiswa. Tujuan dari metode tutorial ini adalah untuk melatih dan meningkatkan kemampuan
clinical reasoning mahasiswa.
Skenario pada metode MLS diberikan secara utuh dan lengkap, mahasiswa mempelajari
skenario sebelum tutorial dan mendiskusikan secara bertahap, setiap skenario akan diselesaikan
dalam satu minggu dengan dua kali pertemuan scenario, dipandu oleh tutor secara aktif. Diskusi
dilakukan secara mendalam dan urut, bagian dari skenario yang belum terbahas diselesaikan di
pertemuan tutorial kari ke-2. Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi
dan membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus memberikan penjelasan
atau kuliah mini.
Dalam kelompok tutorial ditunjuk seorang ketua dan seorang sekertaris. Ketua diskusi
memimpin diskusi dengan memberi kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat
menyampaikan ide dan pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang
mendominasi diskusi serta memancing anggota kelompok yang pasif selama proses diskusi.
Ketua diskusi dibantu sekretaris yang bertugas menulis hasil diskusi dalam white board atau
flipchart.
Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim keterbukaan
dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya tanpa khawatir
apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman yang lain, karena
dalam tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa berproses memecahkan masalah
dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar secara aktif dalam mencari informasi atau
belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan akses
informasi baik melalui internet (journal ilmiah terbaru), perpustakaan (text book & laporan
penelitian), kuliah dan konsultasi pakar.
Nilai tutorial berkontribusi 30% dalam nilai akhir blok, yang terdiri dari 15% dari nilai
miniquiz, dan 15% dari nilai kegiatan dalam pertemuan tutorial.
Skenario 1

Anamnesis :
Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan demam
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan tidak disertai batuk, pilek maupun gangguan berkemih dan BAB.
Riwayat pemberian sirup parasetamol 3x1 sendok teh dan kemudian demam turun kemudian
demam kembali setelah 2 jam. Riwayat anak sekolah TK A (full day school jam 08.00-14.00).

Hasil pemeriksaan fisik


Keadaan umum : CM
Tanda vital : BB 20 kg, denyut nadi 110 x/menit, suhu 39,50C, respirasi 28x/menit
Hasil pemeriksaan lain : faring hiperemis, sistem lain tidak ada kelainan

Terapi
Dokter menyarankan untuk meneruskan pemberian parasetamol yang ada di rumah, minum
banyak dan diminta kontrol kembali jika demam tidak turun sampai hari ke-4 (3 hari kemudian).

Pada hari ke-4, pasien masih demam tinggi meskipun sudah diberikan parasetamol dan banyak
minum. Keluhan lainnya: batuk dan sakit perut, sehingga kedua orangtua pasien langsung
membawa anak tersebut periksa ke UGD RS. Dokter memberikan pengantar ke laboratorium
untuk pemeriksaan darah.

PEMERIKSAAN LAB HASIL RANGE

Hemoglobin 14.0 gr/dl 14-18gr/dl

Angka Eritrosit 4.000.000/dL

Angka Lekosit 6500/L 4000-11000/L

Angka Trombosit 120.000/dL

Hematokrit 36% 26-51%

Dokter mendiagnosis pasien sebagai dengue hemorragic fever dan menyarankan rawat inap.
Perjalanan pesien selama rawat inap di Bangsal Dahlia.
Terapi selama rawat inap :
infuse RL: Dextrose 5½ saline 3 ml 15 tetes makro/menit,
sirup parasetamol forte 3x1 sendok teh,
diet TKTP lunak.
Dokter merawat dengan memonitor jumlah trombosit dan hematokrit setiap 4 jam

Setelah 2 hari menjalani perawatan di RS, kondisi pasien semakin lemah dan mengeluh sesak
nafas. Dokter melakukan pemeriksaan rontgen dada dan monitoring keadaan umum dan vital
sign serta laboratorium darah serial.
Hasil pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah,
Tanda vital : suhu 39oC; tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 110 x/menit,
frekuensi napas 36 x/menit
Kepala : konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik, faring hiperemis
Leher : limfonodi tidak teraba
Toraks : auskultasi paru kanan vesikuler melemah, suara jantung I-II murni,
suara tambahan tidak ada
Abdomen : batas hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, lunak, tepi tajam,
permukaan halus, nyeri tekan perut bagian atas kanan. Lien tidak
teraba, peristaltic normal. Nyeri tekan supra pubik tidak ada
Ekstremitas : Tangan, kaki dan jari-jari teraba hangat, odem tidak ada, tes
Rumple-Leede positif

Hasil pemeriksaan foto thoraks :

Hasil pemeriksaan laboratorium :

PEMERIKSAAN LAB HASIL RANGE

Hemoglobin 14.1 gr/dl 14-18 gr/dl

Angka Eritrosit 4.000.000/dL

Angka Lekosit 3500/L 4000-


11000/L

Angka Trombosit 90.000/dL

Hematokrit 48.7% 26-51%


Pada hari ke-6 perawatan, kondisi pasien stabil dan diperbolehkan pulang.

Pada hari ke-6 perawatan, pasien diperbolehkan pulang, dengan hasil pemeriksaan fisik sebagai
berikut :
suhu 36,5oC; denyut nadi 88 x/menit, tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi napas 24 x/menit,
thoraks dalam batas normal, hepar tidak teraba.

DISKUSIKAN MENGGUNAKAN METODE MULTI LEVEL SKENARIO !

Anda mungkin juga menyukai