Anda di halaman 1dari 51

Form.kep.

jiwa erp 2015

LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN

OLEH :
AKHSAN MABELLA
P07120118005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM
TINGKAT IIA/ SEMESTER IV 2020

1
Form.kep.jiwa erp 2015

LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian Perilaku Kekerasan


Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau
kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. (Stuart dan Sundeen,
1998).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Towsend, 1998).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. (Keliat, Ana
Budi. Dkk. 2009)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan, PK (perilaku kekerasan) adalah
suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat memebahayakan secara
fisik maupun psikologis, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk
dan gaduh gelisah yang tak terkontrol.
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah yang diekspresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan

B. Etiologi Perilaku Kekerasan


1. Sebab : Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan Gejala :
a. Mengejek dan mengkritik diri sendiri
b. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri

2
Form.kep.jiwa erp 2015

c. Rasa bersalah atau khawatir


d. Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.
e. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
f. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan social
g. Menarik diri dari realitas
h. Merusak diri
i. Merusak atau melukai orang lain
j. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.
2. Akibat : Resiko menciderai diri sendiri orang lain dan lingkungan
Suatu keadaan dimana seorang individu melakukan suatu tindakan yang dapt
membahayakan bagi keselamatan jiwanya maupun orang lain disekitarnya
(Townsend, 1994). Klien dengan perilaku kekerasan menyebabkan klien
berorientasi pada tindaakan untuk memenuhi secara listrik tuntutan situasi stress,
klien akan berperilaku menyerang, merusak diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitar.
Tanda dan Gejala :
a. Adanya peningkatan aktifitas motoric
b. Perilaku aktif ataupun destruktif
c. Agresif

C. Faktor Penyebab Perilaku Kekerasan


1. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan factor predisposisi,
artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor
berikut dialami oleh individu :
a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian
dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan
yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan.
3
Form.kep.jiwa erp 2015

b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering


mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan
kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima (permissive).
d. Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus
temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan.
2. Faktor Prespitasi
Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan
orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusan,
ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku
kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan
yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan
kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif
dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.

D. Rentang Respon dari Perilaku Kekerasan


Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif.
Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut :
Rentang Respon Marah
Respon adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

1. Respon Adaptif.
a. Asertif, adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak senang
atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara.
b. Frustasi, adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang dalam
mencapai keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima atau menunda

4
Form.kep.jiwa erp 2015

sementara sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan. Selanjutnya


individu merasa tidak mampu dalam mengungkapkan perannya dan terlihat pasif.
2. Respon transisi
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya. Klien
tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu, rendah
diri atau kurang menghargai dirinya.
3. Respon maladaptive
a. Agresif, adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan dorongan
mental untuk bertindak (dapat secara konstruksi/destruksi) dan masih terkontrol.
Perilaku agresif dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pasif agresif dan aktif
agresif.
b. Pasif agresif, adalah perilaku yang tampak dapat berupa pendendam, bermuka
asam, keras kepala, suka menghambat dan bermalas-malasan.
c. Aktif agresif, adalah sikap menentang, suka membantah, bicara keras, cenderung
menu0ntut secara terus menerus, bertingkah laku kasar disertai kekerasan.
d. Amuk, adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan
kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan.
(Stuart and Sudeen, 1998).

E. Mekanisme Koping dari Perilaku Kekerasan


Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melindungi diri.
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman.
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara
lain:
1. Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara
normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada

5
Form.kep.jiwa erp 2015

obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya
adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2. Proyeksi : Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
3. Represi : Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam
sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan,
sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya.
4. Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan
melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
5. Displacement : Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada
obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan
emosi itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat
hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain
perang-perangan dengan temannya.

F. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan


Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut:
a. Fisik
1) Muka merah dan tegang
2) Mata melotot/ pandangan tajam
3) Tangan mengepal
4) Rahang mengatup
5) Postur tubuh kaku
6) Jalan mondar-mandir
6
Form.kep.jiwa erp 2015

b. Verbal
1) Bicara kasar
2) Suara tinggi, membentak atau berteriak
3) Mengancam secara verbal atau fisikMengumpat dengan kata-kata kotor
4) Suara keras
5) Ketus
c. Perilaku
1) Melempar atau memukul benda/orang lain
2) Menyerang orang lain
3) Melukai diri sendiri/orang lain
4) Merusak lingkungan
5) Amuk/agresif
d. Emosi
1) Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman
2) Rasa terganggu, dendam dan jengkel
3) Bermusuhan, mengamuk, dan ingin berkelahi
4) Menyalahkan dan menuntut
e. Intelektual
1) Mendominasi
2) Cerewet
3) Kasar
4) Berdebat
5) Meremehkan dan sarkasme
f. Spiritual
1) Merasa diri berkuasa dan benar
2) Mengkritik pendapat orang lain
3) Menyinggung perasaan orang lain
4) Tidak perduli dan kasar.
g. Sosial
1) Menarik diri, pengasingan
2) Penolakan
7
Form.kep.jiwa erp 2015

3) Kekerasan
4) Ejekan dan sindiran.
h. Perhatian
1) Bolos
2) Mencuri
3) Melarikan diri
4) Penyimpangan seksual.

G. Penatalaksanaan Perilaku Kekerasan


1. Farmakoterapi
a. Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ/HLP)
b. Obat anti depresi, amitriptyline
c. Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
d. Obat anti insomnia, phneobarbital
2. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian:
1) BHSP
2) Jangan memancing emosi klien
3) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
4) Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan pendapat
5) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang dialami
6) Mendengarkan keluhan klien
7) Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien
8) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien
9) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memvonis
Jika terjadi PK yang dilakukan adalah:
1) Bawa klien ketempat yang tenang dan aman
2) Hindari benda tajam
3) Lakukan fiksasi sementara
8
Form.kep.jiwa erp 2015

4) Rujuk ke pelayanan kesehatan


b. Terapi kelompok : Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan
social atau aktivitas lai dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran klien karena masalah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah
laku pada orang lain.
c. Terapi musik : Dengan music klien terhibur, rilek dan bermain untuk
mengembalikan.

H. Strategi Pelaksanaan Pasien Perilaku Kekerasan


1. SP Pasien
a. SP 1:
1) Mengidentifikasi penyebab PK
2) Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3) Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4) Mengidentifikasi akibat PK
5) Menyebutkan cara mengendalikan PK
6) Membantu klien mempraktikkan latihan cara fisik 1
7) Menganjurkan klien memasukkan cara 1 kedalam jadwal kegiatan harian
b. SP 2 :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
2) Melatih klien cara fisik 2 pukul Kasur dan bantal
3) Menganjurkan klien untuk memasukkan cara fisik 2 kedalam jadwal
kegiatan harian
c. SP 3 :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Melatih cara verbal
3) Menganjurkan untuk memasukkan cara verbal kedalam jadwal
kegiatan harian
d. SP 4 :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Melatih klien secara spiritual
3) Menganjjrkan klien untuk memasukkan cara spiritual kedalam jadwal
kegiatan harian
e. SP 5 :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan benar
3) Menganjurkan klien memasukka jadwal minum obat kedalam jadwal
kegiatan harian.
2. SP Keluarga

9
Form.kep.jiwa erp 2015

a. SP 1 :
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien PK
2) Menjelaskan
3) Menjelaskan cara merawat klien dengan PK
b. SP 2 :
1) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan PK
2) Melatih keluarga mempraktikkan langsung cara merawat klien dengan
PK
c. SP 3 :
1) Melatih keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah , termasuk
minum obat
2) Menjelaskan tindak lanjut dirumah
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi data-data demografi seperti nama, usia, pekerjaan, dan tempat tinggal
klien
b. Keluhan utama
Biasanya klien memukul anggota keluarga atau orang lain.
c. Alasan masuk
Tanyakan pada klien atau keluarga:
1) Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit?
2) Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?
3) Bagaimana hasilnya?
d. Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data signifikan
tentang:
1) Kerentanan genetika-biologik (misal, riwayat keluarga)
2) Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan kehilangan yang baru dialami
3) Episode-episode perilaku kekerasan di masa lalu
4) Riwayat pengobatan
5) Penyalahgunaan obat dan alkohol
6) Riwayat pendidikan dan pekerjaan
e. Faktor predisposisi

10
Form.kep.jiwa erp 2015

Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi,
artinya mungkin terjadi / tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor tersebut
dialami oleh individu:
1) Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau saksi
penganiayaan.
2) Perilaku, reinforcement yang diterima saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasaan dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3) Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan
kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive).
4) Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan sistem limbik, lobus
frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter berperan
dalam terjadinya perilaku kekerasan
f. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien , lingkungan atau interaksi dengan
orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan,
percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian
pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan merupakan
faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial provokatif dan konflik dapat memicu
perilaku kekeraaan.
g. Tanda dan gejala
Padapengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa kerumah sakit
adalah perilaku kekersan dirumah. Kemudian perawat dapat melakukan pengkajian
dengan cara obsevasi dan wawancara. Data perilaku kekerasan yang diperoleh
melalui observasi dan wawancara tentang perilaku berikut ini:
1) Muka merah dan tegang
2) Pandangan tajam
11
Form.kep.jiwa erp 2015

3) Mengatupkan rahang dengan kuat


4) Mengepalkan tangan
5) Jalan mondar-mandir
6) Bicara kasar
7) Suara tinggi, menjerit atau berteriak
8) Mengancam secara verbal atau fisik
9) Melempar atau memukul benda/ orang lain
10) Merusak barang atau benda
11) Tidak mempunyai kemampuan untuk mencegah perilaku kekerasan.
12) tanda-tanda kekambuhan serta tindakan perawatan sendiri.

Pohon masalah
Resiko mencederai orang lain/lingkungan

Perilaku kekerasan

Gangguan harga diri : harga diri rendah

2. Diagnosa
a. Resiko mencederai orang lain berhubunagan dengan perilaku kekerasan
3. Intervensi

Rencana tindakan keperawatan dibagi dua, yaitu:


a. Rencana tindakan keperawatan pada keluarga klien
Tujuan tindakan keperawatan adalah keluarga dapat merawat pasien dirumah.
Tindakan keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda,
dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut).

12
Form.kep.jiwa erp 2015

3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera


dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/ orang
lain.
4) Latih kelurga merawat pasien dengan perilku kekerasan.
a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang
telah diajarkan oleh perawat.
b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien
dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila
pasien menunjukkan gejala-gejala perilku kekerasan
d) Evaluasi pengetahan keluarga tentang marah.
5) Buat perawatan lanjutan
a) Buat perencanaan pulang bersama keluarga
b. Rencana Tindakan Keperawatan Kepada Klien

NO Diagnosis Perencanaan Intervensi


Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1 Resiko TUM: 1. Klien mau membalas 1. Beri salam atau
mencederai Klien tidak salam panggil nama
diri b.d mencederai diri 2. Klien mau menjabat 2. Sebutkan nama
perilaku sendiri tangan perawat sambil jabat
kekerasan TUK: 3. Klien mau menyebutkan tangan
1. Klien dapat nama 3. Jelaskan maksud
membina 4. Klien mau tersenyum hubungan interaksi
hubungan saling 5. Klien mau kontak mata 4. Jelaskan tentang
percaya 6. Klien mau mengetahui kontrak yang akan
nama perawat dibuat
5. Beri rasa aman dan
sikap empati
6. Lakukan kontak
singkat tapi sering

13
Form.kep.jiwa erp 2015

2. Klien dapat 1. Klien mengungkapkan 1. Beri kesempatan untuk


mengidentifikas perasaannya mengungkapkan
i penyebab 2. Klien dapat perasaannya
perilaku mengungkapkan 2. Bantu klien
kekerasan perasaan jengkel ataupun mengungkapkan penyebab
kesal perasaan jengkel atau kesal

3. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Anjurkan klien


mengidentifikas mengungkapkan mengungkapkan apa yang
i tanda dan perasaan saat marah atau dialami dan dirasakannya
gejala perilaku jengkel saat jengkel atau marah
kekerasan 2. Klien dapat 2. Observasi tanda dan gejala
menyimpulkan tanda dan perilaku kekerasan pada
gejala jengkel atau kesal klien
yang dialaminya 3. Simpulkan bersama klien
yanda dan gejala jengkel
atau kesal yang dialami
klien
4. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Anjurkan klien untuk
mengidentifikas mengungkapkan perilaku mengungkapkan perilaku
i perilaku kekerasan yang biasa kekeraan yang biasa
kekerasan yang dilakukan dilakukan klien
biasa dilakukan 2. Klien dapatbermain 2. Bantu klien bermain peran
peran sesuai perilaku sesuai perilaku kekerasan
kekerasan yang biasa yang biasa dilakukan
dilakukan 3. Bicarakan dengan klien
3. Klien dapat menngetahui apakah dengan cara klien
cara yang biasa lakukan masalahnya
dilakukan untuk selesai
menyelesaikan masalah
5. Klien dapat 1. Klien dapat menjelaskan 1. Bicarakan akibat atau
mengidentifikas akibat dari cara yang kerugian dari cara yang
14
Form.kep.jiwa erp 2015

i akibat perilaku digunakan klien: dilakukan klien


kekerasan 1. akibat pada klien 2. bersama klien
sendiri, menyimpulkan akibat dari
2. akibat pada orang cara yang dilakukan klien
lain, 3. Tanyakan pada klien
3. akibat pada apakah dia ingin
lingkungan mempelajari cara baru
yang sehat
6. Klien dapat 1. klien dapat menyebutkan 1. diskusikan kegiatan
mendemonstrasi contoh pencegahan fisik yang biasa
kan cara fisik perilaku kekerasan dilakukan klien
untuk mencegah secara fisik: tarik napas 2. beri pujian atas
perilaku dalam, pukul kasur, dan kegiatan fisik yang
kekerasan bantal biasa dilakukan klien
2. klien dapat 3. diskusikan dua cara
mendemonstrasikan cara fisik yang paling
fisik untuk mencegah mudah untuk
perilaku kekerasan mencegah perilaku
3. Klien mempunyai kekerasan
jadwak untuk melatih 4. Diskusikan cara
cara pencegahan fisik melakukan tarik napas
yang telah dipelajari dalam dengan klien
sebelumnya 5. Beri contoh klien cara
4. Klien mengevaluasi menarik napas dalam
kemampuannya dalam 6. Minta klien untuk
melakukan cara fisik mengikuti contoh yang
sesuai jadwal yang diberikan sebanyak 5
disusun kali
7. Beri pujian positif atas
kemampuan klien
mendemonstrasikan

15
Form.kep.jiwa erp 2015

cara menarik napas


dalam
8. Tanyakan perasaan
klien setelah selesai
9. diskusikan dengan
klien mengenai
frekuensi latihan yang
akan dilakukan sendiri
oleh klien
10. susun jadwal kegiatan
untuk melatih cara
yang dipelajari
11. klien mengevaluasi
peaksanaan latihan
12. validasi kemampuan
klien dalam
melaksanakan latihan
13. beikan pujian atas
keberhasilan klien
14. Tanyakan pada klien
apakah kegiatan cara
pencegahan perilaku
kekerasan dapat
mengurangi perasaan
marah
7. Klien dapat 1. Klien dapat 1. diskusikan cara bicara
mendemonstrasi menyebutkan cara bicara yang baik dengan klien
kan cara social yang baik dalam 2. Beri contoh cara bicara
untuk mencegah mencegah perilaku yang baik :
perilaku kekerasan a. Meminta dengan
kekerasan a. Meminta dengan baik baik

16
Form.kep.jiwa erp 2015

b. Menolak dengan baik b. Menolak dengan


c. Mengungkapkan baik
perasaan dengan baik c. Mengungkapkan
2. Klien dapat perasaan dengan
mendemonstrasikan cara baik
verbal yang baik 3. Minta klien mengikuti
3. Klien mumpunyai jadwal contoh cara bicara yang
untuk melatih cara bicara baik
yang baik a. Meminta dengan
4. Klien melakukan baik : “Saya minta
evaluasi terhadap uang untuk beli
kemampuan cara bicara makanan”
yang sesuai dengan b. Menolak dengan baik :
jadwal yang telah “ Maaf, saya tidak
disusun dapat melakukannya
karena ada kegiatan
lain.
c. Mengungkapkan
perasaan dengan baik :
“Saya kesal karena
permintaan saya tidak
dikabulkan” disertai
nada suara yang
rendah.
4. Minta klien mengulang
sendiri
5. Beri pujian atas
keberhasilan klien
6. Diskusikan dengan
klien tentang waktu
dan kondisi cara bicara
17
Form.kep.jiwa erp 2015

yang dapat dilatih di


ruangan, misalnya :
meminta obat, baju, dll,
7. Susun jadwaj kegiatan
untuk melatih cara
yang telah dipelajari.
8. Klien mengevaluasi
pelaksanaa latihan cara
bicara yang baik
dengan mengisi dengan
kegiatan jadwal
kegiatan ( self-
evaluation )
9. Validasi kemampuan
klien dalam
melaksanakan latihan
10. Berikan pujian atas
keberhasilan klien
11. Tanyakan kepada
klien : “ Bagaimana
perasaan ibu setelah
latihan bicara yang
baik? Apakah
keinginan marah
berkurang?”
8. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Diskusikan dengan klien
mendemonstrasi menyebutkan kegiatan kegiatan ibadah yang
kan cara yang biasa dilakukan pernah dilakukan
spiritual untuk 2. Klien dapat 2. Bantu klien menilai
mencegah mendemonstrasikan cara kegiatan ibadah yang
perilaku ibadah yang dipilih dapat dilakukan di ruang

18
Form.kep.jiwa erp 2015

kekerasan 3. Klien mempunyai jadwal rawat


untuk melatih kegiatan 3. Bantu klien memilih
ibadah kegiatan ibadah yang akan
4. Klien melakukan dilakukan
evaluasi terhadap 4. Minta klien
kemampuan melakukan mendemonstrasikan
kegiatan ibadah kegiatan ibadah yang
dipilih
5. Beri pujian atas
keberhasilan klien
6. Diskusikan dengan klien
tentang waktu
pelaksanaan kegiatan
ibadah
7. Susun jadwal kegiatan
untuk melatih kegiatan
ibadah
8. Klien mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan
ibadah dengan mengisi
jadwal kegiatan harian
(self-evaluation)
9. Validasi kemampuan klien
dalam melaksanakan
latihan
10. Berikan pujian atas
keberhasilan klien
11. Tanyakan kepada klien :
“Bagaimana perasaan ibu
setelah teratur melakukan
ibadah? Apakah keinginan
19
Form.kep.jiwa erp 2015

marah berkurang
9. Klien dapat 1. Klien dapat menyebutkan 1. Diskusikan dengan klien
mendemonstrasi jenis, dosis, dan waktu tentang jenis obat yang
kan kepatuhan minum obat serta diminumnya (nama, warna,
minum obat manfaat dari obat itu besarnya); waktu minum
untuk mencegah (prinsip 5 benar: benar obat (jika 3x : pukul 07.00,
perilaku orang, obat, dosis, waktu 13.00, 19.00); cara minum
kekerasan dan cara pemberian) obat.
2. Klien 2. Diskusikan dengan klien
mendemonstrasikan tentang manfaat minum
kepatuhan minum obat obat secara teratur :
sesuai jadwal yang a.Beda perasaan sebelum
ditetapkan minum obat dan
3. Klien mengevaluasi sesudah minum obat
kemampuannya dalam b. Jelaskan bahwa dosis
mematuhi minum obat hanya boleh diubah
oleh dokter
c.Jelaskan mengenai
akibat minum obat
yang tidak teratur,
misalnya, penyakit
kambuh
3. Diskusikan tentang proses
minum obat :
a.Klien meminat obat
kepada perawat ( jika di
rumah sakit), kepada
keluarga (jika di
rumah)
b. Klien memeriksa obat
susuai dosis

20
Form.kep.jiwa erp 2015

c.Klien meminum obat


pada waktu yang tepat.
9.2.2. Susun jadwal minum
obat bersama klien
9.3.1 Klien mengevaluasi
pelaksanaan minum obat
dengan mengisi jadwal
kegiatan harian (self-
evaluation)
9.3.2 Validasi pelaksanaan
minum obat klien
9.3.3 Beri pujian atas
keberhasilan klien
9.3.4 Tanyakan kepada klien :
“Bagaiman perasaan ibu
setelah minum obat
secara teratur? Apakah
keinginan untuk marah
berkurang?”
10. Klien dapat 1. Klien mengikuti TAK : 10.1.1 Anjurkan klien untuk
mengikuti stimulasi persepsi mengikuti TAK :
TAK : pencegahan perilaku stimulasi persepsi
stimulasi kekerasan pencegahan perilaku
persepsi 2. Klien mempunyai jadwal kekerasan
pencegahan TAK : stimulasi persepsi 10.1.2 Klien mengikuti TAK :
perilaku pencegahan perilaku stimulasi persepsi
kekerasan kekerasan pencegahan perilaku
3. Klien melakukan kekerasan (kegiatan
evaluasi terhadap tersendiri)
pelaksanaan TAK 10.1.3 Diskusikan dengan
klien tentang kegiatan

21
Form.kep.jiwa erp 2015

selama TAK
10.1.4 Fasilitasi klien untuk
mempraktikan hasil
kegiatan TAK da beri
pujian atas
keberhasilannya
10.2.1 Diskusikan dengan
klien tentang jadwal
TAK
10.2.2 Masukkan jadwak TAK
ke dalam jadwal kegiatan
harian (self- evaluation).
10.3.2 Validasi kemampuan
klien dalam mengikuti
TAK
10.3.3 Beri pujian atas
kemampuan mengikuti
TAK
10.3.4 Tanyakan pada klien:
“Bagaimana perasaan Ibu
setelah mengikuti TAK?”
11. Klien 11.1 Keluarga dapat 11.1.1 Identifikasi kemampuan
mendapatkan mendemonstrasikan cara keluarga dalam merawat
dukungan merawat klien klien sesuai dengan yang
keluarga dalam telah dilakukan keluarga
melakukan cara terhadap klien selama ini
pencegahan 11.1.2 Jelaskan keuntungan
perilaku peran serta keluarga
kekerasan dalam merawat klien
11.1.3 Jelaskan cara- cara
merawat klien :

22
Form.kep.jiwa erp 2015

a. Terkait dengan cara


mengontrol perilaku
marah secara
konstruktif
b. Sikap dan cara bicara
c. Membantu klien
mengenal penyebab
marah dan
pelaksanaan cara
pencegahan perilaku
kekerasan
11.1.4 Bantu keluarga
mendemonstrasikan cara
merawat klien
11.1.5 Bantu keluarga
mengngkapkan
perasaannya setelah
melakukan demonstrasi
11.1.6 Anjurkan keluarga
mempraktikannya pada
klien selama di rumah
sakit dan melanjutkannya
setelah pulang ke rumah.

23
Form.kep.jiwa erp 2015

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT : Lapadi TANGGAL DIRAWAT : 27 april 2020

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny “Z” (L/P) Tanggal Pengkajian : 27 april 2020
Umur : 45th RM No. : 050800
Informan : keluarga

II. ALASAN MASUK


Pasien marah-marah, Mengamuk, menhunus pisau kepada siapa saja dan ingin membunuh suaminya karena
mendengar bisikan dari dewanya sebagai syarat untuk masuk surga

III. FAKTOR PREDISPOSISI



1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil  tidak berhasil

3. Masalah Keperawatan Sebelumnya Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien bahwa pasien sering
melakukan penganiayaan fisik kepada anggota keluarga pasien ,salah satunya pasien hampir ingin
membunuh suaminya sendiri karena mendengarkan mendengar bisikan bisikan dari Dewanya syarat agar
masuk surga.

24
Form.kep.jiwa erp 2015

Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya  Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada
pengalaman yang tidak menyenangkan

Masalah Keperawatan

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 90x/m S : 36,5°C P : 20x/m
2. Ukur : TB : 155 cm BB : 50 kg

3. Keluhan fisik : Ya  Tidak

Jelaskan : Pasien tidak ada keluhan fisik


Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

25
Form.kep.jiwa erp 2015

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Garis keturunan

: Garis perkawinan

: Tinggal serumah

Jelaskan : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien anak tunggal dan mempunyai anak 2
satu perempuan dan satu laki-laki. Dan kedua orangtua pasien masih hidup
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

2. Konsep diri
a Gambaran diri : keluarga pasien mengatakan bahwa bahwa pasien menyukai tubuhnya dengan baik

b. Identitas : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien ank tunggal dan pasien juga sekolah
hanya sampai lulus SMP dan mempunyai anak 2

c. Peran : pasien merupakan anak tunggal dan sekarang pasien sudah menikah dan
mempunyai anak 2 orang , pasien sebagai ibu rumah tangga dan bisanya selalu melakukan kegiatan
aktivitas dalam rumah tangga seperti menyapu dll

d. Ideal diri : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien ingin cepat sembuh dan segera pulang
dan berkumpul dengan anggota keluarganya

e. Harga diri : Keluarga pasien mengatakan pasien merasa malu dengan keadaannya sekarang

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Keluarga pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya ibunya

26
Form.kep.jiwa erp 2015

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien berperan
aktif dengan masyarakat sebelum mengalami keadaannya yang sekarang

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena merasa malu dalam memulai percakapan.

Masalah keperawatan: Harga diri rendah

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien menganut keyakinan nilai-nilai Budha
selama sakit pasien sering menyebut dewa2 seakan-akan dewanya itu akan mengabulkan permintaannya
dan akan membawa pasien ke surga.

b. Kegiatan ibadah : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien dalam menjalankan ibadahnya secara
tidak wajar dan berteriak-teriak memohon ampunan dari dewa.

Masalah Keperawatan : Halusinasi

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

 Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti


tidak sesuai biasanya
Jelaskan : Pasien tampak kucel,baju kotor,celana kotor , sering menggumam tidak jelas,tubuh terlihat
kotor dan bau, rambut tampak berantakan,rambut tidak di ikat.

Masalah Keperawatan : Defisit keperawatan diri

2. Pembicaraan
  
Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai


Pembicaraan

lelaskan : Pasien berbicara dengan keras sambil berteriak-teriak dan berbicara cepat tapi tidak jelas.
Masalah Keperawan : Resiko perilaku kekerasan
3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang  Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Pasien kelihatan gelisah dan ketakutan


Masalah Keperawatan : Halusinasi

4. Alam perasaaan


27
Form.kep.jiwa erp 2015

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : Pasien terlihat ketakutan


Masalah Keperawatan : Halusinasi

5. Afek

Datar Tumpul  Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Paisen sering marah-marah dan teriak2 tidak jelas


Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

6. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

 Kontak mata (-) Defensif  Curiga

Jelaskan : interaksi pasien dengan tatapan mata tajam seolah ada yang menggganggu dia beribadah dengan
dewanya dan pasien tampak tatapan mata curiga karena ketika perawat mengajak pasien berbicara pasien
pasien terkesan dingin dan acuh tak acuh dan pasien mengatakan bahwa masalah kemiskinan keluarganya
karena dia tidak menuruti perintah dari dewa.

Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

7. Persepsi


Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : Pasien tampak mendengarkan bisikan-bisikan dari dewa pasien ingin membunuh suaminya
sebagai syarat pasien masuk surga
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking  pengulangan pembicaraan/persevarasi


Jelaskan : Pasien tampak berbicara berulang-ulang dan menyebut dewa2
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran

9. Isi Pikir


Obsesi Fobia Hipokondria

28
Form.kep.jiwa erp 2015

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham


Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : Pasien memmpunyai nilai dan kepercayaan seolah-olah permintaanya terkabul semua karena
dewanya
Masalah Keperawatan : Waham

10. Tingkat kesadaran

 bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan : Pasien terlihat bingung dan gelisah


Masalah Keperawatan : Halusinasi

11. Memori

 Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : pasien mengalami gangguan daya ingat panjang karena pasien tidak mampu menjelaskan
kegiatan sehari-hari dan juga menceritakan pengalaman-pengalaman saat sebelum masuk rumah sakit .
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih  tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Pasien tampak tidak konsentrasi ketika perawat mengajaknya berhitung


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

13. Kemampuan penilaian

 Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : Kemampuan penilaian pasien mengalami gangguan penilaian ringan. Pasien bisa tidak bisa
memilih antara dua pilihan
29
Form.kep.jiwa erp 2015

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

30
Form.kep.jiwa erp 2015

14. Daya tilik diri

 mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : Pasien mengatakan dirinya sehat dan tidak semestinya dibawa ke Rumah Sakit.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

 Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

 Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : Pasien makan 3 x sehari dengan bantuan perawat dan pasien bisa makan dengan dirinya sendiri
pasien makan sedikit demi sedikit. Dan pasien Dapat BAB dan BAK dengan frekuensi 3-4x/hari

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


3. Mandi

 Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal  Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama :.s/d

 Tidur malam lama : 1:30 s/d 06:00


Kegiatan sebelum / sesudah tidur
Jekaskan :
- Pasien terlihat kotor, baju dan celana kotor susah untuk mandi dan berhias pasien mandi 1x sehari
dengan bantuan perawat
- Pasien susah tidur , pasien tidur malam hanya 5 jam Biasanya pasien sebelum tidur beribadah dengan
keyakinannya dan berbicara dengan dewa-dewanya

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal  Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan
31
Form.kep.jiwa erp 2015

Perawatan lanjutan  Ya tidak

Perawatan pendukung  Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan  Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah  Ya tidak

Mencuci pakaian  Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja  Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : Keluarga pasien mengatakan pasien mempersiapkan makanan dirumahnya dan menjaga
kerapihan rumah mencuci pakaian dll
Masalah Keperawatan : Tidak ada

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar


Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________________

32
Form.kep.jiwa erp 2015

Jelaskan : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien ketika mengalami masalah biasanya merusak barang-
barang yang ada disekitarnya
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik


keluarga pasien mengatakan bahwa anggota keluarganya mendukung untuk kesembuhan pasien

 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering ingin memukuli karena merasa diganggu ketika
pasien beribadah dengan dewanya dan sering marah-marah tidak jelas dengan orang.

 Masalah dengan pendidikan, spesifik


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien lulus hanya sampai SMP

 Masalah dengan pekerjaan, spesifik


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien hanya sebagai ibu rumah tangga.

 Masalah dengan perumahan, spesifik


Tidak ada masalah

 Masalah ekonomi, spesifik


Keluarga pasien mengatakan bahwa keaadaan ekonomi nya mash mampu dan berkecukupan

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik



Keluarga pasien mengatakan bahwa keluarga pasien selalu mengontrol kesembuhan pasien ke
pelayanan kesehatan terdekat

Masalah lainnya, spesifik

Masalah Keperawatan :

33
Form.kep.jiwa erp 2015

X. Pengetahuan Kurang Tentang:


 
Penyakit jiwa system pendukung

 Faktor presipitasi  penyakit fisik

 
Koping obat-obatan

Lainnya :

Jelaskan : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien belum terlalu paham dengan penyakit jiwanya serta
penyakit yang di alami sekarang.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku kekerasan

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : Skizofrenia


Terapi Medik : Risperidon 2 x 1 mg

XII. Diagnosa keperawatan


1. Resiko perilaku kekerasan
2. Halusinasi pendengaran

Perawat,

(Akhsan Mabella)

34
Form.kep.jiwa erp 2015

Analisi Data

Data Masalah

Ds : Keluarga pasien mengatakan pasien sering marah-marah, mengamuk,


dan ingin membunuh suaminya Resiko perilaki kekerasan
Do :
- pasien berteriak tidak jelas memohon ampun
- Ingin mencederai orang dan dirinya
- Ditanya sering tidak sesuai
- Berbelit-belit , dan acuh tak acuh
-

Ds : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mendengar bisikan


dewa untuk membunuh suaminya karena syarat untuk masuk surga dan
pasien
Do : Halusinasi pendengaran
- Pasien sering mengatakan bahwa dirinya dewa
- Setiap malam tidak bisa tidur
- Tatapan mata tajam seolah khawatir ada orang yang
mengganggunya
- Curiga bahwa masalah kemiskinan keluarganya karena dia
tidak menuruti perintah dari dewa

Pohon Masalah

Resiko mencederai diri,


orang lain dan lingkungan

Perubahan persepsi
sensori : Halusinasi Core problem

Diagnosa keperawatan : Resiko mencederai diri sendri, orang lain dan lingkungan b/d dengan halusinasi

35
Form.kep.jiwa erp 2015

36
Form.kep.jiwa erp 2015

Hari No Rencana Tindakan Kep


DX Kep Intervensi Rasional
/Tgl Dx Tujuan Kriteria Evaluasi
Senin I Risiko TUM :
27 mencederai Klien tidak
april diri sendiri mencederai diri
2020 orang lain sendiri orang
dan lain dan
lingkungan lingkungan
b/d
halusinasi TUK 1 : 1. Ekspresi wajah 1. Bina hubungan saling percaya 1. Hubungan saling
pendengara Klien dapat bersahabat, dengan menggunakan percaya dengan
n membina menunjukkan komunikasi terapeutik : dasar keterbukaan
hubungan saling rasa senang, ada - Sapa klien dengan ramah klien pada
percaya kontak mata, baik verbal maupun non perawat dan
mau berjabat verbal. sebagai dasar
tangan, mau - Perkenalkan diri dengan interaksi
menjawab sopan. selanjutnya.
salam, klien mau - Tanya nama lengkap klien
duduk dan nama panggilan yang
berdampingan disukai klien.
dengan perawat, - Jelaskan tujuan sikap
klien mau empati dan menerima klien

1
Form.kep.jiwa erp 2015

mengutarakan apa adanya.


masalah yang - Beri perhatian kepada
dihadapi. klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.

TUK 2 : 2. Adakan kontak sering dan 2. Mengurangi


Klien dapat 2. Klien dapat singkat secara bertahap. waktu kosong
mengenal menyebutkan bagi klien
halusinasinya waktu, isi, sehingga dapat
frekwensi mengurangi
timbulnya frekwensi
halusinasi. halusinasi.
3. Observasi tingkah laku klien 3. Halusinasi
terkait dengan halusinasinya : harus
bicara dan tertawa tanpa dipertahankan
stimulus, memandang terlebih dahulu
kekiri/kekanan/kedepan oleh perawat
seolah-olah ada teman bicara. agar intervensi
i. Bantu klien mengenal efektif
halusinasinya :
- Jika menentukan klien
yang sedang halusinasi,

2
Form.kep.jiwa erp 2015

tanyakan apakah ada suara


yang didengar.
- Jika klien menjawab ada
lanjutkan apa yang
dikatakan
- Katakan bahwa perawat
percaya klien mendengar
suara itu, namun perawat
sendiri tidak
mendengarnya (dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
- Katakan bahwa klien lain
juga ada seperti klien
- Katakan bahwa perawat
akan membantu klien.
ii. Diskusikan dengan klien :
- Situasi yang
menimbulkan/tidak
menimbulkan halusinasi.
- Waktu dan frekwensi

3
Form.kep.jiwa erp 2015

terjadinya halusinasi (pagi,


siang, sore dan malam atau
jika sendiri jengkel/sedih)

TUK 3 : 4. Identifikasi bersama klien 4. Peran aktif


Klien dapat 3. Klien dapat cara tindakan yang dilakukan klien sangat
mengontrol menyebutkan jika terjadi halusinasi (tidur, menentukan
halusinasinya tindakan yang marah, menyibukkan diri dan keefektifan
biasanya lain-lain) tindakan yang
dilakukan 5. Diskusikan cara baru untuk dilakukan
untuk memutuskan/mengontrol 5. Upaya untuk
mengembalik timbulnya halusinasi : memutuskan
an - Katakan : “saya tidak mau halusinasi,
halusinasinya. dengan kamu” (pada saat penting
a. Klien dapat halusinasi terjadi) dilakukan oleh
menyebutkan - Menemui orang lain klien sendiri
cara baru. (perawat/teman/anggota agar halusinasi
keluarga) untuk bercakap- tidak
cakap atau mengatakan berkelanjutan.
halusinasi yang didengar. 6. Upaya untuk
- Membuat jadwal kegiatan mengontrol
sehari-hari agar halusinasi halusinasinya

4
Form.kep.jiwa erp 2015

tidak sempat muncul. 7. Dengan


- Memintal halusinasi yang
keluarga/teman/perawat, terkontrol oleh
menyapa jika tampak klien maka
bicara sendiri. risiko kekerasan
6. Bntu klien memilih dan tidak terjadi.
melatih cara memutuskan 8. Pengulangan
halusinasi secara bertahap. hasil diskusi
yang dapat
7. Beri kesempatan untuk dilakukan klien
TUK 4 : melakukan cara yang telah menampakan
Klien dapat 4. klien dapat dilatih evaluasi hasilnya dan suatu tanda
dukungan dari memilih cara beri pujian jika berhasil konsentrasi
keluarga dalam mengatasi 8. Anjurkan klien mengikuti pikir dapat
mengontrol halusinasi terapi aktivitas kelompok, difokuskan
halusinasinya. seperti yang orientasi realita, stimulasi 9. Aktivitas klien
telah persepsi. dapat
didiskusikan 9. Anjurkan klien untuk mengurangi
dengan klien. memberitahu keluarga juka munculnya
a. Klien dapat mengalami halusinasi halusinasi.
melaksanakan 10. Mempercepat
cara yang telah 10. Diskusikan dengan keluarga proses

5
Form.kep.jiwa erp 2015

dipilih untuk (pada saat keluarga penyembuhan


mengendalikan berkunjung/pada saat klie
halusinasinya. kunjungan rumah) : 11. Obat tidak akan
- Gejala halusinasi yang bereaksi jika
dialami klien diminum.
b. Klien dapat - Cara yang dapat dilakukan 12. Keluarga yang
mengikuti terapi klien dan keluarga untuk mampu
aktivitas memutus halusinasi merawat klien
kelompok. - Cara merawat anggota dengan
keluarga yang halusinasi halusinasi
c. Klien dapat dirumah : beri kegiatan, paling efektif
dukungan dari jangan biarkan sendiri, mendukung
keluarga dalam makan bersama, kesembuhan
mengontrol berpergian bersama. klien dengan
halusinasinya. - Beri informasi waktu masalah
follow up atau kapan perlu halusinasi.
mendapat bantuan :
halusinasi tidak terkontrol,
dan risiko mencederai
orang lain.
11. Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya

6
Form.kep.jiwa erp 2015

bila berhubungan dengan


TUK 5 : orang lain.
Klien dapat 1. Keluarga dapat 12. Diskusikan dengan klien
memanfaatkan menyebutkan tentang perasaan manfaat
obat dengan pengertian, tanda berhubungan dengan orang
baik. dan tindakan lain.
untuk 13. Beri reinforcement positif atas
mengendlikan kemampuan klien
halusinasi. mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan
orang lain.

7
Form.kep.jiwa erp 2015

NO
Hari/Tgl JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
I Selasa 10.00 TUK I : Jam 12.00
28 april Bina hubungan saling percaya S :
2020 dengan menggunakan prinsip - Klien menjawab salam
10.05 komunikasi terapeutik : “Selamat pagi pak”
- Menyapa klien dengan ramah - Klien mampu menyebut
baik verbal maupun nonverbal : nama perawat
“Selamat pagi bu….”(sambil - Klien mampu
10.10 berjabat tangan dan tersenyum) memperkenalkan
- Memperkenalkan diri dengan namnya “Nama saya
sopan : “Za” senang dipanggil
“Perkenalkan nama saya “Za”
Akhsan biasa di panggil Can, - Klien mengatakan
10.15 Saya mahasiswa poltekkes setuju untuk kontrak
Keperawatan Mataram yang waktu
akan Ujian disini selama 3 hari
dari tanggal 28-30 april O :
10.20 - Tanya nama lengkap klien - Klien mau menjawab
dan nama panggilan yang salam
disukainya : - Klien mau menyebutkan
“ Kalau boleh tahu nama ibu namanya
10.30 siapa dan senang dipanggil - Klien mau berjabat
siapa? tangan
- Menjelaskan tujuan - Klien mau duduk
pertemuan : berdampingan dengan
“Tujuan saya disini bu saya perawat
akan merawat ibu dan saya
berharap ibu mau menceritakan A : Bina hubungan saling
apa yang ibu rasakan selama di percaya tercapai
rawat disini.

8
Form.kep.jiwa erp 2015

- Mengadakan kontrak, P : Pertahankan TUK 1


topik, waktu dan tempat dan Lanjutkan TUK
berkomunikasi : 2
11.00 “Jika ibu tidak keberatan
bagaimana kalau kita
berbincang-bincang sekarang
mengenai masalah yang ibu
alami dirumah sehingga ibu
dibawah kesini, menurut ibi
dimana tempat yang paling
cocok untuk berbincang-
bincang? Bagaimana kalau
dikursi ini saja dan ibu mau
Rabu 29 berapa lama? Bagaimana kalau
april 10 menit? Apakah ibu setuju?
2020 14.00 Baiklah kita mulai saja bincang-
bincangnya : kalau boleh tahu
apa yang ibu lakukan dirumah
sehingga ibu di bawah ke sini?
- Memberi kesempatan
klien untuk mengungkapkan
perasaannya dan perawat
menerima klien apa adanya Jam 16.00
14.10 dengan sikap empati. S :
- Mengakhiri interaksi - Klien mengatakan
14.15 sementara dan melakukan sering mendengar suara
kontrak yang akan datang : yang menyuruhnya
“ibu karena waktu kita sudah membunuh suaminya
selesai bagaimana kalau besok - Klien mengatakan suara
kita lanjutin kembali apa ibu yang didengarnya
mau? Kalau iya bagaimana adalah laki-laki.

9
Form.kep.jiwa erp 2015

14.20 kalau besok kita lanjutkan - Klien mengatakan suara


kembali pembicaraan kita jam itu muncul 5 kali dalam
08.00 dengan topik ibu dapat sehari.
mengenal halusinasi. - Klien mengatakan
gelisah jika suara itu
TUK 2 : Klien dapat mengenal muncul
halusinasinya O:
14.25 - Mengadakan kontak sering dan - Klien mampu tersenyum
singkat secara bertahap: kepada perawat
“Menemui klien, berjabat
tangan dan menyatakan salam, A : Klien dapat mengenal
selamat Siang ibu…..bagaimana halusinasinya
kabarnya hari ini?
14.30 ( Mengingatkan klien tentang P : Pertahankan TUK 1
kontrak kemarin ) ibu dan 2, lanjutkan ke
sebagaimana janji kita kemarin TUK 3
maka saat ini kita akan
15.00 lanjutkan bincang-bincang kita
dengan topik mengenal
halusinasi
- Mengobservasi tingkah laku
klien terkait dengan
halusinasinya
Kamis - Membantu klien mengenal
30 april halusinasinya :
2020 “ibu bagaimana kalau kita
bercakap-cakap tentang suara-
08.00 suara yang selama ini ibu
dengar tetapi tidak tampak
wujudnya? Nah kita akan
bercakap-cakap menggunakan

10
Form.kep.jiwa erp 2015

waktu 15 menit, apakah ibu


setuju?
08.05 - Mendiskusikan dengan klien
mengenai situasi, waktu dan
frekwensi timbulnya halusinasi :
“ Apakah ibu pernah mendengar
suara-suara itu? Memangnya
suara itu mengatakan apa?
Biasanya pada saat apa? Apakah
terus-menerus atau sewaktu-
waktu? Dan berapa kali dalam Jam 10.00
sehari ibu mendengar suara- S :
suara itu muncul? - Klien mengatakan kalu
08.10 - Menerima halusinasi sebagai hal dia mendengar suara-
yang nyata bagi klien tetapi suara itu, klien menutup
tidak bagi perawat : telinga dengan kedua
“ibu memang mendengar suara- tangannya.
suara tetapi saya dan perawat
Kamis lainnya tidak mendengar suara O :
30 april tersebut, suara-suara itu disebut - Klien tampak tenang
2020 halusinasi, apakah ibu mengerti? - Klien tampak
- Memberi pujian karena klien bersahabat dengan
mau mengungkapkan perawat
perasaannya :
14.00 Bagus, ibusudah tahu apa itu A : Klien dapat menjawab
halusinasi, seperti yang ibu dan menyebutkan cara
alami bukan? mengontrol halusinasi
- Mengakhiri interaksi dengan memilih salah
14.05 sementara : satu cara yaitu dengan
“ibu karena waktu kita sudah cara menghardik
selesai , sebentar kita lanjutkan

11
Form.kep.jiwa erp 2015

kembali pembicaraan kita P : Pertahankan TUK 1, 2,


14.10 dengan topik cara mengontrol dan 3 lanjut TUK 5
halusinasi, apakah ibu bersedia?
Bagaimana kalau ditempat ini
saja? Dan bagaimana kalau jam
13.00 ibu sekarang silakan
istirahat dulu ya! Kalau ada apa-
14.15 apa ibu bisa panggil saya atau
perawat yang lain

TUK 3 : Klien dapat mengontrol Jam 15.00


halusinasinya S :
a. Mengidentifikasi bersama klien - Klien menjawab salam
14.20 apa yang dilakukan bila terjadi “Selamat siang Suster”.
halusinasi - Klien mengatakan
- “ Kalau ibu “Za” mendengar minum obat 3 kali
suara-suara itu, apa yang ibu dalam sehari.
lakukan? - Klien mengatakan kalau
- Apakah dengan cara seperti minum obat, akan cepat
itu, suara-suara yang ibu sembuh.
dengar berkurang? - Klien mengatakan
b. Mendiskusikan cara baru untuk setelah minum obat ia
memutuskan atau megontrol merasa tenang dan
timbulnya halusinasi : mengantuk
“Kalau ibu mendengar suara- - Klien mengatakan
suara yang sering bapak obatnya ada 3 macam
dengar, ada 4 cara yang harus dank lien menyebutkan
ibu lakukan nama obatnya.
- Menghardik halusinasi
dengan cara menutup telinga
dan mengatakan pergi, saya O :

12
Form.kep.jiwa erp 2015

tidak mau mendengar kamu. - Klien nampak


- Bercakap-cakap dengan tersenyum
orang lain - Klien nampak
- Mencari kesibukan bersahabat
- Minum obat secara teratur - Klien dapat
c. Kontrak yang akan dating menyebutkan obat yang
- Topik : Bagaimana kalau diminum
sebentar kita berbincang-
bincang bagaimana cara A : Klien mengetahui
menggunakan yang benar manfaat dari minum
- Waktu : ibu mau obat
berbincang-bincang dengan
saya jam berapa? P : Pertahankan TUK 1,
Bagaimana kalau jam 14.00, 2, 3 dan 5
setuju bu ?
- Tempat : bu “Za”, kita
berbincang-bincang disini
saja, ibu setuju?

TUK 5 : Klien dapat


memanfaatkan obat dengan benar
a. Mendiskusikan dengan klien
tentang dosis, frekwensi dan
manfaat obat :
“ibu, minum obat berapa kali
dalam sehari? Apakah ibu
manfaat dari minum obat?
b. Menganjurkan klien minta
obat pada perawat dan
menanyakan manfaatnya :
“Kalau tiba waktunya minum

13
Form.kep.jiwa erp 2015

obat, ibu bisa meminta


langsung kepada perawat.
c. Menganjurkan klien bicara
dengan dokter tentang
manfaat dan efek samping
obat yang dikomsumsi
“bu “Za” Kalau dokter datang,
coba ceritakan yang bapak
rasakan saat minum obat-obat
ini, obat ini harus diminum
terus, ibu jangan khawatir ini
aman jika diminum sesuai
dengan aturan.
d. Mendiskusikan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi :
“Bagaimana perasaan ibu
setelah mengkomsumsi obat
ini? Kalo ibu menghentikan
obat secara sepihak, gejala
yang bapak alami muncul
kembali
e. Membantu klien
menggunakan obatnya dengan
prinsip 5 benar :
“Benar obat, benar cara, benar
waktu, benar pasien dan benar
dosis, apakah Bapak mengerti?

14
Form.kep.jiwa erp 2015

15

Anda mungkin juga menyukai