Anda di halaman 1dari 25

AHLAM SALSABIL AL HABSYI

BAIQ DINDIN ADE PRANITA

DIAN ANGGRAHENI

KELOMPOK 3 FEGIYARTO
IRDA NIATI
NADIA SOLEHA

NILTU DINARI
RADEN GETAR PANDU
RIDA SUKMADEWI

SINTA AYU PURNAMASARI

TINA ELMIATI
WINDA RITAYANA
Definisi Pemberian Obat
1.
1. Parental

Tujuan Pemberian Obat


2.
2. Parental

3.
3. Mengenal Alat Injeksi

OBAT 4.
4.
Macam Cara Pemberian
ObatParental
PARENTERAL
5.
5. Cara Pemberian Injeksi

6.
6. Hasil Analisa

7.
7. Kesimpulan
A. DEFINISI PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

• Memasukan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara


merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lendir atau menembus suatu atau lebih lapisan kulit atau
membran mukosa menggunakan alat suntik. ( depkes RI 1994 ).

• Obat dimasukan ke dalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot


dan ke dalam vena dan pemberian ini lebih cepat diserap
daripada melalui oral (WHO 1998 ).

• Jadi pemberian obat perenteral adalah pemberian obat atau


cairan dengan cara dimasukan langsung kedalam kulit,
dibawah kulit, kedalam otot ataupun ke dalam vena.
B. TUJUAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
1. Mencegah penyakit dengan jalan memberikan
kekebalan atau imunisasi (misalnya DPT, BCG) dll
2. Mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk
mempercepat proses penyembuhan.
3. Melaksanakan uji coba obat
4. Melaksanakan tindakan diagnostic

Pemberian obat parenteral diberikan kepada :


1. Pasien yang memerlukan obat dengan reaksi cepat.
2. Klien yang tidak bisa diberikan obat melalui mulut
3. Klien dengan penyakit tertentu yang hanya bisa
mendapatkan pengobatan secara suntikan ( misalnya
insulin)
C. MENGENAL ALAT INJEKSI

Untuk memberikan obat secara parenteral perawat menggunakan vial atau ampul,
spuit dan jarum. Spuit mempunyai 3 bagian yaitu ujung yang berhubungan dengan
jarum, bagian luar atau barrel dimana skala tercetak biasanya dalam mililiter, yang
terakhir adalah plunger yang pas dengan bagian dalam barrel dan digunakan untuk
mendorong obat dalam jarum. Ingat spuit plastik harus dibuang setelah dipakai Jarum,
memiliki tiga bagian juga yaitu ; hub bagian yang dilepaskan dari spuit, batang tipis
yang dipasang pada hub, bevel yaitu bagian landai di ujung. Jarum dengan diameter
terbesar adalah gauge 14 dan yang terkecil adalah gauge 28.
D. MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN
OBAT PARENTERAL

1. Intracutan

2. Subcutan

3. Intramuscular

4. Intravena

5. Perbolus
E. CARA PEMBERIAN INJEKSI
1. Injeksi Intracutan
Adalah pemberian obat atau cairan
dengan cara dimasukan langsung ke kulit.

a. Tujuan : 1. Melaksanakan uji coba obat tertentu ( skin test )


2. Membantu menentukan diagnosa terhadap
penyakit tertentu misalnya pada tuberculin test

b. Peralatan : 1. Spuit sesuai ukuran


2. Jarum steril
3. Kapas alcohol dalam kom
4. Perlak dan pengalas
5. Nampan
6. Obat sesuai program
7. Bengkok dan bolpoin
Lanjutan …..
c. Prosedur Pelaksanaan

1) Tahap Pra Interaksi : • Melakukan verifikasi data sebelumnya


• Mencuci tangan
• Menyiapkan obat sesuai prinsip ( mengambil 0,1 cc dan
encerkan lagi dengan aquades hingga menjadi 1cc. 0,1 cc
sebelumnya diambil dari 5 cc obat yang sudah diencerkan)
• Membawa alat ke dekat klien dengan hati hati

• Memberikan salam
2) Tahap Orientasi • Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
• Menanyakan kesiapan klien
Lanjutan…..
3) Tahap kerja 4) Tahap Terminasi
a) Membaca tasmiyah a) Merapikan pasien
b) Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan, b) Membaca tahmid, berpamitan
Memasang perlak dan alasnya dengan klien dan keluarganya
c) Membebaskan daerah yang akan di injeksi c) Bereskan alat alat
d) Memakai handscoon d) Cuci tangan
e) Bersihkan kulit yang akan disuntik menggunakan e) Dokumentasi
kapas alcohol dari dalam keluar
f) Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan
kulit
g) Tusukan spuit dengan kemiringan 15 – 20 , jarum
masuk kurang lebih 0,5 cm
h) Masukan obat secara perlahan, pastikan ada
benjolan kira kira satu biji kacang lalu Cabut
jarum dari tempat penusukan
i) Beri tanda lingkaran pada benjolan tadi.
j) Buang spuit kedalam bengkok.
Lanjutan…..
2. Injeksi Sub Cutan
injeksi Sub Cutan adalah Pemberian obat
dengan cara dimasukan langsung kebawah
kulit.
a. Lokasi : Area vaskular disekitar bagian lengan luar atas,
abdomen dari batas bawah costa sampai iliaca dan
bagian anterior paha.

b. Peralatan 1) Sarung tangan 1 pasang


2) Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3) Jarum steril
4) Kapas alkohol dalam kom
5) Perlak dan pengalas
6) Obat sesuai program terapi
7) Baki atau troli
8) Bengkok 1
Lanjutan
…..
c. Prosedur Injeksi

1) Tahap Pra Interaksi :


a) Lakukan verifikasi data
b) Mencuci tangan
c) Menyiapkan obat sesuai aturan
d) Membawa alat ke dekat klien

2) Tahap Orientasi : 1) Memberikan salam


2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Menanyakan kesiapan klien
Lanjutan …..
4) Tahap Terminasi
3) Tahap Kerja
a) Baca tasmiyah a) Rapikan klien
b) Atur posisi klien sesuai kebutuhan b) Lakukan evaluasi
c) Pasang perlak dan pengalas c) Membaca tahmid
d) Bebaskan daerah yang akan di injeksi d) Berpamitan
e) Pakailah handscoon e) Bereskan alat
f) Bersihkan kulit menggunakan kapas alkohol dari dalam ke f) Cuci tangan
luar g) Lalu dokumentasi.
g) Masukan spuit dengan sudut 45
h) Lakukan aspirasi, pastikan tidak ada darah masuk ke spuit
i) Masukan obat secara perlahan
j) Cabut jarum
k) Buang spuit dalam bengkok
Lanjutan …..
3. Injeksi Intra Muscular
Adalah pemberian obat atau cairan dengan cara
dimasukan langsung kedalam otot.
 
a. Lokasi : 1) Otot vastus lateralis
2) Otot ventrogluteal
3) Otot deltoid
4) Dorsa gluteus
5) Sepertiga sias atas

b. Kecepatan Obat : Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih


cepat daripada SC karena pembuluh darah lebih
banyakdi otot. Berlangsung sekitar antara 10 – 30
menit.
Lanjutan …..
c. Peralatan
1) Sarung tangan 1 pasang
2) Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3) Jarum steril
4) Kapas alkohol dalam kom
5) Perlak dan pengalas
6) Obat sesuai program terapi
7) Baki atau troli
8) Bengkok 1

d. Prosedur Injeksi
1) Tahap Pra Interaksi 2) Tahap Orientasi
a) Lakukan verifikasi data a) Memberikan salam
b) Mencuci tangan b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c) Menyiapkan obat sesuai aturan c) Menanyakan kesiapan klien
d) Membawa alat ke dekat klien
Lanjutan
…..
3) Tahap Kerja 4) Tahap Terminasi
a) Atur posisi klien a) Rapikan klien
b) Pasanglah perlak b) Lakukan evaluasi
c) Bebaskan daerah yang akan di injeksi c) Membaca tahmid
d) Pakailah handscoon d) Berpamitan
e) Tentukan tempat penyuntikan e) Bereskan alat
f) Bersihkan kulit dengan kapas alcohol f) Cuci tangan
g) Regangkan kulit, masukan spuit dengan sudut 90 g) Lalu dokumentasi
derajat, dengan kedalaman 2/3 jarum
h) Lakukan aspirasi, pastikan tidak ada darah masuk ke
spuit
i) Masukan obat secara perlahan
j) Cabut jarum, tekan daerah tusukan menggunakan
kapas alcohol.
k) Buang spuit dalam bengkok
Lanjutan
…..
4. Injeksi Intra Vena
Adalah pemberian obat dengan cara dimasukan
langsung kedalam pembuluh darah vena.
a. Lokasi
Pada vena yang nampak jelas, lurus, jauh dari tulang

b. Kecepatan Obat
Menghasilkan efek tercepat sekitar 18 detik
c. Peralatan : 1) Sarung tangan 1 pasang
2) Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3) Jarum steril
4) Torniquet
5) Kapas alkohol dalam kom
6) Perlak dan pengalas
7) Obat sesuai program terapi
8) Baki atau troli
9) Bengkok 1
Lanjutan …..
d. Prosedur injeksi
1) Tahap Pra Interaksi
a) Lakukan verifikasi data
b) Mencuci tangan
c) Menyiapkan obat sesuai aturan
d) Membawa alat ke dekat klien

2) Tahap Orientasi

a) Memberikan salam
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c) Menanyakan kesiapan klien
Lanjutan
…..
3) Tahap Kerja 4) Tahap Terminasi
a) Membaca tasmiyah a) Rapikan klien
b) Mengatur posisi klien dan pilih vena dari arah distal b) Lakukan evaluasi
c) Memasang perlak dan alasnya c) Membaca Tahmid
d) Bebaskan daerah yang akan di injeksi d) Berpamitan
e) Ikat dengan torniquet 5 cm proksimal yang akan di e) Bereskan Alat
tusuk f) Cuci Tangan
f) Pakailah handscoon g) Lalu Dokumentasi.
g) Bersihkan kulit dengan kapas alkohol dari dalam ke
luar
h) Pegang spuit dengan sudut 30
i) Tusukan dengan kemiringan 30
j) Lakukan aspirasi dan pastikan darah masuk ke spuit
k) Buka tourniquet
l) Masukan obat secara perlahan
m) Cabut spuit dan tekan daerah tusukan dengan kapas
alkohol
n) Buang spuit dalam bengkok.
Lanjutan
…..
5. Injeksi Bolus Intra Vena
Adalah pemberian obat dengan cara dimasukan langsung
kedalam pembuluh darah vena yaitu melalui bolus. Prinsipnya
sama dengan intra vena yaitu obat dimasukan ke dalam
pembuluh vena.
a. Peralatan b. Tahap Kerjanya
1) Sarung tangan 1 pasang 1) Bolus di desinfektan menggunakan kapas
2) Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan alcohol
3) Jarum steril 2) Klem selang infus atau guyur disesuaikan
4) Kapas alkohol dalam kom kondisi
5) Perlak dan pengalas 3) Masukan jarum dalam bolus, tarik
6) Obat sesuai program terapi plunger untuk aspirasi
7) Baki atau troli 4) Masukan obat secara perlahan
8) Bengkok 1 5) Atur kembali klien
F. HASIL ANALISA

1. Kesenjangan antara SOP dengan realita


Masalah perbedaan yang kami dapat hanyalah dari peralatan, dimana dilapangan
perawat hanya menenteng spuit dan kapas alkohol saja, ditambah torniquet jika
melakukan injeksi intravena. Namun ada hal yang lebih penting yang harus
diperhatikan perawat di lapangan yaitu komunikasi teraupetik yang semakin lama
pudar karena rutinitas, kadang perawat kurang memperhatikan hal itu. Justru
kami yakin bahwa kesehatan bukan hanya diobati dari fisik saja namun juga dari
jiwa.
Lanjutan …..
2. Faktor Penyebab Kesenjangan
Untuk peralatan injeksi kami yakin rumah sakit sudah mencukupi, karena ini merupakan alat
sederhana namun kenapa bisa menyebabkan perbedaan itu ? Perawat hanya mengedepankan
prinsip pemberian saja yang merupakan prinsip pokok. Efisiensi waktu dan alat untuk
kesenjangan dalam hal komunikasi untuk memperhatikan dan memotivasi jiwa hal ini
dikembalikan kepada pribadi masing – masing namun penyebab kesenjangan ini mungkin
karena perawat merasa klien sudah ada keluarga yang menemaninya. Klien sudah besar dan bisa
ngurus dirinya sendiri kecuali klien struk dan koma, perawat sudah lama bekerja sehingga bosan
untuk komunikasi yang lebih dekat ataupun perawat sudah memiliki cara tersendiri dalam
menghadapi klien.
Lanjutan …..
3. Solusi Kesenjangan
a. Untuk masalah komunikasi
Bahwa konsep dasar keperawatan menurut ROY dengan adaptasinya
menggambarkan bahwa manusia juga memerlukan  perhatian kesehatan jiwa.

b. Keuntungan Melakukan Prasat Sesuai SOP dan Tidak Sesuai SOP


Sesuai SOP :
Kita akan menjadi perawat yang berkualitas, sebagai perawat yang tidak
hanya memberi perawatan fisik namun juga jiwa, klien merasa nyaman, kita
dan klien merasa aman serta dipandang orang kita sangat rupawan.  Pekerjaan
kita lebih tertata, efektif dan efisien.
Tidak sesuai SOP :
Tidak ada keuntungannya hanya prinsipnya saja yang terpenuhi.
Lanjutan
…..
Kerugian melakukan sesuai SOP :
Saya yakin, tidak akan pernah ada kerugiannya karena SOP disusun sebagai standard acuan yang
sudah memperhatikan fakta dilapangan.

Kerugian melakukan prasat tidak sesuai SOP :


Mungkin jika kita melakukan tindakan tidak sesuai SOP akan menjadi masalah baik ringan
ataupun fatal. Kita mengetahui jika obat salah pemberian bisa menjadikan fatal, namun jika hanya
beberapa alat misal bengkok mungkin tak menjadi masalah namun  tetap dipandang kurang indah
karena tidak ada tempat untuk membuang.

Catatan :
keterbatasan alat tidak menjadi masalah karena perawat dituntut untuk kreatif, kita bisa
menjadikan sesuatu untuk mengganti kekurangan, misal bekas plabot menjadi bengkok.dll
KESIMPULAN
Pemberian obat perenteral adalah pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan langsung
kedalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot ataupun ke dalam vena.
Penyuntikan dilakukan dengan cara :
1. Intra cutan
2. Subcutan
3. Intra muscular
4. Intravena
5. Perbolus ( prinsip sama dengan intravena )

Pada dasarnya prinsip pemberian injeksi ini sama baik yang dilakukan secara SOP yang kami
dapat dari kampus atau yang di realita lapangan, prinsip inilah yang terpenting untuk kita ketahui.
Masalah perbedaan yang kami dapat hanyalah dari peralatan, dimana dilapangan perawat hanya
menenteng spuit dan kapas alkohol saja, ditambah torniquet jika melakukan injeksi intravena.

Namun ada hal yang lebih penting yang harus diperhatikan perawat di lapangan yaitu komunikasi
teraupetik yang semakin lama pudar karena rutinitas, kebosanan dan merasa profesional. Justru kami
yakin bahwa kesehatan bukan hanya diobati dari fisik saja namun juga dari jiwa.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai