Anda di halaman 1dari 13

A.

Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
keluarga (Friedman, 2010)

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perananya sangat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat (Setiawan, 2016)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan


suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh ikatan darah
maupun perkawinan yang satu sama lain saling berinteraksi dan berperan penting
untuk membentuk kebudayaan yang sehat.

2. Tipe Keluarga
Menurut Harmoko (2012) ada beberapa tipe keluarga :
a) Tipe keluarga tradisional, ada beberapa tipe keluarga tradisional diantaranya:
1) The Nuclear Family (Keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami,
istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family, suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan istri tanpa
anak
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebebkan oleh perceraian atau
kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa.
Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga
lain, seperti paman, bibi, kakek, keponakan, dan sebagainya. Tipe keluarga
ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, Suami pencari uang, istri dirumah/kedua-
duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karir.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan
kamar mandi yang sama.
b) Tipe keluarga non tradisional, ada beberapa tipe keluarga non tradisional yaitu:
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang
tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple. Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan
perkawinan karena beberapa alas an tertentu.
3) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
4) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

3. Stuktur Keluarga
Menurut Effendi (2009) Ada beberapa struktur keluarga yang menggambarkan
bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat.
a) Patrilineal
Adalah keluarga yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubunga itu disusun dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
b) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu sisusun melalui jalur garis ibu.
c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e) Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.

4. Ciri – Ciri Keluarga


Menurut (Robert Mac Iver & Charles Horton dalam Setiawan, 2016) ada beberapa
ciri-ciri keluarga yaitu :
a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b) Keluarga bentuk hubungan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang
sengaja dibentuk untuk dipelihara.
c) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) ternasyk
perhitungan garis keturunan.
d) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan dengan keturunan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak.
e) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam setiawan (2016) terdapat lima fungsi keluarga,
yaitu :
a) Fungsi afektif (affective function)
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial
anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat
mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam
diri anggota keluarga, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan
menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
b) Fungsi sosialisasi
Sosialisai dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsunga seumur hidup dimana individu
secara kontinyu mengubah perilaku secara social sebagai alami. Sosialisasi
merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seseorang
individu sebagai hasil dari interaksi social dan pembelajaran peran-peran social.
c) Fungsi reproduksi ( reproductive function)
Berfungsi untuk mempertahankan generasi dan keberlangsungan keluarga.
d) Fungsi ekonomi (economic function)
Keluarga ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat
mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan penghasilan dan
memenuhi kebutuhan keluarga seperti makan, pakaian, dan rumah.
e) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (health care function)
Fungsi ini untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga dan menyediakan
kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan agar tetap memiliki produktivitas yang
tinggi.
6. Peran Keluarga
Menurut Setiawan 2016 setiap anggota mempunyai peranan masing-masing
antara lain:
a) Ayah
Ayah adalah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pendidik,
pencari nafkah, pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan
juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
b) Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
c) Anak
Anak berperan sebagai perilaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, social dan spiritual.

7. Tahap perkembangan keluarga


Menurut (Duval 1985, dalam Harmoko, 2012) tahap perkembangan terbagi
menjadi beberapa diantaranya:
a) Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Dalam keluarga baru biasanya terdiri dari pasangan yang baru menikah dan
belum mempunyai anak.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.


2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial.
4) Merencanakan anak (KB)
5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orang tua.

b) Tahap II Keluarga denngan kelahiran anak pertama (child bearing family).


Pada masa ini keluarga menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5
tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Persiapan menjadi orang tua


2) Membagi peran dan tanggung jawab
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan
4) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing.
5) Memfasilitasi role lerning anggota keluarga
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
7) Mengadakan kebiasaan agama secara rutin

c) Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (family with preschool)


Tahap ini dimulai saat anak kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun, pada tahap ini menyesuaikan pada kebutuhan anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial).
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal,
privasi, dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga yang lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak
6) Pembangian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.

d) Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)


Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah:

1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak pendidikan dan


semangat belajar
2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
3) Mendorong anak untuk mencapai perkembangan daya intelektual
4) Menyediakan aktifitas untuk anak
5) Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan ikut sertakan anak

e) Tahap V keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)


Tahap perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Memberikan kebebasan yang seimbangan dengan tanggung jawab


mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.
4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelapasan (launching center
families)
Tahap ini dimulai pada saat terakhir meninggalkan rumah, tujuan pada tahap ini
adalah untuk mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepas anaknya untuk hidup mandiri dalam suatu tatanan di masyarakat.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.


2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4) Mempersipkan anak untuk hidup mandiri dan menerima dan menerima
kepergian anaknya
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
6) Berperan sebagai suami, istri, kakek, dan nenek
7) Meciptakan lingkungan ruumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.

g. Tahap VII keluarga usia pertengahan (Middle age families).


Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk
emmepertahankan kesehatan dengan berbagai aktivitas dan hubungan antar
pasangan perlu semakin dieratkan dengan memperhatikan ketergantungan dan
kemandirian masing-masing pasangan.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempunyai lebih waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat sosial
dan waktu santai
3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua
4) Keakraban dengan pasangan
5) Memelihara hubungan atau kontak dengan anak dan keluarga
6) Periapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keakraban pasangan
i. Tahap VIII keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangan pada tahap saat ini adalah:

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan


2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik,
dan pendapatan
3) Memeprtahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
4) Melakukan file review
5) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.

j. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan


Menurut (Fredman, 1981 dalam Setiawan, 2016) membagi 5 tugas keluarga:
1) Mengenal maslah kesehtan setiap anggotanya
Sekecil apapun perubahan yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahanya.
2) Mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengankeadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluargamaka segera melakukan tindakan yang tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan bisa meminta bantuan orang lain dilingkungan
sekitar keluarga.
3) Memberikan keperawatan anggota yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Pelayanan ini memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan
pertama atau pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjut agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan ini juga bisa dilakukan
dirumah.
4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan dan juga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

k. Tingkat Kemandirian keluarga


a) Keluarga mandiri tingkat I

1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.


2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.

b) Keluarga Mandiri Tingkat II

1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.


2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah
4) Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan

c) Keluarga Mandiri Tingkat III

1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.


2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah
4) Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan
5) Memanfaatkan fasilitas yankes secara aktif
6) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif

d) Keluarga Mandiri Tingkat IV

1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.


2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah
4) Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan
5) Memanfaatkan fasilitas yankes secara aktif
6) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7) Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

B. Konsep Dasar Gerontik


1. Pengertian Lansia

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh, seperti di dalam Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya menyatakan
bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan
hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak
diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai
keagamaan dan budaya bangsa.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan,
yaitu anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2006).

2. Batasan Lansia
1) WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut:
a) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun
b) Usia tua (old) antara 75-90 tahun
c) Usia sangat tua (very old) adalah usia >90 tahun
2) Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu:
a) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun
b) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun keatas
c) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun keatas
dengan masalah kesehatan
3. Tipe Lansia
Tipe pada lansia tergantung oleh karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi
fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000 dalam Siti Maryam 2009):
a) Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhu undangan, dan menjadi panutan.
b) Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
c) Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang prosespenuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan banyak menuntut.
d) Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan
pekerjaan apa saja.
e) Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan
acuh tak acuh.
4. Masalah Fisik yang sering Ditemukan pada Lansia
Masalah yang dihadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai melemah, sering terjadi
radangb persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra penglihatan
yang mulai kabur, indra pendengaran yang muali berkurang serta daya tahan tubuh
yang menurun, sehingga sering sakit.
5. Masalah Mental pada Lansia
Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat sikap yang semakin
egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamakbila memiliki sesuatu. Yang
perlu dimengerti adalah sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap lanjut usia,
yakni keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat.
Mengharapkan tetap diberi peran dalam masyarakat. Ingin mempertahankan hak dan
hartanya, serta ingin tetap berwibawa. Jika meninggalpun mereka ingin meninggal
secara terhormat dan masuk surga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a) Perubahan fisik, khususnya organ perasa
b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan (hereditas)
e) Lingkungan
Perubahan kepribadian yang drastic, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa
ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kelakuan mungkin karena faktor lain,
misalnya penyakit.
6. Masalah Psikososial pada Lansia
Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan identitasnya dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami pensiun (purnatugas), seseorang
akan mengalami kehidupan, antara lain :
a) Kehilangan finansial (pendapatan kurang)
b) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan semua fasilitas)
c) Kehilangan teman/kenalan atau relasi
d) Kehilangan pekerjaan/kegiatan dan
e) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan cara hidup (memasuki rumah
perawatan, bergerak lebih sempit)
f) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan. Biaya hidup meningkat
pada penghasilan yang sulit, biaya pengobatan bertambah
g) Adanya penyakit kronis dan ketikmampuan
h) Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial
i) Adanya gangguan saraf panca-indra, timbul kebutaan dan ketulian
j) Ganggua gizi akibat kehilangan jabatan
k) Rangkaian kehilangan, hubungan dengan teman dan keluarga
l) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri)
7. Masalah Spiritual pada Lansia
Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual, adalah kesulitan untuk
menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang
ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa
gelisah ketika menemui permasalahan hidup yang cukup serius.

Anda mungkin juga menyukai