Anda di halaman 1dari 2

Prinsip Dasar Terapi Cairan dalam Penatalaksaan Kesehatan Dasar Pasien

Terapi cairan merupakan tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dalam
batas-batas fisiologis dengan cairan infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma
ekspander) secara intravena. Terapi cairan ini berfungsi mengganti defisit cairan saat puasa
sebelum dan sesudah pembehan, mengganti kebutuhan rutin saat pembedahan, mengganti
pendarahn yang terjadi dan mengganti cairang yang pindah ke rongga yang lainnya.1

Prinsip terapi cairan dimulai dengan pemahaman anatomi cairan tubuh yang terdiri
atas CES (cairan ekstraseluler) dan CIS (cairan intraseluler) dengan komposisi elektrolit
yang batas yang normal. Cairan intra seluler merupakan 40% dari TBW. Pada seorang laki- laki
dewasa  dengan berat 70 kg berjumlah sekitar 27 liter. Sekitar 2 liter berada dalam sel darah   merah
yang berada di dalam intravaskuler. Komposisi CIS dan kandungan airnya bervariasi menurut fungsi
jaringan yang ada. Misalnya, jaringan lemak memiliki jumlah air yang lebih sedikit dibanding
jaringan tubuh lainnya. 1

Komposisi dari CIS bervariasi menurut fungsi suatu sel. Namun terdapat perbedaan
umum antara CIS dan cairan interstitial. CIS mempunyai kadar Na , Cl dan HCO yang lebih
+
3
-

rendah dibanding CES dan mengandung lebih banyak ion K dan fosfat  serta protein yang
+

merupakan komponen utama intra seluler.1

Komposisi CIS ini dipertahankan oleh membran plasma sel dalam keadaan stabil
namun tetap ada pertukaran. Transpor membran terjadi melalui mekanisme pasif seperti
osmosis dan difusi, yang mana tidak membutuhkan energi sebagaimana transport aktif. 1

Sekitar sepertiga dari TBW merupakan cairan ekstraseluler (CES), yaitu


seluruh cairan di luar sel. Dua kompartemen terbesar dari mairan ekstrasluler adalah cairan
interstisiel, yang merupakan tiga perempat cairan ekstraseluler, dan plasma, yaitu seperempat
cairan ekstraseluler. Plasma adalah bagian darah nonselular dan terus menerus berhubungan
dengan cairan interstisiel melalui celah-celah membran kapiler.  Celah ini bersifat sangat
permeabel terhadap hampir semua zat terlarut dalam cairan ekstraseluler, kecuali protein.
Karenanya, cairan ekstraseluler terus bercampur, sehingga plasma dan interstisiel mempunyai
komposisi yang sama kecuali untuk protein, yang konsentrasinya lebih tinggi pada plasma.1

Cairan transeluler merupakan cairan yang disekresikan dalam tubuh terpisah


dari plasma oleh lapisan epithelial serta peranannya tidak terlalu berarti dalam
keseimbangan cairan tubuh, akan tetapi pada beberapa keadaan dimana terjadi
pengeluaran jumlah cairan transeluler secara berlebihan maka akan tetap
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Cairan yang termasuk
cairan transseluler yaitu:Cairan serebrospinal,  cairan dalam kelenjar limfe, cairan
intra okular, cairan gastrointestinal dan empedu,  cairan pleura, peritoneal, dan
perikardial. 1
Komponen cairan ekstraseluler terbagi menjadi seperti pada tabel berikut: 

Komponen CES pada seorang laki-laki dewasa ( BB 70 Kg)

Cairan  Berat Badan (%)  Volume (%)

Cairan interstitial  15  10,5 

Plasma  5  3,5 

Cairan transeluler  1  0,7 

Total CES 21 14,7

Kemudian memberikan penambahan/pengurangan cairan dan elektrolit ditunjukan


untuk mengembalikan volume cairan dan komposisi elektrolit ke batas yang normal,seperti
misalnya pada saat melakukan suatu pembedahan pasien akan diminta untuk berpuasa maka
dengan begitu pasti diperlukan cairan dan elektrolit pengganti untuk pasien agar kebutuhan
cairan dan elektrolit pasien seimbang.2

Pemilihan cairannya juga didasarkan berdasarkan patofisiologis penyakit yang diderita


pasien. Tidak sembarang elektrolit diberikan pada pasien, misalnya apabila pasien mengalami
keadaan syok atau luka bakar, pasien dapat diberikan terapi cairan resusitasi dengan
pemberian infus Normal Saline, Ringer Asetat atau Ringer laktat. Sedangkan pasien yang
keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi terganggu dapat diberikan infus cairan elektrolit
dengan kandungan karbohidrat saja. Untuk keberhasilannya ini dapat diligat dari pengamatan
hemodinamik dan kompisisi elektrolit penderita.2

Daftar pustaka:

1. Salam. H. S. Dasr-dasar Terapi Cairan dan elektrolit. Universitas Hassanudin. 2018

2. Hayati Maulida. Terapi Cairan pada Ileus Obstruktif. Universitas Hassanudin. 2015

Anda mungkin juga menyukai