Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN STASE KELUARGA PADA

KELUARGA Tn.M PADA Ny. A DENGAN ASAM URAT (GOUT


ARTHRITIS)

Disusun oleh:
Armilla
20.156.03.11.018
Dosen pembimbing
Ns. Dinda Nur Fajri Hidayati Bunga, M.kep

PROGRAM PROFESI (NERS) STIKES MEDISTRA INDONESIA


2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi.Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan
makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh
makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup
tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran
dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan
sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat
yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya
akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penanganan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dapat dilakukan secara
farmakologis dan non farmakologis. Penanganan farmakologis yaitu pemberian
obat kelompok salisilat dan kelompok obat anti inflamasi nonsteroid, tetapi salah
satu efek yang serius dari obat anti inflamasi nonsteroid adalah perdarahan saluran
cerna. Sedangkan penanganan non farmakologis tidak mengeluarkan biaya yang
mahal dan tidak memiliki efek yang berbahaya. Dalam keperawatan terapi
nonfarmakologi disebut keperawatan komplementer. Terapi komplementer
merupakan terapi alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal. Jenis terapi
herbal yang dapat di gunakan dalam mengurangi nyeri pada penderita gout yaitu
daun sirsak (Annona Muricata L.) (Wirahmadi, 2013).
Di dunia prevalensi penyakit persendian khususnya penyakit gout
mengalami kenaikan 2 kali lipat antara tahun 1990-2010. Hasil riset kesehatan
dasar (Rikesdas) tahun 2013 menunjukkan penyakit persendian di Indonesia
masih cukup tinggi.Di Jawa Tengah prevalensi penyakit gout belum diketahui
secara pasti. Namun dari suatu survey epidemiologik yang dilakukan di Jawa
Tengah atas kerjasama WHO terhadap 4683 sampel berusia 15-45 tahun,
didapatkan prevalensi artritis gout sebesar 24,3% (Nengsi dkk,2014).
Penyakit asam urat (arthritis gout) masih menjadi masalah utama dalam
dunia kesehatan, dibuktikan dari berbagai kasus komplikasi dari penyakit asam
urat ini seperti gagal ginjal, batu ginjal dan lain-lain masih cukup tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket di RW 05 di Kelurahan
Kenanga pada tanggal 28 Februari 2018 dari 120 sample yang diteliti, didapatkan
data yang menderita penyakit asam urat pada masyarakat di Kelurahan Kenanga
Kecamatan Cipondoh sebesar 12 responden (10,0%). Oleh karena itu perlu
dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit asam urat, guna
meningkatkan pengetahuan dan peningkatan kesehatan masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat diharapkan
warga mengetahui cara menangani asam urat dan mencegah asam urat serta
menambah informasi.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian asam urat
b. Menyebutkan kembali penyebab dari asam urat
c. Menyebutkan tanda dan gejala asam urat
d. Menjelaskan kembali cara pencegahan asam urat
e. Menyebutkan kembali langkah-langkah membuat pengobatan tradisional
menggunakan rebusan daun sirsak dan kompres hangat kayu manis

3. Media
a. Leaflet dan power point
b. Alat cek asam urat (stik, Lancet, safety box, handscoon, pulpen, kertas
pengecekan asam urat)
c. Air mineral, bubuk kayu manis, handuk kecil / waslap, baskom kecil.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Asam Urat
Asam urat adalah penyakit yang menyerang persendian dan jaringan tulang
oleh penumpukan kristal asam urat sehingga menimbulkan peradangan. Gout
adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara
berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal
yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi
ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi
(Zahara, 2013).
Asam urat sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu
penyakit tertua yang dikenal manusia. Penyakit asam urat disebabkan oleh kondisi
hiperurikemi, yaitu keadaan dimana kadar asam urat dalam darah di atas normal.
Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal, perempuan : 2.4–6.0 miligram
perdesiliter (mg/dL), laki-laki : 3.4–7.0 mg/dL dan anak-anak: 2.0–5.5 mg/dL
(Nopik, 2013). Gangguan asam urat ditandai dengan suatu serangan tiba-tiba di
daerah persendian, terasa terbakar, sakit dan membengkak.(Damayanti, 2012).

B. Penyebab Asam Urat


Suryo Wibowo (2016) menyatakan bahwa penyakit asam urat digolongkan
menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder.
1. Faktor keturunan dan obesitas/kegemukan
2. Konsumsi makanan tinggi protein, purin, konsumsi kafein dan alcohol
3. Gangguan pengeluaran asam urat di ginjal dan stress 
Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain
karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi
makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa
organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam
kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit
sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin
B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis),
kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol
dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan
metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan
menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

C. Tanda dan Gejala Asam Urat


Tanda dan gejala asam urat menurut (Zahara, 2013) :
 Sendi terasa nyeri, terutama pada malam dan pagi hari.
 Sendi terasa ngilu, bahkan tampak bengkak dan meradang (kemerahan)
 Nyeri sendi berulang kali pada jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku, dan
pergelangan tangan.
 Pada kasus yang parah, sendi akan mengalami nyeri ketika bergerak.
 Kulit kemerahan hingga keunguan
Serangan asam urat menurut (Zahara, 2013) terjadi secara mendadak,
timbulnya serangan bisa dipicu oleh:
 Luka ringan dan pembedahan
 Pemakaian sejumlah besar alkohol atau makanan yang kaya akan protein
 Kelelahan, stres emosional dan penyakit.
Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa sendi,
seringkali terjadi pada malam hari; nyeri semakin memburuk dan tak tertahankan.
Sendi membengkak dan kulit diatasnya tampak merah atau keunguan, kencang
dan licin, serta teraba hangat. Menyentuh kulit diatas sendi yang terkena bisa
menimbulkan nyeri yang luar biasa. Penyakit ini paling sering mengenai sendi di
pangkal ibu jari kaki dan menyebabkan suatu keadaan yang disebut podagra;
tetapi penyakit ini juga sering menyerang pergelangan kaki, lutut, pergelangan
tangan dan sikut.Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena
persendian tersebut lebih dingin daripada persendian di pusat tubuh dan urat
cenderung membeku pada suhu dingin. Kristal juga terbentuk di telinga dan
jaringan yang relatif dingin lainnya. Sebaliknya, gout jarang terjadi pada tulang
belakang, tulang panggul ataupun bahu. Gejala lainnya dari artritis gout akut
adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang
cepat.
Gout cenderung lebih berat pada penderita yang berusia dibawah 30 tahun.
Biasanya pada pria gout timbul pada usia pertengahan, sedangkan pada wanita
muncul pada saat pasca menopause. Serangan pertama biasanya hanya mengenai
satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara
bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak timbul gejala sampai terjadi
serangan berikutnya. Tetapi jika penyakit ini semakin memburuk, maka serangan
yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih sering terjadi dan mengenai
beberapa sendi. Sendi yang terkena bisa mengalami kerusakan yang permanen.
Bisa terjadi gout menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan
bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi.Benjolan keras
dari kristal urat (tofi) diendapkan dibawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa
terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar
sikut.Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan
massa kristal yang menyerupai kapur. 

D. Patofisiologi
Kondisi asam urat yang meningkat dalam tubuh menyebabkan terjadi
penumpukan asam urat pada jaringan yang kemudian akan membentuk Kristal
urat yang ujungnya tajam seperti jarum. Kondisi ini memacu terjadinya
respon inflamasi dan diteruskan dengan serangan gout. Penumpukan asam
urat dapat menimbulkan kerusakan hebat pada sendi dan jaringan lunak
dan dapat menyebabkan nefrolithiasis urat (batu ginjal) dengan disertai
penyakit ginjal kronis jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan segera
(Kertia, 2009). Menurut Michael A. Charter gout memiliki 4 tahapan klinis,
yaitu :
1. Stadium I
Kadar asam urat darah meningkat tapi tidak menunjukkan gejala atau
keluhan (hiperurisemia asimtomatik).
2. Stadium II
Terjadi pembengkakan dan nyeri pada sendi kaki, sendi jari tangan,
pergelangan tangan dan siku (acut arthritis gout).
3. Stadium III
Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu
kurang dari 1 tahun jika tidak diobati (intercritical stadium).
4. Stadium IV
Timbunan asam urat terus meluas selama beberapa tahun jika tidak
dilakukan pengobatan, hal ini dapat menyebabkan nyeri, sakit, kaku serta
pembengkakan sendi nodular yang besar (cronic gout).
2. Nyeri b.d
inflamasi

1. Peningkatan produksi
1. PATOFISIOLOGI asam urat
GOUT

Alkohol, diet tinggi purin Obat-obatan


(Gout primer) (Gout sekunder)

Hipersaturasi dari urat  produksi asam urat  Kadar laktat


plasma dan cairan tubuh

Pengendapan asam Hambatan ekskresi asam urat oleh ginjal


Penimbunan di dalam dan sekeliling sendi urat
Kristalisasi asam urat

Peradangan (inflamasi) Serangan Gout Hiperurisemia

Serangan berulang-ulang Nefrolitiasis

- Atritis Gangguan citra tubuh b.d  ekskresi asam urat oleh ginjal
akut adanya trofi
- Tofi
Membentuk kristal asam - Proteinuria
Gangguan mobilitas fisik
Destruksi sendi dan jaringan lunak urat - Hipertensi
b.d disfungsi persendian
ringan
Batu ginjal asam urat
Kurangnya pengetahuan
Disfungsi persendian mengenai penyakit b.d tidak
terpaparnya informasi

Resiko cidera
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
2. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
3. Didapatkan leukositosis ringan
4. LED meninggi sedikit
5. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
6. Pemeriksaan cairan tofi
7. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian Cholasin. Cholasin
adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik dari leukosit sehingga memberikan
perubahan sehingga memberikan perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-
gejala.

F. Cara Pencegahan Asam Urat


1. Diit yang baik untuk mencegah asam urat dengan cara menghindari atau mengurangi
makanan yang tinggi kadar asam urat, diantaranya: Makanan yang memiliki zat purin
tinggi yaitu, daging merah, seafood , anggur, kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi, sayuran
hijau (bayam), kembang kol, daun singkong, kangkung.
2. Hindarin minuman beralkohol
3. Mengkonsumsi makanan yang rendah purin, macam-macam sayuran (jamur, kubis,
asparagus, ceri, buncis, selada, lobak,jagung, kentang, wortel), buah-buahan (apel,
pisang,jeruk,dan melon), kacang tanah, keju, pasta dan telur.
4. Memeriksa kesehatan terutama kesehatan sendi dan tulang.
5. Rajin berolahraga

G. Cara Penanganan Asam Urat


Cara penanganan asam urat menurut (Zahara, 2013):
 Minum air putih yang banyak (minimal 8-10 gelas/hari)
 Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam
 Hindari makanan yang mengandung tinggi purin : daging merah, seafood , anggur,
kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi.
 Hindari kecemasan dan cegah terjadinya trauma pada kulit
 Olahraga rutin dan kompres hangat kayu manis untuk mengurangi nyeri sendi
 Meminum rebusan daun sirsak
H. Pengobatan Asam Urat
Pengobatan untuk asam urat / gout dapat dikelompokkan menjadi 3 cara, yaitu :
1. Pengobatan Medis
Yaitu pengobatan menggunakan obat - obat kimia, cara ini dapat dilakukan dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Pengobatan jangka pendek adalah dengan
pemberian obat anti nyeri yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan
menghilangkan bengkak. Sedangkan pengobatan jangka panjang dilakukan
dengan pemberian obat yang berfungsi menghambat xanthine oxidase.
2. Pengobatan Non Medis
Yaitu menjalankan pola hidup sehat yang bertujuan untuk mencegah dan mengobati
penyakit asam urat. Cara ini dapat dilakukan melalui : diet makanan, yaitu dengan
mengurangi konsumsi makanan tinggi purin dan disetai dengan pola hidup sehat dengan
cara melakukan olah raga secara teratur (Wjayakusuma, 2007)
3. Pengobatan Herbal
a. Rebusan daun sirsak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ilkafah (2017) dengan judul
“Efektivitas Daun Sirsak dalam Menurunkan Nilai Asam Urat dan Keluhan Nyeri
pada Penderita Gout di Kelurahan Tamalanrea Makassar”, menyatakan bahwa pada
penelitian yang dilakukan pada 32 responden selama 8 minggu menunjukkan hasil
dengan nilai signifikan terapi minum rebusan daun sirsak terbukti efektif dalam
menurunkan nilai asam urat darah dan menurunkan keluhan nyeri sendi pada
penderita gout arthritis.
Sifat anti oksidan yang dimiliki oleh daun sirsak dapat mengurangi terbentuknya
asam urat melalui penghambatan produksi enzim xantin oksidase. Enzim ini
berperan penting dalam perubahan basa purin menjadi asam urat.
Sedangkan penurunan nyeri pada asam urat ini karena daun sirsak memiliki
ekstrak etanol dan magostine yang berperan sebagai anti inflamasi dan mampu
meredam nyeri pada penderita gout (Wijaya, 2012). [ CITATION Ilk171 \l 1033 ]

b. Kompres hangat kayu manis


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Margowati (2017) dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis (Cinnamomum Burmani)
Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthitis Gout” menyatakan bahwa pada
penelitian yang dilakukan oleh 56 responden menunjukkan hasil yang signifikan
artinya bahwa intervensi menggunakan kompres kayu manis lebih memberi efek
terhadap penurunan nyeri gout.
Kayu manis untuk kompres hangat dihasilkan dari penelitian sebelumnya
kompres hangat kayu manis telah lebih efektif mengurangi nyeri dibanding kompres
dingin dalam penurunan skala nyeri arthitis gout. Kompres dengan menggunakan air
hangat mengakibatkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan
meningkatkan relaksasi otot sehingga mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan,
dan juga memberikan rasa yang nyaman (Amilia, 2013). Penambahan kayu manis
dalam air hangat lebih mendorong terjadinya penurunan nyeri sebab kayu manis
mengandung anti inflamasi dan anti rematik yang berperan dalam proses
penyembuhan peradangan sendi. Hal ini disebabkan bahwa bubuk kayu manis
mengandung sinamaldehid yang dapat mengambat kerja peradangan dan dapat
mengatasi nyeri arthritis yaitu pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat
yang mempunyai khasiat anti inflamasi seperti : daun sirsak atau tanaman obat
yang mempunyai khasiat penghilang rasa sakit (analgesik) seperti : kayu manis.
[ CITATION Mar17 \l 1033 ]

I. Langkah-langkah kompres hangat kayu manis


Tujuan:
A. Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat

Persiapan alat:
20 gram bubuk kayu manis
Kayu manis kering
Alat penggiling
Air hangat
Baskom kecil
Handuk kecil/ waslap
Cara pembuatan:
(kompres hangat)
Untuk mendapatkan bubuk kayu manis dapat dengan menggiling kulit kayu manis kering.
Cara meletakannya yaitu serbuk kayu manis dicampur dengan air hangat secukupnya
kemudian di lakukan kompres hangat selama kurang lebih 20 menit.

(untuk di oles)
pembuatan pasta kayu manis yaitu 20 gram bubuk kayu manis dilarutkan dalam 1 sendok
makan air hangat 450 C kemudian dibalurkan pada bagian tubuh yang nyeri di tunggu 10-20
menit

J. Langkah-langkah rebusan daun sirsak


Tujuan:
1. Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat
2. Menurunkan kadar asam urat
Persiapan alat:
1. 10 lembar daun sirsak
2. 2 gelas air mineral

Cara pembuatan:
1. Intervensi dilakukan dengan cara meminum rebusan daun sirsak sebanyak 10 lembar
direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai tersisa 1 gelas (dengan api sedang),
diminum 2x sehari pada pagi dan sore hari 1 jam setelah makan rutin selama 8 minggu
DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.A., & Spradley, B.W. (2010).Community health nursing: Promoting


and protecting the public’s health (6th Ed). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins

Fitri Ayuning Dewi. (2014). Pola Makan Lansia Penderita Asam Urat Di Posyandu Lansia
Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No12, Pebruari
2014., hal 69-74

Ilkafah, (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan Keluhan
Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar. Jurnal Ilmiah
Farmasi : Vol 06 No. 2 Mei 2017, 22-29

Margowati S, Sigit P. (2017). Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis (Cinnamomum


Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthitis Gout. Urecol Proceeding:
598-607

Paulina Bobaya, (2016). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Gout Artritis Di
Puskesmas Tobelo Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara

Smart, Aqila. (2010). Rematik dan Asam Urat. Yogyakarta: A+ Plus Books.

Sudoyo, A. W. et al. (2016). Buku Ajar Penyakit Dalam (edisi ke 5).Jakarta: Interna
Publishing

Susanti, F. (2011). Efektifitas multimedia interaktif sebagai media pendidikan kesehatan


terhadap peningkatan pengetahuan lanjut usia tentang pencegahan penyakit asam
urat di Kelurahan Tugu Depok (Tesis, magister tidak dipublikasikan). Program
Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok –
Jawa Barat, Indonesia

Sri Haryani, dkk. (2016). Penyuluhan Kesehatan Melalui Media Cetak Berpengaruh
Terhadap Perawatan Hipertensi Pada Usia Dewasa Di Kota Depok. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.3, November 2016, hal 161- 168

Widi, Kertia & Wachild, (2012).Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Derajat Nyeri Pada
Penderita Gout Rtritis Fase Akut.
Wijaya, M. (2012). Ekstraksi Annonaceous Acetogenin dari Daun Sirsak, Annona Muricata,
sebagai Senyawa Bioaktif Anti Kanker. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Zahara, (2013). Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku Makan Tinggi Purin Diperberat
Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi Menggenggam Statis.
Yogyakaarta: Nuha Medika.

Ilkafah, K. D. (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan
Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar, 22-29.

Margowati, S. (2017 ). Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis ( Cinnamomum


Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthritis Gout, 598-607.

Anda mungkin juga menyukai