Di Presentasikan Oleh :
Inna Kurniasih
Progsus B
NIM. 20010031
PENGERTIAN WAHAM
❖ FAKTOR PREDISPOSISI
❖ FAKTOR PRESIPITASI
❖ FAKTOR PERILAKU
❖ MEKANISME KOPING
FAKTOR PREDISPOSISI
5) Perilaku destruktif
● a) Kurang pengontrolan pikiran berdasarkan delusi.
● b) Usaha bunuh diri
● c) Pembunuhan
FAKTOR PERILAKU LANJ...
b. Dimensi emosional
1) Ekspresi emosi, kadang-kadang tidak ada
2) Takut yang berlebihan
3) Mencurigai orang lain/tidak percaya pada orang lain
4) Kasar, tidak menghargai, sukar marah
5) Terlihat bingung dan senang berfantasi
6) Merasa bersalah
7) Bermusuhan
FAKTOR PERILAKU LANJ...
C. Dimensi sosial
1) Percaya diri tidak realistik
2) Curiga
3) Menarik diri dan isolasi
4) Merasa dirinya orang terkenal/hebat.
FAKTOR PERILAKU LANJ...
d. Dimensi spiritual
1) Kepercayaan yang berlebihan
2) Tidak mampu menikmati hidup
3) Merasa dirinya Tuhan
MEKANISME KOPING
terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan
hidup kompensasi yang salah.
Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat
tinggi.
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan
harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya
PROSES TERJADINYA WAHAM lanj (2)
c. Fase control internal external
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan
dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk
dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya
Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak
merugikan orang lain
PROSES TERJADINYA WAHAM lanj (3)
f. Fase Improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan
traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman
diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara
konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
PENGHAMBAT KEBERHASILAN TINDAKAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM
● Cemas dan menghindari klien
● Menguatkan waham
● Berusaha membuktikan bahwa klien salah
● Membuat tujuan yang tidak realistis
● Masuk kedalam sistem waham
● Gagal mengklarifikasi kebingungan seputar waham
● Tidak konsisten dalam intervensi Melihat waham terlebih dahulu baru
kliennya
YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT
MENGKAJI :
● mendengarkan dan memperhatikan semua
informasi yang diberikan oleh pasien tentang
wahamnya
● Untuk mempertahankan hubungan saling
percaya yang telah terbina jangan menyangkal
atau menolak keyakinan pasien.
Bila diperoleh salah satu data
diatas maka diagnosa keperawatan
yang dapat ditegakkan adalah:
WAHAM
POHON MASALAH
KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL
WAHAM
M
SP III
TUJUAN:
● Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
● Pasien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
● Pasien dapat berhubungan dengan realitas
● Pasien dapat dukungan keluarga
● Pasien dapat menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
TINDAKAN KEPERAWATAN SP I
ORIENTASI :
● “Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Inna, saya perawat yang dinas pagi
ini di Ruang Cendana. Saya dinas dari jam 07.00 -14.00, saya yang akan
membantu perawatan ibu hari ini. Nama ibu siapa? senangnya dipanggil apa?”
● “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang ibu M rasakan sekarang?”
KERJA:
● “ buk M berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat yang diminum?”
● “ buk M perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.”
● “Obatnya ada tiga macam buk , yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,yang putih ini namanya THP
gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali
sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.”
● “Bila nanti setelah minum obat mulut buk M terasa kering, untuk membantu mengatasinya buk M bisa banyak minum dan
mengisap-isap es batu.”
● “Sebelum minum obat ini buk M mengecek dulu label dikotak obat apakah benar nama buk M tertulis disitu, berapa dosis atau
butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar!”
● “Obat -obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak
kambuh lagi, sebaiknya buk M tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.
TERMINASI :
● “Bagaiman perasaan buk M setelah kita becakap-cakap tentang obat yang buk
M minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?” “Mari kita
masukkan pada jadwal kegiatan! Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat
makan minta sendiri obatnya pada perawat!”
● “Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya buk!
● “buk besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan.
● “Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan ditempat sama?”
● “Sampai besok ya buk.”
TINDAKAN KEPERATAWAN SP I KELUARGA
Membina hubungan saling percaya dengan keluarga ; mengidentifikasi masalah; menjelaskan
proses terjadinya masalah; dan obat pasien
“Pak, dalam menghadapi sikap isteri yang selalu merasa dirinya Nabi, bapak tidak perlu kuatir.
Yang harus bapak perhatikan adalah setiap kali istri bapak berkata seperti itu bapak dapat
menanggapinya dengan: ‘Saya mengerti ibu merasa bahwa ibu merasa menjadi Nabi, tapi sulit
bagi saya untuk mempercayainya karena menurut saya tidak ada Nabi lagi di dunia, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bu?’
“Lalu bapak juga harus lebih sering memberikan rasa aman kepada ibu ya”.
“Hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan ibu”
“Obat-obatan ibu juga harus diminum setiap hari dan jangan dihentikan sebelum berkonsultasi
dulu dengan dokter”
TINDAKAN KEPERAWATAN SP II KELUARGA
● Sekarang anggap saja saya buk M yang sedang mengaku nabi, coba bapak
dan ibu praktikkancara bicara yang benar bila buk M sedang dalam keadaan
seperti ini!”
● “Bagus,betul begitu caranya, sekarang coba praktikkan cara memberikan
pujian atas
● kemampuan yang dimiliki oleh b.uk M bagus !”
● “Sekarang coba cara memotivasi buk M minum obat dan melakukan kegitan
positifnya sesuai jadwalnya!” Bagus sekali ternyata bapak dan ibu sudah
mengerti cara merawat buk M .”
● “Bagaimana kalau sekarang kita coba langsung kepada buk M .”
TINDAKAN KEPERAWATAN SP III KELUARGA
● “Pak, bu, ini jadwal buk M selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah
kira-kira dapat dilaksanakan semuanya di rumah? Jangan lupa perhatikan pak
M agar ia tetap melaksanakannya dirumah dan jangan lupa member tanda M
(mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakannya).”
● “Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilku yang ditampilkan
oleh buk Mselama dirumah. Misalnya buk M mengaku sebagai seorang nabi
terus menerus dan tidak memeperlihatkan perbaikan, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi
segera hubungi petugas rumah sakit, agar petugas rumah sakit dapat
memantaunya.
EVALUASI PASIEN