Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Interprofessional Education (IPE) terjadi ketika mahasiswa dari dua atau ebih profesi kesehatan belajar
bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan belajar tentang peran masing-masing profesi kesehatan
untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan (Parsell and Bligh, 2011).
Menurut Speakman (2015), Interprofessional Education (IPE) bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan
yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mendukung praktik kolaborasi antarprofesi
kesehatan.
Implementasi Interprofessional Education (IPE) dalam kurikulum Pendidikan kesehatan memiliki tiga
fokus. Pertama, peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mahasiswa dalam praktik kolaborasi
antar profesi kesehatan. Kedua, berfokus pada pembelajaran tentang bagaimana menciptakan kolaborasi
yang efektif dalam sebuah tim. Ketiga, menciptakan kerjasama yang efektif untuk meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap pasien (Lapkin, S,et al., 2013)
Kolaborasi Interprofesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) adalah kemitraan antara orang dengan
latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan dan
menyediakan pelayanan kesehatan (Morgan et al, 2015). Menurut WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi
kesehatan bekerja sama dengan pasien, keluarga dan komunitas untuk menyediakan pelayanan komprehensif
dan berkualitas tinggi (WHO, 2011). IPC dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat
bersama bagi semua yang terlibat (Green and Johnson, 2015)
Berdasarkan data World Health Organization, pravelensi gout arthtritis di dunia sebanyak 34,2%. Gout
arthtritis sering terjadi di negara maju seperti amerika. Pravelensi gout arthtritis di Negara amerika sebesar
26,3% dari total penduduk. Peningkatan kejadian gout arthtritis tidak hanya terjadi di negara maju saja.
Namun, peningkatan juga terjadi di negara berkembang. Salah satunya di Negara Indonesia (WHO, 2017).
Hasil Riskesdas tahun 2018 tercatat bahwa pravelensi penyakit sendi di Indonesia berdasrkan
wawancara diagnosis dokter (7,3%). Seiring dengan bertambahnya umut, demikian juga yang diagnosis
dokter prevelensi tertinggi pada umur ≥ 75 tahun (18,9%). Berdasarkan umur yang didiagnosis dokter lebih
tinggi pada perempuan (8,5%) di banding laki-laki (6.1%) (RISKESDAS, 2018). Pravelensi tertimggi juga
ditunjukan dalam Riskesdas di Provinsi Banten yaitu 6,15%. (Dinas kesehatan Provinsi Banten, 2015)
Berdasarkan survei yang dilakukan, diketahui terdapat keluarga dengan anggota keluarga menderita
Gout Arthtritis di Rt 01 Rw 01 Desa Bugel Kecamatan Padarincang.
1
Dari penjelasan diatas peranan petugas kesehatan sangat penting dalam pemeberian oenyuluhan
mengenai asam urat dalam upaya menurunkan angka kesakitan yang disebabkan oleh asam urat, sehingga
diharapkan mahasiswa kesehatan dapat memahami dan menguasai penanganan pada pasien asam urat.
B. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan kolaborasi dan memberikan asuhan keluarga kenapa Ny. K dengan
masalah Asam Urat berupa pengkajian dan pendidikan kesehatan.
b) Tujuan Khusus
1. Dapat bekerja secara tim dalam merencanakan dan menanggulani masalah kesehatan.
2. Dapat melakukan timdakan dan pemecahan masalah kesehatan keluarga bersama-sama.
3. Setelah dilakukan pengkajian dan pendidikan kesehatan pada klien denga asam urat, diharapkan
mampu menumbuhkan kesadaran klien akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri sendiri
dalam meningkatkan mutu hidup sehingga tercapai derajat kesehatan keluarga secara optimal.
4. Melakukan pemeriksaan secara kolaboratif kepada klien dengan asam urat.
5. Meningkatkan pengetahuan klien mengenai pola hidup sehat dan diet rendah purin.
C. SASARAN
Sasaran kegiatan keluarga binaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Terpadu adalah keluarga Ny. K dengan
masalah asam urat yang bertempat tinggal di Rt 001 Rw 001 Desa Bugel Masjid Kecamatan Padarincang
Kabupaten S
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Asam Urat
1. Pengertian
Asam urat adalah asam berbentuk Kristal yang merupakan hasil pemecahan purin. Secara alamiah,
purin ada dalam tubuh dan dalam makanan dari tanaman seperti (sayur, buah, kacang-kacangan)
adapun dari hewan (daging, jeroa, ikan sarden) ( Dhalimarta, 2008). Menurut CDC (2020), asam urat
dalam bentuk umum adalah dari radang sendi yang sangat menyakitkan. Biasanya mempengaruhi
satu sendi pada satu waktu (sering kali pada jempol kaki). Serangan nyeri asam urat yang berulang
menyebabkan Gout Athritis yaitu suatu bentuk radang sendi yang memburuk.
a. Gout primer : Tanpa adanya penyebab yang jelas dan dapat disebabkan oleh pembentukan asam
urat tubuh yang berlebihan atau akibat oenurunan ekskresi asam urat (paling sering).
b. Gout sekunder : Kondisi hiperurisemia lama yang di sebabkan kelainan tertentu atau pemakaian
obat tertentu.
3. Menifestasi Klinis
1. Hiperurisemia Asimtomatik
Pada tahap ini pasien tidak memilihi tanda dangejala klinis tertentu, hanya kadar asam urat seru >
6,8 mg?dL. Keadaan ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dilakukan pengukuran
2. Gout Akut
a) Serangan gout akut biasanya bersifat monoartritis dan disertai dengantanda cardinal inflamasi
3
b) Serangan disertai nyeri hebat, nyeri tekan/sentuh, dangan awitan yang tiba-tiba dan
c) Seranga gout akut yang pertama biasanya mengenai sendi metatarsophalangeal (MTP) I pada
d) Sendi lain yang dapat terlubat meliputi sendi tarsal, metatarsal, pergelangan kaki,
lutu,siku,dan intrapangeal.
e) Gejala konstitusional juga dapat menyertai keluhan, meliputi demam, sakit kepal dan malaise.
3. Fase Interkritikal
a) Fase bebas gejala (remisi) diantara 2 serangan gout akut, dapat terjadi secara spontan atau
dengan terapi.
4. Gout Kronis
a) Apabila penyakit tidak diobati dan berlanjut, dapat terjadi kerusakan pada sendi dengan
pembentukan tous. Tufus menunjukan penyakit yang sudah berlangsung kronis dan tidak
terkontrol.
b) Tofus merupakan massa yang terbentuk karena akumulasi Kristal MSU, dapat ditemukan
disekitar telinga, jaringan subkutan, dan kulit secara makroskopis tersusun atas material
c) Gout kronis juga ditandai dnegan gangguan pada ginjal berupa nefropati urat kronis,
5. Etiologi
Asam urat merupakan kristal putih yang tidak berbau dan berasa, yang dihasilkan oleh proses
metabolisme utama, yaitu suatu proses kimia dalam inti sel yang berfungsi menunjang
kelangsungan hidup.
Proses dimulai dari makanan yang berupa karbohidrat, protein, dan selulosa (serat) dengan
melalui proses kimia dalam tubuh untuk diubah menjadi tenaga (energi) dan bahan-bahan kimia lain
4
yang dibutuhkan tubuh. Bila ter jadi penyimpangan dalam proses metabolisme maka akan
Kelebihan asam urat dalam darah akan menyebabkan pengkristalan pada persendian dan
pembuluh kapiler darah terutama yang dekat dengan persendian dan akibatnya apabila pensendian
digerakkan akan terjadi pergesekan antar kristal-kristal tersebut sehingga menimbulkan rasa nyeri.
Penumpukan asam urat yang kronis pada persen dian menyebabkan cairan getah bening yang
berfungsi sebagai pelumas (lubrikan) sendi menjadi tidak berfungsi dan akibatnya persendian tidak
dapat digerakkan.
Demikian juga bila kristal asam urat mengendap pada pembuluh kapiler darah, bila kita
bergerak, kristal-kristal asam urat akan tertekan ke dinding pembuluh darah kapiler sehingga ujung
kristal yang runcing akan menusuk ke dinding pembuluh darah kapiler yang menimbulkan efek
nyeri.
Faktor-faktor penyebab terjangkitnya penyakit asam urat dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu
faktor umum, faktor khusus, dan faktor-faktor lainnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
1) Faktor Umum
Penyakit ini banyak ragam penyebabnya, di anta ranya adalah kurang tidur yang
menyebabkan terjadi nya penumpukan asam laknat. Selain itu, penggunaan sendi yang
Peradangan sendi juga bisa terjadi karena terlalu banyak berjalan, turun naik tangga, sering
jongkok berdiri, atau sebab-sebab lain yang bisa menyebabkan kelebihan asam urat pada
2) Faktor Khusus
5
Faktor dari dalam lebih banyak terjadinya akibat proses penyimpangan metabolisme yang
umum nya berkaitan dengan faktor usia, di mana usia di atas 40 tahun atau manula
Faktor dari luar dapat berupa konsumsi makanan dan minuman yang dapat merangsang
pembentuk an asam urat seperti makanan yang mempunyai kadar karbohidrat dan protein
tinggi. Makanan dan minuman yang memiliki kadar karbohidrat dan protein tinggi di
antaranya adalah kacang kacangan, emping, melinjo, daging (terutama je roan), ikan,
3) Faktor Lainnya
Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida
yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat
Benda-benda keton yang meninggi akan menye babkan asam urat juga ikut meninggi. Setiap
orang dapat terkena penyakit asam urat. Oleh karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-
gejalanya.
Gejala yang dirasakan dan tanda yang sering muncul pada penderita Gout diantaranya adalah
1. Rasa nyeri hebat danmendadak pada ibu jari kaki dan jari kaki.
2. Terganggunya dungsi sendi yang biasanya terjadi di satu tempat, sekitar 70-80% pada pangkal
ibu jari.
3. Terjadi hiperurikemia dan penimbunan Kristal asam urat dalam cairan dan jaringan sendir,
4. Telah terjadi >1 kali serangan dipersendian (arthritis) yang bersifat akut : Adanya serangan
6
5. Serang juga bisa terjadi pada di tempat lain seperti pergelangan kaki, punggung kaki,
7. Nyeri hebat di pinggang bila terjadi batu ginjal akibat penumpukan asam urat ginjal.
7. Patofisiologis
Gout merupakan kelainan metabolisme yang memungkinkan asam urat untuk berakumulasi dalam
darah dan jaringan; ketika garam urat yang sudah jenuh mengendap, akan membentuk kristal yang
berbentuk mirip jarum, garam ini kurang larut dalam kondisi asam dan pada suhu rendah, seperti yang
terjadi pada sendi perifer saat kondisi dingin pada sendi metatarsophalanx (articulatio
metatarsophalangea) ibu jari kaki . Gout mengenai ekstremitas atas dan bawah dengan serangan akut.
Gout dapat muncul dalam bentuk deposit tophi yang nyeri (dapat ditemukan nanah) pada nodus
Heberden dan Bouchard. Sebagian besar orang dengan hiperurisemia tidak pernah mengalami gout,
dan pasien gout dapat tidak mengalami hiperurisemia saat datang. Sebagian besar pasien (sekitar 90%)
yang mengidap gout memiliki urat yang berlebihan akibat ketidakmampuan untuk mengekskresi asam
urat dalam jumlah yang cukup dalam urin. Sebagian besar pasien lainnya mengonsumsi purin secara
berlebihan atau menghasilkan asam urat secara endogen dalam jumlah yang berlebihan (produksi yang
berlebihan).
Produksi asam urat yang berlebihan terjadi pada kelainan yang menyebabkan pergantian sel dengan
cepat, melepaskan purin dalam konsentrasi tinggi pada inti sel. Lisis sel dari kemoterapi dapat
meningkatkan kadar asam urat, demikian juga dengan olahraga/ aktivitas fisik dan obesitas yang
berlebihan. Penyebab gout sekunder adalah rendahnya ekskresi asam urat seperti pada insufisiensi
ginjal, kelaparan, atau dehidrasi, penggunaan sejumlah obat, dan penyalahgunaan alkohol secara kronis
Perkembangan gout terjadi ketika terdapat penyimpanan asam urat yang berlebihan dalam bentuk
monosodium urat. Asam urat merupakan hasil metabolisme purin tahap akhir, yang biasanya
dikeluarkan melalui ekskresi ginjal. Jika ekskresi tidak efektif untuk mempertahankan kadar urat
7
serum di bawah kadar jenuh 6,8 mg/dL, maka hiperurisemia dapat terjadi. Adanya kristal urat dalam
jaringan lunak dan jaringan sinovial merupakan syarat untuk terjadinya serangan akut. Kristal ini juga
dapat ditemukan pada cairan sinovial atau pada permukaan kartilago tanpa adanya inflamasi sendi.
Peningkatan kadar asan urat serum daopat membantu menentukan diagnosis. Akan tetapi, harus
diingat bahwa sebagian besar obat memperngaruhi kadar asam urat serum dan sebagai besar orang
normal tidak memperlihatkan gejala, namun mempunyai kadar asam usat yang tinggi.
Setelah diperkirakan diagnosis gout, maka dapat dipastikan dengan dua metode :
5) Aspirasi cairal sinoval untuk menemukan Kristal asam urat dalam cairan sinovial.
Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari artritis gout meliputi severe degenerative arthritis,
infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin, kemokin, protease, dan oksidan yang
berperan dalam proses inflamasi akut juga berperan pada proses inflamasi kronis sehingga
Artritis gout telah lama diasosiasikan dengan peningkatan resiko terjadinya batu ginjal.
Penderita dengan artritis gout membentuk batu ginjal karena urin memilki pH rendah yang
mendukung terjadinya asam urat yang tidak terlarut (Liebman et al, 2007). Terdapat tiga hal yang
signifikan kelainan pada urin yang digambarkan pada penderita dengan uric acid nephrolithiasis
yaitu hiperurikosuria (disebabkan karena peningkatan kandungan asam urat dalam urin),
rendahnya pH (yang mana menurunkan kelarutan asam urat), dan rendahnya volume urin
(menyebabkan peningkatan konsentrasi asam urat pada urin) (Sakhaee dan Maalouf, 2008)
10. Penatalaksanaan
1) Farmakologi
8
Dan mencegah gout akut di kemudian hari.
c. Fenibutazon : Suaru agen antiradang dan juga dapat digunakan untuk mengobati gout
athtritis. Akan tetapi, karena fenibutazon menimbulkan efek samping. Maka kolkisin
e. Probenesid & Sulfinpirazon : merupakan agen urikosuria yang dapat menghambat proses
reabsorpsi urat oleh tubulus gunjal sehingga mengingkatkan ekresi asam urat.
2) Nonfarmakologi
a. Dianjurkan untuk menghindari makana yang mengandung kadar purin yang tinggi,
doantaranya jeroan, hati, otak, dan roti manis, sarden dan anchovy (ikan kecil)
9
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Tinjauan Kasus
Nama KK : Tn. U
Alamat : Kp. Bugel Masjid Rt 001/001, Ds. Bugel, Kec. Padarincang
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : Tamat SD
7. Personal Hygiene:
Klien mandi 2x/hari, rambut bersih, kuku terlihat bersih, gigi terlihat rapih, tidak tampak lesi
pada kulit.
10
8. Pemeriksaan Kesehatan yang Pernah Dilakukan
Klien mengataakan saat merasakan nyeri klien pergi ke puskesmas untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.
9. Pemeriksaan Fisik:
BB : 62 TB : 155 TD : 173/98 Suhu : 36,6 Nadi : 101 RR : 20
B. Permasalahan.
11
C. Implementasi Kegiatan
1. Implementasi Keperawatan
3) Melakukan hubungan saling percaya
4) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital pada. Ny. K
Serta memberikan edukasi kepada klien cara mengurangi rasa nyeri dengan terapi kompres
hangat.
2. Implementasi Kebidanan
Melakukan pendidikan kesehatan tentang pola hidup sehat dengan rendah purin
3. Implementasi Teknologi Laboratorium Medis
Melakukan pemeriksaan Point Of Care Testing (POCT) dengan hasil 7mg/dL.
D. Identifikasi Overlapping
1. Keperawatan, kebidanan dan TLM dapat menjalani hubungan saling percaya
2. Keperawatan, kebidanan dan TLM melakukan pemeriksaan TTV
3. Keperawatan, kebidanan dan TLM dapat melakukan pemeriksaan data penunjang yaitu pemeriksaan
kadar asam urat.
4. Keperawatan dan Bidan dapat melakukan edukasi cara mengurangi rasa nyeri dengan terapi kompres
hangat
5. Keperawatan, Bidan dan TLM dapat melakukan pendidikan kesehatan tentang pola hidup sehat
dengan diet rendah purin
13
BAB IV
MONITORING SETELAH INTERVENSI
Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari dari tanggal 20 maret 2022 sampai dengan 22
Maret 2022, selanjutnya melakukan intervensi berupa pendidikan kesehatan dan dilakukan
pemeriksaan kembali.
Tanda-tanda vital
- TD : 163/90 mmHg
- RR : 20x/menit
- N : 100x/menit
- S : 36,5 °C
- Asam Urat : 6 mg/dl
Ny. K mengatakan rasa nyeri mulai berkurang
Ny. K mengatakan rasa linu berkurang
Ny. K memahami apa yang di deritanya dank lien akan memeriksasakan kadar asam urat di
fasilitas kesehatan.
14
BAB V
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan intervensi secara kolaboratif antara keperawatan, kebidanan dan teknologi
laboratorium medis terhadap Ny. K dengan asam urat, didapatkan hasil bahwa klien mengerti dan
memahami pendidikan kesehatan mengenai pola hidup sehat dan bersedia mengikuti anjuran yang
telah diberikan. Selain itu, klien juga sudah memahami cara meredakan rasa nyeri dengan
menggunakan kompres hangat dan diet rendah purin. Pada saat evaluasi, didapatkan hasil PCOT
asam urat Ny. K yaitu 6 mg/dL
2. Saran
Diharapkan Ny. K dapat menjaga pola makan sehari-hari dan milai menerapkan pola hidup
sehat, sehingga kadar asam urat Ny. K dapat terkontrol dengan baik.
15
SAP
Sasaran : Lansia
A. Tujuan Umum
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Media/alatLeaflet
16
F. Kegiatan penyuluhan
17
disampaikan bersama Ny.
K
- Menutup penyuluhan
dengan salam
G. Evaluasi
1. Proses : selama penyuluhan berlangsung
2. Hasil :
Dapat secara subyektif (lisan) menyebutkan
18
MATERI PENYULUHAN
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satukomponen asam nukleat
yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
B. Pembagian asam urat
1. Penyakit asam urat primer
Sebanyak 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan
kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme
yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
2. Penyakit asam urat sekunder
Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah
satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk
dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga
bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol,
obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit
kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol
dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton
19
(hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan
menyebabkan asam urat juga ikut meninggi. Jangka waktu antara seseorang dan orang lain
berbeda, ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar
1-2 tahun.
C. Tanda dan gejala asam urat
1. Kesemutan dan linu
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
3. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas, dannyeri luar biasa
pada malam maupun pagi hari
D. Penyebab asam urat
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam urat
berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan ginjal
yang akan menyebabkan.
E. Komplikasi asam urat
Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga komplikasi hiperurisemia
pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut, dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal
terjadi sekitar 10-25% pasien dengan asam urat primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat
pada suasana pH urin yang basa. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal kronik.
20
F. Diet bagi penderita asam urat
1. Anjurkan pembatasan asupan purin: Hindari makanan yang mengandung purin yaitu jeroan
(jantung, hati, lidah, ginjal, usus), sarden, kerang, ikan herring, kacang-kacangan, bayam,
udang, dan daun melinjo.
2. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan: Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
3. Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, dan ubi sangat
baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran
asam urat melalui urin.
4. Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.
5. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
6. Hindari penggunaan alkohol.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
PRI (2018). Pedoman Diagnosis Dan Pengelolaan Gout, Jakarta Pusat: Perhimpunan
Reumotologi Indonesia
Agustri, Zusantri. 2019, Pengetahuan Penderita Gout Arthtritis Tentang Penyakit Gout Atrhitis di
Puskesmas Pasirlayung Kota Bandung
https://jurnal.poltekestniau.ac.id/jka/article/view/23. Diakses pada tanggal 21 februari
2022.
Madyaningrum, Ema et al. 2020. Buku Saku Kader Pengontrol Asam Urat Di Masyarakat.
Yogyakarta : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan.
23