Anda di halaman 1dari 58

By : Ns. Rizki Andriani, M.

Kep
 PENGERTIAN

Obat adalah zat/substansi dari


alam (hewan maupun tumbuhan)
atau kimiawi yang dalam takaran
(dosis) tertentu dapat
menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit atau
gejala-gejalanya pada manusia
atau binatang
TUJUAN PEMBERIAN OBAT

Menghilangkan rasa nyeri


yang dialami pasien.
Menentukan diagnosa
Mengobati/menyembuhkan
Pencegahan penyakit
NAMA OBAT
1. Kimia : as.asetil salisilat
2.Generik : aspirin, parasetamol
3.Pabrik/Dagang/paten : panadol

SUMBER OBAT
1. Tumbuh-tumbuhan  digitalis,opium.
2. Mineral  iron,sodium cloride.
3. Hewan  insulin,vaccines
4. Bahan sintetik  sulfonamides.
ISTILAH2 DALAM MEDIKASI
Farmakologi : Ilmu yang mempelajari efek obat
terhadap organisme
Pharmacy : Seni dalam persiapan,meracik /
menyusun,dan memasarkan obat.
Farmakognosi : Ilmu yang mempelajari sumber2
obat
Pharmacopoeia / ISO : buku tentang spesifikasi
obat.
Farmakokinetik : suatu proses yang mencakup
nasib obat dalam tubuh mulai dari absorbsi sampai
ekskresi
Bioavailibilitas : kadar obat yg mencapai sirkulasi
darah.
FARMAKOKINETIK

1. Absorbsi : proses penyerapan obat dari tempat


pemberian, menyangkut kelengkapan.

2. Distribusi : setelah diabsorbsi obat akan


didistribusikan keseluruh tubuh melalui sirkulasi
darah.
ex : transportasi obat dari tempat absorsi ke
tempat aksi (target organ)
3. Biotransformasi : proses perubahan struktur obat
yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim.
ex : molekul obat diubah menjadi lebih polar atau
lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak.
Sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal

4. Ekskresi : proses dikeluarkannya obat dari tubuh melalui


berbagai organ eksresi dalam bentuk metabolit hasil
biotransformasi
ex : obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat dari pada
obat larut lemak. Organ ekskresi yaitu ginjal, paru-paru, dan
kulit.
AKSI OBAT : kemampuan obat

Waktu Paruh : Interval waktu yang


dibutuhkan utk proses eliminasi tubuh utk
mengurangi konsentrasi obat didalam tubuh
separuhnya.
Ex : waktu paruh 8 jam, awalnya 100 %.
Setelah 8 jam : 50 %
Setelah 16 jam : 25 %
Setelah 24 jam : 12,5 %
Setelah 32 jam : 6,25 %
FAKTOR – FAKTOR YG
MEMPENGARUHI AKSI OBAT :
1. Usia
2. Waktu pemberian
3. Berat badan
4. Jenis kelamin
5. Lingkungan
6. Faktor genetik
7. Kondisi Individu
EFEK OBAT ??

1. Efek terapeutik : efek yang diinginkan, efek utama


Ex :- Morfin sulphat : analgesia
- Diazepam : penenang,mengurangi
kecemasan

2. Efek samping : efek sekunder, efek yg tidak diinginkan,


dapat diprediksi
Ex : Digitalis (obat utk meningkatkan kontraksi miokard tp
menimbulkan mual, muntah)
3. Efek Toksisitas : efek obat yang
merusak disebabkan oleh :
- overdosis
- obat eksternal : ditelan
- Gangguan metabolisme / ekskresi :
ggn.hepar, ggn.ginjal
4. Alergi reaksi imunologi terhadap obat
pada orang yang sudah pernah kontak
dengan obat tersebut sebelumnya
ex: alergi -> penisilin

Terpapar pertama kali dengan zat/obat shg


tubuh memproduksi anti body
5. Toleransi Obat: terjadi pada orang yang respon
fisiologi terhadap obat rendah dan membutuhkan
peningkatan dosis utk mempertahankan efek
terapeutik.
- opiat : menghilangkan nyeri
- barbiturat
6. Interaksi Obat : terjadi pada pemberian obat
sebelum, bersamaan atau sesudah obat lain
merubah efek satu obat atau keduanya.
Efeknya : - meningkat
- menurun/menghambat
Aspek legal pemberian obat :
a. Obat yang diberikan ke pasien
atas order/permintaan dokter
(penulisan resep)
b. Perawat bertanggung jawab
atas sampainya obat ke pasien
c. Hak asasi pasien harus
diperhatikan.
RIWAYAT PENGOBATAN
1. Obat apa yang diterima saat ini / terakhir kali.
- Obat dokter (dengan resep dokter) ?
- Obat bebas / warung ?
- Obat terlarang ?
2. Riwayat alergi obat
- Tanyakan pada pasien, apakah ada riwayat alergi
terhadap obat tertentu.
- Kemungkinannya : pasien mengetahui/ tdk
3. Kaji kemungkinan ketergantungan obat
Prinsip dlm Pemberian Obat
• Benar obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya harus diperhatikan
kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika memindahkan
obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan,
dan saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan.
• Benar dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka
penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat
standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas
ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan
lain-lain. Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk
diberikan ke pasien.
• Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya  benar pada pasien yang
diprogramkan dengan mengidentifikasikan identitas kebenaran
obat, yaitu mencocokkan nama, nomor registrasi, alamat, dan
program pengobatan pada pasien.
• Benar jalur pemberian
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistemik
yang fatal pada pasien . Cara pemberiannya dengan melihat cara
pemberian/ jalur obat pada lebel yang ada sebelum
memberikannya ke pasien.
• Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
• Benar Dokumentasi
CARA PEMBERIAN
OBAT
Parenteral (IC, SC, IV,IM)
- diabsorbsi  cepat
- tak dapat ditarik/diurungkan bila sdh diinjeksikan 
hati-hati
Perlengkapan
Syringe : - plastik (disposible)
- kaca (re-use)
- Jenis (hypodermia, insulin &
tuberkulin)
Jarum : - disposible/re-use harus tajam
- ukuran/nomer sesuai dgn kebutuhan
(1 ml : IC, SC)
Ampul/Vial
Kemasan obat parenteral steril
a. Intra cutan (IC)
• Memasukkan obat pada lap.kulit
• Skin test alergi
• Mantoux tes
• Vaksinasi
• Melalui kapiler diarea penyuntikan
• Tdk boleh di masase
• Diabsorbsi scr lambat
b. Sub cutan (SC) 45 o
Memasukkan obat dibawah kulit
- Vaksin
- Pre operasi medication
- Insulin/heparin
- Lokasi: deltoid, rectus femoris, abdomen
bawah
c. Intra muskular (IM) 45 o - 90 o
o Dimasukkan sampai ke otot.
o Diabsorbsi cepat daripada SC karena
suplay darah >>besar di otot. Otot
dapat menampung volume obat >>banyak
dr pd SC.
o Lokasi : dorso gluteal, ventro gluteal,
rectus femoris, vactus lateralis, deltoid,
post tricep
d. Intra Vena (IV)
o Lokasi : Vena, Cephalic, Vena-Vena
Accessory Cephalic, Vena radial, Vena Medial
Antebrachial, basilic vein DLL
o Karena efeknya cepat :
berikan secara perlahan
amati reaksi pasien selama pemberian obat
stop segera bila tumbuh reaksi yang tdk
diinginkan
Perhitungan Pemberian Obat
Rumus:
•  

Keterangan :
D = dosis yang dinginkan
H = dosis yang tersedia (dosis yang tercantumdalam label
kemasan)
X= jumlah obat yang belumdiketahui
V = unit/satuan (bisacc, mg atau ml)
Cth:
2. Cth Obat Insulin
Syringe : 1 ml = 40 unit
Brp ml insulin yg dibutuhkan jika
order 20 unit ?
X = 20/40 unit x 1 ml
= 0,5 ml
PEMBERIAN OBAT
SECARA TOPIKAL &
SUPPOSITORIA

By : Ns. Rizki Andriani, M. Kep


PEMBERIAN OBAT
SECARA TOPIKAL
DEFINISI
Pemberian obat secara topikal adalah
memberikan obat secara lokal pada kulit atau
pada membran pada area mata, hidung,
lubang telinga, vagina dan rectum.

TUJUAN
Tujuan dari pemberian obat topikal
secara umum adalah untuk memperoleh
reaksi lokal dari obat tersebut
PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL

Absorbsi Obat tergantung:


• Sifat fisika kimia obat
• Kondisi kulit
• Jenis bahan pembawa

Jenis Pemberian:

• TRANSEPIDERMAL (menembus
epidermis)---- intraseluler dan interseluler

• TRANSAPENDAGEAL (lewat alat tambahan


kulit)---- transfolikuler, klj minyak,kelenjar
keringat
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU
DIPERHATIKAN

Daya kerja bahan aktif


Cara pemberian dan pemakain
Obat yg menimbulkan sensitisasi
Sesuaikan dengan ekonomi penderita
Faktor individu atau kecocokan
penderita
Pilihlah obat yang aman, efektif, bebas
atau memiliki efek samping minimal
MACAM-MACAM PEMBERIAN
OBAT TOPIKAL

A. Pemberian obat topikal pada kulit.


B. Pemberian obat mata.
C. Pemberian obat tetes telinga.
D. Pemberian obat tetes hidung.
E. Pemberian obat melalui vagina.
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA MATA
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA TETES
HIDUNG
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL MELALUI
VAGINA
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA TELINGA
PEMBERIAN OBAT
SECARA SUPOSITORIA
DEFINISI
Obat Supositoria adalah sediaan padat dalam
berbagai bentuk, yang diberikan melalui
rektum, vagina atau uretra; umumnya meleleh,
melunak, atau melarut pada suhu tubuh.
Supositoria dapat bertindak sebagai :
• Pelindung jaringan setempat
• Pembawa zat terapeutik yang bersifat lokal
atau sistemik.
KEUNTUNGAN OBAT
SUPOSITORIA
Keuntungan penggunaan obat dalam bentuk supositoria
dibanding per oral :
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim
pencernaan dan asam lambung
3. Obat dapat masuk langsung ke dalam saluran darah
sehingga obat dapat berefek lebih cepat daripada
penggunaan obat per oral
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
TUJUAN PENGGUNAAN OBAT
SUPPOSITORIA
1. Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal, baik dalam
rektum maupun vagina atau urethra, seperti penyakit
haemorroid / wasir / ambein dan infeksi lainnya.
2. Juga secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena
dapat diserap oleh membran mukosa dalam rektum,
3. Apabila penggunaan obat peroral tidak memungkinkan,
seperti pasien mudah muntah, tidak sadar.
4. Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat
diabsorpsi melalui mukosa rektal langsung masuk ke dalam
sirkulasi darah,
5. Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzym di dalam
saluran gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia
di dalam hepar .
 
MACAM-MACAM OBAT
SUPPOSITORIA
Macam-macam Suppositoria berdasarkan tempat
penggunaannya :
1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppositoria
saja, bentuk peluru digunakan lewat rektal atau
anus
2. Vaginal Suppositoria (Ovula), bentuk bola lonjong
seperti kerucut, digunakan lewat vagina
3. Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) digunakan
lewat urethra, bentuk batang panjang antara 7 cm -
14 cm.
PENYIMPANAN OBAT
SUPOSITORIA
Pada wadah tertutup baik, di tempat sejuk.
CARA MENGGUNAKAN OBAT
SUPPOSITORIA
Pertama : Cuci tangan dengan air mengalir
yang bersih disertai sabun. Saran : gunakan
air bersuhu normal (25 – 27C) agar tangan
tidak menjadi hangat saat membuka obat.
Peningkatan suhu dapat melelehkan sediaan
suppositoria.
KEDUA : SEBELUM SUPPOSITORIA
DIBUKA DARI PEMBUNGKUS ,
PASTIKAN SUPPOSITORIA
TERSEBUT DALAM KEADAAN
KERAS UNTUK MEMUDAHKANNYA
MASUK DALAM
DUBUR/VAGINAL/URETRA.
Ketiga : Buka dengan hati-hati pembungkus
suppositoria
agar tidak merusak/mematahkan
suppositoria.
Keempat : Tidak mematahkan suppositoria
karena 1 suppositoria adalah 1
dosis obat, jika dipatahkan
maka akan menjadi ½ dosis.
Kelima : Jika diresepkan untuk digunakan
½ dosis maka sebelum suppositoria
dibuka, obat tersebut dibagi 2
(dua) dengan cara digunting
menggunakan gunting/pisau yang
sebelumnya dibersihkan (lebih baik
menggunakan alkohol untuk
membersihkan gunting/pisaunya).
Keenam : Olesi bagian ujung suppositoria
menggunakan lubrikan berbasis air (bisa
dibeli di apotek) atau basahi dengan sedikit
air matang.
Ketujuh : Posisikan tubuh pasien seperti
pada gambar, posisi sedikit miring ke kiri,
kaki kanan dibagian atas lalu posisikan
seperti pada gambar dibawah ini.
Kedelapan : Gunakan tangan kiri untuk
membuka mulut dubur lalu tahan.
Kesembilan : Masukan suppositoria kedalam
dubur dengan posisi bagian ujung
suppositoria terlebih dahulu. Masukan
dengan jari telunjuk/jari tengah tangan
kanan sedalam 1 cm (anak-anak) – 5 cm
(dewasa) atau seukuran telunjuk orang
dewasa.
Kesepuluh : Diamkan selama beberapa menit (5-10
menit) pada posisi tetap tiduran, agar obat dapat
meleleh dan diserap sempurna oleh pembuluh
darah dan mencegah suppositoria keluar dari dubur.
Kesebelas : Setelah selesai cuci kembali tangan
dan keringkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai