Anda di halaman 1dari 45

WAHAM

Di Presentasikan Oleh :
Inna Kurniasih
Progsus B
NIM. 20010031
PENGERTIAN WAHAM

- Suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara


kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan
(Cook & Fontaine, 2000)

- Gangguan proses pikir waham merupakan suatu keyakinan


yang sangat mustahil dan dipegang teguh walaupun tidak
memiliki bukti-bukti yang jelas, dan walaupun semua orang
tidak percaya dengan keyakinannya (Bell, 2019)
MANIFESTASI KLINIS
1. Yakin bahwa pikirannya bertanggung jawab terhadap
kejadian/bencana.
2. Berpikir bahwa dirinya mendapat kekuatan super dari yang maha
kuasa.
3. Curiga, pemarah, takut, ditunjukkan pada lingkungan atau orang lain.
4. Perhatian menurun, sulit berkonsentrasi pada aktivitas
sederhana/kejadian
5. Pola bicara tidak logis/inkoheren
6. Pola tidur tidak teratur
7. Ambivalen
PENGKAJIAN

❖ FAKTOR PREDISPOSISI
❖ FAKTOR PRESIPITASI
❖ FAKTOR PERILAKU
❖ MEKANISME KOPING
FAKTOR PREDISPOSISI

❖ Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf


yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
❖ Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks
limbic
❖ Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
❖ Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
FAKTOR PRESIPITASI

❖ Proses pengolahan informasi yang berlebihan


❖ Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
❖ Adanya gejala pemicu
FAKTOR PERILAKU
a. Dimensi fisik
1) Nutrisi tidak adekuat terhadap delusi yang menyiksa.
2) Kesukaran tidur
3) Kesenangan dan keindahan, kurang perhatian ketika area pada delusi.
4) Aktivitas tidak fungsional.
● Kebiasaan pengobatan menolak tidak menurut aturan hidup karena takut akan membahayakan
(waham penganiayaan)

5) Perilaku destruktif
● a) Kurang pengontrolan pikiran berdasarkan delusi.
● b) Usaha bunuh diri
● c) Pembunuhan
FAKTOR PERILAKU LANJ...
b. Dimensi emosional
1) Ekspresi emosi, kadang-kadang tidak ada
2) Takut yang berlebihan
3) Mencurigai orang lain/tidak percaya pada orang lain
4) Kasar, tidak menghargai, sukar marah
5) Terlihat bingung dan senang berfantasi
6) Merasa bersalah
7) Bermusuhan
FAKTOR PERILAKU LANJ...

C. Dimensi sosial
1) Percaya diri tidak realistik
2) Curiga
3) Menarik diri dan isolasi
4) Merasa dirinya orang terkenal/hebat.
FAKTOR PERILAKU LANJ...

d. Dimensi spiritual
1) Kepercayaan yang berlebihan
2) Tidak mampu menikmati hidup
3) Merasa dirinya Tuhan
MEKANISME KOPING

a. Denial : menghindari kenyataan yang tidak diinginkan.

b. Proyeksi : mengatakan harapan, pikiran, perasaan,

motivasi sendiri sebagai harapan.

c. Disosiasi : memisahkan diri dari lingkungan.


KLASIFIKASI WAHAM
WAHAM KEBESARAN
individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran
atau kekuasaan khusus yang diucapkan berulang
kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.

Misalnya, “Saya ini pejabat di departemen


kesehatan lho!” atau, “Saya punya tambang emas.”
WAHAM CURIGA

individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang


berusaha merugikan/mencederai dirinya dan diucapkan berulang
kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh, “Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan


hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”
WAHAM AGAMA

individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara


berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan.

Contoh, “Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan


pakaian putih setiap hari.”
WAHAM SOMATIK
individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan
berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-
tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia
sakit kanker).
WAHAM NIHILISTIK

Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di


dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, semua yang ada
disini adalah roh-roh”
WAHAM SISIP PIKIR

keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain


yang disisipkan ke dalam pikirannya
WAHAM SIAR PIKIR

keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa


yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah
menyatakan pikirannya kepada orang tersebut
WAHAM KONTROL PIKIR

keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh


kekuatan di luar dirinya.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji pasien dengan waham
❖ Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap?
❖ Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
❖ Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
❖ Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
❖ Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
❖ Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?
❖ Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
PROSES TERJADINYA WAHAM
a. Fase Lack of Human need

terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan
hidup kompensasi yang salah.

Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat
tinggi.

b. Fase lack of self esteem

Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan
harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya
PROSES TERJADINYA WAHAM lanj (2)
c. Fase control internal external
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan
dan tidak sesuai dengan kenyataan.

Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk
dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya

Kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.

Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.

Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak
merugikan orang lain
PROSES TERJADINYA WAHAM lanj (3)

d. Fase environment support


Klien merasa didukung klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu
kebenaran kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (Super Ego ) tidak ada
lagi perasaan dosa saat berbohong.
e. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua
orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi
pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan
menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
PROSES TERJADINYA WAHAM lanj (4)

f. Fase Improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan
traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman
diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara
konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
PENGHAMBAT KEBERHASILAN TINDAKAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM
● Cemas dan menghindari klien
● Menguatkan waham
● Berusaha membuktikan bahwa klien salah
● Membuat tujuan yang tidak realistis
● Masuk kedalam sistem waham
● Gagal mengklarifikasi kebingungan seputar waham
● Tidak konsisten dalam intervensi Melihat waham terlebih dahulu baru
kliennya
YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT
MENGKAJI :
● mendengarkan dan memperhatikan semua
informasi yang diberikan oleh pasien tentang
wahamnya
● Untuk mempertahankan hubungan saling
percaya yang telah terbina jangan menyangkal
atau menolak keyakinan pasien.
Bila diperoleh salah satu data
diatas maka diagnosa keperawatan
yang dapat ditegakkan adalah:
WAHAM
POHON MASALAH
KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL

WAHAM

HARGA DIRI RENDAH


MASALAH STRATEGI PELAKSANAAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN KOMUNIKASI PADA PASIEN KOMUNIKASI PADA KELUARGA
SP I

 Membina hubungan saling percaya  Membina hubungan saling percaya

W  Mengidentifikasi kebutuhan yang


tidak terpenuhi dan cara memenuhi
kebutuhan
dengan keluarga
 Mengidentifikasi masalah
 Menjelaskan proses terjadinya masalah
A  Mempraktekkan pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi
 Obat pasien

H  Mengidentifikasi kemampuan positif


SP II

 Melatih keluarga cara merawat pasien

A pasien dan membantu


mempraktekannya

M
SP III

 Mengajarkan dan melatih cara minum  Membuat perencanaan pulang bersama


obat yang benar keluarga
TINDAKAN KEPERAWATAN

TUJUAN:
● Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
● Pasien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
● Pasien dapat berhubungan dengan realitas
● Pasien dapat dukungan keluarga
● Pasien dapat menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
TINDAKAN KEPERAWATAN SP I

ORIENTASI :
● “Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Inna, saya perawat yang dinas pagi
ini di  Ruang Cendana. Saya dinas dari jam 07.00 -14.00, saya yang akan
membantu perawatan ibu hari ini. Nama ibu siapa? senangnya dipanggil apa?”
 
● “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang ibu M rasakan sekarang?”

● “Berapa lama ibu M mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

● “Dimana enaknya kita berbincang-bincang buk ?”


KERJA :
● “Saya mengerti buk M merasa bahwa buk M adalah seorang Nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya, karena setahu saya sNabi terakhir adalah nabi Muhammad
SAW didunia ini, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus buk ?” 
● “Tampaknya buk M gelisah sekali, bisa buk M ceritakan kepada saya apa yang buk M
rasakan?”
● “Oooo, jadi buk M merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri buk M sendiri?”
● “Siapa menurut buk M yang sering mengatur-atur diri pak R?”
● “Jadi teman buk M yang terlalu mengatur-atur ya pak, juga adik buk M yang lain?”
● “Kalau buk M sendiri inginnya seperti apa?”
● “Ooo, Bagus buk M sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri.”
● “Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut buk M .”
● “Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya buk M ingin ada kegiatan di luar rumah sakit
karena bosan kalau dirumah sakit terus ya?”
TERMINASI :
● “Bagimana perasaan buk M setelah berbincang-bincang dengan saya?”
● “Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus.”
● “Bagaimana kalau jadwal ini buk M coba lakukan, setuju buk ?”
●  “Bagaimana kalau bincang  -bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.”
● “Saya akan datang kembali dua jam lagi.”
● “Kita akan berbincang -bincang tentang kemampuan yang pernah buk M
miliki?”
● “ ibuk mau kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau disini saja buk
M ?”
TINDAKAN KEPERAWATAN SPII

Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekannya


ORIENTASI :
● “Assalamualaikum buk M , bagaimana perasaannya saat ini? Bagus”
● “Apakah buk M sudah mengingat-ngingat apa saja hobi atau kegemaran buk
M ?”
● “Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
● “Dimana enaknya kita berbincang  -bincang tentang hobi buk M tersebut?”
●  “Berapa lama buk M mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?”
KERJA :
● “Apa saja hobi buk M? Saya catat ya buk, terus apa lagi?”
● “Wah, rupanya buk M pandai memasak ya.”
● “Bisa buk M ceritakan kepada saya kapan pertama kali , siapa yang dulu mengajarkannya kepadA
buk M , dimana bu belajar memasak
● “Bisa buk M peragakan cara memasak yang baik dan enak?.”
● “Wah, bagus sekali buk . Bagaimana kalau kita buat jadwal untuk kemampuan Buk M ini. Berapa kali
seminggu buk M mau memasak?”
● “Apa yang buk M harapkan dari kemampuan memasak ?”
● “Ada tidak hobi atau kemampuan buk M yang lain selain memasak ?”
TERMINASI :
● “Bagaimana perasaan buk M setelah kita berbincang-bincang tentang hobi dan kemampuan buk M ?”
●  “Setelah ini coba buk M lakukan latihan memasak sesuai denga jadwal yang telah kita buat ya?”
● “Bagaimana kalau bincang  -bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi. 
● “Bagaiman kalau nanti sebelum makan siang? Nanti kita ketemuan di taman saja,  setuju buk ?”
● “Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus buk M minum, setuju?”
TINDAKAN KEPERAWATAN SPIII
Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
ORIENTASI :
● “Assalamualaikum.buk M”
● “Bagaimana buk, sudah dicoba latihan memasaknya? Bagus sekali.”
● “Sesuai dengan janji kita tadi, kita akan membicarakan tentang obat yang harus buk M minum,Bagaimana kalau kita mulai
sekarang buk ?” 
● “Berapa lama buk M mau kita membicarakannya? Bagaimana kalau 20 atau 30 menit  saja?

KERJA:
● “ buk M berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat yang diminum?”
● “ buk M perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.”
● “Obatnya ada tiga macam buk  , yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,yang putih ini namanya THP
gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali
sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.”
● “Bila nanti setelah minum obat mulut buk M terasa kering, untuk membantu mengatasinya buk M bisa banyak minum dan
mengisap-isap es batu.” 
● “Sebelum minum obat ini buk M mengecek dulu label dikotak obat apakah benar nama buk M tertulis disitu, berapa dosis atau
butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar!”
● “Obat -obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak
kambuh lagi, sebaiknya buk M tidak menghentikan  sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.
TERMINASI :
● “Bagaiman perasaan buk M setelah kita becakap-cakap tentang obat yang buk
M minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?” “Mari kita
masukkan pada jadwal kegiatan! Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat
makan minta sendiri obatnya pada perawat!”
● “Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya buk!
● “buk besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan.
● “Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan ditempat sama?”
● “Sampai besok ya buk.”
TINDAKAN KEPERATAWAN SP I KELUARGA
Membina hubungan saling percaya dengan keluarga ; mengidentifikasi masalah; menjelaskan
proses terjadinya masalah; dan obat pasien

“Pak, dalam menghadapi sikap isteri yang selalu merasa dirinya Nabi, bapak tidak perlu kuatir.
Yang harus bapak perhatikan adalah setiap kali istri bapak berkata seperti itu bapak dapat
menanggapinya dengan: ‘Saya mengerti ibu merasa bahwa ibu merasa menjadi Nabi, tapi sulit
bagi saya untuk mempercayainya karena menurut saya tidak ada Nabi lagi di dunia, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bu?’
“Lalu bapak juga harus lebih sering memberikan rasa aman kepada ibu ya”.
“Hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan ibu”
“Obat-obatan ibu juga harus diminum setiap hari dan jangan dihentikan sebelum berkonsultasi
dulu dengan dokter”
TINDAKAN KEPERAWATAN SP II KELUARGA

● Sekarang anggap saja saya buk M yang sedang mengaku nabi, coba bapak
dan ibu  praktikkancara bicara yang benar bila buk M sedang dalam keadaan
seperti ini!”
● “Bagus,betul begitu caranya, sekarang coba praktikkan cara memberikan
pujian atas
● kemampuan yang dimiliki oleh b.uk M bagus !”
● “Sekarang coba cara memotivasi buk M minum obat dan melakukan kegitan
positifnya  sesuai jadwalnya!” Bagus sekali ternyata bapak dan ibu sudah
mengerti cara merawat buk M .”
● “Bagaimana kalau sekarang kita coba langsung kepada buk M .”
TINDAKAN KEPERAWATAN SP III KELUARGA

● “Pak, bu, ini jadwal buk M selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah
kira-kira dapat dilaksanakan semuanya di rumah? Jangan lupa perhatikan pak
M agar ia tetap melaksanakannya dirumah dan jangan lupa member tanda M
(mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakannya).”
● “Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilku yang ditampilkan
oleh buk Mselama dirumah. Misalnya buk M mengaku sebagai seorang nabi
terus menerus dan tidak memeperlihatkan perbaikan, menolak minum obat
atau memperlihatkan  perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi
segera hubungi petugas rumah sakit, agar petugas rumah sakit dapat
memantaunya.
EVALUASI PASIEN

Kemampuan yang diharapkan dari pasien :


a. Pasien dapat mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b. Pasien dapat berkomunikasi sesuai kenyataan
c. Pasien dapat menggunakan obat dengan benar

Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi:


● Apakah ibu dapat menjelaskan tanda-tanda kambuhnya waham?
● Apa saja obat-obatan yang ibu minum setiap harinya?
● Apakah ibu merasa nyaman/senang saat bergaul dengan orang lain?
EVALUASI KELUARGA

Kemampuan yang diharapkan dari keluarga :


a. Keluarga membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai
kenyataan
b. Keluarga membantu pasien menggunakan obat dengan benar

Pertanyaan yang dapat digunakan adalah :


• Apakah keluarga mengenali perubahan perilaku pasien yang menjurus pada
gangguan jiwa yang lebih berat
• Apakah keluarga tahu sumber pelayanan yang tersedia di komunitas?

Anda mungkin juga menyukai