Anda di halaman 1dari 86

KONSEP TERAPI MODALITAS

Click to edit
DAN TERAPI KELUARGA
Master title style

Click to edit
Master subtitle style

Dr. Hanik Endang Nihayati, SKep, Ns, Mkep


Tim Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan
Unair
Slide Title
BAHAN DISKUSI

1. Konsep Terapi
Modalitas dalam
keperawatan jiwa
2. Aplikasi Terapi
Keluarga
Slide Title TERAPI
MODALITAS

1. Latarbelakang
2. Pengertian
3. Pelaksanaan
TERAPI MODALITAS
DALAM KEPERAWATAN JIWA

DEFINISI

Berbagai alternative terapi yang dapat diberikan pada


pasien gangguan jiwa
GANGGUAN JIWA

Multi causal, penyakit dengan berbagai


penyebab yang sangat bervariasi

Kausa pada area organobiologis, psikoeducatif dan area


sosiokultural

Dalam konsep stres adaptasi penyebab perilaku maladaptive


di kontrukkan sebagai tahapan bagaimana individu memiliki
mekanisme koping yang dipilih adaptif atau maladaptif
TERAPI MODALITAS
Somato Terapi: Psikoterapi: Manipulasi
Farmako terapi Supportif lingkungan dan
ECT Genetic dinamik Sosio terapi
Pembedahan

Psychopharmacology; Preventing & Managing Family Interventions;


Role of the nurse Aggressive Behavior; Family functions
Pharmacokinetics Theories on aggression Non clinical interventions
Antianxiety Nursing interventions Clinical interventions
Antidepresant Crisis manag. Techniques Family systems therapy
Mood-stabilizing drugs Structural family therapy
Antipsychotic Cognitive Behavioral Tx; Strategic family therapy
Classical conditioning
Somatic Terapies; Operant conditioning Milieu therapies
ECT Treatment strategies
Phothoterapy Role of the nurse Occupation & Rehabilitation
Sleep deprivation therapy
Therapeutic Groups;
Component of small group
Group development
Nurse as group leaders
PSIKOFARMAKA

o Jenis & golongan


o Efek terapi & efek samping
o Dosis & cara pemberian
o Indikasi obat & kontra indikasi
o Tindakan antisipasi thd efek terapi / efek samping
o Tindakan rujukan
Jenis jenis

 Antipsikotik  Anti ansietas


 Largactil  Valium
 Nozinan
 Ativan
 Stelazine
 Frisium
 Haldol dan Serenace
 Anatensol dan Modecate  Lexotan
 Anti depresan  Anti parkinson
 Laroxyl  Artane
 Ludiomil
 Anti mania
 Lithium Karbonat
EFEK SAMPING

 Neurologik : tremor, parkinsonisme, akatisia


 Thd jantung : gangguan hantaran jantung
 Vegetatif : hipotensi orthostatik, mulut kering,
gg akomodasi, obstipasi, retensio
urine
 Psikiatorik : reaksi paradoxal, depresi
 Hormonal : libido ↓  impotensi, amenorhoe,
gynecomastia pada ♂, galaktose
 Lain – lain : alergi, Icterus, neuroleptik,
lekopeni, agranulisitosis, dll.
PERAN PERAWAT DALA
PSIKOFARMAKA
 Mengumpulkan data sebelum pengobatan
 Mengkoordinasikan obat dengan terapi
modalitas
 Pendidikan Kesehatan
 Memonitor efek samping obat
 Melaksanakan prinsip-prinsip pengobatan
psikofarmakologi
 Melaksanakan program pengobatan
berkelanjutan
 Menyesuaikan dengan terapi nonfarmakologi
 Ikut serta dalam riset interdisipliner
Pendekatan Khusus: KLIEN CURIGA
 Yakinkan klien bahwa obat tersebut bermanfaat
 Hindari sikap ragu-ragu, perawat harus konsisten antara respons
verbal dan non verbal
 Perawat menunjukkan sikap yang jujur sehingga klien mempercayai
perawat, termasuk penjelasan perawat
 Berkomunikasi jelas dan singkat. Beri instruksi langsung, contoh
”Bapak A ini obat untuk Anda, masukkan obat ini dalam mulut dan
langsung ditelan ya!”
 Beri obat dalam kemasan yang sama setiap kali pemberian
 Jika ada perubahan dosis dan cara pemberian harus didiskusikan
terlebih dahulu dengan klien
 Yakinkan bahwa obat benar-benar diminum oleh klien dengan cara
segera, ajak bicara setelah klien minum obat, periksa juga kamar
klien apakah obat disembunyikan oleh klien
 Jika segala upaya pemberian obat gagal, rujuk kepada dokter untuk
mengubah jenis atau cara pemberian obat
Pendekatan Khusus:
Klien Mencederai Diri (bunuh diri)
 Lakukan pengawasan pada klien secara ketat, termasuk kemungkinan
penyimpanan obat
 Beri perhatian & dukungan agar klien memiliki semangat hidup kembali
 Tingkatkan harga diri klien
 Kerahkan dukungan sosial yang dimiliki oleh klien
ECT
“ ELEKTRO KONVULSI TERAPI “

Terapi dengan membuat kejang seseorang


dengan memakai alat ”Konvulsator”
Indikasi
 Depresi berat, dengan retardasi motorik, waham (somatik dan bersalah,
tidak ada perhatian lagi terhadap dunia sekelilingnya, ada ide bunuh
diri yang menetap dan kehilangan berat badan yang berlebihan)
 Schyzophrenia (gaduh gelisah – katatonik)
 Pasien yang tidak responsif dg farmako terapi
Kontra Indikasi
 Tumor intrakranial
 Hematoma intrakranial
 Infark Miokardiak Akut
 Hipertensi berat
 Kehamilan
Efek samping

 Aritmia jantung
 Apnea berkepanjangan
 Reaksi toksik atau alergi terhadap obat-obatan yang digunakan untuk
ECT
Persiapan ECT
Kelengkapan surat informed consent
Alat-alat yang diperlukan :
 Tempat tidur beralas papan
 Alat ECT lengkap
 Kasa basah untuk lapisan elekroda
 Alat untuk mengganjal gigi
 Tabung oksigen dan perlengkapannya
 Alat penghisap lendir
 Alat suntik dan obat-obat untuk persiapan kondisi
emergensi
Persiapan ECT
Tindakan perawat pada tahap persiapan sesuai dengan
peran sebagai pelaksanan dan pendidik:
 Melakukan pemeriksaan fisik klien secara menyeluruh sebelum
diputuskan untuk melakukan ECT (walaupun tidak ada
kontraindikasi) : Fungsi vital, EKG, Rontgen kepala dan rontgen
toraks serta rontgen tulang belakang, EEG, CT Scan, Pemeriksaan
darah dan urine
 Menjelaskan kepada klien untuk berpuasa (tidak makan dan minum)
minimal 6 jam sebelum ECT
 Menjelaskan kepada klien akan diberikan premedikasi
 Mengobservasi keadaan klien dan menjelaskan tentang ECT agar
klien tidak cemas
 Menanyakan dan menjelaskan kepada klien untuk tidak memakai gigi
palsu, perhiasan, ikat rambut, ikat pinggang
 Tenaga perawat yang akan membantu sebanyak 3-4 orang.
PELAKSANAAN
 Klien ditidurkan dalam posisi terlentang tanpa bantal dan pakaian
longgar
 Bantalan gigi dipasang dan ditahan oleh seorang perawat pada
rahang bawah, perawat yang lain menahan bagian bahu, pinggul
dan lutut secara fleksibel agar tidak terjadi gerakan yang mungkin
menimbulkan dislokasi atau fraktur akibat terjadinya kejang-kejang
 Aliran listrik diberikan melalui elektroda di pelipis kiri dan kanan
yang telah dilapisi dengan kasa basah. Sebelumnya dokter/psikiater
telah mengatur waktu dan besarnya aliran listrik yang diberikan
 Sesaat setelah aliran listrik diberikan, akan terjadi kejang-kejang
yang didahului oleh fase kejang tonik-klonik, dan timbul apneu
beberapa saat, baru terjadi kembali pernapasan spontan
 Saat menunggu pernapasan kembali merupakan saat yang penting,
bila apneu berlangsung terlalu lama perlu dibantu dengan
pemberian oksigen dan pernapasan buatan, atau tindakan lain yang
diperlukan
OBSERVASI POST ECT

Observasi kesadaran klien yang belum pulih


walaupun kondisi vital telah berfungsi
normal kembali (tetap monitor kondisi vital)

Damping klien agar klien menjadi aman dan


nyaman

Rapikan Peralatan

Catat intervensi yang telah dilakukan, hasil,


dan evaluasi dalam rekam medik klien
TERAPI KOGNITIF
Terapi jangka pendek yang teratur, memberikan dasar berpikir pada klien
untuk mengekspresikan perasaan negatifnya, memahami masalahnya serta
mampu mengatasi perasaan negatif dan mampu memecahkan masalah
tersebut (Varcarolis, 2006)
TUJUAN

 Mengubah pikiran dari tidak logis dan negatif menjadi objektif, rasional dan
positif
 Meningkatkan aktifitas
 Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan
 Meningkatkan keterampilan sosial
INDIKASI

Terapi kognitif dapat diberikan pada klien yang mengalami


gangguan kognitif:
klien dengan masalah keperawatan risiko bunuh diri, isolasi
sosial, harga diri rendah dan defisit perawatan diri
TEKNIK YANG DIGUNAKAN

 Teknik kontrol mood menggunakan tiga kolom


 Pikiran otomatis
 Distorsi kognitif
 Tanggapan rasional
 Teknik kontrol mood meenggunakan panah vertikal
TERAPI PERILAKU

Terapi dengan pendekatan perilaku adalah suatu terapi yang dapat membuat
seseorang berperilaku sesuai dengan proses belajar yang telah dilaluinya saat
dia berinteraksi dengan lingkungan yang mendukung (Chambless & Goldstein,
1979)
TERAPI PERILAKU
Token Economy
Time Out
Systematic Desensitization
Flooding
CBT
“ GABUNGAN DARI TERAPI KOGNITIF DAN TERAPI PERILAKU”
DEFINISI
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

Terapi yang bertujuan


mengubah perilaku klien
dengan memanfaatkan
dinamika kelompok
TAK STIMULASI SENSORI

“Aktivitas memberikan stimulasi pada


sensori klien agar memberi respon yang
adekuat”
INDIKASI :
klien yang tidak mau berkomunikasi
secara verbal
SESI:
SESI I : Mendengar musik
SESI II : Menggambar
SESI III : Menonton TV/Video
TAK ORIENTASI REALITAS
“Mengorientasi kan klien pada kenyataan yang ada disekitarnya,
yaitu diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang pernah
mempunyai hubungan dengan klien dan waktu saat ini dan masa
lalu”
INDIKASI :
klien halusinasi, demensia, kebingungan, salah kenal orang ,
tempat dan waktu
SESI
SESI I : Pengenalan orang
SESI II : Pengenalan tempat
SESI III : Pengenalan waktu
TAK SOSIALISASI

“Suatu kegiatan yang memfasilitasi kemampuan


sosialisasi sejumlah lien dengan masalah hubungan
sosial”

INDIKASI :
klien dengan gangguan hubungan sosial
menarik diri yang sudah dapat berinteraksi interpersonal
kerusakan komunikasi verbal yang sudah berespon
terhadap stimulus
TAK SOSIALISASI

SESI I : Klien mampu memperkenalkan diri


SESI II : Klien mampu kenalan dgn anggota klpk (ak)
SESI III : Klien mampu bercakap-cakap dgn ak
SESI IV : Klien mampu menyampaikan dan
membicarakan topik percakapan
SESI V : Klien mampu menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi
SESI VI : Klien mampubekerja sama dlm permainan
sosialisasi klpk
SESI VII : Klien mampu menyampaikan pendapat
manfaat TAKS yg telah dilakukan
TAK STIMULASI PERSEPSI

“Suatu kegiatan yang melatih klien untuk


mempersepsikan stimulus yang pernah dialami “

TUJUAN :
 Klien mampu mempersepsikan stimulus yang
dipaparkan dengan tepat
 Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul
dari stimulus yang dialami
TAK STIMULASI PERSEPSI :
AKTIVITAS
 Mempersepsikan Stimulus Nyata Sehari-hari
A. TAKSP : Menonton televisi
B. TAKSP : membaca majalah/koran/artikel
C. TAKSP : melihat gambar

 Mempersepsikan Stimulus Nyata Yang Menyebabkan Harga Diri Rendah


A. TAKSP : Mengidentifikasi aspek yang membuat HDr dan
aspek positif yang dimiliki selama hidup
B. TAKSP : Melatih kemampuan yang dapat digunakan di rumah
sakit dan di rumah
TAK STIMULASI PERSEPSI :
AKTIVITAS

Mempersepsikan Stimulus Nyata dan Respon Yang Dialami


dalam Kehidupan
A. TAKSP : Mengenal kekerasan yang biasa dilakukan
(penyebab, tanda gejala, PK dan akibat PK)
B. TAKSP : Mencegah perilaku kekerasan melalui
kegiatan fisik
C. TAKSP :Mencegah perilaku kekerasan melalui
interaksi sosial asertif
D. TAKSP :Mencegah perilaku kekerasan melalui
kepatuhan minum obat
E. TAKSP :Mencegah perilaku kekerasan melalui
kegiatan ibadah
TAK STIMULASI PERSEPSI :
AKTIVITAS
Mempersepsikan Stimulus Tidak Nyata dan
Respon Yang Dialami dalam Kehidupan
A. TAKSP : Mengenal halusinasi
B. TAKSP : Mengusir/menghardik halusinasi
C. TAKSP : Mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan
D. TAKSP :Mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap
E. TAKSP :Mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat
Perawat
sebagai
TERAPIS

Leader- Co Leader – Fasilitator - Observer


TERAPI LINGKUNGAN

“lingkungan fisik dan sosial yang ditata agar dapat


membantu penyembuhan dan atau pemulihan klien”

Konsep lingkungan terpeutik  efek - MRS:


Penurunan kemampuan berpikir
Adopsi nilai-nilai dan kondisi rumah sakit yang
tidak baik atau kurang sesuai
Kehilangan kontak dengan dunia luar
TUJUAN

“Mengembangkan ketrampilan emosional


dan sosial yang akan menguntungkan
kehidupan setiap hari”

Distribusi kekuatan
Komunikasi terbuka KARAKTERISTIK
Struktur interaksi UMUM

Aktivitas kerja
Peran serta keluarga dan masyarakat
Lingkungan yang mendukung
KARAKTERISTIK UMUM TERAPI LINGKUNGAN

DISTRIBUSI KEKUATAN

Proses penyembuhan klien  otonomi

perawat, tenaga kesehatan dan klien

bekerja sama
berbagi tanggung jawab
mengarahkan klien dalam membuat keputusan bagi
proses penyembuhannya
KARAKTERISTIK UMUM TERAPI LINGKUNGAN

KOMUNIKASI TERBUKA

“komunikasi dua arah dimana kedua belah pihak saling mengerti


pesan yang dimaksutkan tanpa adanya hal yang disembunyikan”
BHSP ---- Komunikasi terbuka-- YANKEP
kejujuran

KESEMBUHAN KLIEN
KARAKTERISTIK UMUM TERAPI LINGKUNGAN

STRUKTUR INTERAKSI

Interaksi terapeutik --- strategi untuk mencapai tujuan

Perawat harus bersikap :


bersahabat, bertutur kata lembut, jelas tapi tegas, tidak defensif,
penuh perhatian, peka terhadap kebutuhan klien,mampu
memotivasi klien untuk berinteraksi dengan klien lain, saling
berbagi rasa dan pengalaman

membantu klien untuk dapat menerima perawatan dan


pengobatan yang diberikan
KARAKTERISTIK UMUM TERAPI LINGKUNGAN

AKTIVITAS KERJA

Klien MRS:
perasaan kesepian
tidak berarti memotivasi klien mengisi
ditolak/dikucilkan waktu luang dengan kegiatan
Sesuai minat, kemampuan
tidak mandiri/bergantung
dan tingkat perkembangan
keterbatasan hubungan
PERAWAT
KARAKTERISTIK UMUM TERAPI LINGKUNGAN

Peran Serta Keluarga Dan Masyarakat Dalam Proses Terapi

KELUARGA
PASIEN
perencanaan perwatan
Pengobatan
PERAWAT persiapan pulang

MASYARAKAT

Penyuluhan
PEMERINTAH Leaflet
KARAKTERISTIK UMUM TERAPI
LINGKUNGAN

LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG

ruang anak-anak  mainan SS USIA


ruang remaja  banyak alat informasi (majalah,
buku, film)
ruang lansia  terang, aman dan sederhana
STRATEGI DALAM TERAPI
LINGKUNGAN

Aspek Fisik
Menciptakan lingkungan fisik yang aman dan nyaman dengan
suasana ruangan bagai “home sweet home”
Hal-hal yang bersifat pribadi harus tetap dijaga
Terdapat kamar-kamar pertemuan yang dapat digunakan untuk
berbagai terapi
Struktur dan tatanan disesuaikan dgn kondisi dan jenis penyakit
serta tingkat perkembangan klien
STRATEGI DALAM TERAPI
LINGKUNGAN
2. ASPEK INTELEKTUAL

stimulus ekstrenal yang positif


(merangsang daya pikir klien)

klien dapat memperluas kesadaran dirinya


sehingga klien dapat menerima keadaan sakitnya
STRATEGI DALAM TERAPI
LINGKUNGAN
3. ASPEK SOSIAL
Perawat
mengembangkan pola interaksi positif
antar perawat, perawat dengan klien
perawat dengan keluarga klien

klien mengembangkan hubungan


komunikasi yang baik terhadap klien lain
dan perawatnya
STRATEGI DALAM TERAPI LINGKUNGAN

4. Aspek Emosional

Iklim emosional yang positif

Sikap dasar yang hendaknya dibangun


(sikap yang tulus, jujur/ dapat dipercaya, hangat, tidak
defensif, empati, peka terhadap perasaan dan kebutuhan
klien serta bersikap spontan dalam memenuhi kebutuhan
klien)
5. ASPEK SPIRITUAL

Spiritual  kebutuhan dasar manusia

aspek spiritual dalam proses penyembuhan ditujukan


untuk memaksimalkan manfaat dari pengalaman,
pengobatan dan perasaan damai bagai klien

Cara pemenuhan:
penyediaan sarana ibadah seperti tempat ibadah, kitab suci
dan ahli agama
pemberian penguatan terhadap perilaku positif yang telah
dilakukan klien dalam hal spritual akan memotivasi klien
melakukannya lebih baik sebagai dampak dari
peningkatan harga diri klien
PERAN PERAWAT DALAM TERAPI
LINGKUNGAN
SEBAGAI PENGASUH (MOTHERING CARE)

perawat memberikan asuhan keperawatan atas dasar identifikasi masalah


baik kebutuhan fisik maupun emosional
perawat juga harus memfasilitasi klien agar mengembangkan kemampuan
barunya untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
perawat membantu klien mengenal batasan-batasan dan menerima resiko
akibat perilakunya

klien dapat mengubah perilaku yang destruktif manjadi konstruktif

Contoh: klien menolak minum obat atau menjalani pemeriksaan tertentu,


maka perawat menjelaskan manfaat pengobatan ataupun pemeriksaan
tersebut dan konsekuensi dari penolakannya.
PERAN PERAWAT DALAM TERAPI
LINGKUNGAN
SEBAGAI MANAJER

Perawat harus dapat mengatur dan mengorganisasi


semua kegiatan untuk klien dari pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi,
arahan singkat dan jelas kepada klien, keluarga dan
tenaga kesehatan lain agar asuhan keperawatan yang
telah direncanakan dapat dilaksanakan secara
komprehensif
TERAPI KELUARGA
PENGERTIAN TERAPI
KELUARGA

TERAPI
“cara untuk menata kembali masalah hubungan antar manusia (Stuart &
Sundeen)”

TERAPI KELUARGA
“Cara untuk menggali masalah emosi yang timbul
yang kemudian dibahasa atau diselesaikan
bersama dengan anggota keluarga, dalam hal ini
setiap anggota keluarga diberi kesempatan yang
sama untuk berperan serta dalam menyelesaikan
masalah”
TERAPI KELUARGA

“ Suatu bentuk terapi kelompok dimana klien dan anggota


keluarga berpartisipasi” (Viedebeck, 2001)

“ Suatu kepentingan mengubah hubungan yang sangat kompleks


dengan cara mengubah interaksi individu-individu yang
membentuk sebuah keluarga “
(Varcarolis, 2006)
TUJUAN TERAPI KELUARGA

1. Membantu mengembangkan harga diri semua


anggota keluarga
2. Meningkatkan komunikasi terbuka, langsung,
jelas dan spesifik
3. Membuat aturan yang fleksibel, ramah dan
responsif terhadap kebutuhan
4. Menciptakan jaringan sosial secara terbuka
dan penuh harapan
INDIKASI

 Konflik perkawinan, sibling konflik, konflik beberapa generasi.


 Konflik antara orang tua dan anak
 Konflik pada masa transisi dalam keluarga
 Terapi individu yang memerlukan melibatkan anggota keluarga
lain
 Proses terapi individu yang tak kunjung mengalami kemajuan

TEMPAT
Rumah sakit (poliklinik atau ruang rawat)
Rumah klien
Manfaat terapi keluarga

 Pasien :
. mempercepat proses penyembuhan
. Hubungan interpersonal membaik
. Menurunkan angka kekambuhan
 Kelurga :
. memperbaiki fungsi & struktur keluarga
. Kelurga mampu menerima, menghargai klien
sebagai manusia
. Kemampuan keluarga meningkat dalam
membantu penyembuhan klien
INTERVENSI KLINIK
Family Sistem Therapy

“ Aktivitas terapi yang dilakukan terhadap system keluarga”

1. Perbedaan diri (Bowen’s )


Maladaptif Adaptif

Emosional Autonomi/
kontrol emosi
yang tinggi
INTERVENSI KLINIK
Family Sistem Therapy :
2. Triangle

Ayah

Anak

Ibu

3. Sistem emosi keluarga inti


4. Hubungan emosi yang terputus
INTERVENSI KLINIK
Family Struktur Therapy :
Terapi dilakukan dengan melakukan identifikasi
keluarga terlebih dahulu meliputi tahap
perkembangan keluarga, struktur keluarga dan
perubahan yang dialami keluarga serta proses
penyatuan atau terbentuknya keluarga tersebut.
Disini perawat berperan sebagai bagian dari system
keluarga
INTERVENSI KLINIK
Strategic Family Therapy :
Terapi dilakukan dalam tiga tahap:
 Penerapan teori komunikasi yaitu bahwa semua perilaku dapat dinilai
secara verbal dan non-verbal.
 Penerapan struktur terapi keluarga
 Intervensi pemecahan masalah
INTERVENSI NON-KLINIK
Tujuan
 Mendidik dan menginformasikan kesehatan tentang pelayanan
yang tersedia untuk anggota keluarganya
 Mendukung keluarga untuk menghadapi anggota keluarga
dengan gangguan jiwa
 Mengadvokasi keluarga untuk mendapatkan pelayanan dan
perawatan klien dengan gangguan jiwa kronis.
 Meningkatkan dukungan dalam meneliti factor yang
mempengaruhi gangguan jiwa
 Meningkatkan latihan untuk tenaga kesehatan yang professional
dalam memahami cara perawatan gangguan jiwa.
 Melakukan kerja sama dengan media massa dengan memberikan
informasi yang akurat untuk mengurangi stigma atau lael buruk
terhadap klien dan keluarga yang memiliki anggotagangguan
jiwa
INTERVENSI NON-KLINIK:
Aktivitas

 Komponen didaktik yaitu memberikan informasi


tentang gangguan jiwa dan system kesehatan jiwa.
 Komponen ketrampilan yaitu melatih komunikasi,
melatih penyelesaian konflik dan masalah, latihan
asertif, manajemen perilaku dan manajemen
stress.
 Komponen emosi yaitu memberikan kesempatan
untuk memvalidasikan perasaan dan bertukar
pandangan dan penggunaan sumber daya.
 Komponen proses keluarga yaitu dengen berfokus
pada koping keluarga dengan gangguan jiwa dan
gejala sisa terhadap keluarga.
 Komponen social yaitu dengan meningkatkan
dukungan jaringan formal dan informal untuk klien
dan keluarga dengan gangguan jiwa.
Psikoedukasi

 Memberi info ttg gangguan jiwa dan sistem keswa


 Latihan asertif, managemen perilaku dan stress
 Memberikan kesempatan untuk validasi perasaan dan bertukar
pandangan dan penggunaan sumberdaya
 Komponen proses kelurga ( fokus terhadap koping keluarga
terhadap gangguan yang yang terjadi)
 Pemanfaatan sistem pendukung
TERAPI
REHABILITASI
DAN OKUPASI
DEFINISI “Rehabilitasi”
“Pengembalian kemampuan seseorang seperti semula, baik fisik maupun
mental”

“Segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vocasional sbg


usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal
untuk mempersiapkan pasien scr fisik, mental dan vocasional”
TUJUAN “Rehabilitasi”
Mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya
Penempatan vocasional sehingga bisa bekerja dgn kapasitas maksimal
Penyesuaian diri dlm hubungan perseorangan dan sosial scr memuaskan dan
berfungsi sbg warga masyarakat yang berguna
TAHAP TERAPI “Rehabilitasi”

1. Persiapan (Seleksi, T. okupasi, Latihan Kerja)


2. Penyaluran (Bengkel Kerja Terlindung/BKT)
3. Pengawasan (Day care, After care, Home visit)
Persiapan: Seleksi
Case Conference
Multi disiplin

memberikan pertimbangan hasil evaluasinya, dimusyawarhkan,


disimpulkan

PROGRAM REHABILITASI
Tiap rehabilitan
Persiapan: Seleksi

Materi yang dibutuhkan

a. Hasil pemeriksaan medis


b. Hasil pemeriksaan psikologis
c. Hasil perkembangan perawatan
d. Hasil evaluasi sosial (riwayat hidup, perkb dari anak-
dewasa, problm sosial, pddk, pekrj, pergaulan, link
klg, keinginan masa depan)
e. Hasil observasi okupasi terapis (aktv/pekerjaan yg
memungkinkan)
Persiapan: Seleksi

TUGAS POKOK TIM


AWAL
1. Menentukan apakah calon rehabilitan dapat diberikan aktv
yang bersifat paikologis, sosial, edukasional dan vokasional
2. Membuat tujuan jangka pendek (beri aktivitas yg sesuai
keadaan saat ini)
3. Membuat tujuan jangka panjang (Rehabilitan disiapkan
untuk penyaluran sampai latihan kerja)
LANJUT
Menilai apakah rahabilitan sudah siap disalurkan ke
keluarga/masyarakat
Persiapan: Seleksi

HASIL SELEKSI

a. Pasien mengikuti proses rehabiliasi lengkap


b. Pasien mengikuti terapi okupasi saja
c. Pasien mengikuti latihan kerja saja
d. Pasien belum dapat diberi aktivitas dlm unit rehabilitasi
Persiapan: Terapi Okupasi
“Okupasi”
mengisi atau menggunakan waktu luang

“Terapi”
Penatalaksanaan terhadap indivisu yang menderita penyakit
atau disabiliti fisik atau mental

“Okupasi Terapi”
Penyembuhan atau pemulihan terhadap individu dengan
penggunaan aktivitas yang bertujuan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing individu
Persiapan: Terapi Okupasi
Tujuan:
a. Menciptakan kondisi tertentu shg pasien
mampu berhubungan dnegan orang lain
b. Membantu menyalurkan dorongan emosi scr
wajar dan produktif
c. Menghidupkan kemauan dan motivasi pasien
d. Menemukan kemampuan kerja yang sesuai
dgn bakat dan keadaan
e. Mengumpulkan data guna penentuan dx dan
penetapan terapi lain
Persiapan: Terapi Okupasi
PROSES

1. Assessment = pengertian ttg pasien

Kerangka kerja/ model untuk pasien


2. Treatment = rencana pemberian terapi
implementasi terapi
review terapi yg diberikan
3. Evaluasi = vokasional atau pulang?
Persiapan: Terapi Okupasi

JENIS AKTIVITAS

Latihan Fisik
Aktivitas dengan pendekatan kognitif
Aktifitas yang memacu kreatifitas
Training kemampuan
Terapi bermain
Persiapan: Terapi Okupasi
Tugas okupasi Terapis

Motivator dan sumber reinforces


Gurul
Model sosial
Konsultan
Persiapan: Latihan Kerja

DEFINISI

“Suatu kegiatan yang diberikan


pada rehabilitan scr berjenjang
sbg bekal untuk persiapan
pulang dan kembali ke
masyarakat”
Persiapan: Latihan Kerja

TAHAPAN

1. Percobaan
2. Pengarahan (sederhana-kompleks)
3. Penyaluran
PENYALURAN : BKT

DEFINISI
“suatu tempat atau bengkel kerja khusus
bagi rehabilitan yang masih perlu
dilindungi daru persaingan ditempat
kerja bebas”

DI Indonesia “belum ada”


PENGAWASAN: Home Visit

DEFINISI
“ mengunjungi tempat tinggal pasien untuk
mendapatkan berbagai informasi penting yang
diperlukan dalam rangka membantu pasien dalam proses
terapi”

TUJUAN
Melakukan evaluasi sosial, lingkungan hidup pasien,
memberi bimbingan pd keluarga dlm merawat pasien,
memulihkan hubungan antara keluarga dan pasien
PENGAWASAN: Home Visit

INDIKASI

Pasien Day care/after care yang tidak tertaur


kehadirannya
Pssien kambuh berulang kali
Pasien rawat inap yang datanya kurang lengkap
Keluarga pasien yang menolak kepulangan
pasien
Bagian dari terapi
PENGAWASAN: DAY CARE

DEFINISI

“Pasien yang sudha dipulangkan atau


sudah pernah berobat ke RS, tetapi masih
memerlukan siang hari untuk ikut kegiatan
rehabilitasi”
PENGAWASAN: AFTER CARE

DEFINISI

“perawatan lanjutan bagi rehabilitan yang


dilakukan secara periodik agar tetap
dapat menjaga kesehatannya”
TERIMA KASIH …. SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai