Anda di halaman 1dari 31

Vera Sesrianty, M.

Kep, Ns
Pendahuluan
 Keperawatan adalah suatu pohon ilmu (body of
knowledge) dan penerapan dari ilmu pengetahuan
melalui praktik keperawatan. Pohon ilmu adalah
landasan ilmiah bagi perawat dalam melakukan segala
tindakan dalam praktik keperawatan. Sehingga
perawat memahami secara mendalam makna asuhan
keperawatan,. Empiris merupakan ilmu yang di
peroleh berdasarkan pengalaman (terutama yg
diperoleh dr penemuan, percobaan, pengamatan yg
telah dilakukan.
Klasifikasi Teori
 Teori Keperawatan diklasifikasikan berdasarkan
tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory
sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory
sebagai yang lebih konkrit
Middle Range Theory
 Middle-range theory dikemukakan oleh sosiolog amerika
Robert Merton dalam ‘Social theory and social Structure’
(1957) untuk menghubungkan pemisah diantara hipotesis-
hipotesis terbatas dari studi empirisme dan teori-teori
besar yang abstrak.
 Menurut Higgins & Moore (2004) sejarah perkembangan
dari middle theory termasuk baru dalam ilmu keperawatan.
 Sama halnya dengan grand theory, middle-range
theory menjelaskan mengenai dunia empiris dalam
keperawatan, tetapi hal itu lebih spesifik dan sedikit formal
dibanding grand teory yang lebih abstrak.
 Middle range theory membutuhkan diskusi tentang“what it
is” dan “what comes before and after in its range”
Middle Range Theories
 Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian
ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu
dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan
Liehr, 2008).
 Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling
berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu
model. Middle range theories dapat dikembangakan pada
tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam
praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu
keperawatan.
 Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan
penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik
menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range
amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant
(1995) mempertahankan bahwa mid-range theories
menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal
yang nampak dalam grand teori.
 Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik
dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level
pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel
terbatas, dapat diuji secara langsung.
 Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena
yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan
masalah pada disiplin ilmu.
 Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton
(1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan
teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan
suatu teori.
 Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle
range theory jika dibandingkan dengan grand theory:
a. ruang lingkupnya lebih sempit
b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
d. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas
e. lebih dapat diuji secara empiris
f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik
Ciri Middle Range Theory
Menurut Mc. Kenna (1997) :
 Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
 Konsep dan proposisi yang terukur
 Inklusif
 Memiliki sedikit konsep dan variabel
 Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
 Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
 Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih
sering secara induktif menggunakan studi kualitatif
 Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang
abstrak merupakan hal ilmiah yang menarik
 Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
 Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
 Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.
Menurut Meleis, A. I. (1997) :
 Ruang lingkup terbatas,
 Memiliki sedikit abstrak
 Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
 Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik,
pengajaran)

Menurut Whall (1996) :


 Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
 Mudah diterapkan
 Bisa diterapkan pada berbagai situasi
 Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan
sebab akibat
Perkembangan Middle Range Theory
 Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan
middle range theory bersumber pada proses intelektual
yang meliputi:
• Teori induktif yang membangun teori melalui riset
• Teori deduktif yang berasal dari grand theory
• Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
• Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah
terpublikasi
• Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik
Penggunaan Middle Range Theory
 Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan
penelitian. Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan
pemikiran rasional dari penelitian.serta membimbing dalam pemilihan
variable dan pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range
Teori dapat membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman
terhadap perilaku klien dan memungknkan untuk menjelaskan
beberapa efektifitas dari intervensi.
 Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan
mengungkapkan penggunaan Middle Range Teori dalam penelitian
keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range
Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita
membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori
dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian,
yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79
penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar
menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya menggunakan
mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari ilmu
psikologi.
Tokoh-tokoh Keperawatan pada middle range theory

Ramona T. Mercer
 Mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan
yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role
Attainment-Becoming a Mother.
 Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses
pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan
berbagai asumsi yang mendasarinya.
 Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam
melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya,
digunakan untuk :
 mengidentifikasi kebutuhan bayi
 memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan
dan dukungan
 memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu
untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu
berinteraksi dengan lingkungannya.
 Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam
perawatan bayi baru lahir terutama pada kondisi
psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering
terabaikan.
 Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat
bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon
perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi
dengan perkembangan identitas peran ibu dapat
diamati dari pola perilaku bayi.
 Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan
oleh Mercer dengan menggunakan konsep
Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran
ibu.
 Cheryl Tatano Back
 Menggembangkan teori “Postpartum Depression”
dengan memperhatikan suasana hati dan kecemasan
gangguan postpartum
 Mengembangkan Postpartum Depression Screening
Scale (PDSS) difokuskan pada :
 dampak trauma kelahiran pada ASI,
 pengaruh DHA pada depresi postpartum
 menilai psikometri dari Postpartum Depression Screening
Scale (PDSS)
 Back memperkenalkan NURSE program untuk
menangani depresi postpartum. NURSE program ini
meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk
menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:
 Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
 Understanding (pemahaman)
 Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
 Spirituality (spiritualitas)
 Exercise (latihan)
Menurut Beck, faktor-faktor yang menyebabkan depresi
postpartum ada 13
1. Depresi prenatal
2. Stress merawat anak
3. Stress dalam kehidupan
4. Dukungan sosial
5. Ansietas pranatal
6. Kepuasan perkawinan
7. Riwayat depresi sebelumnya
8. Temperamen bayi
9. Maternity blues
10. Harga diri
11. Status sosioekonomi
12. Status perkawinan
13. Kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan
Phil Barker
 Mengembangkan teori dalam keperawatan Jiwa “Tidal
Model of Mental Health Recovery”
 Tidal Model ini berfokus pada proses perawatan dasar
dalam keperawatan, yang dapat diterapkan secara umum,
dan digunakan sebagai acuan untuk perawat psikiatri dan
kesehatan mental.
 Teori ini menekankan pada pentingnya pengembangan
yang terpusat untuk memahami kebutuhan seseorang
dengan cara melakukan kolaborasi, mengembangkan
hubungan terapeutik dengan menggunakan metode
tertentu secara aktif untuk menegakkan keperawatan
sebagai elemen pendidikan sebagai jantung dari intervensi
keperawatan dan untuk mencari pemecahan masalah serta
mempromosikan kesehatan melalui pendekatan naratif
Skema Tiga Domain Tidal
Model

 Dalam model ini, digambarkan adanya hubungan timbal balik yang sinergis
antara world (dunia), self (diri sendiri), serta others (orang lain), dalam sebuah
segitiga seperti gambar diatas. Tiga domain ini merupakan perumpamaan dari
tindakan dalam pengalaman seseorang
 Domain self : seseorang dikaitkan dengan persepsi dalam dirinya terhadap
pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam hidupnya. Pada domain ini,
seseorang dikatakan merasakan kejadian yang ada.
 Domain world : dikaitkan dengan keadaan seseorang sebagai pengarang dari
kejadian yang terjadi disekitarnya. Pada domain ini, seseorang akan
memikirkan dan merefleksikan diri pada pengalaman tersebut.
 Domain others : seseorang dikaitkan dengan orang-orang lain yang
berhubungan dengan kejadian yang terjadi. Pada domain ini, seseorang akan
memainkan kisah dalam hidupnya.
 Tidal Model menggambarkan nilai-nilai yang dianut dalam konteks
hubungan dengan orang lain. Nilai yang digambarkan dalam teori ini
merefleksikan filosofi yang dimiliki oleh individu dalam penerimaan
terhadap penanganan distress yang dialami. Peran dari pemberi
pelayanan kesehatan profesional dan peran klien dalam menjaga
komitmen perawatan dibutuhkan untuk membuat perubahan dalam
permasalahan yang dihadapi. Terdapat sepuluh komitmen dalam
penerapan Tidal Model ini yang menjadi dasar nilai penerapannya
antara lain:
1. Menghargai suara pasien (value of voice)
2. Menghargai bahasa pasien (respect of language)
3. Membangun keingintahuan (develop genuine curiosity)
4. Bersedia belajar dari klien (become the apprentice)
5. Gunakan peralatan atau SDM yang telah tersedia (use the available
toolkit)
6. Menentukan langkah (craft the step beyond)
7. Memberikan waktu sebagai hadiah (give the gift of time)
8. Mengungkpkn kebijaksanaan (reveal personal wisdom)
9. Menyadari bahwa perubahan akan selalu terjadi
10. Memiliki sikap terbuka (be transprarant)
Georgene Gaskil Eakes
 Mengembangkn teori “chronic sorrow” kesedihan kronis
 Teori chronic sorrow merupakan teori mid-range karena
dalam teori ini membahas tentang fenomena yang spesifik
yaitu tentang masalah-masalah yang timbul dari penyakit
kronis mencakup proses berduka, kehilangan, faktor
pencetus dan metoda manajemennya. Karena kespesifikan
teori tersebut, maka teori ini mudah diaplikasikan dalam
praktik keperawatan.
 Sumber teori chronic sorrow disampaikan pada kegitan
konsorsium untuk penelitian tentang chronic sorrow
Nursing Concorcium Reseach Chronic Sorrow
(NCRCS)
Strategi Manajemen
 NCRCS menyakinkan bahwa kesedihan kronis bukan masalah
jika para individu dapat melakukan manejemen perasaan secara
efektif. Strategi manjemen utk mengatasi masalah kesedihan
kronis tersebut adalah :
1. Strategi koping internal
 Action (tindakan), mekanisme koping action individu baik yang
bersangkutan maupun pelaku rawatnya. Contohnya metode
distraksi yang umum digunakan untuk menghadapi nyeri.
 Kognitif, mekanisme koping ini juga sering digunakan, misalnya
berpikir positif, ikhlas menerima semua ini.
 Interpersonal, mekanisme koping interpersonal misalnya dengan
berkonsultasi dengan ahli jiwa, bergabung dengan kelompok
pendukung, melakukan curhat.
 Emosional, mekanisme koping emosional misalnya adalah
menangis dan mengekspresikan emosi. Strategi menejemen ini
semua dianggap efektif bila para pelaku atau individu mengaku
terbantu untuk menurunkan perasaan kembali berduka (re-grief).
2. Strategi koping eksternal, dideskripsikan sebagai intervensi yang
dilakukan oleh professional kesehatan dengan cara meningkatkan
rasa nyaman para subyek dengan bersikap empati, memberi edukasi
serta merawat dan melakukan tindakan professional kompeten
lainnya.
Katherine Kolcaba
 Mengembangkan teori “Holistic Comfort”
 Teori comfort mengedepankan kenyamanan sebagai
kebutuhan semua manusia. Kenyamanan adalah kebutuhan
yang diperlukan pada rentang sakit sampai sehat dan
kenyamanan merupakan lebel tahap akhir dari tindakan
terapeutik perawat terhadap pasien.
 Comfort mempunyai arti yang holistik dan kompleks. Kolcaba
dalam teori comfort yang dikembangkannya menyebutkan
holistic comfort merupakan bentuk keyamanan yang meliputi
tiga tipe/tingkat kenyamanan yaitu relief, ease dan
transcendence
 Relief : keadaan dimana rasa tidak nyaman berkurang atau
menemukan kebutuhan yang spesifik.
 Ease : keadaan tenang atau kepuasan.
 Transcendence : tahapan dimana seseorang mampu beradaptasi
terhadap masalahnya

Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran
logis antara lain :
Induksi
 Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian
yang diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-
sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh
menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi
terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan
asumsi pendukung praktek mereka.
Deduksi
 Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan
spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum;
prosesnya dari yang umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi
pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat
dihubungkan dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori.
Kerja dari tiga ahli teori keperawatan diperlukan untuk mendefinisikan
kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di tempat
lain untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan kebutuhan
seperti keringanan, ketentraman dan hal yang penting. Apa yang
dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka
konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam
jumlah banyak yang bersifat abstrak.
Retroduksi
 Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai
ide. Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena yang
dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis
ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit
teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini
memusat pada pengumpulan database besar untuk
mengukur hasil dan berhubungan pada pengeluaran untuk
jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol
masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori
keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area
penelitian keperawatan karena praktek dasar teori
memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang
sama
Aspek kenyamanan menurut kolcaba :

1. Kenyamanan Fisik sensasi tubuh yg dirasakan


oleh individu itu sendiri
2. Kenyamanan Sosial hubungan interpersonal,
keluarga, dan sosial.
3. Kenyamanan Psikospiritual kewaspadaan
internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri,
seksualitas, dan makna kehidupan).
4. Kenyamanan Lingkungan latar belakang
pengalaman eksternal manusia seperti cahaya,
bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah
lainnya.

24
 Teori comfort kolcaba menekankan pada bbrp konsep
utama antara lain :
 Health care needs
 Comfort
 Comfort measures
 Enhanced comfort
 Intervening variables
 Health seeking behavior (HSBs)
CORNELIA M. RULAND DAN SHIRLEY M. MOORE
 Teori akhir hayat/meninggal dengan damai (Peacefull End of Life) :
sebagai perhatian terhadap perawatan pasien dengan penyakit
terminal dan perawatan pasien palliative
 Landasan teoritis adalah untuk menjelaskan menjelaskan dan
mendefiniskan kualitas hidup. Kehidupan yang baik didefiniskan
sebagai mendapatkan satu keinginan khususnya mendapatkan
perawatan yang tepat di akhir kehidupan. Hal ini disebabkan karena
ada orang yang sebelumnya merasa tidak mampu saat memberikan
keputusan di akhir hidupnya. Kualitas dari kehidupan didefinisikan
dan dievaluasi secara empiris yaitu sebagai hasil dari kepuasan
hubungan interpersonal sehingga memasukan pilihan pasien ke dalam
keputusan dalam perawatan merupakan pilihan yang pantas
Dua asumsi teori Ruland dan Moore (1998) diidentifikasi sebagai berikut:
 Kejadian dan perasaan pengalaman meninggal dengan damai adalah bersifat
personal dan individual
 Pelayanan keperawatan penting untuk menciptakan pengalaman meninggal
dengan damai. Perawat mengkaji dan mengintepretasikan isyarat yang
merefleksikan pengalaman meninggal dengan damai seseorang dan bertindak
dengan tepat untuk mencapai atau mempertahankan pengalaman damai,
meskipun orang yang dalam proses meninggal tidak mampu berkomunikasi
secara verbal.

Dua asumsi tambahan yang implisit:


 Keluarga, komponen yang termasuk semua rang yang berpengaruh adalah
komponen penting dlm perawatan pasien menjelang meninggal.
 Tujuan perawatan meninggal dengan damai bukan untuk mengoptimalkan
perawatan bahwa itu harus yang terbaik, tata laksana yang paling canggih, tipe
perawatan yang seringkali menghasilkan tata laksana yang berlebihan. Akan
tetapi, tujuan perawatan meninggal dengan damai adalah untuk
memaksimalkan tata laksana, yang mana merupakan kemungkinan perawatan
terbaik yang akan diberikan melalui penggunaan teknologi dan pengukuran
kenyamanan yang bijaksana, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup dan mencapai kondisi meninggal dengan damai.
Konsep utama dari Peaceful End of Life Theory adalah terdiri dari
lima konsep yaitu :
1. Tidak Merasakan Nyeri
 Bebas dari penderitaan atau gejala distress adalah bagian utama dari
berbagai pengalaman akhir hidup pasien. Nyeri dianggap sensori yang
tidak menyenangkan atau pengalaman emosional yang terkait kerusakan
jaringan aktual dan potensial

2. Pengalaman Kenyamanan
 Kenyamanan didefinisikan secara inklusif, diartikan sebagai "kelegaan dari
ketidaknyamanan, keadaan kepuasan yang mudah dan damai, dan apapun
yang membuat hidup mudah atau menyenangkan

3. Pengalaman Martabat dan Rasa Hormat


 Setiap pasien yang sakit parah "dihormati dan dihargai sebagai manusia.
Konsep ini menggabungkan gagasan pribadi yang bernilai, seperti yang
diungkapkan oleh prinsip etika otonomi atau penghormatan terhadap
orang-orang, yang menyatakan bahwa individu harus diperlakukan sebagai
agen otonom, dan manusia dengan otonomi yang berkurang, berhak atas
perlindungan
4. Kedamaian
 Perdamaian adalah "perasaan tenang, harmonis, dan
puas, (bebas dari) kecemasan, kegelisahan,
kekhawatiran, dan ketakutan Kedaaan damai meliputi
fisik, psikologis, dan dimensi spiritual.

5. Kedekatan dengan org lain (anggota keluarga dan


pihak penting lainnya)
 Kedekatan adalah "perasaan saling terhubung dengan
orang lain yang peduli“. Kedekaatan melibatkan
kedekatan fisik atau emosional yang diungkapkan
dengan hangat, hubungan yang intim.
 Perawat perlu melakukan hal-hal berikut sebgai intevensi pd psien yg
mengalami keadaan penykit terminal atau perawatan paliatif yg akan
menghadapi kematian sbb :

 Memantau dan mengelola pereda nyeri dan menerapkan intervensi


farmakologis dan nonfarmakologis berkontribusi terhadap
pengalaman tidak sakit/nyeri pasien.
 Mencegah, memantau, dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik,
memfasilitasi istirahat, relaksasi, dan kepuasan, dan mencegah
komplikasi berkontribusi pada pengalaman kenyamanan pasien.
 Melibatkan pasien dan orang yang penting bagi pasien dalam
pengambilan keputusan mengenai perawatan pasien, perawatan
pasien dengan bermartabat, empati dan rasa hormat, dan penuh
perhatian terhadap ekspresi, harapan dan pilihan pasien berkontribusi
pada pengalaman pasien pada bermartabat dan rasa hormat.
 Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan memenuhi
kebutuhan pasien untuk obat-obatan antiansietas, menginspirasi
kepercayaan, menyediakan panduan masalah praktis bagi pasien dan
orang terdekatnya; memberikan bantuan fisik dari tenaga perawat lain
jika diinginkan berkontribusi terhadap pengalaman pasien untuk
berdamai.
 Memfasilitasi partisipasi orang terdekat pasien dalam
perawatannya; menghadirkan orang terdekat yang
ikut sedih, khawatir dan bertanya dengan kondisi
pasien; memfasilitasi kesempatan untuk kedekatan
keluarga berkontribusi terhadap pengalaman
kedekatan pasien dengan orang lain yang signifikan
atau orang yang peduli.
 Pengalaman tidak sakit/ nyeri pasien, kenyamanan,
martabat, dan rasa hormat, damai, dan kedekatan
dengan orang lain yang signifikan atau orang yang
peduli berkontribusi pada akhir hidup yang damai.

Anda mungkin juga menyukai