Anda di halaman 1dari 53

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KonsepKeluarga
1. PengertianKeluarga.
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya
masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon
dan ( Maglaya, 1989 dalamSetiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan,
1986 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
a. Unit terkecil darimasyarakat.
b. Terdiri atas dua orang ataulebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertaliandarah.
d. Hidup dalam satu rumahtangga.
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumahtangga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggotakeluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peranmasing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatukebudayaan.
2. TipeKeluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam
yaitu :

1
a. Tipe KeluargaTradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dananak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dansebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri tanpaanak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian ataukematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja ataukuliah)

b. Tipe Keluarga NonTradisional


1) The Unmarriedteenegemather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tuatiri.
3) CommuneFamily
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan
melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual ConhibitangFamily
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa
melelui pernikahan.
5) Gay And LesbianFamily
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners).
6) CohibitingCouple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alas antertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama
atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang –
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupannya.
3. StrukturKeluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garisayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun
melalui jalur garisibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarahistri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarahsuami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atauistri.
4. Fungsikeluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. FungsiBiologis
1) Untuk meneruskanketurunan.
2) Memelihara dan membesarkananak.
3) Memenuhi kebutuhan gizikeluarga
4) Memelihara dan merawat anggotakeluarga
b. FungsiPsikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasaaman.
2) Memberikan perhatian diantara anggotakeluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggotakeluarga.
4) Memberikan identitaskeluarga.
c. Fungsisosialisasi
1) Membina sosial padaanak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangananak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. FungsiEkonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dansebagainya.
e. Fungsipendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orangdewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkatperkembangannya.

Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas


ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dankebutuhannya.
b) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan
mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila danspiritual.
c) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
5. Tugas Kesehatan Menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2007)
yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yangsakit.
d. Mempertahankan/menciptakan suasana rumahsehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat.
6. PeranKeluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat darilingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalamkeluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spriritual.
7. Tahap PerkembanganKeluarga
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8
tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (BerganningFamily)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
1) Membina hubungan intim yangmemuaskan.
2) Menetapkan tujuanbersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atauKB.
5) Persiapan menjadi orangtua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan
menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (ChildBearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua
dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasadiabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwalkontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan denganpasangan.
c) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dankehangatan).
d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangananak.
e) Konseling KB post partum 6minggu.
f) Menata ruang untukanak.
g) Biaya / dana ChildBearing.
h) Memfasilitasi role learning angggotakeluarga.
i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak PraSekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada
anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan
kotak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anakbersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain jugaterpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luarkeluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dananak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebihluas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan dayaintelektual.
3) Menyediakan aktivitas untukanak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan
anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan
dan kesehatan anggotakeluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah:
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
yang dewasa muda dan mulai memilikiotonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gepkomunikasi).
3) Memelihara hubungan intim dalamkeluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkanrumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri,
kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalh:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluargabesar.
2) Mempertahankankeintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada padakeluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dannenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak –anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah
minat social dan waktusantai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi mudatua.
3) Keakrapan denganpasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dankeluarga.
5) Persiapan masa tua/pension.
h. Keluarga LanjutUsia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah carahidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkankematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan salingmerawat.
4) Melakukan life review masalalu.
B. Peran Perawat memberikan Asuhan KeperawatanKesehatan
Keluarga.
Dalam (Setiadi,2008), memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara
lain :
a. Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggotakeluarga.
b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatankeluarga.
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatankeluarga.
d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudahdijangkau.
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan
untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidaksehat.
f. Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk
tentang Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping
menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah
perawatankeluarga.
C. Proses keperawatankeluarga
1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat


mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga
yang dibinanya (Murwani, 2008).
Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
a. Dataumum
Pengkajia terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga(KK)
2) Alamat dantelepon
3) Pekerjaan kepalakeluarga
4) Pendidikan kepalakeluarga
5) Komposisikeluarga
6) Tipekeluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tersebut.
7) Tipebangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomikeluarga
Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentuka pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasikeluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga
pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio
juga merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap PerkembanganKeluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1) Tahap perkembangan keluarga saatini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluargayang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga Inti.


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber pelayanan
kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan
dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang
berhubungan dengankesehatan.

4) Riwayat keluargasebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
dari pihak suami danistri.

c. Datalingkungan
1) Karakteristikrumah
Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis
septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitasRW


Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan
fisik, aturan/ kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat
yang mempengaruhikesehatan.

3) Mobiltas geografiskeluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Menjelaskan mengenai waktu yang digunakankeluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan
sejauh mana keluarga interaksinya dengan masyarakat.
5) Sistem pendukungkeluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah
jumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup,
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.

d. Strukturkeluarga
1) Pola komunikasikeluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.

2) Struktur kekeuatankeluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

3) Strukturperan
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.

4) Nilai atau normakeluarga


Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga, yang berhubungan denga kesehatan.

e. Fungsi-fungsikeluarga
1) Fungsiafektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsisosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.

3) Fungsi perawatankesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan
setempat.

4) Fungsireproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga
adalah:

a) Berapa jumlahanak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggotakeluarga.
5) Fungsiekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah :
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan danpapan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
f. Stres dan kopingkeluarga
1) Stresor jangka pendek danpanjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi /stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
berespon terhadap situasi /stresor.

3) Strategi koping yangdigunakan


Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
meghadapi permasalahan.

4) Strategi adaptasidisfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

g. Pemeriksaanfisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.

h. Harapankeluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Penerapan prioritasmasalah
Skala untuk menentukan prioritas

Asuhan Keperawatan Keluarga

(Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Murwani, 2008)

NO KRITERIA BOBOT
1. Sifat masalah 1
Skala : tidak/ kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat dirubah 2


Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :

a) Tentukan skore untuk setiapkriteria


b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan
bobot
Skore

X bobot

Angka kematian

c) Jumlahkanlah skore untuk semuakriteria


3. Prioritas diagnosakeperawatan
Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot
yang

lebih berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena pertama

memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh

keluarga.

Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah

perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :

a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk


menanganimasalah.
b) Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan
tenaga.
c) Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan
danwaktu.
d) Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi
dalam masyarakat, dan sokonganmasyarakat.
Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat

dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan ialah :

a) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu


maslah ituada.
b) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaikimasalah.
c) Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegahmasalah.
Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu

menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah

kesehatan tersebut. Nilai skore yang tinggi yang terlebih dahulu

dilakukan intervensi keperawatan keluarga (Murwani, 2008).


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai,
keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggungjawab
untuk melaksanakannya (Mubarak, 2007).
5. Tahapan tindakan keperawatankeluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal
berikut
ini (Murwani, 2007) :

a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal


masalah-masalah kesehatan dengan cara :
1) Memberikaninformasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentangkesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadapmasalah
b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat, dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukantindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimilikikeluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiaptindakan
c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara:
1) Mendemonstrasikan caraperawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukanperawatan
d) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkuan menjadi sehat, dengan cara:
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin
e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada, dengan cara:
1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi

dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.

Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemampuan status kesehatan

keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan

menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan percapaian tujuan

keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak / berhasil sebagian, perlu disusun

rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi yang

dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula

direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga (Murwani,

2008).

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional

menurut Murwani (2008) :

S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectifsetelah

dilakukan intervensikeperawatan.

O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan.

A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan

yang terkait dengan diagnosis.


P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga

pada tahapan evaluasi.

2. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga


Dalam (Setiadi,2008), ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga
adalah :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanankesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuanutama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatankeluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalahkesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif danrehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatankeluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secarakeseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proseskeperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resikotinggi
3. Keluarga Kelompok ResikoTinggi
Dalam (Setiadi,2008), melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga yang menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong
resiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah:
1) Tingkat sosial ekonomi yangrendah.
2) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatansendiri.
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan
penyakitketurunan.
b. Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena:
1) Lahir prematur(BBLR).
2) Berat badan sukarnaik.
3) Lahir dengan cacatbawaan.
4) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhanbayi.
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.
c. Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktuhamil
1) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 25 tahun).
2) Menderita kekurangan gizi(anemia).
3) Menderitahipertensi.
4) Primipara danMultipara.
5) Riwayat persalinan ataukomplikasi
d. Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggotakeluarga
1) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk
digugurkan.
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbul cekcok danketegangan.
3) Ada anggota keluarga yang seringsakit
4) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkanrumah.
D. Diare

1) Definisi
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan terjadi
karena frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali, dengan bentuk tinja cair
atau encer,Diare diartikan sebagai suatu kondisi buang air besar yang tidak
normal atau tinja yang encer dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.
(Deden Dermawan,2010)
Diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang
air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair (Suriadi,2010)
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa
darah dan/atau lendir dalam tinja.dengan jumlah tinja yang banyak dari
biasanya,dapat pula di sertai frekuensi defekasi yang meningkat.
(Mansjoer, 2000)
Diare akut adalah Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
kosistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak
datangnya ; dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2jam.
(Suharyono, 2008)
Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan
keenceran buang air besar, kekerapan yang masih nornal adalah sekitar 1 –
3 kali dan banyaknya sekitar 200 – 250 gr per hari. Beberapa penderita
mengalami peningkatan kekerapan dan keenceran buang air besar
walaupun jumlahnya kurang dari 250 gr dalam kurun waktu sehari ( Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II ).
Demikian penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
diare adalah suatu keadaan yang dimana kehilangan cairan berlebihan
yang terjadi karena frekuensi buang air besar lebih dari 3X dalam sehari,
dengan konsistensi cair dan encer banyaknya sekitar 200 – 250 grperhari.
2) Anatomi danFisiologi

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan


a. Anatomi
Menurut (Setiadi, 2007), susunan pencernaan terdiri dari :
1) Mulut
Terdiri dari 2 bagian :
a) Bagian luar yang sempit / vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi,
bibir, danpipi.
1) Bibir
Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam
ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot orbikularis oris
menutupi bibir. Levator anguli oris mengakat dan depresor
anguli oris menekan ujungmulut.
2) Pipi, dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila,
otot yang terdapat pada pipi adalah ototbuksinator.
3) Gigi
b) Bagian rongga mulut atau bagian dalam yaitu rongga mulut yang
dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris palatum dan mandibularis
disebelah belakang bersambung denganfaring.
1) Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu palatum durum (palatum keras)
yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah tulang
maksilaris dan lebih kebelakang yang terdiri dari 2 palatum.
Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang
merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas
jaringan fibrosa dan selaputlendir.
2) Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput
lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan ke segala arah. Lidah
dibagi atas 3 bagian yaitu : Radiks Lingua = pangkal lidah,
Dorsum Lingua = punggung lidah dan Apek Lingua = ujung lidah.
Pada pangkal lidah yang kebelakang terdapat epligotis. Punggung
lidah (dorsum lingua) terdapat puting-puting pengecapatau ujung
saraf pengecap. Fenukun Lingua merupakan selaput lendir yang
terdapat pada bagian bawah kira-kira ditengah-tengah, jika tidak
digerakkan ke atas nampak selaputlendir.
3) Kelenjar Ludah merupakan kelenjar yang mempunyaiductus
bernama ductus wartoni dan duktusstansoni. Kelenjar ludah ada
2 yaitu kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris)
yang terdapat dibawah tulang rahang atas bagian tengah, kelenjar
ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang terdapat disebelah
depan dibawah lidah. Dibawah kelenjar ludah bawah rahang dan
kelenjar ludah bawah lidah disebut koronkula sublingualis
sertahasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva). Disekitar
rongga
mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu kelenjar parotis yang
letaknya dibawah depan dari telinga diantara prosesus mastoid
kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni, duktus
ini keluar dari glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui
pipi (muskulus buksinator). Kelenjar submaksilaris terletak
dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya duktus watoni
bermuara di rongga mulut bermuara didasar rongga mulut.
Kelenjar ludah didasari oleh saraf-saraf taksadar.
4) Otot Lidah. Otot intrinsik lidah berasal dari rahang bawah
(mandibularis, oshitoid dan prosesus steloid) menyebar kedalam
lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot instrinsik yang
terdapat pada lidah. M genioglosus merupakan otot lidah yang
terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang
menyebar sampai radikslingua.
2) Faring(tekak)
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (esofagus), didalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit. Disini terletak persimpangan antara jalan nafas dengan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
didepan ruas belakang, keatas bagian depan dengan rongga mulut
dengan perantara lubang yang disebut ismus fauisium.
3) Esofagus
Panjang esofagus sekitar 25 cm dan menjalar melalui dada dekat
dengan kolumna vertebralis, dibelakang trakea dan jantung.
Esofagus melengkung ke depan, menembus diafragma dan
menghubungkan lambung. Jalan masuk esofagus ke dalam lambung
adalahkardia
4) Gaster ( Lambung)
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling
banyak terutama didaerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian
atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium
pilorik, terletak dibawah diafragma di depan pankreas dan limpa,
menempel disebelah kiri fudus uteri. Lambung terdiri dari 6 bagian
yaitu :
a) Fundus Ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak
di sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisigas.
b) Korpus vetrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada
bagian bawah kurvaturaminor
c) Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai
otot yang tebel membentuk sfingter pilorus.
d) Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang
dari oseteum kardiak sampai kepilorus
e) Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor terbentang
dari sisi kiri oseteum kardiakum melalui fundus vertrikuli menuju
kekanan sampai ke pilorus anterior. Ligamentum gastro linealis
tebantang dari bagian atas kurvatura mayor sampai kelimpa.
f) Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esofagus bagian
abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium
pilorik.
5) Intestinum minor ( usus halus )
Adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal
pada pylorus dan berakhir pada seikum, panjang + 6 meter. Lapisan
usus halus terdiri dari :
a) Lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar
(m.sirkuler).
b) Otot memanjang ( m. Longitudinal ) dan lapisan serosa ( sebelah
luar).
Intesinum minor terdiri dari :
1) Duodenum ( usus 12 jari)
Panjang + 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke
kiru. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan
duodenum ini terdapat selaput lendir yang membuktikan disebut
papila vateri. Pada papila veteri ini bermuara saluran empedu (
duktus koledukus ) dan saluran pankreas ( duktus pankreatikus ).
2) Yeyenum danileum
Mempunyai panjang sekitar + 6 meter. Dua perlima bagian
atas adalah yeyenum dengan panjang ± 2-3 meter dan ileum
dengan panjang ± 4 – 5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum
melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan
lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai
mesenterium. Akar mesenterium memungkinkan keluar dan
masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesentrika superior,
pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara 2 lapisan peritoneum
yang membentuk mesenterium. Sambungan antara yeyenum dan
ileum tidak mempunyai batas yang tegas. Ujung bawah ileum
berhubungan dengan seikum dengan seikum dengan perataraan
lubang yang bernama orifisium ileoseikalis, orifisium ini
diperkuat dengan sfingter ileoseikalis dan pada bagian ini terdapat
katup valvula seikalis atau valvula baukini. Mukosa usus halus.
Permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan
mikrovili memudahkan pencernaan dan absorbsi. Lipatan ini
dibentuk oleh mukosa dan submukosa yang dapat memperbesar
permukaan usus. Pada penampangan melintang vili dilapisi oleh
epiel dan kripta yang menghasilkan bermacam-macam hormon
jaringan dan enzim yang memegang peranan aktif dalam
pencernaan.
6) Intestinium Mayor ( Usus besar)
Panjang ± 1,5 meter lebarnya 5 – 6 cm. Lapisan–lapisan usus besar
dari dalam keluar : selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan
otot memanjang, dan jaringan ikat. Lapisan usus besar terdiri dari:
a) Seikum
Dibawah seikum terdapat appendiks vermiformis
yangberbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing,
panjang 6 cm.
b) Kolonasendens
Panjang 13 cm terletak dibawah abdomen sebelah kanan
membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati
membengkak ke kiri, lengkungan ini disebut Fleksura hepatika,
dilanjutkan sebagai kolon transversum.
c) Appendiks ( usus buntu)
Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari
akhir seikum. Mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih
memungkinkan masih dapat di lewati oleh beberapa isi usus.
Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke
dalam rongga pelvis minor terletak horizontal di belakang seikum.
d) Kolontransversum
Panjang ± 38 cm, membunjur dari kolon asendens sampai
ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan
terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura
linealis.
e) Kolondesendens
Panjang ± 25 cm, terletak dibawah abdomen bagian kiri
membunjur dari atas ke bawah dari fleksura linealis sampai ke
depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
f) Kolonsigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring
dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuk menyerupai huruf S,
ujung bawahnya berhubung dengan rectum.
7) Rektum
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum
dan os koksigis.
8) Anus
Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubunkan rectum
dengan dunia luar ( udara luar ). Terletak diantara pelvis, dindingnya
diperkuat oleh 3 sfingter :
a) Sfingter Ani Internus.
b) Sfingter Levator Ani.
c) Sfingter AniEksternus.

b. Fisiologi Gastrointestinal
Pada system pencernaan, makanan terdiri dari 3 fase : pergerakan
makanan, sekresi getah pencernaan dan absorbsi makanan yang dicerna.
Adapun penjelasan dari fase tersebut adalah :
a) Pergerakanmakanan
Jenis fungsional pergerakan saluaran pencernaan, yaitu :
1) Gerak mencampur, disebabkan oleh kontraksi bola segmen kecil
dindingusus.
2) Gerakan mendorong – peristaltik(proporsive)
Peristaltik ditimbulkan oleh karena rangsangan sehingga terjadi
peregangan. Peristaltik terjadi pada tractus gastrointerstinal,
saluran empedu, ureter dan saluran kelenjar lain di seluruh tubuh
dan sebagian besar tabling otot polos lain dalam tubuh.
b) Proses pergerakan makanan:
Mulut, faring, esofagus. Jumlah makanan yang dicerna sesorang
ditentukan oleh hasrat instink untuk makan (lapar) dan jenis
makanan yang disukai (selera). Mekanisme pencernaan, yaitu :
pengunyahan (mastikasi) yaitu gerak menggigit, memotong dan
menggiling makanan diantara gigi atas dan bawah. Otot utama
mengunyah : muscular maseter, musculus temporalis dan musculus
pterigoid. Sebagian besar otot polios mengunyah dipersyarafi oleh
cabang motoris syaraf otot ke V dan proses mengunyah diatur oleh
nukleus pada batanbgotak.
Adapun reflek pengunyahan sebagai berikut : adanya bolus makanan
dalam mulut menyebabkan reflek inhibisi otot-otot pengunyah, yang
memungkinkan otot rahang bawah turun yang mengakibatkan
kontraksi memantul. Proses pengunyahan sangatlah penting karena
enzim-enzim pencernaan terutama bekerja pada permukaan partikel
makanan sehingga mempengaruhi kecepatan pencernaan. Selain itu
juga mencegah dari eksporasi saluran pencernaan dan
mempermudah pengosongan makanan dalamlambung.
c) Menelan(deglutisi)
Proses menelan di bagi dalam 2 stadium :
1) Stadium Valunter
Makanan yang siap ditelan, secara sadar makanan ditelan
atau didorong ke bagian belakang mulut oleh tekanan lidah keatas
dan ke belakang terhadap palatum. Jadi lidah memaksa bolus
makanan masuk kedalam faring.
2) Stadium Faringeal
Bila bolus makanan didorong ke belakang mulut, maka
merangsang daerah reseptor menelan lalu impuls berjalan ke
batang otak untuk melakukan serangkaian kontraksi otot faring.
Mekanismenya :
a) Palatum Molle didorong keatas menutup nares posterior untuk
mencegah refluks makanan ke rongga hidung.
b) Arkus Palatofaringeus pada tiap sisi faring tertarik ke tengah
untuk saling mendekati sehingga membentuk celah untuk
lewat makanan. Pita suara alring sangat berdekatan dengan
epiglotis mengayun ke belakang atas pintu superior larings
untuk mencegah makanan masuk kedalamtrakea.
c) Seluruh laring ditarik ke atas dan depan dan sfingter esofagus
atas berelaksasi sehingga memungkinkan makanan berjalan
dengan mudah dan bebas dari faring posterior ke dalam
esofagusatas.Saatlaringdiangkatdansfingteresofagus
relaksasi, musculus konstriktor faring superior berkontraksi
maka terjadilah gelombang peristaltik. Pada stadium ini,
pengaturan syaraf atas stadium laringeal yaitu terletak pada
daerah cincin sekit, lubang taring dengan kepekaan terbesar
pada ”tonsilitar pillar”. Impuls dihantarkan dari daerah-daerah
tersebut melalui bagian sensoris nervus trigeminus dan nervus
glosofaringeus menuju kedaerah-daerah medulla oblongata
dan bagian bawah pons yang merupakan bagian pusat
menelan. Impuls dari pusat menelan dikirim ketaring dan
bagian atas esofagus melalui saraf otak ke V, IX, X, dab XII
yang kemudian menyebabknamenelan.
3) StadiumEsofageal
Dalam keadaan normal, esofagus menunjukkan dua jenis
gearkan peristaltik yaitu peristaltik primer dan peristaltik
sekunder. Peristaltik primer merupakan lanjutan gelombang
peristaltik yang dimulai pada dan menyebar ke esofagus selama
stadium faringeal proses menelan. Gelombang ini berjalan dari
faring ke lambung kira-kira dlam waktu 5-10 detik. Sedangkan
peristaltik sekunder adalah gelombang peristaltik yang berasal
dari esofagus akibat adanya regangan esofagus oleh makanan
yangtertinggal.

Peristaltik esofagus dikontrol oleh reflek fagus yang


dihantarkan melalui saraf aferen vagus dari esofagus kedalam
medula oblongata dan kembali lagi ke esofagus. Setelah makanan
masuk ke lambung maka sfingter esofagus bawah akan menutup
untuk mencegah refluk. Sfingter ini bekerja dipengaruhi oleh
nervus mienterikus.
d) FisiologiLambung
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi
lambung kedalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai
gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting : lendir, asam klorida (HCL), prekursor
pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel-sel
lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah pada
terbentuknya tukaklambung.
Fungsi motorik lambung ada 3 :
1) Menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan
tersebut dapat ditampung pada bagian bawah saluranpencernaan.
2) Mancampur makanan tersebut dengan sekret lambung sampai ia
membentuk suatu campuran setengah padat yang dinamakan
timus.
3) Mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk ke
usus halus dengan kesepakatan yang sesuai untuk pencernaan dan
absorbsi oleh usushalus.

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang


diperlukan oleh pepsin guna mencegah memecah protein. Keasaman
lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara mambunuh bakteri. Pengosongan lambung
dipengaruhi oleh : syaraf yang disebabkan oleh makanan. Hormon
gastrin yang dikeluarkan oleh mukosa antrum yang menimbulkan
efek meningkatnya pengosongan lambung.

Adapun faktor penghambat pengosongan lambung : reflek-reflek


enterogastrik dari duodenum pada aktifitas pylorus. Bila kimus
memasuki duodenum isyarat refleks sarat dihantarkan kembali ke
lambung untuk menghambat peristaltik dan meningkatkan tonus
pylorus.
Faktor-faktor yang secara terus menerus menimbulkan reflek
enterogastrik :
a) Derajat pereganganduodenum.
b) Derajat kesamaankimus.
c) Osmolaritas kimus.
d) Adanya iritasi mukosaduodenum.
e) Adanya hasil-hasil pemecahan kimus (protein dan lemak).
Peranan dari hormon atau isyarat umpan balik hormonal dari
duodenumadalah
1) Kolesistokinin, diproduksi dari mukosa jejenum dala respon
terhadap lemak dalam kimus. Berfungsi untuk menghambat
pengosongan lambung yang meningkat akibat kerja hormon
gastrin.
2) Sektrin, diproduksi dari mukosa duodenum yang berespon
terhadap asam lambung, yang berfungsi menurunkan motalitas
pencernaan.
3) Hormon peptida penghambat lambung yang dikeluarkan dari
bagian atas usus halus karbohidrat berfungsi menghambat
motilitaslambung.
e) Fisiologi UsusHalus
Pergerakan usus halus ada 2, yaitu
1) Kontraksi pencampur (segmentasi),Kontraksiini dirangsang
oleh peregangan usus halus yaitu.desakan kimus.
2) KontraksiPendorong
Kimus didorong melalui usus halus oleh gelombang
peristaltik. Aktifitas peristaltik usus halus sebagian disebabkan
oleh masuknya kimus ke dalam duodenum, tetapi juga oleh yang
dinamakan gastroenterik yang ditimbulkan oleh peregangan
lambung terutama dihancurkan melalui pleksus mientertus dari
lambung turun sepanjang dinding usus halus. Perbatasan usus
halus dan kolon terdapat katup ileosekalis yang berfungsi
mencegah aliran feses ke dalam usus halus. Derajat kontraksi
sfingter iliosekal terutama diatur oleh refleks yang berasal dari
sekum. Refleksi dari sekum ke sfingter iliosekal ini diperantarai
oleh pleksus mienterikus. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat diserap ke hati melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi usus) dan air
(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim
yang mencerna protein, gula, dan lemak. Iritasi yang sangat kuat
pada mukosa usus,seperti terjadi pada beberapa infeksi dapat
menimbulkan apa yang dinamakan ”peristaltic rusrf” merupakan
peristaltic sangat kuat yang berjalan jauh pada usus halus dalam
beberapamenit.
f) UsusBesar
Fungsi kolon : Mengabsorsi air dan elektrolit serta kimus dan
menyimpan feses sampai dapat dikeluarkan. Pergerakan kolon ada 2
macam :
1) Pergerakan pencampur (Haustrasi) yaitu kontraksi gabungan otot
polos dan longitudinal namun bagian luar usus besar yang tidak
terangsang menonjol keluar menjadi sepertikantong.
2) Pergerakan pendorong ”Mass Movement”, yaitu kontraksi usus
besar yang mendorong feses ke arah anus. Faktor pencetus
timbulnya Mass movement adalah reflek gastroiliaka.reflek
duodenokolika dan iritasi kolon. Banyaknya bakteri yang terdapat
di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat – zat gizi. Bakteri di dalam usus besar
juga berfungsi membuat zat – zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguanpada
bakteri-bakteri didalam usus besar .Akibatnya terjadi iritasi yang
bisa menyebabkan dikeluarkanya lendir dan air, dan terjadilah
diare. Beberapa sifat khas otot pada usus adalah sebagai berikut :
osinsitium fungsional yang berati bahwa potensial aksi yang
berasal dari salah satu serabut otot polos umumnya dihantarkan
dari serabut ke serabut. Kontraksi otot intestinal, otot polos
saluran pencernaan menunjukkan kontraksi tonik dab kontraksi
ritnik. Kontraksi tonik bersifat kontinue. Sfingter pylorus,
ileosekalis dan analis semuanya membantu pergerakan makanan
dalam usus. Kontraksi ritnik bertanggung jawab akan fungsi fasik
saluran pencernaan, seperti pencampuran makanan atau dorongan
peristaltik makanan. Pleksus meinterikus terutama mengatur
gerakan gastrointestinal seedangkan pleksus sub mukosa penting
dalam mengatur sekresi dan juga melakukan banyak fungsi
sensoris,yang menerima isyarat terutama dari epitel usus dan
banyak dari reseptor regangan dalam dindingusus.
g) Rektum dan Anus
Di sini di mulailah proses devekasi akibat adanya mass movement
mekanisme :
1) Kontraksi kolondesenden.
2) Kontraksi reflekrectum.
3) Kontraksi refleksignoid.
4) Relaksasi sfingterani.
Reflek defekasi dimulai bila serabut syaraf sensorik dalam rectum di
rangsang regangan isyarat dihantarkan kebagian sakral medula
spinalis lalu secara reflek kembali kekolon desenden ,rectum,
sigmoid dan anus melalui serabut saraf para simpatis dalam nervi
erigentes. Isyaraf para simpatis ini melalui gelombang peristaltik
yang kuat. Isyarat averen yang masuk medula spenalis juga memulai
reflek lain seperti bernafas dalam penutupan glottis dan kontraksi
otot-otot abdomen untuk mendorong masa feses dalam kolon ke
bawah sementara pada saat sama menyebabkan rantai pelvis
terdorong kebawah dan keatas anus untuk mengeluarkan feses ke
bawah.
3) Etiologi.
Menurut (Ngastiyah, 2005) diare disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya :
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare padaanak.
Infeksi enteral ini meliputi :
a) Infeksibakteri: Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella,
Campylo bacter, Yersinia, Aeromonas dansebagainya.
b) InfeksiVirus : Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis) Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus danlain-lain.
c) Infestasi parasit : Cacing, Jamur (Candida Albicans).
2) Infeksi parenteral 1 yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis Media Akit (OMA),Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya
b. FaktorMalabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada
bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.
c. Faktor makanan : Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan
basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanantertentu
d. Faktor psikologis : Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa
takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang
lebihbesar.
4) ManifestasiKlinis
a. Mula-mula anak / bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin
meningkat, nafsu makanberkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai lendir dandarah.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau - hijauan karena bercampur
empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan beratbadan.
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibathipovolemik.
g. Diuresis berkurang (oliguria sampaianuria).
h. Bila terjadi asidosis klien akan tampat pucat dan pernafasan cepat dan
dalam(Kusmaul).
(Ngatiyah, 2005)
5) Klasifikasi
a. Faktor Lingkungan.
b. FaktorMakanan.
1) Kebersihanperalatan.
2) Kebersihan bahanmakanan.
3) Kebersihanperorangan.
c. Infeksi
1) Infeksi Enternfal yaitu infeksi saluran pencernaan yag di sebabkan
oleh bakteri danvirus.
2) Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh.
d. Malabsorbsi.
e. FaktorPsikologi.
6) Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu
(misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air
dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan mortalitas usus,
terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila
peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan
yang selanjutnya dapat menimbulkan diarepula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya


mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan
asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian
mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
a. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare.
b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolikasidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja, adanya
kaosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda
kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena
adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam
meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria /
anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke
dalam cairan intra seluler.
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering
pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan penyimpangan / penyediaan glikogen dalam hati dan
adanya gangguan absorbsi glukosa. Gegala hipoglikemia akan muncul
jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50%
pada anak-anak.
d. Gangguangizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini
disebabkan oleh :
a) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambahhebat
b) Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan
susu yang encer ini diberikan terlalulama.
c) Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanyahiperperistaltik
e. Gangguansirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi ronjatan (shock) hiperolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat , dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

(ngastiyah, 1997 dan behrman.)


7) Pathways menurut Musliha, (2010)
faktorinfeksi Fmalabsorbsi Gangguan peristaltik

Endotoksinmerusak Tekosmotik Hiperistaltik Hipoperistaltik


mikosausus

Makanantidak Pertumbuhan
pergeserancairandan sempatdiserap Bakteri
elektrolit kelumen
usus
Endoktosinberlebih

Hipersekresicairan
Isi lumen usus Danelektrolit

Rangsanganpengeluaran

Hiperistaltik

DIARE

cairan
Gg keseimbangan
Gg keseimbangan elektrolit

Kurang volumecairan(dehidrasi) Hiponatremiahipokalemi

Pusing,lemah,letih,sinkope,anoreksi Hipotensi postural,


Mual,muntah,haus,oliguri,turgorkulitkurang, kulit dingin tremor,kejang,peka
Mukosa mulut kering,mata danubun-ubun cekung rangsang denyutjantung
Peningkatan suhu tbuh,penurunanberatbadan cepat dan lemah
1) Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atauhipertonik)
b. Rengatanhipovolemik
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektrokardiagram)
d. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase
karena kerusakan vili mukosa, usushalus
e. Kejang terutama pada dehidrasihipertonik
f. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalamikelaparan.
Menurut Ngastiyah, (2005)
2) PemeriksaanPenunjang
a. Pemeriksaan tinja, meliputi:
1) Makroskopis danmikroskopis
2) pH dan kadar gula dalamtinja
3) Bila perlu diadakan ujibakteri
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan pH dan cadangan alkali serta analisa gasdarah
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faalginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium danPhosfat.
e. Pemariksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik
atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada
penderita diare kronik. (Hassan & Alatas,2007
3) DerajatDehidrasi
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi
berdasarkan:
1. Kehilangan beratbadan
a. Dehidrasi Ringan, bila terjadi penurunan berat badan2,5%
b. Dehidrasi Sedang, bila terjadi penurunan berat badan2,5-5%
c. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berat badan5-10%.
2. Skor MavriceKing
Bagian tubuh yang Nilai untuk gejala yang ditemukan
diperiksa 0 1 1
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau, koma,
apatis, ngantuk atau syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering & sianosis
Denyut nadi / mata Kuat < 120 Sedang (120-140) Lemas > 40

Keterangan :
a) Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasiringan.
b) Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasisedang.
c) Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasiberat.
(Musliha, 2010)

3. Skor MavriceKing
Gejala Klinis Gejala Klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Kesadaran Baik (CM) Gelisah Apatis-koma
Rasa haus + ++ +++
Sirkulasi
Nadi N (120) Cepat Cepat sekali
Respirasi
Pernafasan Biasa Agak cepat Kusz maul
Kulit
Uub Agak cekung Cekung Cekung sekali
Agak cekung Cekung Cekung sekali
Biasa Agak kurang Kurang sekali
Normal Oliguri Anuri
Normal Agak kering Kering / asidosis
( Musliha, 2010)

4) Kebutuhan CairanAnak
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60% air dan 40% zat
padatseperti protein dan mineral. Pada anak pemasukan dan
pengeluaran harus seimbang, bila terganggu harus dilakukan koreksi
mungkin dengan cairan parentral, secara matematis keseimbangan
cairan pada anak dapat digambarkan sebagai berikut :
Umur Berat Badan Total / 24 jam Kebutuhan cairan / Kg
BB / 24 jam
3 hari 3.0 250-300 80-100
10 hari 3.2 400-500 125-150
3 bulan 5.4 750-850 140-160
6 bulan 7.3 950-1100 130-155
9 bulan 8.6 1100-1250 165
1 tahun 9.5 1150-1300 120-135
2 tahun 11.8 1350-1500 115-125
4 tahun 16.2 1600-1800 100-1100
6 tahun 20.0 1800-2000 90-100
10 tahun 28.7 2000-2500 70-85
14 tahun 45.0 2000-2700 50-60
18 tahun 54.0 2200-2700 40-50
Menurut Musliha, (2010)
Dalam Musliha, (2010) menurut Whaley and Wong (1997), Haroen
N.S, Suraatmadja dan P.O Asnil (1998); Suharyono, Aswitha, Halimun
(1998); dan (Hasan, 1985), menyatakan bahwa jumlah cairan yang
hilang menurut derajat dehidrasi pada anak dibawah 2 tahun adalah
sebagai berikut :

Derajat PWL NWL CWL Jumlah


Dehidrasi
Ringan 50 100 25 175
Sedang 75 100 25 200
Berat 125 200 25 350

Keterangan :
PWL : Previous Water Loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water Losses (ml/kg BB)
CWL : Concomintat Water Losses (ml/kgBB)
5) Penatalaksanaan Medis danKeperawatan
a. Medis
1) Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya
a) Cairan peroral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90
mEg/l. Pada anak diabwah umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan-sedang kadar Natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap
disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut
formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl
dan sukrosa.
b) Cairanparentral
1) Belum adadehidrasi
Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap
kali buang air besar. Parental dibagi rata dalam 24 jam.
2) Dehidrasiringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml/kgbb peroral atau intragastrik.
Selanjutnya : 125 ml/kgbb/hari atau adlibitum.
3) Dehidrasisedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml/kgbb per oral atau intragastrik.
Selanjutnya : 125 ml/kgbb/hari atau adlibitum.
4) Dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut :
a) Untuk anak umur 1 bl - 2 tahun berat badan 3-10kg
1) 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/menit = 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml = 15 tts atau 13 tts/kgBB/menit
(set infuse 1 ml = 20tetes)
2) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit = 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml = 15 tts atau 4 tts/kgBB/menit
(set infuse 1 ml = 20tetes
3) 16 jam berikutnya: 125 ml/kgBB/oralit
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15kg
1) 1 jam pertama: 30 ml/kgBB/jam atau 88 tts/kgBB/mnt (1
ml = 15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml = 20tetes)
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25
kg
1) 1jampertama:20ml/kgBB/jam=5tts/kgBB/mnt(1ml
= 15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
2) 7 jam berikutnya : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt
(1 ml = 15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml = 20tetes).
3) 16 jam berikut: 105 ml/kgBB/oralitperoral
d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3kg
1) Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kgBB/24jam, jenis cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5% +
1 bagian NaHCO31½%.
2) Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6
tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kgBB/mnt (1 ml = 20
tts).
e) Untuk bayi badan lahir rendah
1) Kebutuhan cairan : 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1
(4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO31½%)
5) Pengobatandiuretik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
beratbadan kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak takjenuh
b) Makanan setengah padat, bubur atau makanan padat (nasitim)
c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau takjenuh.
Menurut Hassan & Alatas, (2007)
Standar Nutrisi parenteral untuk anak diare adalah didasarkan atas
kebutuhan kalori, kebutuhan asam amino, dan kebutuhan
mikronutrien.
Kebutuhan kalori :
1) BBLR : 150 Kkal/ KgBB
2) BBL C : 120 Kkal/ kgBB/bulan
3) BB 0-10 Kg : 100 Kkal/KgBB
4) BB 11-20 Kg : 1000 Kkal + 50 Kkal x (BB-10)
5) BB > 20 Kg : 1500 Kkal + 20 Kkal x (BB-20)
Kebutuhan Asam amino :
a) BBLR 2,5-3/KgBB
b) Usia 01-1 tahun : 2,5 g/ KgBB
c) Usia 2-13 tahun : 1,5 g/ Kg BB
Kebutuhan Mikronutrien:
1) Kalium 1,5 – 2,5 mEq/ KgBB
2) Natrium 2,5-3,5 mEq/ KgBB
Salah satu contoh makanan untuk anak dengan diare adalah bubur
tempe yang bertujuan untuk memberikan diet kepada anak dengan
diare. Adapun sasaran dan kegunaannya adalah untuk meringankan
kerja usus bagi penderita diare dan diberikan kepada anak usia 6-12
bulan dan anak usia 1-5 tahun. Adapun bahan yang dibutuhkan
adalah tepung beras 30 gram, tempe 50 gram, margarine 10 gram
dan gula pasir 20 gram, serta air 200 ml, campurkan tempe yang
sudah diblender dengan tepung beras, gula pasir, margarine dan air
sebanyak 200 cc, aduk hingga rata, lalu masak diatas api sampai
mengental dan siap disajikan. Cara kedua : tempe direbus lalu
dihaluskan, campur tempe, tepung beras, margarine, gula pasir
dengan sisa rebusan tempe sebanyak 200 cc. Masak diatas api
sampai mengental kemudian disaring dan siap untuk disajikan.
BBL C : 120 Kkal/ kg BB/bulan
a) BB 0-10 Kg : 100 Kkal/KgBB
b) BB 11-20 Kg : 1000 Kkal + 50 Kkal x (BB-10)
c) BB > 20 Kg : 1500 Kkal + 20 Kkal x (BB-20)
6) Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cara
yang mengandung elektrolik dan glukosa atau karbohidrat lain.
E. Asuhankeperawatan
1. Pengkajian
Menurut Musliha, (2010) pengkajian yang sistematis meliputi
pengupulkan data, analisa data dan penentuan masalah. pengumpulan data
diperoleh dengan cara intervensi, observasi ,psikal assessment
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan
lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
Data fokus
a. Hidrasi
a. Turgorkulit
b. MembraneMukosa
c. Asupan danHaluaran
b. Abdomen
1) Nyeri
2) Kekauan
3) Bisingusus
4) Muntah-Jumlah, frekukensi dankarakteristik
5) Kram
6) Tenesmus
Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 dalam Musliha,
(2010) adalah :
a. IdentitasKlien
b. Riwayatkeperawatan.
1) Awalan serangan : awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, anoreksia, kemudian timbulDiare.
2) Keluhan Utama : Faeces semakin cair, muntah bila kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan
menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB
lebih dari 4 dengan konsistensiencer.
c. Riwayat Kesehatan MasaLalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian Imunisasi.
d. Riwayat PsikososialKeluarga
Di rawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui
prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadarkan penyakit anaknya,
mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
e. KebutuhanDasar
1) Pola eleminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAK sedikit ataujarang.
2) Pola Nutrisi : di awali dengan mual, muntah,anopreksia, menyebabkan
penurunan berat badanpasien.
3) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidaknyaman.
4) Pola Hygiene : kebiasaan mandi setiapharinya.
5) Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan
adanya nyeri akibat distensiabdomen.
f. PemeriksaanFisik
1) Pemeriksaan Psiskologis: keadaan umum tampak lemah, kesadaran
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernapasan agakcepat.
2) Pemeriksaan sistematik:
a) Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput Lendir, mulut dan
bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
b) Perkusi: adanya distensi abdomen
c) Palpasi: turgor kulit kurangelastic
d) Auskultasi : terdengarnya bisingusus
3) Pemeriksaan tingkat tumbuhkembang
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi
sehingga berat badan menurun,
4) Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dankualitatif.
(Musliha, 2010)

2. DiagnosaKeperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yangberlebihan.
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mualdanmuntah.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB
yangberlebihan
d. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensiabdomen.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit, prognosis dan pengobatan.
f. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang
menakutkan.
(Musliha, 2010)
3. Intervensi
a. Diagnosa1.
Defisit Volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan
Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil
Tanda-tanda dehidras tidak ada. Mukosa mulut dan bibir lembab, balan
cairan seimbang.
Intervensi
1) Observasi tanda-tandavital
2) Observasi tanda-tandadehidras
3) Ukur input dan output cairan (balanceccairan)
4) Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang
banyak kurang lebih 2000-2500cc perhari.
5) Kolaborasi dengan tim Gizi dalam pemberian cairan rendahsodium.
b. Diagnosa2.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil
Intake Nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan,
mual, muntah tidakada.
Intervensi
1) Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yangterjadi.
2) Timbang berat badanklien
3) Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi
4) Lakukan penerikasaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan
auskultasi).
5) Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapisering.
6) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan dietklien.
7) Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebihlanjut
8) Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut
(misalnya : pertama diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat
kemakanan biasa yang mudah di cernakan seperti : pisang, nasi, roti
atauasi.
9) Hindari memberikan susuproduk
10) Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihanmakanan.
c. Diagnosa3
Gangguan intregritaskulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB
yang berlebihan.
Tujuan
Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil
Intregasi kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi
tidakada
Intervensi
1) Ganti popok anak jikabasah
2) Bersihkan bokong perlahan sabun nonalcohol
3) Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi padakulit
4) Observasi bokong dan perineum dariinfeksi
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai
indikasi.
d. Diagnosa4
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
Tujuan
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil
Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi
1) Observasi tanda-tandavital
2) Kaji tingkat rasanyeri
3) Atur posisi yang nyaman bagiklien
4) Beri kompres hangat pada daerahabdoment
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai
indikasi
e. Diagnosa5
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
Tujuan
Pengetahuan keluarga
meningkat Kriteria hasil
Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah
tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit
klien.
Intervensi
1) Kaji tingkat pendidikan keluargaklien
2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses keluargaklien
3) Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melaluipenkes.
4) Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum
dimengertikan
5) Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
f. Diagnosa6
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur
yang menakutkan.
Tujuan
Kecemasan hilang
Intervensi
1) Kaji tingkat kecemasanklien
2) Kaji factor pencetuscemas
3) Penuhi kebutuhan perkembangan anak selamahospitalisasi
4) Buat jadwal kontak denganklien
5) Kaji hal yang disukaiklien
6) Berikan mainan sesuai kesukaanklien
7) Masukan rutinitas di rumah selamahospitalisasi
8) Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuaiusia.
9) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan
10) Anjurkan pada keluarga untuk selalu mendampingiklien
11) Berikan dukungan emosionalkeluarga
12) Dorong untuk mengekspresikankekhawatirannya.
13) Rujuk layanan social bila perlu
14) Beri kenyamanan fisik danpsikologis
15) Rencanapemulangan
16) Ajarkan orang tua dan anak tentang hygiene personal dan
lingkungan
17) Kuatkan informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orangtua.
18) Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaanulang.

Menurut Musliha, (2010)

Anda mungkin juga menyukai