Di susun oleh:
2019/2020
KELOMPOK 1 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, dan cairan intravena dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit
ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya dan jika salah satu terganggu maka akanlainnya dan jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-
basa di dalam tubuh. Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi dan haluan air
dan elektrolit serta pengaturan komponen- komponen tersebut oleh sistem renal dan paru
(Potter dan Perry, 2006).
Diperkirakan 45-80% dari berat badan pada individu yang sehat terdiri dari cairan.
Volume cairan ini bervariasi tergantung dari berbagai factor yaitu usia, jenis kelamin, dan
lemak tubuh. Bayi mempunyai volume cairan lebih banyak dari orang dewasa, dan makin
tua usia seseorang jumlah cairan ini makin berkurang. Begitu pula wanita mempunyai
volume cairan lebih sedikit dari pria karena tubuh wanita mempunyai banyak lemak
disbanding pria. Cairan tubuh ini terutama terdiri dari air dan zat terlarut, yaitu elektrolit, non
elektrolit dan koloid.
B. TUJUAN
KELOMPOK 1 Page 2
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri
sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan. (tarwoto wartonah, 2004)
KELOMPOK 1 Page 3
seperti osmosis dan difusi, yang mana tidak membutuhkan energi sebagaimana
transport aktif.
Membran sel bagian luar memegang peranan penting dalam mengatur volume dan
komposisi intraselular. Pompa membran-bound ATP-dependent akan
mempertukarkan Na dengan K dengan perbandingan 3:2. Oleh karena membran sel
relatif tidak permeable terhadap ion Na dan ion K, oleh karenanya potasium akan
dikonsentrasikan di dalam sel sedangkan ion sodium akan dikonsentrasikan di ekstra
sel. Potasium adalah kation utama ICF dan anion utamanya adalah fosfat. Akibatnya,
potasium menjadi faktor dominant yang menentukan tekanan osmotik intraselular,
sedangkan sodium merupakan faktor terpenting yang menentukan tekanan osmotik
ekstraselular.
Impermeabilitas membran sel terhadap protein menyebabkan konsentrasi protein
intraselular yang tinggi. Oleh karena protein merupakan zat terlarut yang nondifusif
(anion), rasio pertukaran yang tidak sama dari 3 Na+ dengan 2 K+ oleh pompa
membran sel adalah hal yang penting untuk pencegahan hiperosmolalitas intraselular
relativ. Gangguan pada aktivitas pompa Na-K-ATPase seperti yang terjadi pada
keadaan iskemi akan menyebabkan pembengkakan sel.
KELOMPOK 1 Page 4
plasma dan interstisiel mempunyai komposisi yang sama kecuali untuk protein, yang
konsentrasinya lebih tinggi pada plasma.
KELOMPOK 1 Page 5
reservoir dari kompartemen intravaskular. Hal ini dapat dilihat secara klinis sebagai
edema jaringan. Distribusi cairan pada tiap kompartemen yang dihubungkan dengan
berat badan pada berbagai kelompok usia dapat dilihat pada table.
KELOMPOK 1 Page 6
Kebutuhan intake cairan berfariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan
gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Temperatur Lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan keringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melaui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses
ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraseluler.
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan
serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
adema.
4. Stress
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini
dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pecahan glykogen
otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepajangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Misalnya :
-Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL
-Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
-Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti suction, nasogastric tube, dan lain-lain.
7. PengobatanOrgan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi
cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama
pembedahan.
KELOMPOK 1 Page 7
Proses Perpindahan Cairan Tubuh
Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan
mekanisme transport pasif dan aktif. Mekanisme transport pasif tidak membutuhkan
energi sedangkan mekanisme transport aktif membutuhkan energi. Difusi dan osmosis
adalah mekanisme transport pasif. Sedangkan mekanisme transport aktif berhubungan
dengan pompa Na-K yang memerlukan ATP.
Proses pergerakan cairan tubuh antar kompartemen dapat berlangsung secara :
1. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran
semipermiabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang
lebih tinggi yang sifatnya menarik.
Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran
semipermeabel (permeabel selektif dari larutan berkadar lebih rendah menuju
larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Membran semipermeabel
ialah membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun tidak dapat dilalui zat
terlarut misalnya protein.
Tekanan osmotik plasma darah ialah 285 ± 5 mOsm/L. Larutan dengan
tekanan osmotik kira-kira sama disebut isotonik (NaCl 0,96%, Dekstrosa 5%,
Ringer-laktat), lebih rendah disebut hipotonik (akuades) dan lebih tinggi disebut
hipertonik.
2. Transport Aktif
Transfor aktif, bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
3. Filtrasi
Filtasi adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut
secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.
4. Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan
dan elektrolit didifusikan menembus membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi
oleh ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperatur.
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan
hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk berdifusi melewati pori-
pori tersebut. Jadi difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik.
Jenis Larutan
1. Cairan hipotonik, adalah osmolaritasnya lebih redang dibandungkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih randah dibandingkan serum. Cairan ini digunakan apda
keadaan sel mengalami dehidrasi misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam
terapi diuretik, juga pada pasien hiperglkemia (pada gula dara tinggi) dengan
ketoaksidosis diabetic.
2. Cairan Isotonic, adalah osmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum
(bagian cair dari komponen darah) sehingga terus berada dipembuluh darah.
Bermanfaat bagi pasien yang mengalami hipervolemi (kekurangan cairan tubuh
KELOMPOK 1 Page 8
sehingga tekanan darah terus terus menurun). Memiliki resiko overload contohnya
RL dan NaCL 0.9%.
3. Cairan Hipertonik, yaitu osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga
menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah dan meningkatkan produksi urine.
Kebutuhan Elektrolit
Setelah bergabung dengan air, elektrolit ini ada yang menjadi bermuatan listrik positif
disebut kation, yaitu: Na, K, Ca, Mg, dan bermuatan listrik negative disebut anion, yaitu: Cl
dan HCO3. Untuk mempertahankan keadaan fisiologis yang stabil rasio anion dengan kation
serta konsentrasinya di setiap kompartemen harus seimbang dan relative menetap.
Jenis elektrolit yang berada di tiap kompartemen adalah sama tetapi konsentrasinya
berbeda. Elektrolit utama di ekstrasel adalah natrium dan chloride, sedangkan elektrolit
utama intrasel adalah kalium dan fosfat. Adanya perubahan konsentrasi elektrolit dan atau
rasio anion dan kation akan menimbulkan perubahan aktivitas sel yang dapat membahayakan
kehidupan. Secara rinci komposisi elektrolit yang terdapat dalam tiap kompartemen cairan
tubuh dapat dilihat pada tabel.
1. Natrium (Na)
Merupakan elektrolit utama cairan ekstrasel, dalam keadaan normal
konsentrasinya dipertahankan antara 135-145 mEq/L. Natrium dapat dijumpai dalam
makanan seperti bacon (daging babi yang dikukus dan diasinkan), ham (daging babi yang
diasinkan), sosis, kecap, mustard, keju, sayuran kalengan, roti, sereal dan makanan kecil
yang asin. Natrium dieksresikan dari tubuh melalui ginjal, sebagian kecil melalui feses,
dan perspirasi.
Natrium berfungsi dalam:
– Mengatur volume cairan dalam tubuh
– Berpartisipasi dalam membentuk dan transmisi impuls saraf.
Perubahan konsentrasi natrium dalam cairan tubuh dapat menimbulkan masalah
kesehatan yang serius, oleh karena itu tubuh mempunyai mekanisme pengaturan agar
natrium dipertahankan dalam batas-batas normal.
2. Kalium (K)
Merupakan elektrolit utama cairan intrasel. Kalium banyak dijumpai dalam
sayuran seperti brokoli, kentang, dan buah-buahan seperti: pisang, persik, kiwi, apricot,
KELOMPOK 1 Page 9
jeruk, melon, prune dan kismis. Kalium terdapat dalam jumlah yang banyak dalam
sekresi gastrointestinal, saliva dan perspirasi.
Fungsi Kalium adalah:
– Sebagai regulator utama bagi aktivitas enzim seluler
– Berperanan penting dalam proses transpisi impuls listrik terutama dalam saraf
– Membantu dalam pengaturan keseimbangan asam basa melalui pertukarannya dengan
hydrogen
Dalam keadaan normal konsentrasi kalium dalam plasma dapat dipertahankan
antara 3.5-5.0 mEq/L.
3. Calsium (Ca)
Calsium merupakan elektrolit terbanyak di dalam tubuh. Lebih dari 99% dari
seluruh calcium dalam tubuh terdapat dalam tulang dan membutuhkan calcium gigi
dalam bentuk terionisasi. Setiap hari rata-rata orang dewasa membutuhkan calsium
sekitar 1 gram. Pada anak-anak, wanita dalam keadaan hamil, menyusui, dan menapouse
kebutuhan ini lebih tinggi lagi. Calsium banyak terdapat dalam susu, keju, kacang yang
dikeringkan, dan sedikit dalam daging dan sayur- sayuran.
Fungsi Calsium:
– Mempunyai peran penting dalam transmisi impuls saraf dan pembentukan darah
– Sebagai katalis dalam kontraksi otot, kekuatan kontraksi terutama otot jantung secara
langsung berhubungan dengan konsentrasi ion calsium dalam plasma
– Diperluka dalam absorpsi vitamin B12 untuk digunakan oleh sel-sel tubuh
– Berperan sebagai katalis bagi aktivitas beberapa zat kimia tubuh
– Penting untuk menguatkan tulang dan gigi
– Untuk membangun ketebalan dan kekuatan membrane sel
4. Magnesium (Mg)
Magnesium terbanyak dijumpai di intrasel dan terdapat pada sel jantung, tulang,
saraf dan jaringan otot dan merupakan kation terpenting kedua setelah kalium. Setiap hari
rata-rata orang dewasa memerlukan magnesium sekitar 18-30 mEq. Pada anak-anak
dibutuhkan lebih banyak lagi. Magnesium paling banyak dijumpai dalam makanan
terutama sayur-sayuran, kacang tanah, ikan, semua padi-padian, dan kacang merah.
Fungsi magnesium penting:
– Untuk metabolism karbohidrat dan protein
– Dalam beberapa reaksi yang berhubungan dengan enzim-enzim tubuh
– Untuk sintesa protein dan DNA, transkripsi DNA dan RNA, serta translasi RNA
– Dalam mempertahankan kalium intrasel
– Membantu dalam mempertahankan aktivitas listrik dalam membrane sel saraf dan sel
otot.
5. Chlorida (Cl)
Chlorida merupakan anion utama di ekstrasel dan banyak terdapat dalam darah,
cairan interstitial, cairan limfe dan jumlah yang sedikit di intrasel. Chlorida dijumpai
dalam makanan yang banyak mengandung natrium, produk susu dan daging.
Fungsi chloride:
– Bersama-sama dengan natrium berperan dalam mempertahankan tekanan osmotic darah
– Memegang peranan dalam keseimbangan asam basa
– Sebagai bahan pembentuk asam lambung (HCL)
KELOMPOK 1 Page 10
6. Bikarbonat (HCO3)
Bikarbonat merupakan buffer basa utama di dalam tubuh. Fungsi bikarbonat:
mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseimbangan asam basa. Bikarbonat
dan asam karbonat merupakan system buffer utama dalam tubuh.
7. Fosfat (PO4)
Ion phosphate merupakan anion terbanyak di intrasel.
Fungsi phosphate:
– Membantu mempertahankan keseimbangan asam basa
– Terlibat dalam reaksi kimia yang penting di dalam tubuh seperti mengefektifkan
beberapa vitamin B, membantu meningkatkan aktivitas saraf dan otot, dan berperan serta
dalam metabolism karbohidrat
– Penting dalam pembelahan sel dan transmisi trait heriditer.
KELOMPOK 1 Page 11
ataupun dapat sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan GFR), sirosis, ataupun
gagal jantung kongestif.
C. MEKANISME TUBUH MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN CAIRAN
Intake Cairan dan Output Cairan
Intake Cairan
Selama aktivitas dantemperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira
1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga
kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses
metabolisme. Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur
dan berat badan
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikam berada di otak, sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin ll sebagai respon dari penurunan tekanan darah,
pendarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering dimulut
biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.
Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal.
Output Cairan
Kehilangan cairan tubuh melalui empat proses yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi, melalui tractus urinarius merupakan
proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-
1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam, pada orang dewasa. Pada orang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan
keseimbangan dalam tubuh.
b. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari antenior hypotalamus, sedangkan implusnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit
c. Insensible Water Loss (IWL)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kuli dengan mekanisme difusi. Pada
orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400
ml per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
meningkat.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
KELOMPOK 1 Page 12
DAFTAR PUSTAKA
http://myblogrosalindamuklis.blogspot.com/2016/02/pemenuhan-kebutuhan-cairan-dan.html
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/download/category/6-bidang-akademik?
download=99:modul
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/en/wp-content/uploads/2016/10/DASAR-DASAR-TERAPI-
CAIRAN-DAN-ELEKTROLIT.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_
%26_REKREASI/PRODI._KEPERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45296/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://www.kompasiana.com/amaliahtuti/54f9525da333116e068b4a51/kebutuhan-cairan-dan-
elektrolit
KELOMPOK 1 Page 13