Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Tentang Penyakit Asam Urat

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

NAMA : Dr. Grace D.M. Jozefa, M.Kes


1. Pengertian arthrithis gout
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis konsentrasi
asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat
dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin.
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada
metabolisme purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan metabolisme purin.
Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi penumpukan asam urat dalam
tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal
yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.

2. Etiologi
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout primer
adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan ekskresi tubular
asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan
kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia), kadar trigliserida
yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya serangan akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan Kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk
golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic asam urat
yaitu hiperurisemia. hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan;a. Gout primer metabolik, disebabkan
sintesis langsung yang bertambah.b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan
asam urat berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia.
2. Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal;a. Gout primer renal, terjadi karena
gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak
diketahui.b. Gout sekunder renal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
3. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan, jerohan, udang,
cumi, kerang, kepiting, ikan teri)
4. Penyakit kulit (psoriasis)
5. Kadar trigliserida yang tinggi
6. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-
benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.
Factor predisposisi :
1. Usia
2. Genetik
Factor prespitasi :
1. Obesitas
2. Obat-obatan
3. Alkohol
4. Stress emosional

3. Manifestasi Klinis
Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah khas yang
sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra.
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan
dan denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan
gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout
menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan didapat
deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat (biasanya
sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut menjadi panas,
merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang dapat sangat hebat
biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.

4. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan serum asam uratPada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat
yang tinggi dalam darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan
pada wanita 7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan
produksi asam urat atau gangguan ekskresi.Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan
untuk mengetahui apakah kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk
memantau hasil pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya juga diminta
pada pasien-pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang cepat
yang mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam
darah. Nilai normal pemeriksaan kadar asam urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi
nilai normal tiap rumah sakit berbeda. Angka leukosit, menunjukkan peningkatan yang
signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka
leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.
 Eusinofil Sedimen Rate (ESR)Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan
sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
 Urine specimen 24 jamUrin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan
ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam
urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat.
Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan
peningkatan serum asam urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet selama waktu
pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun
diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
 Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal aspirasi
dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitive
gout..
 USGPemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia dan
penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.

5. Penatalaksanaana. penatalaksanaan
1. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk. Hindari makanan
tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk roti manis.
Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).
2. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid, diuretic, aspirin,
dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
3. Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).
4. Tirah baringMerupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah serangan
menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

b. Penatalaksanaan medik

Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:

a) Kolkisin

Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau muntah-muntah.

Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel

radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, atau diare hilang. Kemudian obat

dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg.

b) OAINS

OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50 mg setiap 8 jam,

diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari). Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikum
aktif, gangguan fungsi ginjal dan riwayat alergi terhadap OAINS (obat anti inflamasi non

steroid).

c) Kortikosteroid

Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif, contohnya

triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout poliartikuar, dapat diberikan secara intravena

(metilprednisolon 40 mg/hair) atau oral (prednisone 40-60 mg/hari).

d) Analgesik

Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis rendah

akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.

6. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan. Untuk itu,
diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien sehingga dapat memberi
arah terhadap
1) Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :
1. Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia,alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
2. Pada umunya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi yang
mengalami masalah.Untuk mempperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat
dapat menggunakan metode PQRST.

2) Riwayat penyakit sekarang


Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum mencakup awitan
gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang.penting di tanyakan berapa lama pemakaian
obat analgesic, alopurinol
3) Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout.
Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah dirawqat dengan masalah yang
sama.kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan dan penggunaan obat diuretic.
4) Riwayat penyakit keluarga
Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama dengan
klien karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi /sekresi asam urat yang
berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.
5) Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan penyakit klien dalam
keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya kecemasan individu dengan
rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensasi
nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program pengobatan
dan prognosis penyakit dan peningkatan asam urat terhadap sirkulasi. Adanya perubahan peran
dalanm keluarga akibat adanya nyri dan hambatan mobilitas fisik emberikan respon terhadap
konsep diri yang maldaptif.
6) Pengkajian Berdasarkan Polaa. Pola Presepsi dan pemeliharaan kesehatanKeluhan utama
nyeri pada pada sendi
b) Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.
c) Riwayat penyakit Gout pada keluarga
d) Obat utntuk mengatasi adanya gejala
b. Pola nutrisi dan metabolic
a) Peningkatan berat badan
b) Peningkatan suhu tubuh
c) Diet
c. Pola aktifitas dan Latihan
a) Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena
b) Pola presepsi dan konsep diri
c) Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan
d) Presepsi diri dalam melakukan mobilitas
7) Pemeriksaaan fisik
a. B1(Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada,
klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat suara ronki atau
mengi.
b. B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat dingin,dan pusing
karena nyeri.
c. B3 (Brain): kesadaran biasanya komposmentis
1. kepala dan wajah : ada sianosis
2. mata : sclera biasanya tidak ikterik
3. leher : biasanya JVP dalam batas normal
d. B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke gijal berupa pielonefritis,
batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka perubahan fungsi pada sistem ini
e. B5 (bowel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu dikaji
frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji frekiensi, konstitensi,
warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada
nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
f. B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan :
1. Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari
pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyrin biasaya
bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa ferakan tertentu
kadang menimbulkan nyeri yang lebuh dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas sendi
(temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar
2. feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
3. Move: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat

7. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera.
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur.
 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8.
Volume 3. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai