Oleh:
Oktaphiana Saputri
P27220018029
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
Oktaphiana Saputri
P27220018029
2021
i
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan
tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain
(Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman
(2010) keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan
lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan
keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau
unit layanan perlu di perhitungkan.
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal
dimulai saat anak pertama meninggalkan rumahnya. Lamanya taha
ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali untuk
tetap berperaan dalam melepas anak untuk hidup mandiri.
Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk
keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk hidup
mandiri (Mubarak, 2011).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga
yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan
(darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu
berinteraksi serta saling ketergantungan.
1
2. Tipe dan Bentuk Keluarga
Berbagai tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah sebagai
berikut.
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di
bawah ini.
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga
yang terdiri atas suami, istri, dan anak, baik anak
kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah
tangga yang terdiri atas suami dan istri tanpa anak.
Hal yang perlu Anda ketahui, keluarga ini mungkin
belum mempunyai anak atau tidak mempunyai
anak, jadi ketika nanti Anda melakukan pengkajian
data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda
klarifikasi lagi datanya.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu
orang tua dengan anak (kandung atau angkat).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri
atas satu orang dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada
seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga
inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi,
kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini
banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di
daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang
tinggal sendiri di rumah (baik suami/istri atau
2
keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun
karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang
tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan, seperti
dapur dan kamar mandi yang sama.
3
3. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dengan posisi dan
situasi tertentu. Peranan individu dan keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peran yang ada didalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga dan sebagai
anggota dan kellompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
sebagai salah satu kelompok dalam peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya, disamping
itu juga, ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
4. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi
internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga.
Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga
dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M
et al., 2010);
4
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih,
kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling
menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap
anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak
pasangan sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi,
misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu
dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini
keluarga dapat membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai
budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan
suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi
kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan
Kesehatan Keluarga juga berperan untuk
melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk
5
mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.
5. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan
keluarga dibagi menjadi 8 :
6
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
7
6. Keluarga Dengan Remaja
7. Tugas Keluarga Dengan Remaja
8
3) Riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya
iii. Pengkajian Lingkungan
1) Karateristik rumah
2) Karateristik keluarga komunitas
3) Mobilitas keluarga
4) Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan
masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
iv. Pengkajian Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
v. Fungsi Keluarga
1) Pengkajian fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi keperawatan kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
vi. Stress Dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka panjang dan pendek
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap
situasi/stressor
3) Strategi koping konstruktif yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional
vii. Pemeriksaan Fisik
viii. Harapan Keluarga
2. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga
Tipologi dari diagnosis keperawatan :
9
a. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), dari hasil
pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
b. Resiko (ancaman kesehatan), sudah ada data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”), suatu keadaan
dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari pencapaian
tujuan, yang menyangkut tujuan umum dan tujuan khusus serta
dilengakapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.
4. Tahap Tindakan Keperawatan Keluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal
dibawah ini :
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenai masalah-masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara :
- Memberikan informasi
- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan
10
- Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat, dengan cara :
- Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan
tindakan
- Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga
- Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit, dengan cara :
- Mendemostrasikan cara perawatan
- Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di dalam
rumah
- Mengawasi kelyarga dalam melakukan perawatan
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara :
- Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga.
- Melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada, dengan cara :
- Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga.
- Membantu keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
11
5. Tahap Evaluasi
Pada umumnya tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu : evaluasi kuantitatif yang dimana evaluasi ini menekankan
kepada jumlah pelayanan atau kegiatan yang telah diberikan.
Sedangkan evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang difokuskan
pada tiga dimensi yang saling berkaitan, yaitu : evaluasi struktur
yang berhubungan dengan tenaga/bahan yang diperlukan dalam
suatu kegiatan, evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan
selama kegiatan berlangsung dan evaluasi hasil merupakan
pemberian asuhan keperawatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,
dan Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of
reise blood pressure or contain the according to national
circumstances