A. Pengertian
Haswita (dalam Effendi, 2019) menjelaskan bahwa cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusikan ke
seluruh tubuh.
Aziz, A. (dalam Effendi, 2019) pula memaparkan bahwa kebutuhan cairan
dan elektrolit merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis,
yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat
badan tubuh.
B. Fungsi
Tarwoto dan Wartonah (dalam Effendi, 2019) menyebutkan bahwa fungsi
cairan diantaranya:
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2. Transportasi nutrisi ke sel.
3. Transport hasil sisa metabolisme
4. Transpor hormone.
5. Pelumas antar organ
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskular.
Sedangkan menurut Kusnanto (2016), didalam tubuh manusia air mempunyai
fungsi yang penting, yaitu:
1. Sebagai media transportasi bagi zat makanan dan oksigen menuju sel dan
sisa metabolism sel ke organeliminasi,
2. Mengantarkan hormone dari organ penghasil menuju sel/organ target,
3. Memudahkan proses metabolism di dalamsel
4. Sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,
5. Membantu dalam mempertahankan suhutubuh,
6. Memudahkan pencernaan daneliminasi,
7. Sebagai pelumas jaringan,dan
8. Sebagai pembentuk struktur tubuh.
2. Cairan Ekstraselular(CES)
Fungsi dasar dari cairan ekstraselular adalah menyediakan nutrisi bagi sel
dan memindahkan hasil metabolismenya. Keseimbangan antara volume
ektrasel yang normal terutama komponen sirkulasi (volume intravaskular)
adalah hal yang sangat penting. Oleh sebab itu secara kuantitatif sodium
merupakan kation ekstraselular terpenting dan merupakan faktor utama dalam
menentukan tekanan osmotik dan volume sedangkan anion utamanya adalah
klorida (Cl- ), bikarbonat (HCO3- ). Perubahan dalam volume cairan
ekstraselular berhubungan dengan perubahan jumlah total sodium dalam
tubuh. Hal ini tergantung darisodium yang masuk, ekskersisodium renal dan
hilangnya sodium ekstra renal.
a. CairanInterstisial(ISF)
Normalnya sebagian kecil cairan interstisial dalam bentuk cairan bebas.
Sebagian besar air interstisial secara kimia berhubungan dengan
proteoglikan ekstraselular membentuk gel. Pada umumnya tekanan cairan
interstisial adalah negatif (kira-kira -5 mmHg). Bila terjadi peningkatan
volume cairan iterstisial maka tekanan interstisial juga akan meningkat dan
kadang-kadang menjadi positif. Pada saat hal ini terjadi, cairan bebas dalam
gel akan meningkat secara cepat dan secara klinis akan menimbulkan
edema. Hanya sebagian kecil dari plasma protein yang dapat melewati
celah kapiler, oleh karena itu kadar protein dalam cairan interstisial relatif
rendah (2 g/Dl). Protein yang memasuki ruang interstisial akan
dikembalikan ke dalam sistim vaskular melalui sistim limfatik.
Elektrolit
1. Natrium (Na)
Merupakan elektrolit utama cairan ekstrasel, dalam keadaan normal
konsentrasinya dipertahankan antara 135-145 mEq/L. Natrium dapat dijumpai
dalam makanan seperti bacon (daging babi yang dikukus dan diasinkan), ham
(daging babi yang diasinkan),sosis, kecap, mustard, keju, sayuran kalengan,
roti, sereal dan makanan kecil yang asin. Natrium dieksresikan dari tubuh
melalui ginjal,sebagian kecil melalui feses, dan perspirasi. Natrium berfungsi
dalam:
a. Mengatur volume cairan dalamtubuh
b. Berpartisipasi dalam membentuk dan transmisi impuls saraf.
Perubahan konsentrasi natrium dalam cairan tubuh dapat menimbulkan
masalah kesehatan yang serius, oleh karena itu tubuh mempunyai mekanisme
pengaturan agar natrium dipertahankan dalam batas-batas normal.
2. Kalium (K)
Merupakan elektrolit utama cairan intrasel. Kalium banyak dijumpai dalam
sayuran seperti brokoli, kentang, dan buah-buahan seperti: pisang, persik,
kiwi, apricot, jeruk, melon, prune dan kismis. Kalium terdapat dalam jumlah
yang banyak dalam sekresi gastrointestinal, saliva dan perspirasi. Fungsi
Kalium adalah:
a. Sebagai regulator utama bagi aktivitas enzim seluler
b. Berperanan penting dalam proses transpisi impuls listrik terutama dalam
saraf
c. Membantu dalam pengaturan keseimbangan asam basa melalui
pertukarannya dengan hydrogen Dalam keadaan normal konsentrasi
kalium dalam plasma dapat dipertahankan antara 3.5-5.0 mEq/L.
3. Calsium (Ca)
Calsium merupakan elektrolit terbanyak di dalam tubuh. Lebih dari 99% dari
seluruh calcium dalam tubuh terdapat dalam tulang dan membutuhkan calcium
gigi dalam bentuk terionisasi. Setiap hari rata-rata orang dewasa membutuhkan
calsium sekitar 1 gram. Pada anak-anak, wanita dalam keadaan hamil,
menyusui, dan menapouse kebutuhan ini lebih tinggi lagi. Calsium banyak
terdapat dalam susu, keju, kacang yang dikeringkan, dan sedikit dalam daging
dan sayursayuran. Fungsi Calsium:
a. Mempunyai peran penting dalam transmisi impuls saraf dan
pembentukan darah
b. Sebagai katalis dalam kontraksi otot, kekuatan kontraksi terutama otot
jantung secara langsung berhubungan dengan konsentrasi ion calsium
dalam plasma
c. Diperlukan dalam absorpsi vitamin B12 untuk digunakan oleh sel-sel
tubuh
d. Berperan sebagai katalis bagi aktivitas beberapa zat kimia tubuh
e. Penting untuk menguatkan tulang dan gigi
f. Untuk membangun ketebalan dan kekuatan membrane sel
4. Magnesium (Mg)
Magnesium terbanyak dijumpai di intrasel dan terdapat pada sel
jantung,tulang, saraf dan jaringan otot dan merupakan kation terpenting kedua
setelah kalium. Setiap hari rata-rata orang dewasa memerlukan magnesium
sekitar 18-30 mEq. Pada anak-anak dibutuhkan lebih banyak lagi. Magnesium
paling banyak dijumpai dalam makanan terutama sayur-sayuran, kacang tanah,
ikan, semua padi-padian, dan kacangmerah. Fungsi magnesium penting:
a. Untuk metabolism karbohidrat danprotein
b. Dalam beberapa reaksi yang berhubungan dengan enzim-enzim tubuh
c. Untuk sintesa protein dan DNA, transkripsi DNA dan RNA, serta
translasi RNA
d. Dalam mempertahankan kaliumintrasel
e. Membantu dalam mempertahankan aktivitas listrik dalam membrane
sel saraf dan sel otot.
5. Chlorida (Cl)
Chlorida merupakan anion utama di ekstrasel dan banyak terdapat dalam
darah, cairan interstitial, cairan limfe dan jumlah yang sedikit di intrasel.
Chlorida dijumpai dalam makanan yang banyak mengandung natrium, produk
susu dan daging. Fungsi chloride:
a. Bersama-sama dengan natrium berperan dalam mempertahankan
tekanan osmotic darah
b. Memegang peranan dalam keseimbangan asambasa
c. Sebagai bahan pembentuk asam lambung(HCL)
6. Bikarbonat (HCO3)
Bikarbonat merupakan buffer basa utama di dalam tubuh. Fungsi bikarbonat:
mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseimbangan asam basa.
Bikarbonat dan asam karbonat merupakan system buffer utama dalam tubuh.
7. Phosphat (PO4)
Ion phosphate merupakan anion terbanyak di intrasel. Fungsi phosphate:
a. Membantu mempertahankan keseimbangan asambasa
b. Terlibat dalam reaksi kimia yang penting di dalam tubuh seperti
mengefektifkan beberapa vitamin B, membantu meningkatkan aktivitas
saraf dan otot, dan berperan serta dalam metabolism karbohidrat
c. Penting dalam pembelahan sel dan transmisi trait heriditer.
Non Elektrolit
Di dalam cairan tubuh terdapat beberapa partikel yang tidak termasuk ke dalam
golongan elektrolit dan tidak bisa menjadi partikel bermuatan listrik, tetapi
partikelpartikel ini juga merupakan komponen yang penting dalam tubuh dan
memengaruhi pergerakan cairan di antara kompartemen.
Partikel non elektrolit utama adalah glukosa yang merupakan sumber utama
metabolism sel. Jika konsentrasi glukosa dalam cairan ekstrasel (CES)
berlebihan, cairan intrasel CIS) akan berpindah ke CES dan menyebabkan
pembentukan urine yang banyak, sehingga tubuh akan mengalami
kekurangancairan.
2. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam
tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat.
Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain
itu,kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga
mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
3. Iklim
Normalnya individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu
panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit
dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak dapat
disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu
bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia.
Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah
dengan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan
cairandan elektrolit. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas
akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang
panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat
kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
4. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika
asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein
dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini
menyebabkan penurunan kadar albumin.
5. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat
stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot.
6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
dasar sel atau jaringan yang rusak (mis., Luka robek, atau luka bakar).
Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan
pompajantung menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan
natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan
(hipervelomia). Lebih lajut, kondisi ini dapat menyebabkan edema paru.
Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah yang cukup
untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam
tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih
banyak dan menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat.
Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan
menurunkanproduksi urine dengan berbagi cara. Diantaranya peningkatan
reabsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal
mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan
menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu
dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga
anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam).
7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat
menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.. Penggunaan
kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh.
9. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah
selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami
kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama
pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stressAkibatobat-
obatanastesia.
Pemasukan Cairan
Cairan yang masuk ke dalam tubuh berasal darimakanan dan
minuman yang dimakan (melalui ingesti), dan dari oksidasisel.
a) Pemasukan Melalui Ingesti
Jumlah kebutuhan cairan pada setiap orang berbeda-beda
tergantung dari usia, berat badan, suhu tubuh, lingkungan dan
aktivitas seseorang. Kebutuhan cairan berdasarkan usia dan berat
badan.
b) Oksidasi Sel
Oksidasi sel merupakan sumber pemasukan airan, walaupun
jumlahnya kurang bermakna. Cairan ini merupakan sisa hasil
metabolism di dalam sel, di samping CO2 dan energy yang
jumlahnya diperkirakan 10 ml dari setiap 100 kalori zat makanan
yang dibakar. Jadi pada orang dewasa sekitar 250 ml saja.
Pengeluaran Cairan
Cairan keluar dari tubuh melalui ginjal dalam bentuk urine, melalui
system pencernaan dalam bentuk feses, dari kulit melalui penguapan
dan dalam bentuk keringat,serta melalui paru-paru saat bernafas
dalam bentuk uap air. Pengeluaran cairan melalui paru dan
penguapan dari kulit disebut insensible water loss atau kehilangan
airsecara tidak disadari.
a) Urine
Jumlah urine yang dibentuk ginjal tergantung dari jumlah cairan
tubuh, tahap perkembangan, dan berat badan seseorang. Dalam
keadaan cairan tubuh yang normal ginjal orang dewasa akan
menghasilkan urine sekitar 1-2 ml/ kgBB/jam atau sekitar 1500
ml dalam 24 jam. Pada bayi jumlah urine yang dihasilkan ginjal
lebih banyak karena sampai dengan usia 2 tahun kemampuan
ginjal untuk mengonsentrasikan urine masih terbatas dan jumlah
urine yang dihasilkan menjadi sekitar 3-4 ml/kgBB.
b) Insensible water loss (IWL)
Kehilangan cairan melalui paru-paru tergantung dari kecepatan
respirasi, makin cepat pernafasan seseorang makin banyak uap
air yang dikeluarkan. Penguapan melalui kulit tergantung dari
luas permukaan tubuh, suhu tubuh, dan kelembapan lingkungan
(humidity). Diperkirakan kehilangan cairan melalui mekanisme
inisekitar 10-15 ml/kgBB. Pada bayi permukaan tubuhnya
relative lebih luas dari orang dewasa, begitu pula dengan
frekuensi pernafasannya lebih cepat sehingga penguapannya
lebih banyak dari orang dewasa. Dengan demikian diperkirakan
IWL pada bayi lebih banyak yaitu sekitar30ml/kgBB.
c) Feses
Diperkirakan selama proses pencernaan makanan dalam 24jam,
disekresikan cairan dari saluran cerna sekitar 7000 ml, ditambah
dengan makanan dan minuman sekitar 2000 ml. Selanjutnya di
jejenum, ilium, dan colon, cairan ini diresorpsi kembali sekitar
8800 ml, dan sisanya sekitar 200 ml di buang dalam feses.
d) Keringat
Produksi keringat oleh kelenjar keringat merupakan salah satu
mekanisme pengeluaran cairan tubuh. Jumlah cairan yang
dikeluarkan melalui keringat dipengaruhi oleh suhu tubuh,
aktivitas fisik, dan kondisi atmosfir. Pada suhu lingkungan
sekitar 20 derajat celcius akan dikeluarkan keringat sekitar 100
ml.
G. Kebutuhan Cairan Tubuh yang Diperlukan oleh Manusia Per Hari (berbagai usia)
Menurut Hari Kushartono (dalam Effendi, 2019) Berdasarkan perhitungan
energy expenditure rata-rata pada pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan
kebutuhan cairan perhari sebagai berikut:
1. Bayi 1 hari = 50 ml H2O/kgBB/hari
2. Bayi 2 hari = 75 ml H2O/kgBB/hari
3. Bayi ≥ 3 hari = 100 ml H2O/kgBB/hari
4. Berat badan 10 kg pertama = 100 ml H2O/kgBB/hari
5. Berat badan 10 kg kedua =1000 ml H2O/kgBB/hari
6. Berat badan ≥ 20 kg = 1500 ml H2O/kgBB/hari
Sedangkan menurut Kusnanto (2016), kebutuhan cairan tubuh yang
diperlukan oleh manusia perharinya dapat dilihat pada tabel berikut.
H. Hal yang Perlu Dikaji Pada Klien yang Mengalami Gangguan Kebutuhan Cairan
dan Elektrolit
Menurut Kusnanto (2016), untuk mengetahui kebutuhan cairan dan elektrolit
pada klien perlu diketahui keadaan cairan dan elektrolit dalam tubuhnya melalui
pengkajian yang seksama pada klien. Pengkajian tersebut meliputi:
1. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat intake cairan dan makanan 24 jam yang lalu
b. Berat badan sebelum sakit
c. Riwayat kehilangan cairan: diare, muntah-muntah
d. Keluhan yang berhubungan dengan </> caran, elektrolit
e. Adanya penyakit kronis/ pengobatan yang mengganggu keseimbangan
cairan dan elektrolit.
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Klinis
a. Berat badan saat ini; kenaikan/ penurunan BB 1 kg menggambarkan kelebihan/
kehilangan cairan 1000 ml
b. Tanda-tanda vital
c. Jumlah intake dan output dalam 24 jam
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit: suhu, kelembapan, warna dan turgor
b. Rongga mulut: membrane mukosa, lidah, saliva
c. Mata: penglihatan, edema pada kelopak mata, tekanan bola mata
d. Cardiovaskuler: vena jugularis, capillary refilling time
e. Paru-paru: suara nafas, perkusi paru, pengembangan paru, kecepatan dan
kedalaman nafas
f. Neurologis: tingkat kesadaran, eksitabilitas neuromuscular, tanda trousseau,
tanda chvostek
4. Test Laboratorium
a. Serum elektrolit
b. Anion Gap; (Na + K – (Cl +HCO3) : normal 11 – 17 mEq/l
c. Hematocrit : laki-laki 40 – 54%
Wanita 37 – 47%
Anak-anak 34 – 47%
d. Osmolalitas serum
Osmolalitas serum = 2 Na + Glukosa darah + BUN
18 28
Normal = 275 – 295 mOsm/kg air
e. Analisis Gas darah arteri
f. Pemeriksaan urine :