Disusun oleh:
Armilla
20.156.03.11.018
Dosen pembimbing
Ns. Dinda Nur Fajri Hidayati Bunga, M.kep
A. Latar Belakang
Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi.Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan
makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh
makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup
tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran
dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan
sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat
yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya
akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penanganan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dapat dilakukan secara
farmakologis dan non farmakologis. Penanganan farmakologis yaitu pemberian
obat kelompok salisilat dan kelompok obat anti inflamasi nonsteroid, tetapi salah
satu efek yang serius dari obat anti inflamasi nonsteroid adalah perdarahan saluran
cerna. Sedangkan penanganan non farmakologis tidak mengeluarkan biaya yang
mahal dan tidak memiliki efek yang berbahaya. Dalam keperawatan terapi
nonfarmakologi disebut keperawatan komplementer. Terapi komplementer
merupakan terapi alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal. Jenis terapi
herbal yang dapat di gunakan dalam mengurangi nyeri pada penderita gout yaitu
daun sirsak (Annona Muricata L.) (Wirahmadi, 2013).
Di dunia prevalensi penyakit persendian khususnya penyakit gout
mengalami kenaikan 2 kali lipat antara tahun 1990-2010. Hasil riset kesehatan
dasar (Rikesdas) tahun 2013 menunjukkan penyakit persendian di Indonesia
masih cukup tinggi.Di Jawa Tengah prevalensi penyakit gout belum diketahui
secara pasti. Namun dari suatu survey epidemiologik yang dilakukan di Jawa
Tengah atas kerjasama WHO terhadap 4683 sampel berusia 15-45 tahun,
didapatkan prevalensi artritis gout sebesar 24,3% (Nengsi dkk,2014).
Penyakit asam urat (arthritis gout) masih menjadi masalah utama dalam
dunia kesehatan, dibuktikan dari berbagai kasus komplikasi dari penyakit asam
urat ini seperti gagal ginjal, batu ginjal dan lain-lain masih cukup tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket di RW 05 di Kelurahan
Kenanga pada tanggal 28 Februari 2018 dari 120 sample yang diteliti, didapatkan
data yang menderita penyakit asam urat pada masyarakat di Kelurahan Kenanga
Kecamatan Cipondoh sebesar 12 responden (10,0%). Oleh karena itu perlu
dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit asam urat, guna
meningkatkan pengetahuan dan peningkatan kesehatan masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat diharapkan
warga mengetahui cara menangani asam urat dan mencegah asam urat serta
menambah informasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian asam urat
b. Menyebutkan kembali penyebab dari asam urat
c. Menyebutkan tanda dan gejala asam urat
d. Menjelaskan kembali cara pencegahan asam urat
e. Menyebutkan kembali langkah-langkah membuat pengobatan tradisional
menggunakan rebusan daun sirsak dan kompres hangat kayu manis
3. Media
a. Leaflet dan power point
b. Alat cek asam urat (stik, Lancet, safety box, handscoon, pulpen, kertas
pengecekan asam urat)
c. Air mineral, bubuk kayu manis, handuk kecil / waslap, baskom kecil.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Asam Urat
Asam urat adalah penyakit yang menyerang persendian dan jaringan tulang
oleh penumpukan kristal asam urat sehingga menimbulkan peradangan. Gout
adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara
berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal
yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi
ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi
(Zahara, 2013).
Asam urat sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu
penyakit tertua yang dikenal manusia. Penyakit asam urat disebabkan oleh kondisi
hiperurikemi, yaitu keadaan dimana kadar asam urat dalam darah di atas normal.
Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal, perempuan : 2.4–6.0 miligram
perdesiliter (mg/dL), laki-laki : 3.4–7.0 mg/dL dan anak-anak: 2.0–5.5 mg/dL
(Nopik, 2013). Gangguan asam urat ditandai dengan suatu serangan tiba-tiba di
daerah persendian, terasa terbakar, sakit dan membengkak.(Damayanti, 2012).
D. Patofisiologi
Kondisi asam urat yang meningkat dalam tubuh menyebabkan terjadi
penumpukan asam urat pada jaringan yang kemudian akan membentuk Kristal
urat yang ujungnya tajam seperti jarum. Kondisi ini memacu terjadinya
respon inflamasi dan diteruskan dengan serangan gout. Penumpukan asam
urat dapat menimbulkan kerusakan hebat pada sendi dan jaringan lunak
dan dapat menyebabkan nefrolithiasis urat (batu ginjal) dengan disertai
penyakit ginjal kronis jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan segera
(Kertia, 2009). Menurut Michael A. Charter gout memiliki 4 tahapan klinis,
yaitu :
1. Stadium I
Kadar asam urat darah meningkat tapi tidak menunjukkan gejala atau
keluhan (hiperurisemia asimtomatik).
2. Stadium II
Terjadi pembengkakan dan nyeri pada sendi kaki, sendi jari tangan,
pergelangan tangan dan siku (acut arthritis gout).
3. Stadium III
Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu
kurang dari 1 tahun jika tidak diobati (intercritical stadium).
4. Stadium IV
Timbunan asam urat terus meluas selama beberapa tahun jika tidak
dilakukan pengobatan, hal ini dapat menyebabkan nyeri, sakit, kaku serta
pembengkakan sendi nodular yang besar (cronic gout).
2. Nyeri b.d
inflamasi
1. Peningkatan produksi
1. PATOFISIOLOGI asam urat
GOUT
- Atritis Gangguan citra tubuh b.d ekskresi asam urat oleh ginjal
akut adanya trofi
- Tofi
Membentuk kristal asam - Proteinuria
Gangguan mobilitas fisik
Destruksi sendi dan jaringan lunak urat - Hipertensi
b.d disfungsi persendian
ringan
Batu ginjal asam urat
Kurangnya pengetahuan
Disfungsi persendian mengenai penyakit b.d tidak
terpaparnya informasi
Resiko cidera
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
2. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
3. Didapatkan leukositosis ringan
4. LED meninggi sedikit
5. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
6. Pemeriksaan cairan tofi
7. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian Cholasin. Cholasin
adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik dari leukosit sehingga memberikan
perubahan sehingga memberikan perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-
gejala.
Persiapan alat:
20 gram bubuk kayu manis
Kayu manis kering
Alat penggiling
Air hangat
Baskom kecil
Handuk kecil/ waslap
Cara pembuatan:
(kompres hangat)
Untuk mendapatkan bubuk kayu manis dapat dengan menggiling kulit kayu manis kering.
Cara meletakannya yaitu serbuk kayu manis dicampur dengan air hangat secukupnya
kemudian di lakukan kompres hangat selama kurang lebih 20 menit.
(untuk di oles)
pembuatan pasta kayu manis yaitu 20 gram bubuk kayu manis dilarutkan dalam 1 sendok
makan air hangat 450 C kemudian dibalurkan pada bagian tubuh yang nyeri di tunggu 10-20
menit
Cara pembuatan:
1. Intervensi dilakukan dengan cara meminum rebusan daun sirsak sebanyak 10 lembar
direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai tersisa 1 gelas (dengan api sedang),
diminum 2x sehari pada pagi dan sore hari 1 jam setelah makan rutin selama 8 minggu
DAFTAR PUSTAKA
Fitri Ayuning Dewi. (2014). Pola Makan Lansia Penderita Asam Urat Di Posyandu Lansia
Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No12, Pebruari
2014., hal 69-74
Ilkafah, (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan Keluhan
Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar. Jurnal Ilmiah
Farmasi : Vol 06 No. 2 Mei 2017, 22-29
Paulina Bobaya, (2016). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Gout Artritis Di
Puskesmas Tobelo Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara
Smart, Aqila. (2010). Rematik dan Asam Urat. Yogyakarta: A+ Plus Books.
Sudoyo, A. W. et al. (2016). Buku Ajar Penyakit Dalam (edisi ke 5).Jakarta: Interna
Publishing
Sri Haryani, dkk. (2016). Penyuluhan Kesehatan Melalui Media Cetak Berpengaruh
Terhadap Perawatan Hipertensi Pada Usia Dewasa Di Kota Depok. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.3, November 2016, hal 161- 168
Widi, Kertia & Wachild, (2012).Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Derajat Nyeri Pada
Penderita Gout Rtritis Fase Akut.
Wijaya, M. (2012). Ekstraksi Annonaceous Acetogenin dari Daun Sirsak, Annona Muricata,
sebagai Senyawa Bioaktif Anti Kanker. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Zahara, (2013). Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku Makan Tinggi Purin Diperberat
Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi Menggenggam Statis.
Yogyakaarta: Nuha Medika.
Ilkafah, K. D. (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan
Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar, 22-29.