A. Pengertian
Asam urat merupakan kelainan metabolisme yang dalam
perkembangannya bermanifestasi terhadap peningkatan konsentrasi
asam urat dalam serum. Meningkatnya asam urat bisa menyebabkan
terbentuknya tofi asam urat dan gout (arthritis pirai). Asam urat bukan
penyakit yang mematikan tetapi sangat mengganggu dan membuat
stres penderitanya karena sifatnya yang sering kambuh. Meskipun
sering sembuh karena minum obat, penyakit akan kambuh lagi apabila
obatnya habis. (Harmanto, 2005. h. 22 )
Kadar normal asam urat darah rata – rata adalah antara 3
sampai 7 mg/dl, dengan perbedaan untuk pria 2,1 – 8,5 mg/dl dan
wanita 2,0 – 6,6 mg/dl. Untuk mereka yang berusia lanjut, kadar
tersebut sedikit lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar
tersebut sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl. (Vitahealth, 2005. h. 13)
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinik
1. nyeri sendi terutama di ibu jari kaki.
2. Biasnya terjadi pada pagi hari ketika bangun tidur, padahal malam
harinya tidak merasakan apa – apa. (Harmanto, 2005. h. )
3. Kesemutan dan linu
4. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri luar biasa pada malam hari maupun pagi hari. (La Ode,
2012. h. 3)
Gejala lain yang mungkin terjadi adalah berupa :
5. Demam, dengan suhu tubuh 38,3 derajat celcius atau lebih, tidak
menurun selama tiga hari, walaupun telah dilakukan perawatan.
6. Ruam kulit, sakit tenggorakan, lidah berwarna merah atau gusi
berdarah
7. Bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan yang tiba – tiba.
8. Diare atau muntah.( Vitahealth,2005. h. 20)
D. Patofisologi
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada
setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat
ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin,
tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada
menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu
banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak
purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada
persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Asam urat adalah senyawa yang dalam air. Bila senyawa ini
terakumulasi dalam jumlah besar di dalam darah, maka akan memicu
pembentukan kristal yang berbentuk jarum. Kristal – kristal ini
biasanya terkonsentrasi pada sendi – sendi(kaki, lutut, siku,
tangan)sedemikian rupa sehingga mengakibatkan radang sendi. Sendi –
sendi tempat asam urat mangkal biasanya menjadi bengkak dan kaku.
Selain itu, jika asam urat terkumpul dalam di ginjal akan memicu
pembentukan batu asam urat (tofi) yang mengakibatkan kerusakan
ginjal yang sulit untuk diperbaiki. Kejadian ini biasanya dibarengi
dengan kejadian hipertensi, penyakit pembuluh darad, infeksi, atau
penuaan. (Lestari. 2009. h.12-13)
E. Pengobatan
Secara umum penanganan artritis gout adalah memberikan
edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan medikasi.
Pengobatan dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi
dan keradangan dengan obat-obat, antara lain kolkisin, obat anti
inflamasi non steroid (OAINS), kortikosteroid, atau hormon ACTH.
Obat penurun asam urat seperti alopurinol atau obat urikosurik tidak
boleh diberikan pada stadium akut. Namun pada pasien yang telah
rutin mendapat obat penurun asam urat, sebaiknya tetap diberikan
pemberian kolkisin dosis standar untuk artritis akut secara oral 3-4
kali, 0,5-0,6 per hari dengan dosis maksimal 6 mg. Pemberian OAINS
dapat pula diberikan. Dosis tergantung dari jenis OAINS yang dipakai.
Disamping efek anti inflamasi obat ini mempunyai efek analgetik.
Jenis OAINS yang banyak dipakai pada artritis gout akut adalah
indometasin. Dosis obat ini adalah 150-200 mg/hari selama 2-3 hari
dan dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai minggu berikutnya yaitu
sampai nyeri atau keradangan berkurang. Pemakian kortikosteroid dan
ACTH apabila kolkisin dan OAINS tidak efektif atau merupakan
kontra indikasi. Pemakaian kortikosteroid pada gout dapat diberikan
oral atau parenteral. Indikasi pemberian adalah pada artritis gout akut
yang mengenai banyak sendi (poliartikular). Pada stadium interkritik
dan menahun, tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan kadar
asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan.
Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah
purin dan pemakaian obat alopurinol bersama obat urikosurik yang
lain.
(Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi Keempat-Jilid III)
F. Perawatan
1. Diet
Tujuan utamanya adalah menurunkan kadar urat darah, juga
agar berat badan tidak melebihi ukuran ideal yang disarankan.
Terutama bagi pria yang berusia 40 tahun, hindari makanan yang
berlemak yang kaya purin, misalnya jeroan, karbohidrat olahan,
roti manis, margarin (mengandung lemak jenuh). (Vitahealth,2005.
h. 44)
2. Pada nyeri dan radang ketika terjadi asam urat dapat diperingan
dengan kompres es batu atau air dingin yang dilakukan berulang
kali. (Vitahealth,2005. h. 45)
3. Olahraga yang bisa mengurangi gout adalah olahraga yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Maksudnya, olahraga yang tidak terlalu
membebani tubuh. Olahraga bermanfaat untuk mencegah
terjadinya nyeri sendi saat gout menyerang. Olahraga juga
bermanfaat untuk melancarkan suplai nutrisi kejaringan sendi,
membuang produk – produk sisa metabolisme, menguatkan otot
sekitar sendi sehingga lebih efektif dalam mengga tubuh, dan
mengurangi kemungkinan trauma atau luka. (dr. Joewono, 2011.h.
120 )
G. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan LED, urinalisis, ekskresi asam urat/24 jam, BUN,
serum kreatinin, kadar asam urat dalam darah membantu untuk
diagnosis gout artritis. Analisis cairan sendi biasanya ditaandai
dengan inflamasi sendi: leukosit > 2000 mm 3 dengan PMN > 75
%, diagnosis pasti didapatkan kristal monosodium urat pada
pemeriksaan dengan mikroskop polarisasi.
b. Radiologis : pada fase awal hanya didapatkan pembengkakan
jaringan lunak sedangkan pada fase kronis didapatkan erosi sendi.
H. Konsep keperawatan
a. Pengkajian
1. Data subjektif :
a. Tanyakan keluhan nyeri,lokasi dan derajatnya
b. Bagaimana gejala awalnya dan cara penangggulanganya
c. Adakah riwayat gout dikeluarga
d. Obat-obatan yang diperoleh
e. Anoreksia
f. Sakit kepala
2. Data objektif :
a. palpasi apakah ada nyeri tekan atau nyeri saat digerakan
b. pembengkakan atau nodul dan kemerahan pada
sendi.periksa adanya demam
c. Riwayat psikososial :
d. Adanya nyeri pada persendian ,pasien merasa cemas
dan takut untuk melakukan aktifitas sembelum sakit.
e. Pemeriksaan diagnostik meliputi :
Pemeriksaan darah (asam urat meningkat,sel
darah putih meningkat selma fase akut).pada aspirasi
sendi ditemukan asam urat.pemeriksaan urin ditemukan
adanya kristal dalam asam urat.pemeriksaan rontgen
pada daerah yang terkena pirai
1. Intervensi keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan proses infeksi sendi
a) kaji tingkat nyeri yang dialami pasien jelaskan
penyebab nyeri.dengan demikian,pasien dapat
mengontrol nyeri
b) Anjurkan latihan relaksasi dengan menghirup udara
dari hidung,tahan beberapa detik,dan hembuskan dari
mulut dengan bibir terkatup
c) Alihkan perhatian pasien dengan memberi bahan
bacaan,menonton tv,mendengarkan radio dan lain2.
d) Pasang bidai pada sendi lyang inflamasi.ini bertujuan
menyokong atau mengimobilisasi sendi,sehingga dapat
mengurangi nyeri
e) Kolaborasi dalam pemberian kodein untuk mengurangi
nyeri
2. Tujuan keperawatan
1. Meredakan nyeri
2. Meningkatkan mobilitas fisik
3. Meningkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan
penanganya
3. Evaluasi keperawatan
Setelah melakukan intervensi keperawatan, diharapkan :
a) Nyeri berkurang/hilang
b) Mengatakan nyeri berkurang
c) Nampak rileks dan tenang
d) Menunjukan edema berkurang
e) Mobilitas fisik normal
f) Melakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) secara
adekuat pada sendi yang sakit
g) Melakukan ambulasi dengan walker atau tongkat tanpa
rasa nyeri
h) Memahami program pengobatan dan perawatan
penyakitnya
i) Mengespresikan kesadaran dan pengetahuan tentang
jadwal pengobatan dan efek samping
j) Mengungkapkan pentingnya diet ,aktivitas dan program
latihan
k) Menepati jadwal ulang kontrol kedokter