A
DI RT/RW 01/03 DESA KARANGSARI KECAMATAN NEGLASARI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Praktik Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu : H. Waludin S. KM, M. Kes
Disusun Oleh
Kelompok 3/ 3B
Fany Dyah Setyaningrum (P27901119069)
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan
hukum dan undang-undang perkawinan yang sah hidup bersama dalam
keterikatan aturan dari keluarga. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari keluarga (Friedman, 2013).
2. Tipe atau Bentuk Keluarga
Secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi dua yaitu keluarga tradisional dan
keluarga modern (non tradisional). Keluarga tradisional memilki anggota
keluarga seperti umumnya yaitu kedua orangtua dan anak. Akan tetapi,
struktur keluarga ini tidak serta merta terdapat pada pola keluarga modern.
a) Tipe keluarga tradisional
Tipe keluarga tradisional menunjukkan sifat-sifat homogen, yaitu keluarga
yang memilki struktur tetap dan utuh. Tipe keluarga ini merupakan yang
paling umum kita temui dimana saja, terutama di negaranegara Timur yang
menjunjung tinggi norma-norma. Adapun tipe keluarga tradisional adalah
sebagai berikut:
1) Keluarga inti (Nuclear Family)
Keluarga inti merupakan keluarga kecil dalam satu rumah. Dalam
keseharian, anggota keluarga inti ini hidup dan saling menjaga.
Mereka adalah ayah, ibu, dan anak-anak.
2) Keluarga besar (Exstented Family)
Keluarga besar cenderung tidak hidup bersama-sama dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini disebabkan karena keluarga besar merupakan
gabungan dari beberapa keluarga inti yang bersumbu dari satu kelurga
inti. Satu keluarga memiliki beberapa anak, lalu anak-anaknya
menikah lagi dan memilki anak pula. Seperti pohon yang bercabang,
keluarga besar memiliki kehidupannya masing-masing mengikuti
rantingnya. Anggota keluarga besar ini, semakin lama akan semakin
besar mengikuti perkembangan keluarganya. Anggota keluarga besar
misalnya kakek, nenek, paman, tante, keponakan, cucu dan lain
sebagainya.
3) Keluarga tanpa anak (Dyad Family)
Tipe keluarga ini biasanya terjadi pada sepasang suami istri yang baru
menikah. Mereka telah membina hubungan rumah tangga tetapi belum
dikaruniai anak atau keduanya bersepakat untuk tidak memiliki anak
lebih dahulu .
4) Keluarga Single Parent
Single parent adalah kondisi seseorang yang tidak memiliki pasangan
lagi. Hal ini disebabkan karena perceraian atau meninggal dunia. Akan
tetapi, single parent mensyaratkan adanya anak, baik anak kandung
maupun anak angkat.
5) Keluarga Single Adult
Rumah tangga yang terdiri dari seorang dewasa saja.
b) Tipe keluarga modern (nontradisonal)
Keberadaan keluarga modern merupakan bagian dari perkembangan sosial
di masyarakat. Banyak faktor yang melatarbelakangi alasan muncul
keluarga modern. Salah satu faktor tersebut adalah munculnya kebutuhan
berbagi dan berkeluarga tidak hanya sebatas keluarga inti. Relasi sosial
yang sangat luas membuat manusia yang berinteraksi saling terikat dan
terkait. Mereka kemudian bersepakat hidup bersama baik secara legal
maupun tidak. Berikut ini adalah beberapa tipe keluarga modern.
1) The Unmarriedteenege Mother
Belakangan ini, hubungan seks tanpa pernikahan sering terjadi di
masyarakat kita. Meski pada akhirnya, beberapa pasangan itu menikah,
namun banyak pula yang kemudian memilih hidup sendiri, misalnya
pada akhirnya si perempuan memilih merawat anaknya sendirian.
Kehidupan seorang ibu bersama anaknya tanpa pernikahan inilah yang
kemudian masuk dalam kategori keluarga.
2) Reconstituded Nuclear
Sebuah keluarga yang tadinya berpisah, kemudian kembali membentuk
keluarga inti melalui perkawinan kembali. Mereka tinggal serta hidup
bersama anak-anaknya baik dari pernikahan sebelumnya, maupun hasil
dari perkawinan baru.
3) The Stepparent Family
Dengan berbagai alasan, dewasa ini kita temui seorang anak diadopsi
oleh sepasang suami istri, baik yang memilki anak maupun belum.
Kehidupan anak dengan orangtua tirinya inilah yang dimaksud dengan
the stepparent family.
4) Commune Family
Tipe keluarga ini biasanya hidup di dalam penampungan atau memang
memilki kesepakatan bersama untuk hidup satu atap. Hal ini
berlangsung dalam waktu singkat sampai dengan waktu yang lama.
Mereka tidak memiliki hubungan darah namun memutuskan hidup
bersama dalam satu rumah, satu fasilitas, dan pengalaman yang sama.
5) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Tanpa ikatan pernikahan, seseorang memutuskan untuk hidup bersama
dengan pasangannya. Namun dalam waktu yang relative singkat,
seseorang itu kemudian berganti pasangan lagi dan tetap tanpa
hubungan perkawinan.
6) Gay and Lesbian Family
Seseorang yang berjenis kelamin yang sama menyatakan hidup
bersama dengan pasangannya (marital partners).
7) Cohabiting Couple
Misalnya dalam perantauan, karena merasa satu negara atau suatu
daerah, kemudian dua atau lebih orang bersepakatan untuk tinggal
bersama tanpa ikatan pernikahan. Kehidupan mereka sudah seperti
kehidupan keluarga. Alasan untuk hidup bersama ini bisa beragam.
8) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama
dan mereka merasa sudah menikah sehingga berbagi sesuatu termasuk
seksual dan membesarkan anaknya bersama.
9) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau nilai-nilai hidup bersama
atau berdekatan satu sama lainnya, dan saling menggunakan barang-
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
10) Foster Family
Seorang anak kehilangan orangtuannya, lalu ada sebuah keluarga yang
bersedia menampungnya dalam kurun waktu tertentu. Hal ini
dilakukan hingga anak tersebut bisa bertemu dengan orangtua
kandungnya. Dalam kasus lain, bisa jadi orangtua si anak menitipkan
kepada seseorang dalam waktu tertentu sehingga ia kembali
mengambil anaknya.
11) Institusional
Anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti.
12) Homeless Famiy
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
3. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2010) dalam Harmoko (2012) menyatakan struktur
keluarga antara lain :
a) Struktur Peran Keluarga
Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang
menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu
situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri
atau harapan orang lain yang menyangkut peran-peran tersebut.
b) Sistem Nilai dalam Keluarga
Nilai-nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap dan
kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara
sadar maupun tidak sadar mengikat bersama-sama seluruh anggota
keluarga dalam suatu budaya yang lazim.
c) Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk
menciptakan dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
d) Strukur Kekuasaan dalam Keluarga
Kekuasaan keluarga sebagai sebuah karakteristik dari sistem keluarga
adalah kemampuan, baik potensial maupun aktual dari seorang
individu untuk mengubah tingkah laku anggota keluarga.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Allender & Spardley (2001) dalam Susanto (2012), fungsi
keluarga adalah :
a) Affection
1) Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan.
2) Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual.
3) Menambah anggota baru.
b) Security and Acceptance
1) Mempertahankan kebutuhan fisik.
2) Menerima individu sebagai anggota.
c) Identity and Satisfaction
1) Mempertahankan motivasi.
2) Mengembangkan peran dan self-image.
d) Affiliation and companionship
1) Mengembangkan pola komunikasi.
2) Mempertahankan hubungan yang harmonis.
e) Sosialization
1) Mengenal kultur (nilai dan perilaku).
2) Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal.
3) Melepas anggota.
f) Controls
1) Mempertahankan kontrol sosial.
2) Adanya pembagian kerja.
3) Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada.
5. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Menurut Friedman (2010) dalam Harmoko (2012) tahap dan tugas
perkembangan keluarga dibagi menjadi :
a) Tahap I : Keluarga Pemula
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan kedudukan sebagai orangtua).
b) Tahap II : Keluarga Sedang Mengasuh Anak
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).
2) Rekonsiliasi tugas-tugas yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambah peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
c) Tahap III : Keluarga dengan Anak Usia Pra Sekolah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan di luar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d) Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e) Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak.
f) Tahap VI : Keluarga yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda
1) Memperluas siklus keluarga dengan memuaskan anggota keluarga
yang baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri.
g) Tahap VII : Keluarga dengan Orang Tua Usia Pertengahan
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h) Tahap VIII : Keluarga dalam Masa Pensiun dan Lanjut Usia
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan.
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup).
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga
dalampencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut:
a. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang
penting dalamupaya pencegahan terjadinya penyakit dan
memelihara hidup sehat.
b. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini
terjadinya penyakit padakelompok risiko, diagnosis, dan
penanganan segera yang dapat dilakukan olehperawat. Penemuan
kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehinggasegera
dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder
adalahmengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah
kecacatan lebih lanjut. Peranperawat adalah merujuk semua anggota
keluarga untuk skrining, melakukanpemeriksaan, dan mengkaji
riwayat kesehatan.
c. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan
mengurangi luasnya dankeparahan masalah kesehatan, sehingga
dapat meminimalkan ketidakmampuan danmemulihkan atau
memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah
rehabilitasi.Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang
cacat akibat penyakit dan luka,sehingga mereka dapat berguna pada
tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial,emosional.
REFERENSI :
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum Keluarga
a. Nama KK : Tn. A
b. Umur : 45 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SLTA
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Suku/Bangsa : Betawi
g. Alamat : Karangsari
h. Komposisi Keluarga
No Nama Umur JK Pendidikan Pekerjaan Hubungan
dengan KK
i. Tipe Keluarga : The Nuclear Inty (keluarga inti), terdiri dari ayah, ibu
dan 1 anak kandung.
j. Sifat Keluarga
1) Pengambil Keputusan
Pengambil keputusan yaitu kepala keluarga, sebelum mengambil
keputusan Tn. A akan bertanya telebih dahulu kepada istrinya.
2) Kebiasaan Hidup Sehari-hari
a) Kebiasaan tidur/istirahat
Keluarga Tn. A biasa tidur pada jam 9 malam, dan jarang tidur
siang terkecuali An. S
b) Kebiasaan rekreasi
Keluarga Tn. A jarang rekreasi karena kendala ekonomi
c) Kebiasaan makan keluarga
Sehari-hari keluarga Tn. A mengkonsumsi makanan rumah. Rutin
memakan sayur dan jarang memakan buah.
k. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. A bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan, dan kondisi
ekonomi mencukupi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
cepat haus.
Produksi insulin
DO:
Glikogen meningkat
- Kesadaran : CM
- TTV Hiperglikemi
TD : 120/90
N : 103 Tubuh gagal meregulasi
S : 36.6 hiperglemika
RR : 20
Resiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah
DS : Keluarga Tn. A Kurang terpapar informasi Defisit Pengetahuan
menanyakan masalah yang
menimpa Tn. A
Resiko: 2 haus.
1 3/3x1=1
Potensial: 1 - Nilai kadar gula
dalam darah dalam
batas tidak normal
Keluarga Tn. A
2. Sifat masalah
menanyakan masalah
Aktual: 3
yang menimpa Tn. A
Resiko: 2
Potensial: 1 2 2/3x1=2
3. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah Tn. A berhubungan dengan resistensi insulin
ditandai dengan kadar glukosa dalam darah tinggi
2) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan Keluarga Tn. A menanyakan masalah yang menimpa Tn.A
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Perencanaan
Tanggal
Dx Tujuan Intervensi Rasional
Minggu , 24 1 Setelah dilakukan 1) Identifikasi penyebab 1) Untuk mengetahui
April 2022 tindakan hiperglikemia etiologi
keperawatan 2) Monitor kadar glukosa hiperglikemia
selama 3x24 jam darah 2) Agar kadar glukosa
diharapkan kadar 3) Monitor tanda dan darah dapat
glukosa dalam gejala hiperglikemia terkontrol
darah di atas nilai 4) Anjurkan berolahraga 3) Untuk mengetahui
normal dengan saat kadar glukosa tanda dan gejala
kriteria hasil : darah lebih dari 250 hiperglikemia
- Keluhan mg/dl 4) Menunjang hidup
lemas, sering lebih sehat dan
kencing dan produktif
cepat haus
menurun
- Klien tidak
mengalami
peningkatan
glukosa
darah
- TTV dalam
nilai normal
Minggu, 24 2 Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan 1) Untuk
April 2022 tindakan dan kemampuan mengukur
keperawatan menerima informasi pengetahuan
selama 1x24 jam
2. Sediakan materi dan keluarga
diharapkan media pendidikan sebelum
pasien mampu kesehatan melakukan
memahami 3. Jadwalkan pendidikan penkes
penyakit yang kesehatan sesuai 2) Agar kegiatan
diderita. kesepakatan penkes yang
4. Lakukan pendidikan dilakukan lebih
kesehatan pada menarik dan
keluarga mudah dipahami
3) Agar tidak
bentrok kegiatan
dengan keluarga
4) Menambah
pengetahuan
keluarga Tn. A
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
E. EVALUASI KEPERAWATAN
O:
- Kesadaran : CM
- TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 103x/m
S : 36.6 c
RR : 20 x/m
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Senin, 25 April S:
2022. Pasien dan keluarga mengatakan paham dengan Perawat
penjelasan yang disampaikan
O:
- pasien dan keluarga tampak paham
- Kesadaran : CM
- TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 103x/m
S : 36.6 c
RR : 20 x/m
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan