Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 3

Konsep Asuhan Keperawatan HIV/AIDS

1. Ahlam Salsabil Al Habsyi


2. Ati kurniati
3. Ayu Dewi Suryantini
4. Fegiyarto
5. I Gusti Ayu Putu Candra Wulandari
6. Kamilia Hastuti
7. Kuratul Uyun
8. Miftahul Zanna
9. Septiani Dewi Santika
10.Solehuddin Fathul Gani
Definisi HIV/AIDS
Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS)
merupakan kumpulan gejala penyakit yang dapat
disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus
(HIV). Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh
terutama pada darah, cairan vagina, cairan sperma,
cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak system
kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan
turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga
mudah terjangkit penyakit infeksi.
Etiologi
Penyakit HIV diakibatkan oleh human
immunodeficiency virus dengan host mayoritas
manusia. Agen infeksi HIV disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus, virus ini terdiri dari 2
subtipe, yaitu HIV-1 dan HIV – 2. HIV- 1 merupakan
jenis virus HIV yang paling umum ditemukan hamper
diseluruh belahan dunia, memiliki progresivitas yang
tinggi, lebih cepat dalam meningkatkan nilai viral-
load, dan menurunkan tingkat CD4. HIV- 2 memiliki
predominansi untuk ditemukan pada area Afrika
Barat. Subtipe ini tidak seagresif HIV-1 dan ketika
ditemukan, umumnya memiliki tingkatan CD4 yang
lebih tinggi dibandingkan penderita infeksi HIV-1.
Klasifikasi

Stadium Gambaran Klinis Skala aktivitas


1. Asimptomatik. Asimptomatik,
I 2. Limfa denopati Generalisata aktivitas normal

1. Beratbadan menurun<10 %. Simptomatik,


II 2. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan aktivitas normal
seperti, dermatitis seboroik, purigo,
onikomikosis, ulkus oral yang rekuren,
kheilitisangularis.
3. Herpes zoster dalam 5 tahun terkahir
4. Infeksi saluran napas bagian atas seperti
sinusitis bakterialis.

1. Berat badan menurun< 10%. Pada umunnya lemah,


III 2. Diarekronis yang berlangsung lebih dari 1 aktivitas di tempat tidur
bulan. kurangdari 50%.
3. Demam berkepanjangan lebih dari 1
bulan.
Lanjutan…
4. Kandidiasisorofaringeal
5. Oral hairy leukoplakia.
6. TB paru dalam tahun terakhir
7. infeksi bacterial yang
beratseperti pneumonia,
piomiositis
1. HIV wasting syndrome Pada umumnya
2. Pnemonia Pneumocystis carinii. sangat lemah,
IV 3. Toksoplasmosisotak. aktivitas di tempat
4. Diare kriptosporidiosis lebih tidur lebih dari 50
dari 1 bulan. %.
5. Kriptokokosisekstrapulm onary.
6. Retinitis virus situmegalo.
7. Herpes simpleks mukokutan> 1
bulan.
8. Leukoensefalopati multifocal
progresif.
9. Mikosisdiseminata seperti
histoplasmosis
10.Tuberkulosis di luar paru.
Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah
sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan
terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human
Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lewat pengikatan
dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian
yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam
respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus (HIV)
menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan
banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel
killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang
terinfeksi.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin
lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan
makrofag dan menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak
memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun.
Pathway
Manifestasi Klinik
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan
2. Saluran Pencernaan
3. Berat badan tubuh
4. System Persyarafan
5. System Integument (Jaringan kulit)
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita

Adapun menurut WHO


 Gejala mayor :
1. Penurunan BB ≥ 10%
2. Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
3. Diare kronis
4. Tuberkulosis
Lanjutan

 Gejala minor :
1. Koordinasi orofaringeal
2. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
3. Kelemahan tubuh
4. Berkeringat malam
5. Hilang nafsu makan
6. Infeksi kulit generalisata
7. Limfodenopati
8. Herpes zoster
9. Infeksi herpes simplek kronis
10. Pneumonia
11. Sarkoma kaposi
Pemeriksaan Diagnostic
Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
 ELISA
 Western blot
 P24 antigen test
 Kultur HIV
Tes untuk deteksi gangguan system imun.
 Hematokrit
 LED
 CD4 limfosit
 Rasio CD4/CD limfosit
 Serum mikroglobulin B2
 Hemoglobulin
Penatalaksanaan
1. Pengobatan
 Obat-obat untuk infeksi oportunistik
 Obat untuk kanker sekunder
 Pengobatan simtomatik supportif
2. Rehabilitasi
 Memberikan dukungan mental-psikologis.
 Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang tidak berisiko tinggi menjadi
perilaku yang tidak berisiko atau kurang berisiko.
 Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa mempertahankan kondisi
tubuh yang baik.
 Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang berkaitan dengan
penyakitnya, antara lain bagaimana mengutarakan masalah-masalah pribadi dan sensitif
kepada keluarga dan orang terdekat.
3. Edukasi
Edukasi pada masalah HIV/AIDS bertujuan untuk mendidik pasien dan keluarganya tentang
bagaimana menghadapi hidup bersama AIDS, kemungkinan diskriminasi masyaratak
sekitar, bagaimana tanggung jawab keluarga, teman dekat atau masyarakat lain.
Komplikasi
Oral lesi
Neurologik
Gastrointestinal
Respirasi
Dermatologik
Sensorik
Konsep Asuhan keperawatan HIV/AIDS
I . Pengkajian Keperawatan
A. Identitas Pasien.
Nama :
Umur :
Jenis kelamin:
Suku/bangsa :
Agama :
Status marietal :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Bahasa yang digunakan :
Alamat :
Kiriman dari :
Tanggal MHS :
Cara masuk :
Diagnosa mesdis :
Alasan dirawat :
C. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama
Biasanya ditandai dengan demam kronik dengan atau tanpa
menggigil keringat malam hari berulang kali,lemah,lelah,anoreksia.
2. Keluhan saat dikaji.
Terkait dengan keluhan atau hal yang dirasakan oleh pasien saat
dilakukan pengkajian.
3. Riwayat penyakit sekarang.
Terkait dengan gejala infeksi HIV/AIDS, klien sering datang dengan
gangguan sistem pernafasan / sistem pencernaan ( diare lama). Mulai dari
gejala dirasakan sampai dengan mendapatkan pertolongan medis.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Biasanya Klien memiliki riwayat sering mengalami infeksi ( demam)
yang hilang timbul, penyakit pernafasan, saluran pencernaan (kandidiasis
oral sampai dengan diare).
Lanjutan
5. Riwayat kesehatan keluarga.
Pasien diberikan pertanyaan apakah ada salah satu anggota
keluarga terdekat yang mengalami hal yang sama dengan
yang dialami oleh pasien.
6. Kesehatan lingkungan.
Berisi tentang kondisi lingkungan pasien sehari-hari seperti
kebersihan rumah, dll.
7.Riwayat kesehatan lainnya.
Berisi tentang apakah pasien menderita alergi terhadap
makanan atau obat tertentu serta pasien menggunakan alat
bantu atau tidak.
.
D. Riwayat Bio-Psi-Sosial-Spiritual

1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.


Kaji pola hidup sehat pasien terganggu karena pengaruh penyakit yang diderita.
Tanda : Penampilan tidak rapi, kekurangan dalam banyak atau semua perawatan
diri, aktivitas perawatan diri.
2.Pola nutrisi dan metabolism.
Kaji gejala: Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual /
muntah, disfagia, nyeri retrostenal saat menelan, terjadinya penurunan berat
badan: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot, turgor kulit
buruk, Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya putih dan perubahan warna,
kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal, Edema (umum,
dependen).
3.Pola eliminasi.
Kaji gejala: Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa
disertai kram abdominal, Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Kaji tanda: Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah, diare pekat yang
sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, personal, perubahan dalam
jumlah, warna dan karakteristik urin.
Lanjutan…
4. Pola tidur dan istirahat.
Kaji perubahan pola tidur, tidak dapat tidur nyenyak, pikiran kacau, terus gelisah .
5.Pola aktivitas dan latihan.
Kaji gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan /
malaise, Perubahan pola tidur.
Kaji tanda: Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologis terhadap aktivitas seperti
perubahan dalam TD, frekuensi jantung, pernapasan.
6.Pola hubungan dan peran.
Kaji apakah keluarga ikut berperan dalam menjaga kesehatan fisik pasien.
7. Pola sensori dan kognitif.
Kaji adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan interpersonal dan peran serta
mengalami tambahan dalam menjalankan perannya selama sakit.
8.Pola persepsi dan konsep diri.
Kaji pola emosional pasien sedikit terganggu karena pikiran kacau dan sulit tidur.
9.Pola seksual dan reproduksi.
Kaji perilaku dan pola seksual pada pasien.
10. Pola penanggulangan stress dan koping.
Kaji stres yang timbul akibat pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya, pasien
merasakan pikirannya kacau.
Lanjutan…
11. Pola tata nilai dan kepercayaan.
Kaji timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka
pasien akan menjadi cemas dan takut, serta kebiasaan
ibadahnya akan terganggu, dimana pasien dan keluarga
percaya bahwa masalah pasien murni masalah medis dan
menyerahkan seluruh pengobatan pada petugas kesehatan.
E. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum :
2. Tanda-tanda vital
 Suhu : demam menetap > 4 minggu(oC)
 Nadi : Penurunan/peningkatan N (x/mnt)
 Tekanan darah : (mmHg)
 Respirasi : Penurunan/peningkatan RR (x/mnt)
3. GCS: E V M
4. Kesadaran :
5. Antropometri :
• BB/TB : Pada stadium awal-akhir akan mengalami
penurunan berat badan secara progressive.
• IMT :
• LiLA :
6. Pemeriksaan Fisik.
 Kepala.

Kaji sebhorroic dermatitis, gejala pneumocystis cranii, nyeri kepala menetap.


 Mata : Retinitis.
 Mulut :

- lesi pada mulut  Kapossi sarcoma.


-Candida oral  plaque putih yang melapisi rongga mulut dan lidah  candidiasis.
-Candidiasis esophagus
-Hairy leukoplakia : lesi/plaque atau seperti proyeksi rambut bergelombang pada bagian
latera
lidah yang tidak nyeri & tidak dapat hilang dengan menggosoknya
-Ginggivitis.
-Angular chelitis
 Leher.

Kaji Lymphadenopathy persistent.


 Dada.
Lanjutan….
Kaji :
-Sesak nafas (dispneu, takipneu).
-Batuk produktif dan batuk non produktif dengan SaO2 < 80% (PCP).
-Retraksi interkostalis.
-Infeksi saluran pernafasan atas yang berulang.
-Batuk menetap > 4 minggu.
-Gejala tuberculosis paru.
-Perubahan pada bunyi nafas/bunyi napas adventisius.
-Sputum : kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum).
 Perut (abdomen)
Kaji :
-Anoreksia.
-Muntah.
-Diare kronis.
-Inkontinensia alvi.
-Hepatosplenomegali.
Genitalia.
Kaji Adanya lesi atau keluaran dari genital (herpes simpleks).
Integumen Ekstermitas.
Kaji infeksi kulit umum, herpes simplex, Papular pruritic
eruption (PPE) pada lengan, tungkai dan bokong, turgor kulit
tidak elastis, sarkoma Kaposi, wasting syndrome, Papular
pruritic eruption (PPE) simetris. 
7. Pemeriksaan Penunjang.
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV:ELISA, western blot, P24
antigen test, kultur HIV.
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun : Hematokrit, LED,
CD4 limfosit, rasio CD4/CD limfosit, serum mikroglobulin
B2, hemoglobulin.
II. Diagnosa keperawatan
1) Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi
HIV.
2) Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran
oksigen, malnutrisi, kelelahan.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan
menurunnya absorbsi zat gizi.
4) Diare berhubungan dengan infeksi GI
5) Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang
keadaan yang orang dicintai.
6) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
sputum
7) Gangguan volume cairan berhubungan dengan diare terus-menerus
8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang inpormasi tentang
penyakit
III. Intervensi
1. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV,
adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
-Tujuan dan criteria hasil : Infeksi HIV tidak ditransmisikan, tim kesehatan
memperhatikan universal precautions dengan kriteriaa kontak pasien dan tim
kesehatan tidak terpapar HIV, tidak terinfeksi patogen lain seperti TBC.
-Intervensi :
1. Anjurkan pasien atau orang penting lainnya metode mencegah transmisi
HIV dan kuman patogen lainnya. 
Rasional : Pasien dan keluarga mau dan memerlukan informasikan ini
2. Gunakan darah dan cairan tubuh precaution bial merawat pasien.
Rasional : Mencegah transimisi infeksi HIV ke orang lain
3. Gunakan masker bila perlu
Rasional : Untuk perlindungan diri
2. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,
malnutrisi,
-Tujuan dan kriteria Hasil : pasien berpartisipasi dalam kegiatan, dengan
kriteria bebas dyspnea dan taki kardi selama aktivitas.
-Intervensi :
1. Monitor respon fisiologis terhadap aktivitas
Rasional : Respon bervariasi dari hari ke hari
2. Berikan bantuan perawatan yang pasien sendiri tidak mampu
Rasional : Mengurangi kebutuhan energy
3. Jadwalkan perawatan pasien sehingga tidak mengganggu isitirahat.
Rasional : Ekstra istirahat perlu jika karena meningkatkan kebutuhan
metabolik
Kesimpulan

Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS)


merupakan kumpulan gejala penyakit yang dapat
disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus (HIV).
Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada
darah, cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu.
Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia
dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan
tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai