TINJAUAN PUSTAKA
A. KonsepKeluarga
1. PengertianKeluarga.
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya
masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon
dan ( Maglaya, 1989 dalamSetiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan,
1986 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
a. Unit terkecil darimasyarakat.
b. Terdiri atas dua orang ataulebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertaliandarah.
d. Hidup dalam satu rumahtangga.
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumahtangga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggotakeluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peranmasing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatukebudayaan.
2. TipeKeluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam
yaitu :
1
a. Tipe KeluargaTradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dananak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dansebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri tanpaanak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian ataukematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja ataukuliah)
4) Riwayat keluargasebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
dari pihak suami danistri.
c. Datalingkungan
1) Karakteristikrumah
Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis
septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah.
3) Mobiltas geografiskeluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
d. Strukturkeluarga
1) Pola komunikasikeluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
2) Struktur kekeuatankeluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Strukturperan
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
e. Fungsi-fungsikeluarga
1) Fungsiafektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsisosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatankesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan
setempat.
4) Fungsireproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga
adalah:
a) Berapa jumlahanak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggotakeluarga.
5) Fungsiekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah :
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan danpapan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
f. Stres dan kopingkeluarga
1) Stresor jangka pendek danpanjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi /stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
berespon terhadap situasi /stresor.
4) Strategi adaptasidisfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaanfisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapankeluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Penerapan prioritasmasalah
Skala untuk menentukan prioritas
NO KRITERIA BOBOT
1. Sifat masalah 1
Skala : tidak/ kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
X bobot
Angka kematian
keluarga.
2008).
dilakukan intervensikeperawatan.
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan
1) Definisi
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan terjadi
karena frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali, dengan bentuk tinja cair
atau encer,Diare diartikan sebagai suatu kondisi buang air besar yang tidak
normal atau tinja yang encer dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.
(Deden Dermawan,2010)
Diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang
air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair (Suriadi,2010)
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa
darah dan/atau lendir dalam tinja.dengan jumlah tinja yang banyak dari
biasanya,dapat pula di sertai frekuensi defekasi yang meningkat.
(Mansjoer, 2000)
Diare akut adalah Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
kosistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak
datangnya ; dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2jam.
(Suharyono, 2008)
Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan
keenceran buang air besar, kekerapan yang masih nornal adalah sekitar 1 –
3 kali dan banyaknya sekitar 200 – 250 gr per hari. Beberapa penderita
mengalami peningkatan kekerapan dan keenceran buang air besar
walaupun jumlahnya kurang dari 250 gr dalam kurun waktu sehari ( Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II ).
Demikian penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
diare adalah suatu keadaan yang dimana kehilangan cairan berlebihan
yang terjadi karena frekuensi buang air besar lebih dari 3X dalam sehari,
dengan konsistensi cair dan encer banyaknya sekitar 200 – 250 grperhari.
2) Anatomi danFisiologi
b. Fisiologi Gastrointestinal
Pada system pencernaan, makanan terdiri dari 3 fase : pergerakan
makanan, sekresi getah pencernaan dan absorbsi makanan yang dicerna.
Adapun penjelasan dari fase tersebut adalah :
a) Pergerakanmakanan
Jenis fungsional pergerakan saluaran pencernaan, yaitu :
1) Gerak mencampur, disebabkan oleh kontraksi bola segmen kecil
dindingusus.
2) Gerakan mendorong – peristaltik(proporsive)
Peristaltik ditimbulkan oleh karena rangsangan sehingga terjadi
peregangan. Peristaltik terjadi pada tractus gastrointerstinal,
saluran empedu, ureter dan saluran kelenjar lain di seluruh tubuh
dan sebagian besar tabling otot polos lain dalam tubuh.
b) Proses pergerakan makanan:
Mulut, faring, esofagus. Jumlah makanan yang dicerna sesorang
ditentukan oleh hasrat instink untuk makan (lapar) dan jenis
makanan yang disukai (selera). Mekanisme pencernaan, yaitu :
pengunyahan (mastikasi) yaitu gerak menggigit, memotong dan
menggiling makanan diantara gigi atas dan bawah. Otot utama
mengunyah : muscular maseter, musculus temporalis dan musculus
pterigoid. Sebagian besar otot polios mengunyah dipersyarafi oleh
cabang motoris syaraf otot ke V dan proses mengunyah diatur oleh
nukleus pada batanbgotak.
Adapun reflek pengunyahan sebagai berikut : adanya bolus makanan
dalam mulut menyebabkan reflek inhibisi otot-otot pengunyah, yang
memungkinkan otot rahang bawah turun yang mengakibatkan
kontraksi memantul. Proses pengunyahan sangatlah penting karena
enzim-enzim pencernaan terutama bekerja pada permukaan partikel
makanan sehingga mempengaruhi kecepatan pencernaan. Selain itu
juga mencegah dari eksporasi saluran pencernaan dan
mempermudah pengosongan makanan dalamlambung.
c) Menelan(deglutisi)
Proses menelan di bagi dalam 2 stadium :
1) Stadium Valunter
Makanan yang siap ditelan, secara sadar makanan ditelan
atau didorong ke bagian belakang mulut oleh tekanan lidah keatas
dan ke belakang terhadap palatum. Jadi lidah memaksa bolus
makanan masuk kedalam faring.
2) Stadium Faringeal
Bila bolus makanan didorong ke belakang mulut, maka
merangsang daerah reseptor menelan lalu impuls berjalan ke
batang otak untuk melakukan serangkaian kontraksi otot faring.
Mekanismenya :
a) Palatum Molle didorong keatas menutup nares posterior untuk
mencegah refluks makanan ke rongga hidung.
b) Arkus Palatofaringeus pada tiap sisi faring tertarik ke tengah
untuk saling mendekati sehingga membentuk celah untuk
lewat makanan. Pita suara alring sangat berdekatan dengan
epiglotis mengayun ke belakang atas pintu superior larings
untuk mencegah makanan masuk kedalamtrakea.
c) Seluruh laring ditarik ke atas dan depan dan sfingter esofagus
atas berelaksasi sehingga memungkinkan makanan berjalan
dengan mudah dan bebas dari faring posterior ke dalam
esofagusatas.Saatlaringdiangkatdansfingteresofagus
relaksasi, musculus konstriktor faring superior berkontraksi
maka terjadilah gelombang peristaltik. Pada stadium ini,
pengaturan syaraf atas stadium laringeal yaitu terletak pada
daerah cincin sekit, lubang taring dengan kepekaan terbesar
pada ”tonsilitar pillar”. Impuls dihantarkan dari daerah-daerah
tersebut melalui bagian sensoris nervus trigeminus dan nervus
glosofaringeus menuju kedaerah-daerah medulla oblongata
dan bagian bawah pons yang merupakan bagian pusat
menelan. Impuls dari pusat menelan dikirim ketaring dan
bagian atas esofagus melalui saraf otak ke V, IX, X, dab XII
yang kemudian menyebabknamenelan.
3) StadiumEsofageal
Dalam keadaan normal, esofagus menunjukkan dua jenis
gearkan peristaltik yaitu peristaltik primer dan peristaltik
sekunder. Peristaltik primer merupakan lanjutan gelombang
peristaltik yang dimulai pada dan menyebar ke esofagus selama
stadium faringeal proses menelan. Gelombang ini berjalan dari
faring ke lambung kira-kira dlam waktu 5-10 detik. Sedangkan
peristaltik sekunder adalah gelombang peristaltik yang berasal
dari esofagus akibat adanya regangan esofagus oleh makanan
yangtertinggal.
Makanantidak Pertumbuhan
pergeserancairandan sempatdiserap Bakteri
elektrolit kelumen
usus
Endoktosinberlebih
Hipersekresicairan
Isi lumen usus Danelektrolit
Rangsanganpengeluaran
Hiperistaltik
DIARE
cairan
Gg keseimbangan
Gg keseimbangan elektrolit
Keterangan :
a) Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasiringan.
b) Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasisedang.
c) Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasiberat.
(Musliha, 2010)
3. Skor MavriceKing
Gejala Klinis Gejala Klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Kesadaran Baik (CM) Gelisah Apatis-koma
Rasa haus + ++ +++
Sirkulasi
Nadi N (120) Cepat Cepat sekali
Respirasi
Pernafasan Biasa Agak cepat Kusz maul
Kulit
Uub Agak cekung Cekung Cekung sekali
Agak cekung Cekung Cekung sekali
Biasa Agak kurang Kurang sekali
Normal Oliguri Anuri
Normal Agak kering Kering / asidosis
( Musliha, 2010)
4) Kebutuhan CairanAnak
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60% air dan 40% zat
padatseperti protein dan mineral. Pada anak pemasukan dan
pengeluaran harus seimbang, bila terganggu harus dilakukan koreksi
mungkin dengan cairan parentral, secara matematis keseimbangan
cairan pada anak dapat digambarkan sebagai berikut :
Umur Berat Badan Total / 24 jam Kebutuhan cairan / Kg
BB / 24 jam
3 hari 3.0 250-300 80-100
10 hari 3.2 400-500 125-150
3 bulan 5.4 750-850 140-160
6 bulan 7.3 950-1100 130-155
9 bulan 8.6 1100-1250 165
1 tahun 9.5 1150-1300 120-135
2 tahun 11.8 1350-1500 115-125
4 tahun 16.2 1600-1800 100-1100
6 tahun 20.0 1800-2000 90-100
10 tahun 28.7 2000-2500 70-85
14 tahun 45.0 2000-2700 50-60
18 tahun 54.0 2200-2700 40-50
Menurut Musliha, (2010)
Dalam Musliha, (2010) menurut Whaley and Wong (1997), Haroen
N.S, Suraatmadja dan P.O Asnil (1998); Suharyono, Aswitha, Halimun
(1998); dan (Hasan, 1985), menyatakan bahwa jumlah cairan yang
hilang menurut derajat dehidrasi pada anak dibawah 2 tahun adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
PWL : Previous Water Loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water Losses (ml/kg BB)
CWL : Concomintat Water Losses (ml/kgBB)
5) Penatalaksanaan Medis danKeperawatan
a. Medis
1) Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya
a) Cairan peroral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90
mEg/l. Pada anak diabwah umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan-sedang kadar Natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap
disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut
formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl
dan sukrosa.
b) Cairanparentral
1) Belum adadehidrasi
Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap
kali buang air besar. Parental dibagi rata dalam 24 jam.
2) Dehidrasiringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml/kgbb peroral atau intragastrik.
Selanjutnya : 125 ml/kgbb/hari atau adlibitum.
3) Dehidrasisedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml/kgbb per oral atau intragastrik.
Selanjutnya : 125 ml/kgbb/hari atau adlibitum.
4) Dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut :
a) Untuk anak umur 1 bl - 2 tahun berat badan 3-10kg
1) 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/menit = 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml = 15 tts atau 13 tts/kgBB/menit
(set infuse 1 ml = 20tetes)
2) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit = 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml = 15 tts atau 4 tts/kgBB/menit
(set infuse 1 ml = 20tetes
3) 16 jam berikutnya: 125 ml/kgBB/oralit
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15kg
1) 1 jam pertama: 30 ml/kgBB/jam atau 88 tts/kgBB/mnt (1
ml = 15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml = 20tetes)
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25
kg
1) 1jampertama:20ml/kgBB/jam=5tts/kgBB/mnt(1ml
= 15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
2) 7 jam berikutnya : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt
(1 ml = 15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml = 20tetes).
3) 16 jam berikut: 105 ml/kgBB/oralitperoral
d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3kg
1) Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kgBB/24jam, jenis cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5% +
1 bagian NaHCO31½%.
2) Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6
tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kgBB/mnt (1 ml = 20
tts).
e) Untuk bayi badan lahir rendah
1) Kebutuhan cairan : 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1
(4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO31½%)
5) Pengobatandiuretik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
beratbadan kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak takjenuh
b) Makanan setengah padat, bubur atau makanan padat (nasitim)
c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau takjenuh.
Menurut Hassan & Alatas, (2007)
Standar Nutrisi parenteral untuk anak diare adalah didasarkan atas
kebutuhan kalori, kebutuhan asam amino, dan kebutuhan
mikronutrien.
Kebutuhan kalori :
1) BBLR : 150 Kkal/ KgBB
2) BBL C : 120 Kkal/ kgBB/bulan
3) BB 0-10 Kg : 100 Kkal/KgBB
4) BB 11-20 Kg : 1000 Kkal + 50 Kkal x (BB-10)
5) BB > 20 Kg : 1500 Kkal + 20 Kkal x (BB-20)
Kebutuhan Asam amino :
a) BBLR 2,5-3/KgBB
b) Usia 01-1 tahun : 2,5 g/ KgBB
c) Usia 2-13 tahun : 1,5 g/ Kg BB
Kebutuhan Mikronutrien:
1) Kalium 1,5 – 2,5 mEq/ KgBB
2) Natrium 2,5-3,5 mEq/ KgBB
Salah satu contoh makanan untuk anak dengan diare adalah bubur
tempe yang bertujuan untuk memberikan diet kepada anak dengan
diare. Adapun sasaran dan kegunaannya adalah untuk meringankan
kerja usus bagi penderita diare dan diberikan kepada anak usia 6-12
bulan dan anak usia 1-5 tahun. Adapun bahan yang dibutuhkan
adalah tepung beras 30 gram, tempe 50 gram, margarine 10 gram
dan gula pasir 20 gram, serta air 200 ml, campurkan tempe yang
sudah diblender dengan tepung beras, gula pasir, margarine dan air
sebanyak 200 cc, aduk hingga rata, lalu masak diatas api sampai
mengental dan siap disajikan. Cara kedua : tempe direbus lalu
dihaluskan, campur tempe, tepung beras, margarine, gula pasir
dengan sisa rebusan tempe sebanyak 200 cc. Masak diatas api
sampai mengental kemudian disaring dan siap untuk disajikan.
BBL C : 120 Kkal/ kg BB/bulan
a) BB 0-10 Kg : 100 Kkal/KgBB
b) BB 11-20 Kg : 1000 Kkal + 50 Kkal x (BB-10)
c) BB > 20 Kg : 1500 Kkal + 20 Kkal x (BB-20)
6) Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cara
yang mengandung elektrolik dan glukosa atau karbohidrat lain.
E. Asuhankeperawatan
1. Pengkajian
Menurut Musliha, (2010) pengkajian yang sistematis meliputi
pengupulkan data, analisa data dan penentuan masalah. pengumpulan data
diperoleh dengan cara intervensi, observasi ,psikal assessment
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan
lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
Data fokus
a. Hidrasi
a. Turgorkulit
b. MembraneMukosa
c. Asupan danHaluaran
b. Abdomen
1) Nyeri
2) Kekauan
3) Bisingusus
4) Muntah-Jumlah, frekukensi dankarakteristik
5) Kram
6) Tenesmus
Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 dalam Musliha,
(2010) adalah :
a. IdentitasKlien
b. Riwayatkeperawatan.
1) Awalan serangan : awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, anoreksia, kemudian timbulDiare.
2) Keluhan Utama : Faeces semakin cair, muntah bila kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan
menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB
lebih dari 4 dengan konsistensiencer.
c. Riwayat Kesehatan MasaLalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian Imunisasi.
d. Riwayat PsikososialKeluarga
Di rawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui
prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadarkan penyakit anaknya,
mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
e. KebutuhanDasar
1) Pola eleminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAK sedikit ataujarang.
2) Pola Nutrisi : di awali dengan mual, muntah,anopreksia, menyebabkan
penurunan berat badanpasien.
3) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidaknyaman.
4) Pola Hygiene : kebiasaan mandi setiapharinya.
5) Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan
adanya nyeri akibat distensiabdomen.
f. PemeriksaanFisik
1) Pemeriksaan Psiskologis: keadaan umum tampak lemah, kesadaran
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernapasan agakcepat.
2) Pemeriksaan sistematik:
a) Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput Lendir, mulut dan
bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
b) Perkusi: adanya distensi abdomen
c) Palpasi: turgor kulit kurangelastic
d) Auskultasi : terdengarnya bisingusus
3) Pemeriksaan tingkat tumbuhkembang
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi
sehingga berat badan menurun,
4) Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dankualitatif.
(Musliha, 2010)
2. DiagnosaKeperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yangberlebihan.
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mualdanmuntah.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB
yangberlebihan
d. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensiabdomen.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit, prognosis dan pengobatan.
f. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang
menakutkan.
(Musliha, 2010)
3. Intervensi
a. Diagnosa1.
Defisit Volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan
Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil
Tanda-tanda dehidras tidak ada. Mukosa mulut dan bibir lembab, balan
cairan seimbang.
Intervensi
1) Observasi tanda-tandavital
2) Observasi tanda-tandadehidras
3) Ukur input dan output cairan (balanceccairan)
4) Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang
banyak kurang lebih 2000-2500cc perhari.
5) Kolaborasi dengan tim Gizi dalam pemberian cairan rendahsodium.
b. Diagnosa2.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil
Intake Nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan,
mual, muntah tidakada.
Intervensi
1) Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yangterjadi.
2) Timbang berat badanklien
3) Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi
4) Lakukan penerikasaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan
auskultasi).
5) Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapisering.
6) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan dietklien.
7) Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebihlanjut
8) Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut
(misalnya : pertama diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat
kemakanan biasa yang mudah di cernakan seperti : pisang, nasi, roti
atauasi.
9) Hindari memberikan susuproduk
10) Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihanmakanan.
c. Diagnosa3
Gangguan intregritaskulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB
yang berlebihan.
Tujuan
Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil
Intregasi kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi
tidakada
Intervensi
1) Ganti popok anak jikabasah
2) Bersihkan bokong perlahan sabun nonalcohol
3) Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi padakulit
4) Observasi bokong dan perineum dariinfeksi
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai
indikasi.
d. Diagnosa4
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
Tujuan
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil
Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi
1) Observasi tanda-tandavital
2) Kaji tingkat rasanyeri
3) Atur posisi yang nyaman bagiklien
4) Beri kompres hangat pada daerahabdoment
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai
indikasi
e. Diagnosa5
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
Tujuan
Pengetahuan keluarga
meningkat Kriteria hasil
Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah
tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit
klien.
Intervensi
1) Kaji tingkat pendidikan keluargaklien
2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses keluargaklien
3) Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melaluipenkes.
4) Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum
dimengertikan
5) Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
f. Diagnosa6
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur
yang menakutkan.
Tujuan
Kecemasan hilang
Intervensi
1) Kaji tingkat kecemasanklien
2) Kaji factor pencetuscemas
3) Penuhi kebutuhan perkembangan anak selamahospitalisasi
4) Buat jadwal kontak denganklien
5) Kaji hal yang disukaiklien
6) Berikan mainan sesuai kesukaanklien
7) Masukan rutinitas di rumah selamahospitalisasi
8) Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuaiusia.
9) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan
10) Anjurkan pada keluarga untuk selalu mendampingiklien
11) Berikan dukungan emosionalkeluarga
12) Dorong untuk mengekspresikankekhawatirannya.
13) Rujuk layanan social bila perlu
14) Beri kenyamanan fisik danpsikologis
15) Rencanapemulangan
16) Ajarkan orang tua dan anak tentang hygiene personal dan
lingkungan
17) Kuatkan informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orangtua.
18) Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaanulang.