Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas segala rahmat dan karuniaNya, atas
terselesaikannya literature review yang berjudul “Efektifitas Intervensi Chewing Gum Untuk
Mempercepat Fungsi Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan Spinal Anestesi”.
Literature review ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dari Mata Kuliah Evidance Base
Practise ( EBP). Selama penyusunannya, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan ajaran yang
bermanfaat baik moril maupun material dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, orang tua dan
tak lupa para bapak dan ibu dosen yang luar biasa. Saya ucapkan terima kasih, kepada yang
terhormat Ibu Eka, Ibu Dewi dan Pak Dely. Yang telah memberikan banyak ilmu serta
pemahaman dalam meningkatkan pengetahuan di bidang EBP
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan yang terbaik untuk semua pihak yang telah
membantu tersusunnya literature ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki, sehingga saran dan masukan sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan di
kemudian hari.
PENDAHULUAN
Tindakan pembedahan merupakan cara invasive yang dilakukan dengan cara membuat
sayatan atau membuka bagian tubuh bagian dalam, dimana dalam tindakannya
menggunakan anestesi. Anestesi ini berfungsi untuk memblokir transmisi system saraf
sehingga rasa nyeri saat pembedahan tidak dirasakan. Salah satu anestesi yang sering
digunakan dalam pembedahan adalah anestesi regional/ anestesi spinal.
Anestesi spinal biasanya dilakukan pada operasi besar khususnya pada operasi daerah
abdomen, seperti operasi sectio caesaria, laparotomy, appendectomy, dimana anestesi ini
berhubungan langsung terhadap perubahan syaraf otonom dalam system syaraf otonom,
yang menyebabkan penurunan pergerakan usus dan mengakibatkan beberapa masalah,
diantaranya ileus paralitik, infeksi luka operasi, infeksi saluran kemih sehingga
menghambat pemulihan kondisi pasien dan memperpanjang lama hari rawat.
Pasien dengan post operasi, anestesi spinal dapat memperlambat peristaltik gastro
intestinal . Akan kehilangan gerakan peristaltic normal selama 24 - 48 jam tergantung
pada jenis dan lamanya pembedahan, karena rangsang syaraf mengalami hambatan untuk
terjadinya peristaltic pada usus.
Pada intervensi keperawatan , mengunyah permen karet (Chewing gum) adalah metode
fisiologis, aman dan efektif untuk mengurangi waktu mendapatkan kembali pergerakan
usus. Dengan mempercepat fungsi pergerakan usus pada pasien maka akan mempercepat
proses mobilisasi bagi pasien, kesembuhan pasien semakin cepat sehingga lama hari
rawat pasien semakin cepat.
Oleh karena itu dirasa perlu untuk mengetahui sejauhmana efektifivitas chewing gum ini
untuk mempercepat fungsi peristaltik usus pada pasien post operasi dengan anestesi
spinal.
B. Tujuan Penulisan
Mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapi jika chewing gum ini
dilakukan di rumah sakit kita.
BAB II
ANALISIS KRITIS
A. Pertanyaan Klinis
Apakah Chewing Gum dapat mempercepat fungsi peristaltic usus pada pasien post operasi
anestesi spinal, sehingga ileus paralitik dapat dicegah ?
B. Tabel PICO
Analisis
C (Compare/Pembanding) (-)
D. Critical appraisal
Artikel ilmiah yang diperoleh dengan teknik skimming, scanning dan highliht, berikut analisa
yang dilakukan pada artikel yang didapat. Yang akan dijelaskan pada format dibawah ini
1. Argumen Riset 1
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Intervensi Keperawatan Kombinasi
Chewing Gum dan Mobiliasi dini terhadap penngkatan peristaltic usus dan flatus pada
pasien Post Sectio Caesaria di Rumah Sakit Kota Kendari
Metode Penelitian :
1. Penelitian ini menggunakan Quasy Experiment dengan pendekatan pre-post test
control grup design.
2. Sampel Penelitian ini 144 pasien sectio caesaria
3. Prosedur atau cara melakukan penelitian .
Teknik pengambilan sampel dengan cara non probability sampling. Tipe
consecutive sampling dan dibagi menjadi 3 kelompok intervensi yaitu CG, EM,
kombinasi CG-EM dan 1 kelompok control.
Hasil penelitian
Analisis paired t test , menunjukkan signifikan pada hasil post test semua kelompok ( p <α
= 0,05). Uji t-independent menunjukkan perbedaan signifikan waktu flatus pertama pada
semua kelompok. Uji MANOVA menunjukkkan CG-EM paling berpengaruh terhadap
peningkatan peristaltic usus dan percepatan flatus pertama (p<α = 0,05) dengan nilai partia
eta 33%.
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari mengunyah permen karet terhadap
kecepatan kembalinya peristaltic usus pada pasien post operasi dengan spinal anestesi.
Metode Penelitian :
1. Penelitian ini meggunakan metode Quasi Experimen, dengan menggunakan pre test
dan post test time series design.
2. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 80 pasien post operasi dengan spinal
anestesi
3. Prosedur atau cara melakukan penelitian, Sample penelitian terbagi dalam 20
kelompok control dan 20 kelompok intervensi. Instrument yang digunakan adalah
observation sheet. Analisa data yang digunakan Wilcoxon dan Paired sample t-test.
Pada kelompok intervensi , diberikan intervensi Chewing Gum selama 30 menit,
yang diulang setiap 8 jam hingga flatus pertama terjadi/muncul.
Hasil penelitian
Data univariat :
Hasil analisis menunjukkan bahwa peristaltic usus kembali pada 5,2 jam pada kelompok
intervensi , dan terjadi pada 7,8 jam pada kelompok control. Rata-rata flatus pertama terjadi
pada 11, 90 jam pada kelompok intervensi dan rata-rata 16,7 jam pada kelompok control.
Data bivariate (p value )
Hasil statistical test dengan Wilcoxon p-value = 0,001 ( α = 0,05), flatus dengan Paired t-
test –p-value = 0,001 (α = 0,05)
Kesimpulan uji dari bivariate
Dengan nilai p < 0,005, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mengunyah permen karet
terhadap kembalinya peristaltic usus pada pasien post operasi dengan anestesi spinal.
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengunyah permen karet terhadap
peristaltic usus pada pasien Post Appendictomy.
Metode Penelitian :
1. Penelitian ini menggunakan quasy eksperiment dengan rancangan pre test dan post
test design .
2. Sampel Penelitian ini menggunakan 47 pasien .
3. Prosedur atau cara melakukan penelitian
Tehnik yang digunakan adalah total sampling. Instrumen pada penelitian adalah
lembar checklist yang berisi tentang frekuensi peristaltic usus pasien .
Hasil penelitian
Data univariat :
Digunakan untuk melihat rerata frekuensi peristaltic usus sebelum dan sesudah mengunyah
permen karet. Diperoleh rerata peristaltic usus sebelum mengunyah permen karet hanya 1
kali, sedangkan rata-rata normal bising usus adalah 6-12 kali per menit. Rerata frekuensi
peristaltic usus sesudah mengunyah permen karet adalah 7,60 dengan standar deviasi 1,158
dan standar error mean 0,499.
Data bivariate (p value ) :
Berdasarkan uji statistic didapatkan p value 0,000.
Kesimpulan uji dari bivariate
Berdasarkan data bivariate maka ada pengaruh mengunyah permen karet terhadap
peristaltic usus pada pasien Appendictomy di RS Grandme Lubuk Pakam.
4. Argumen Riset 4
No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)
4 Nama peneliti : Vanessa Short, Georgia Herbert, Rachel Perry, Charlotte Atkinson, Andrew
R.Ness, Christopher Penfold, Steven Thomas, Henning Keinke Andersen, Stephen J.Lewis.
Tahun : 2015
Alamat web : https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD006506.pub3/full
Tahun terbit jurnal : 2015
Judul penelitian : “Chewing gum for postoperative recovery of gastrointestinal function “
Tujuan penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana chewing gum dapat mengembalikan segera fungsi gastro
intestinal pasien post operasi
Metode Penelitian :
1. Metode : Randomized controlled trials
2. Sampel : Pasien post operasi yang terdiri atas kelompok intervensi dan kelompok
control. Participants nya adalah semua pasien dengan operasi abdomen dari segala
umur dan segala indikasi.
3. Prosedur atau cara melakukan penelitian
This review found 81 relevant studies that recruited over 9000 participants in total.
The studies mainly focussed on people having bowel surgery or caesarean section,
but there were some studies of other surgery types.
Hasil penelitian
Time to first flatus. There was evidence of statistical heterogeneity between studies in all
analyses (overall: I2 = 96%, P < 0.001, CRS: I2 = 89%, P < 0.001, CS: I2 = 93%, P < 0.001,
OS: I2 = 97%, P < 0.001).
Data univariat
Data bivariate (p value ) ada pengaruh/atau signifikan
Kesimpulan uji dari bivariate
Chewing gum dapat membantu mengebalikan fungsi peristaltic usus
5. Argumen Riset 5
No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)
6 Nama peneliti : Wei Ge, Gang Chen, Yi-Tao Ding
Tahun : 2015
Alamat web : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4612792/
Tahun terbit jurnal : 2015
Judul penelitian : “ Effect of chewing gum on the postoperative recovery of gastrointestinal
function “
Tujuan penelitian
Chewing gum, as a proxy for sham feeding, has been confirmed to be able to accelerate the
motility of the gastrointestinal tract by a series of controlled studies. In this review, we
summarized the effect of chewing gum on the postoperative recovery of gastrointestinal
function after abdominal surgery.
Metode Penelitian :
1. Metode : Randomized controlled trials
2. Sampel : Pasien post operasi yang terdiri atas kelompok intervensi dan kelompok
control.
3. Prosedur atau cara melakukan penelitian
Pasien intervensi diberikan chewing gum sesaat setelah post operasi dibandingkan
dengan pasien kelompok control.
Hasil penelitian
The result showed that 27% of patients allocated to chewing gum developed postoperative
ileus (POI) compared with 48% of patients in the control group (P=0.02). More patients in
the chewing gum group first defecated within 4 days of surgery (P=0.006) and passed first
flatus within 48 h (P=0.044). This study showed that gum chewing is a safe and simple
treatment to reduce POI
Kesimpulan uji dari bivariate.
Hasil P < 0.005 maka penelitian ini memberikan pengaruh
6. Argument Riset 6
Metode Penelitian :
1. Metode : Randomized controlled trials
2. Sampel : 1462 women who received chewing gum after cesarean section.
Pasien post operasi yang terdiri atas kelompok intervensi dan kelompok control.
3. Prosedur atau cara melakukan penelitian
1462 participants in the study, 719 were included in the chewing gum group, and
743 participants were included in the comparison group.
Hasil penelitian
First aerofluxus time
First aerofluxus time was reported in all 10 studies (Fig. 3a). The chewing gum group had a
shorter first aerofluxus time (WMD −7.55, 95% CI: −10.99 to −4.12, P< 0.0001, I2 = 96%)
than the control group. According to subgroup analysis, the chewing gum group had a
shorter time to first aerofluxus (WMD −8.62, 95% CI: −12.66 to −4.59, P < 0.0001, I2 =
95%) among all laparotomy procedures. However, this was not statistically significant for
all laparoscopic surgery (WMD −3.46, 95% CI: −7.12 to 0.19, P = 0.06, I2 = 77%).
First intestinal sounds time
Six studies3, 12-16 included the indicator of first intestinal sounds time (Fig. 3b). Time to
first intestinal sounds was shorter in the chewing gum group (WMD −6.20, 95%CI: −8.14
to −4.27, P < 0.00001, I2 = 92%) than in the comparison group.
Kesimpulan uji dari bivariate
Hasil p < 0,05 maka penelitian ini berpengaruh
A. Analisis Jurnal
Berdasarkan 6 jurnal yang telah disampaikan diatas, yang terdiri dari 3 jurnal dalam
negeri dan 3 jurnal dari luar negeri. Dari ke -6 jurnal tersebut, diperoleh hasil penelitian yang
sama , bahwasanya semua setuju Intervensi Chewing Gum memberikan pengaruh yang cukup
efektif terhadap percepatan kembalinya gerakan peristaltic usus khususnya pada pasien post
operasi dengan spinal anestesi. Dengan kembalinya percepatan peristaltic usus ini, mencegah
terjadi ileus pada pasien, distensi abdomen sehingga berpengaruh terhadap rasa nyaman pada
pasien dan berpengaruh pula terhadap kesembuhan pasien.
Intervensi Chewing Gum ini dapat diterapkan dengan mudah di Indonesia khususnya di
unit perawatan pada pasien post operasi. Dan intervensi ini sebagai asuhan keperawatan
memberikan dampak bagi asuhan keperawatan. Sedangkan untuk kendala yang mungkin
muncul adalah diperlukan adanya koordinasi perawat dengan dokter, karena intervensi
Chewing Gum yang untuk saat ini belum banyak diaplikasikan di unit perawatan.
Selanjutnya harapannya intervensi Chewing Gum ini, dapat diimplementasikan sebagai
salah satu asuhan keperawatan, pelaksanaannya cukup mudah, relative murah / tidak
membutuhkan biaya yang mahal, bahan yang mudah didapatkan serta dapat dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan khususnya perawat.
B. Kesimpulan
Mekanisme inti yang terkait dengan Chewing Gum dengan ileus post operatif masih
belum jelas. Salah satu penjelasan yang mungkin adalah mengunyah berfungsi sebagai Sham
Feeding yaitu menstimulasi motilitas usus .
DAFTAR PUSTAKA
Herman, Andi. 2019. Pengaruh Intervensi Keperawatan Kombinasi Chewing Gum dan Mobiliasi dini
terhadap penngkatan peristaltic usus dan flatus pada pasien Post Sectio Caesaria di Rumah Sakit
Kota Kendari. Surabaya. Universitas Airlangga
Tuzzahro, Dian.Dwiyanti Purbasari. Putri Gayuh Utami. 2019. Pengaruh Menyunyah Permen Karet
terhadap kecepatan kembalinya peristaltic usus pada pasien Post Operasi dengan Anestesi Spinal .
Cirebon. STIKES Mahardika.
Damayanti, Grace Erlyn .Arfah May Syara. 2018. Pengaruh mengunyah permen karet terhadap
peristaltic usus pasien post Appedictomy. Sumatera Utara.Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan DELI
HUSADA Delitua.
Short, Vanessa .Georgia Herbert. Rachel Perry. Charlotte Atkinson. Andrew R.Ness.Christopher Penfold.
Steven Thomas. Henning Keinke Andersen. Stephen J.Lewis. 2015. Chewing gum for postoperative
recovery of gastrointestinal function.USA.John Wiley and Sons.
Ge, Wei. Gang Chen.Yi-Tao Ding. 2015. Effect of chewing gum on the postoperative recovery of
gastrointestinal function.USA. US National Library of Medicine National Institutes of Health.
Chao Xu,Chai .Jie Peng .Su Liu .Dun‐Yi Qi. 2018. Effect of chewing gum on gastrointestinal
function after gynecological surgery: A systematic literature review and meta ‐analysis. Japan. John Wiley
and Sons.