Anda di halaman 1dari 13

ASAM URAT

A. Asam Urat (Gout)


1. Definisi
Asam urat atau istilah medis Gout adalah zat hasil

metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat ini biasanya akan

dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal.

Namun dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan

zat asam urat secara seimbang sehingga terjadi kelebihan dalam

darah (Sandjaya, 2014). Sedangkan Smart (2014), Asam urat

adalah sejenis penyakit yang menyerang sendi otot atau peradangan

pada sendi otot. Asam urat adalah hasil dari

metabolisme/pemecahan purin yang dikeluarkan dari tubuh.

Menurut Fadlilah (2018) berpendapat bahwa asam urat adalah

penyakit kelainan metabolisme dimana terjadi produksi asam urat

berlebih atau penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebih.

2. Etiologi

Menurut Noviyanti (2015), Penyebab utama artritis adalah

gonokokus dan stafilokus. Dilihat dari penyebabnya penyakit ini

termasuk dalam golongan kelainan metabolik. Kelainan ini

berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu

hiperuricemia. pada penyakit. Ini terjadi karena :

8
9

a. Produksi asam urat dalam tubuh meningkat

Sebagai mana telah disinggung sebelumnya, asam urat

merupakan produk turunan dari purin, sumber purin.

Sumber purin sendiri bisa berasal dari dalam tubuh dan

juga bisa dari makanan.

b. Terganggunya proses pembuangan asam urat dari tubuh

Meningkatnya kadar gout dalam tubuh bias terjadi

karena proses pembuangan asam urat terhambat. Hal ini

terjadi karena ginjal mengalami gangguan fungsi. Ginjal

tidak rusak tetapi kemampuan pembuangan asam urat

berkurang.

c. Kombinasi antara produksi asam urat meningkat dan

terganggunya proses pembuangan asam urat.

Terjadi peningkatan kadar asam urat darah yang

selanjutnya mencetuskan penyakit asam urat dapat

disebabkan oleh kombinasi antar produksi asam urat yang

meningkat dengan pembuangan asam urat melalui ginjal

yang berkurang.

3. Tanda Gejala
Pada gout biasanya serangan terjadi secara mendadak (ke

banyakan menyerang pada malam hari). Jika kambuh sendi sendi

yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya

terasa panas disertai rasa nyeri yang hebat, dan persendian sulit

digerakan (Wijayakusuma, 2006). Gejala lain adalah suhu badan

meningkat menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan


10

berkurang, dan jantung berdebar. Serangan pertama gout pada

umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari

kaki. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi

lain seperti tumit, lutut dan siku. Dalam kasus encok kronis, dapat

timbul tofus (tophus), yaitu endapan seperti kapur pada kulit yang

membentuk tonjolan yang menandai pengendapan kristal asam

urat ( Wijayakusuma, 2006).

4. Patofisiologi
Kelainan pada sendi metatarsofalangeal terjadi akibat

ditemukan penimbunan kristal pada membran sinovia pada tulang

rawan artikular. Pada vase lanjut, akan terjadi erosi tulang rawan,

proliferasi sinovia, dan pembentukan fanus, erosi kristik tulang

serta perubahan gout sekunder. Selanjutnya, terjadi tofus dan

fibrosis serta ankilosis pada tulang kaki.

Adanya gout pada sendi kaki menimbulkan respons lokal,

sistemik, dan psikologis, respons inflamasi lokal menyebabkan

kompresi saraf sehingga menimbulkan respons nyeri. Peningkatan

metabolisme menyebabkan pemakaian energi berlebihan sehingga

klien cenderung mengalami malaise, anoreksia, dan status nutrisi

klien tidak seimbang. Pembentukan panus pada pergelangan kaki

menyebabkan masalah citra tubuh, dan prognosis penyakit

menimbulkan respon ansietas (Muttaqin, 2013).

5. Komplikasi
Komplikasi asam urat menurut (Noviyanti, 2015) sebagai

berikut:
11

a. Penyakit ginjal

Secara garis besar, gangguan-gangguan pada ginjal

yang disebabkan oleh asam urat mencakup dua hal, yaitu

terjadinya batu ginjal dan resiko kerusakan ginjal, batu

asam urat terjadi pada penderita yang memiliki asam urat

lebih tinggi dari 13 mg/dl.

Asam urat merupakan hasil buangan dari metabolisme

tubuh melalui urin. Seperti telah diketahui, urin diproses

di ginjal. Oleh sebab itu, jika kadar di dalam darah terlalu

tinggi maka asam urat yang lebih akan membentuk

mengakibatkan penumpukan dan pembentukan batu ginjal.

b. Penyakit jantung

Salah satu bahaya besar akan tingginya gout dalam

tubuh adalah adanya resiko menuju penyakit ini.

Kelebihan asam urat dalam tubuh (hiperurisemia)

membuat seseorang berpotensi terkena serangan jantung.

Pada orang yang menderita hiperurisemia terdapat

peningkatan resiko 3-5 kali munculnya penyakit jangtung

koroner dan stroke.

Asam urat yang diindikasikan dengan penyakit jantung

adalah adanya kristal asam urat yang dapat merusak

endotel/ pembuluh darah koroner. Hiperurisemia juga

berhubungan dengan sindrome metabolik atau resistensi

insulin dalam darah, hipertensi, dan kadar trigliserida

darah yang meningkat. Semua ini sering mengakibatkan

jantung koroner.
12

c. Hipertensi

Pada sebuah penelitian dengan menggunakan tikus

yang diberi inhibitor urikase, hipertensi sistemik terjadi

pada tikus hiperorisemia setelah beberapa minggu. Pada

percobaan ini, tekanan darah berkolerasi langsung dengan

nilai asam urat, tekanan darah menurun setelah asam urat

diturunkan dengan obat yang menghambat kantin oksidase

atau obat urikosurik.

Hipertensi terjadi karena asam urat menyebabkan renal

vasokonstriksi melalui penurunan enzim nitrit oksidase

diendotel kapiler, sehingga terjadi aktivitas sistem asam

urat pada manusia juga berhubungan dengan disfungsi

endotel dan aktivitas renin.

d. Penyakit diabetes melitus

Pada penelitian meninjau catatan dari sekitar 2.000

orang dengan asam urat dalam diabetes veterans

administration. Pada awal penelitian, semua peserta

penelitian tidak menderita penyakit diabetes atau penyakit

ginjal. Selama periode tiga tahun, 9% dari laki-laki

dengan asam urat yang memiliki kadar asam urat tidak

terkontrol berada pada kondisi yang mengarah pada

perkembangan diabetes dibandingkan dengan 6% dari

mereka dengan kadar asam urat yang terkontrol.


13

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan kadar asam urat darah di laboratorium bisa

dilakukan dengan 2 metode yaitu cara cepat menggunakan stik

dan metode enzimatik. Pemeriksaan kadar asam urat dengan

menggunakan stik dapat dilakukan dengan menggunakan alat

UASure Blood Uric Meter. Prinsip pemeriksaan alat tersebut

adalah UASure Blood Uric Acid Test Strips menggunakan katalis

yang digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap

pengukuran asam urat. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara

tertentu sehingga pada saat darah diteteskan pada zona reaksi dari

strip, katalisator asam urat memicu oksidasi asam urat dalam

darah tersebut. Intensitas dari elektron yang terbentuk diukur oleh

sensor dari UASure dan sebanding dengan konsentrasi asam urat

dalam darah. Nilai Rujukan untuk laki laki : 3.5 – 7.2 mg/dl,

sedangkan untuk perempuan : 2.6 – 6.0 mg/dl (UASure Blood

Uric Acid Test Strips).

Prinsip pemeriksaan kadar asam urat metode enzimatik

adalah uricase memecah asam urat menjadi allantoin dan

hidrogen peroksida. Selanjutnya dengan adanya peroksidase,

peroksida, Toos dan 4-aminophenazone membentuk warna

quinoneimine. Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding

dengan konsentrasi asam urat. Nilai rujukan untuk laki laki : 3.4 –

7.0 mg/dl, sedangkan untuk perempuan : 2.4 – 5.7 mg/dl.

Persiapan bagi penderita yang akan diambil sampelnya

yaitu puasa 10 - 12 jam dan tidak mengkonsumsi makanan tinggi


14

purin (misalnya : daging, jerohan, sarden, otak) minimal 24 jam

sebelum uji dilaksanakan, oleh karena dapat mempengaruhi

terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan.

7. Penatalaksanaan Nyeri
a. Penatalaksanaan Terapi Farmakologis
1 Kolkisin (oral atau parenteral), NSAID sepeti indometasin,

atau kostikisteroid diredakan serangan asam urat akut.

2 Hiperurisemia, tofi, penghancur sendi, dan masalah

ginjal diterapi setelah pross inflamasi reda.

3 Alloporinol efektif ketika beresiko terjadi insufisiensi

ginjal atau kalkuli/batu ginjal.

4 Kortikostiroid dapat digunakan pada pasien yang tidak

berespon terhadap terapi lain

5 Terapi profilaksis dipertimbangkan jika pasien

mengalami beberapa episode akut atau terjadi

pembentukan tofi.

b. Penatalaksanaan Terapi Non Farmakologis


1 Kompres hangat berguna untuk melancarkan sirkulasi

darah, menurunkan rasa nyeri.

2 Kompres jahe.

3 Air rebusan daun salam berguna sebagai penurun rasa


nyeri dan juga penurun kadar asam urat.

c. Penatalaksanaan Keperawatan

Dorong pasien untuk membatasi konsumsi makanan tinggi

purin, terutama daging, organ (jerohan), dan membatasi asupan

alkohol. dorong pasien untuk mempertahankan berat tubuh


15

normal. Upaya ini dapat membantu pencegah asam urat yang

nyeri

Pada asam urat akut, penatalaksanaan nyeri sangat penting.

Berdasarkan dari tinjau medikasi bersama pasien dan

keluarga. Tekanan pentingnya lanjutkan

medikasi untuk mempertahankan

efektifitas (Brunner & Suddarth, 2013).

8. Pencegahan

a. Pencegahan Primer

Usaha pencegahan serangan gout pada umumnya adalah

dengan menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi

pencetus serangan, sehingga kita harus mengetahui makanan

yang dapat memperbesar terjadinya risiko asam urat misalnya

latihan fisik berlebihan, stress dan makanan yang

mengandung purin, meskipun penderita asam urat yang telah

sakit berulang dapat dicegah dengan pemberian obat tetapi

penderita harus mengurangi makanan berlemak, dan alkohol

dapat memperkecil serangan gout. Untuk yang masyarakat

sehat yang bukan penderita gout seharusnnya mereka

mengontrol makanan yang dikonsumsinya sehingga dapat

memperkecil terjadinya serangan gout. Mengenali makanan

yang mengandung kadar purinnya amat tinggi, sedang dan

rendah, maka kita dapat mengontrol asupan purin seminimal

mungkin (Febby, 2013). Adapun klasifikasi makanan

berdasarkan kadar purinnya yaitu :


16

1. Makanan kadar purin tinggi (150-180 mg/100

gram), misal: jeroan (hati, ginjal, jantung, limpa

,paru, otak dan saripati daging).

2. Makanan kadar purin sedang (50 – 150 mg/100

gram), misal: daging sapi, udang, kepiting, cumi,

kerang, kacang-kacangan, bayam, kembang kol,

kangkung, asparagus dan jamur.

3. Makanan kadar purin rendah (di bawah 50 mg/

100 gram), misal: gula, telor dan susu.

b. Pencegahan Sekunder

1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium darah di gunakan

untuk diagnosis hiperurisemia, sedangkan pemeriksaan urin

untuk melihat ekskresi urat dan mendeteksi batu ginjal. Kadar

normal asam urat dalam darah adalah 2 sampai 6 mg/dL

untuk perempuan dan 3 sampai 7,2 mg/dL untuk laki-laki.

Bagi yang berusia lanjut kadar tersebut lebih tinggi. Rata-

rata kadar normal asam urat adalah 3.0 sampai 7,0 mg/dl.

Bila kadar asam urat darah lebih dari 7,0 mg/dl dapat

menyebabkan serangan gout. Bila hiperurisemia lebih dari

12 mg/dl dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal.

Sebelum pemeriksaan di anjurkan puasa selama kurang

lebih 4 jam sebelumnya. Juga tidak boleh menggunakan

obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi hasil, yaitu:

diuretika, etambutol, vinkristin, pirazinamid, tiazid,

analgetik, vitamin
17

C dan levodopan, begitupun makanan tertentu yang kaya

purin (Junaidi, 2012).

2. Terapi Obat

Pada kasus gout tanpa gejala tidak memerlukan

pengobatan, tetapi dapat di cegah dengan terapi diet saja

yang menjadi masalah adalah jika sendi yang rusak sudah

mengandung kristal-kristal urat, sehingga sistem imunitas

tubuh akan menyerang benda asing tersebut. Sel darah putih

ikut menginfiltrasi sendi dengan mengeradikasi kristal

tersebut. Namun keadaan ini justru akan menyebabkan

terjadinya inflamasi pembengkakan (radang) sendi yang akut.

Sendi membengkak sehingga muncul rasa sakit yang

hebat, akibat tekanan pada kapsula sendi. Pengobatan di

gunakan untuk menurunkan kadar asam urat di dalam darah,

misalnya alopurinol yang bekerja sebagai inhibitor menekan

produksi asam urat. Atau obat urikosurik, misalnya

probenesid untuk membantu mempercepat pembuangan asam

urat lewat ginjal. Obat penurun asam urat juga diperlukan,

obat untuk mengatasi radang dan rasa sakit yaitu golongan

OAINS (obat anti inflamasi non steroid) seperti

indometasin, ibuprofen, ketoprofen, atau deklofenak.

Sedangkan untuk pencegahan serangan berulang, biasanya

diberikan kolkisin.
18

c. Pencegahan Tersier

1. Pembatasan Purin

Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau

kadar asam urat serum lebih dari 10mg/dl, penderita

harus diberikan diet bebas purin. Namun pada

kenyataannya tidak mungkin merencanakan diet tanpa

purin karena hampir semua bahan

makanan sumber protein mengandung

nulkeoprotein. Diet yang normal biasanya mengandung

600-1.000 mg purin per hari. Oleh karena itu, diet bagi

penderita gout harus dikurangi kandungan purinnya

hingga kira-kira hanya mengonsumsi sekitar mg purin

per hari.

2. Kalori Sesuai dengan Kebutuhan

Jumlah konsumsi kalori harus sesuai dengan

kebutuhan tubuh yang didasarkan pada tinggi dan berat

badan individu. Bagi penderita gout yang kelebihan berat

badan harus menurunkan berat badannya dengan

memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Jumlah kalori

disesuaikan dengankebutuhan dan dijaga sehingga akan

meningkatkan asam urat serum dengn adanya keton bodies

yang dapat mengurangipengeluaran asam urat melalui

urin. Demikian juga halnya yang akan terjadi jika

penderita menjalani puasa atau diet yang ketat.

Pada penderita gout yang gemuk, konsumsi kalori perlu

di kurangi 10-15% dari total konsumsi kalori yang

normal
19

setiap harinya. Dengan demikian, kelebihan berat badan

dapat di turunkan secara bertahap. Untuk mengatasi rasa

lapar akibat pembatasan konsumsi kalori, penderita dapat

mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan segar.

Dengan mengonsumsi buah dan sayur, dapat

memberikan rasa kenyangan dan kadar airnya yang

tinggi sangat baik dalam membantu melarutkan

kelebihan asam urat dalam serum. Sayuran yang tidak

mengandung purin (kecuali asparagus, kacang polong,

buncis, kembang kol, bayam, jamur) di makan paling

sedikit 300g/hari. Agar-agar juga dapat dikonsumsi untuk

mengatasi rasa lapar.

3. Tinggi Karbohidrat
Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan

kalori. Karbohidrat kompleks, seperti nasi, singkong,

roti, ubi, sangat baik dikonsumsi oleh penderita gout

karena dapat meningkatkan pengeluaran asam urat

melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks disarankan

tidak kurang dari 100 gr/hari. Penderita gout harus

mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis

fruktosa, seperti gula, permen, arum manis, dan sirup.

Konsumsi fruktosa tersebut dapat meningkatkan kadar

asam urat serum.


20

Anda mungkin juga menyukai