Anda di halaman 1dari 25

BAB Il

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauae teoritis 1. Konsep Dasar Arthritls Gout

a. Definatel Gout Arthritis

Gout arthritis adalah gangguan yang disebabkan oleh penimbunan asam urat, svatu produksi akhir
metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan (Robins, 2015).

Penyakit asam ural atau penyakit gout merupakan penyakit karena gangguan metabolik yang termasuk
kelompok golongan heteregonous yang berhubungan dengan efek genetik peda metabolisme pu-in
(hiperpusisemia). Asam urat adalah asam yang

berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh (Wibowo,
201 1).

Gout Arthritis adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan
sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) discbabkan karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Kadar
asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal puda pria berkisar 3,5

~ 7 mg/dl dan peda perempuan 2,6 ~ 6 mg/dl (Saharudin, 2012).

b. Etioluogi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit /


penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat

string terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal

dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam

urat yang kurang dari ginjal.Beberapa factor Isin yang mendukung,

seperti:

1)

2)

3)

4)

Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang

menyebabkan asam urat bericbihan (hiperuricemia), retensi asam

urat, atau keduanya.


Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,

hipertensi, gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat menyebabkan
hiperuricemia.

Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat sepertiaspirin, diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.

Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah jeroan yang dapat diemukan
pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau (Saharudin, 2012).

ec Manifestasi Klinis Tanda dan gejala yang khas pada penderita gout adalah (Puspitasari,

2010) 1) Nyeri pada satu atau beberapa sendi dimalam hari, makin lama

makin memburuk.

2) Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan,

kencang, licin dan hangat.

3) Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita

terjadi peningkatan denyut jantung. 4) Bila benjolan kristal di sendi pecah akan keluar massa seperti

kapur. 5) Kadar asam urat dalam darah tinggi


d. Patofisiologi Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan

yang mengandung asam urat tinggi dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat akan
menghasilkan akumulasi asam urat yang beriebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokel
dan menimbulkan respon inflamasi.

Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat tersebut akan
mengkristal dan akan membentuk

garam-garam urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektif diseluruh tubuh,
penumpukan ini disebut ‘off. Adanya kristal

akan memicu cespon inflamasi skut dan netrofi! melepeskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak
jeringen, tapi jugs

menyebabkan inflamasi. Pada penyakit gout akut tidsk ada gejals-gejala yang timbul,

Serum urat meningkat tapi tidck akan menimbutkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan
menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal. erangan akut pertama
biasanys sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini meliputl hanya satu tulang sendi. Serangan
pertama ini sangat nyeri yang menyebebkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah.
Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang peling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki,
tumit, iutut, dan tulang sendi pinggang. Kadangkadang gejalanya disertai dengan demam ringan.
Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur

(Firman, 201 1). Faktor yang Mempengaruhi Asam Urat Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang
penyakit asam

urat yaitu: 1) Genetik atau riwayat kcluarga Asam urat dapet menjadi penyakit
keturunan, dimana penderita mesti berhati-hati terutama dalam pola

makan dan gaya hidup. 2) Stress Penderita yang menerima stress dapat menyebabkan kadar

asam urat dalam serum meningkat

3) Asupan senyawa ourin beriebihan Bahan pangan yang tinggi

4)

5)

kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 — 0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak

atau minyak tinggi seperti makanen yang digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan
yang mengandung lemsk tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap

pengeluaran asam urst (Krisnatuti, 2007). Konsumsi alkohol beriebih Minum alkohol dapat
menimbutkan

serangan gout karena alkohol meningkatkan produksi asam urat. Kadar laktat darah meningkat akibet
produk sampingan dari metabolisme Asam iaktat menghambat ckskresi asam urat oleh ginjal sehingga
terjadi peningkatan kadamya dalam serum.

Kegemukan (obesitas) Seseorang dinyatakan obesitas jika indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30.
Obesitas merupakan salah satu faktor gaya hidup yang berkontribusi terhadap kenaikan asam urat selain
diet tinggi puria dan konsumsi alcohol
Hipertensi dan penyakit juntung Asam urat merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner.
Diduga kristal asam urat akan merusak endotel (lapisun bagian dalam pembuluh darah koroner). Obat-
obatan tertentu (terutama diuretika) Obat anti hipertensi, terutama thiazide diduga secara tidak
langsung mempengaruhi

metabolisme lemak yang pada akhimya mengurangi pengeluaran

esam lomak. Kemudian obst-obetan dluretik, aspirin dosis rendah, jevodopa, diazoksid, asam nikotinet,
asotazolamid, den etenbutol. Salah sats ponyebab yang mempengaruhi kadar esam uret adelah olah
regs atau aktivites fisik. Olah rage atau gerekan fisik akan menyebabkan peningksten kader asem lekwt.
Asem lektst terbentuk dari proses glikolis:s yang terjadi di otct. Jika otct berkontraksi didalam media
anacrob, yaitu media yang tidak memiliki: oksigen maka glikogen yang menjadi produk akhis giikolisis
akan menghilang dan muncul laktat sebagai produksi ekhir utama. Peningkatan asan faktst dalam darah
akan

8)

menyebabkan penurunan pengeluaran asam urat olch ginjal. Proses. penuaan akan moengakibatkan
gangguan dalam

pembentukan enzim urikinase yang mengoksidasi asam urat menjadi alotonin yang mudah dibuang. Jika
pembentukan enzim ini terganggu maka kadar asam urat darah menjadi naik. Penyakit

9)

asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal ini disebabkan pria memounyai kandungan
asam urat dalam darah lebih tinggi dibanding wanita yang baru meningkat setelah menopause (Ahmad,
2011) f. Pemeriksaan Diagnostik Sedangkan pemeriksaan diagnostik dalam penyakit arthritis gout

adalah:
1) Serum asam urat Umumoya meningkat, diates 7,5 mg/dl. Pemeriksean inj mengindikasikan
hiperuricemia, akibat peningketan produkai ssam urat atau gangguan ckekresi. 2) Angka Icukosit
Menunjukkan = peningkatan = yang = signifikan = mencapai 20.000/mrn? selama serangan skut.Selama
periode ssumtomenk angka foukosit masih delam batas normat yaitu 5000 - [0.000/mm’, 3) Eusinofti
Scdimen rate (ESR) Meningkat selama serangan ekut. Peningkatan kecepatan sedimes rate
mongindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibst deposit asam urat di persendian. 4) Urin spesimen
24 jam (Saharudin, 2012). gPenatalaksanaan Medis Fase akut. Obat yang digunakan : 1) Colchicine (0,6
mg) Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangangout akut,
den unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari, Fenilbutazon. 2) Fenilbutazun, suatu agen
anti radang, dapat juga digunakan unluk

mengobati artritis gout ekut. Tctapi, karene fenilbutazon

menimbulkan ofck samping, maka kotkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga
cukup cfektif.

3) indometasin ( 50 mg 3 X schari selama 4-7 hari). Pengobetun jangka panjang ‘erhadap hyperuricemia
untuk mencegah komplikasi.

8) Golongan urikosurik: probenrsid, sulfinpirazon b) Azapropazon, dosisi schari 4 X 300 mg. ¢)


Benzbromaron. d) Inhibitor xamin (alopurinol). c) Dilakukan pembedahan Jika ada tofi yang sudah
mengganggu gerakan sendi,karena tofi tersebut sudah terlalu besar. h. Penatalaksanaan Diit Arthritis
Gout Menurut David dan Anderson dalam Krisntuti (2010) diit penyakit asam urat harus memiliki syarat-
syarat sebagai berikut:

1) Pembatasan makanan tinggi purin Penderita asam urat beriebih scharusnya bebss dari makan
berpurin tapi hal itu mustahil karene hampir semua makanan mengandug punn. Pembatasan diit purin
bagi penderita kire-kira 100150 mg purin perhari. Makanan sumber purin yaitu jeroan seperti hati,
ginyal, limpa, babat, usus, otak, paru dan jantung. Ekstrak daging terutama daging berwarna merah, ikan
sarden, salmon, angsa, kerang, remis dan udang kecil.

Penderita harus membatasi makanan yang digoreng dan bersantan


2)

3)

4)

serta menghindari penggunaan margarin (berasal dari produk nabati) atau mentega (berasal dari produk
hewan).

Kalori sesuai dengan kebutuban

Untuk penderita gout yang gemuk asupan kalori yang dibutuhkan hanya 10-15% dari total konsumsi
kalori kalori yang norma! setisp harinya.

Tinggi karbohidrat

Konsumsi karbohidrat komplek seperti nasi, singkong, roti dan ubi dapat meningkatkan pengeluaran
asam lemak dalam urin. untuk itu disarankan dikonsumsi tidak kurang dari 100 mg/hari. Tapi penderita
asam urat harus mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana sejenis fruktosa seperti gula, premen,
arum manis dan sirup karena dapat meningkatkan kadar asam urat serum.

Rendah protein

Protein hewani seperti hsti, ginjal, otak, paru dan limfa dapat meningkatkan asam urat. Penderita asam
urat dapet diberikan protein sebesar 50-70 mg/hari atau 0,8-1,0 g/kg bb dari protein nabati dan protein
yang berasai dari susu, keju dan telur.
Rendah lemak Lemak dapat menghambat ekskresi asam urst melatui urin, oleh kerena itu penderita
asam urat diberi diit rendah lemak, batas] makanan yang digoreng, bersantan, margarine dan mentega,
konsumsi lemak sebaiknya 15% dari total kalori.

6) Tinggi cairan Kosumsi cairan yang tinggi dapat membantu pengeluaran asam urat melalui urin, selain
itu buah-buahan segar yang banyak mengandung air sangat baik untuk penderita asam urat seklain
alpukat dan durian karecna banyak mengandung lemak. Sebaiknya konsumsi air sebanyak 2,5 liter atau
sekitar 10 gelas perhari

7) Tanpa alkohol Alkohol dapat meningkatkan kadar asam laktat plasma yang menghambat pengeluaran
asam urat melalui urin. Hindari makan yang mengandung alkohol (Saharudin, 2012)

L Komplikasi Komplikasi yang sering terjadi akibat asam urat antara lain : 1) Erosi, deformnitas dan
ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi. 2)
Hipertensi dan albuminuria. 3) Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gaga! ginjal kronik

(Candra, 2013).

2, Kousep Dasar Pola Makan

a. Definisi

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan

jemlah dan jenis makanan detgan informasi gambaran dengan

meliputi_ mempertahankan kesehatan, status nutnsi, mencegah atau


membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2012).

b. Komponen Pola Makan

Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri

dari: jenis, frekuensi, dan jumlah makanan.

Lt) Jenis makan

2)

Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari terdici dari makanan pokok, Lauk
hewani,Lauk nabati, Sayuran ,dan Buah yaug dikonsumsi setiap hari Makanan pokok adalah sumber
makanan utama di negara indonesia yang dikonsumsi setiap crang atau sekelompok masyarakat yang
terdiri dari beras, jangung, sagu, umbi-umbian, dan tepung (Sulistyoningsih, 2011).

Frekuensi makan

Frekuensi makan adalah beberapa kali makan dalam sehari meliputi makan pagi, makan siang, makan
malam dan makan selingan (Depkes, 2013). sedangkan menurut Suhardjo (2009) frekuensi makan
merupekan berulang kali makan sehari dengan

jumlah tiga ksli makan pagi, makan ssang, dan makan malam

Willy (2011)
c. Faktor yang Mempengaruhi Pole Makan Pola makanyang texbentuk gambaeran sama dengan
kebiasean makan scscorang. Secara umum faktor yang mempengaruly terbentukaya pola makan adalah
faktor ekonomi, somal budsys, agama, pendid kaa, dan lingkungan (Sulistyoningsih, 201s). 1) Faktor
ekonomi Variabel ekonomi mencukup dalam peningkaten

2)

peluang untuk days oeli pangan dengan kuantitas dan kuslias dalam pendapatan menurunan daya beli
pangan secara kualitas maupun kusntitas masyarakat. Pendapatan yang tinggsdapat mencakup
kurangnya daya beli denganh kurangnya pola makas masysrakat sehingga pemiliban suatu bahan
makanan lebih di dasarkan dalam pertimbangan sclera dibandingkan aspek gizi. Kecenderungan untuk =
mengkonsums: makanan mnpor (Sulistyoningsih, 2011).

Faktor Sosial Budaya Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan dapat dipengaruhi oleh faktor
budaya sosial dalam kepercayain budaya adat dacrah yang menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan dj
suatu § masyarakat memuiliki cara mengkonsums: pola makan dengan cara scndiri. Dalam budaya
mempunyai suatu cam bentuk macam pola makan

3)

4)

5)

6)

seperti:dimakan, bagaimana pengolahsnys, persiapsn dan

penyajian, (Sulistyoningsih, 2011).


Agama Dalamagama pola makan ialah svatu cara makan dengan

diawali berdoa sebclum makan dengan diawali maken

mengunakan tangan kanan (Depkes RI, 2008).

Pendidikan Dalam pendidikan pola makan iala salah satu

pengetahuan, yang dipelajari dengan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan penentuan
kebutuhan gizi (Sulistyoningsih, 2011).

Lingkungan Dalam lingkungan pola makan ialah berpengaruh terhadap pembentuk perilaku makan
berupa lingkungan keluargs melalui adanya p-omosi, media elcktroni, dan media cetak. (Sulistyoningsih,
2011).

Kebiasaan makan

Kebiasaan makan ielah suatu cara seseorang yang mempunyai keterbiasaan makan dalam jumlah tiga
kali makan dengan frekuensi dan jeais makanan yang dimakan. (Depkes,2009).

Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Asam Urat

Pola makan mempengaruhi terjadinya penyakit asam urat, oleh

karena itu diperlukan pengaturan diet atau pengaturan menu makanan


yang bertujuan untuk mengurangi pembentukan asam urat,

menurunkan berat badan apabila pendcrita terlalu gemuk, serte

mempertahankan berat badan dalam batas normal. Untuk mencapai

tujuan tersebut, harus memenuhi beberapa syarat pemberian makanan yang harus mencukupi
kebutuban zat gizi (Yenrina, 2009).

Sebagian fektor risiko hiperurisemia dan gout berkaitan dengan pola makan atau gnyo hidup dan taktor
gizi. Gout merupakan gangguen metabolik, yang secara bermakna dipengaruhi faktor-faktor berkaitan
dengan gizi. Penclitian yang telah dilakukan menunjukkan modifikasi tecintegrasi gaya hidup dan gizi
merupakan elemen yang penting dalam strategi penatalaksanaan gout sesuai dengan strategi
penatalokasanaan pada penyakit kronik. Olch karena itu, gizi mempunyai peran penting dalam
penatalaksanaan hiperurisemia dan gout. Pembatasan asupan purin dan bir, minum susu skim segelas
perhari serta penurunan berat badan telah direkomendasikan oleh para pakar untuk menurunkan
insidens dan kekambuhan pirai. Di samping itu, dilaporkan bahwa penurunan berat badan, pembatasan
asupan kalori dan karbohidrat, dengan meningkatkan asupan protein dan lemak tak jenuh secara
proporsional juga merupakan upaya penatalaksanaan gout dari aspek gizi (Kumala, 2010).

Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5
— 0,75 g/ml purin yang dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang digoreng,
santan, margarin atau mentega dan buahbuahan yang mengandung lemak tingyi seperti durian dan
alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran asam urat (Krisnatuti, 2012).

Zat punn memang dibuwhkan di dalam tubuh manusis untuk membantu kinerja metabolisme tubuh.
Apsbils seseorang melakukan diet purin seaingga menyebabkan kandungan zat purin di tubub menjadi
rendah, maka sistem metabolisme tubuh akan terganggu, seperti diantaranya tubub tidak dapat
membentuk kembali sel-sel yang rusak dan tubuh tidak dapst meuyimpan cadangan evergi untuk
beraktivitas dalam jangka pendek. Namun sebaliknya, jika sescorang mengakibatkan beberapa penyakit,
diantaranya asam urat, rematik dan gangguan ginjal.
Menuru Ramadhan J.Ahmad Ramadhan (2008) Pole makan yang benar akan menentukan kesehatan
seseorang. Jika pola makan benar, kesehatan terjaga, sebaliknya apabila pola makan tidak benar, besar
kemungkinan kita akan terkena berbagai penyakit.

B. Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Imran (2015) tentang hubungan dengan terjadinya hiperurisemia di di
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola
makan dengan kejadian penyakit gout artritis di RSUD Toto Kabila Kaoupaten Bone Bolango. Jenis
penclitian yang diyunakan adalah survei analitik dengan rancangan case control study. Besar sampel
sebanyak 42 orang pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Analisis data menggunakan uji Chi square (X 2dan Odds Ratio (OR).

Hasil uji statistik didapatakan bahwa pada a = 0,05, p valve ~ oo"

X 2 hitung tebih bosar dari X 2 tabel (4,356 >3,481), dimana Ho ditolek

dan Ha diterima. Nilai OR = 4, 136. Kesimptlan dalam penelitian ist

terdapat hubungan antara pole makan dengan kejadian peoyakit a50™ uret

Pasien dengan pola makan tidak baik berisiko 4,1 kali lebih besar mengalami penyakit gout artritis.

Perbedasn penclitizn ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Imran (2015) adalah terletak pada lokasi
penelitian, rencangan peoclitisn, teknik pengambilan sampel dan jumlah sampel. Sedangkan
persamaanny® terletak pada variabel independen.

C. Kerangka teori
Arthntis Gout Faktor yang Mempengaruhi Makanan yang mengandung kadar Artluits Gout purin ting)

, Genetik a Goiongan A (bali, ginjal, otak,

+ Stress jantung, paru, jeroan, udang, remis, 3. Pola makan kerang, sarden, herring, ekstrak 4. Konsumui
alkohol daging alkobol serta makanan 5. Kegemukan dalam kateng.

b. Golongan B: (daging sapi, kacang ~ kacangan, kembang kol, bayam, buncis, jamur, daun singkong,

6. Hipertensi dan penyakil jantung 7. Obat-obatan

8. Aktivilay fisik kangkung.

9, Proses ponuaan c. Golongan C: (keju, telur, sayuran lain,buah — buahan tertentu seperti nanas,
durian, alpukat, air kelapa)

Skema 2.1

Kerangka Teori

24

D. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah suaty hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya
dari masslah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007). Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :
Skema 2.2 Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Pola makan Asam urat

E. Hipotesa Hipotcsa merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
(Aziz, 2014). H, . Ada hubungan pola makan dengan penyakit asam urat

BAB Ii

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini ‘ersitat deskriptif analitik dengan mengguoakan

pendekatan potong lintang (cross sectional) untuk melihat bubungan konsumsi makanan yang
mengandung purin dengan kejadian arthritis gout di

wilayah kerja Puskesmas Salo Tahun 2018. Adapun skema rancangan cross

sectional adalah sebagai berikut: Penelitian dimulai

Lansia yang melakukan pemeriksaant laboratorium di Desa Siabu Witayab Kerja Puskesmias Salo

Pola makan Hasil 1 Melskukan pengamaten Asan ural pengamatan persamaan Hasil analisis Skema 3.1.
Rancangan Penelitian

25
d. Melakukan seminar proposal 3. Variabel Penelitian

Variabel dalam Penelitian inj terdiri dari

yaitu : Gua variabel yang diukur,

a. Variabel Bebas Undependenty

Variabel independent yang digunakan adalah pols makan b. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel dependent yang digunakan adatsh kejadian asam urat B. Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian
ini dilakukan di Desa Siabu Wilayah Kerja Puskesmas Salo pada tanggal 20-26 Juli tahun 2018 . C.
Populasi Dan Sampel

1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seturuh lansia yang melakukan

pemerikssan laboratorium di Desa Siabu Wilayah kerja Puskesmas Salo

berjumiah 76 orang. 2. Sampel { dalam penelitian ini adalah sebagian lansia yang melakukan

Sampe Wilayah Kerja Puskesmas Salo

pemeriksaan laboratorium di Desa Siabu Tahun 2018 dengan kriteria: 1) Kriteria Inklusi

iteliti adalah : Adapun kriteris inklusi sampe! yang akan diteliu


a) Lansia Desa Siabu yang melakuken pemenksaan laboratorium yang berobat dan terdaftar diwilayah
kerja Puskesmas Salo b) Bersedia menjadi responden 2) Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah : a) Lansia yang melakukan pemeriksaan selain kadar asam urat

3) Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah ‘otal

sampling yaitu semua populasi dijadikan sampel. Jadi jumlah sampei dalam penelitian ini adalah 76
orang D. Alat Pengumpulan Data Pada penelitian ini peneliti aken menggunakan alat pengumpulan data
berupa kuisioner. Untuk pertanyaan pola makan benqumlah 10 pertanyaan dalam bentuk skala Iskert
yang terdiri dari 4 alternauf jawaben yaitu untuk pertanyaan positif dengan jawaban: Selalu (4), Senng
(3), Jarang (2) dan Tidak Pernah (1). Untuk pertanyaan negatif dengan jawaban: Selalu (1), Sering (2),
Jarang (3) dan Tidak Pernah (4). Sedangkan kejadian arthritis gout diukur dilakukan dengan kuesioner
dengan lembar checklist. E. Etika Penclitian Etika dalam penelitian ini adalah masalah yang penting
dalam penclitian, mengingat penelitian ini berhubungan lansung dengan manusia

dan maka etika penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :

1, Lembar persetujuan (/aformet Consent) Merupaksn persetujuan antara penecliti dengan responden
dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuannya adalah untuk mengetahui maksud dan tujuan
peneliti serta dampak yang diteliti sclama pengumpulan data, jika subjek bersedis di teliti maka harus
menandatangani lembar persetujuan, jika responden menolak untuk di teliti maka pencliti tidak
memaksa dan tetap menghormati responden.

2. Tanpa Nama (anonymity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, penecliti tidak akan
mencantumkan nama KK atau anam responden pada lembar pengumpulan data , dan cukup dengan
memberikan nomor kode pads masing-masing lembar tersebut.

3. Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan informasi yang diberikan dan yang diteliti dijamin vleh
peneliti dan hanya disajikan dan dilaporkan sebagai hasil riset (Hidayat, 2014).
F. Pengolahan Data Setelah data terkumpul pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program
komputer, dilakukan dengan ‘ahap editing, coding, processing dan

cleaning.

1. Alur Peneliting

Pole makan Asam west Avalisa Data

Skoma 3.2 Alur Penelitian

2. Prosedur Penelitian Beberapa hal yang perlu dipersiapkan Pencliti sebelum penelitian yaitu
mempersiapkan prosedur-prosedur pengumpulan data. Adapun langkah-langkah diuraiken sebagai
berikut : a. Mengajukan surat permohonan pembuatan surat izin pengambilan data ke Prodi S!
Kepcrawatan Universitas Pahlawan Tusnku

Tambusai.

Setelah mendapatkan surat izin tersebut diserahkan kepada Kepala

Puskesmas Salo. . sis eout Melakukan pengambilan data penyakit arthritis gou

j. Editing Merupakan kegiatan untuk melakuken pengecekan isian kuesioner

apakah jawaban responden yang ada di kuesioner dan checklist spekeah sudah terjawab dengan
lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

2, Coding Merupakan kegiatan mengklasifikasikan jawaban menurut kriteria


tertentu, dimana jawaban responden diklasifikasika dengan kode angka

atau bilangan.

3. Processing Setelah semua isi kuesioner penuh dan benar maka akan melewati

pengkodean, langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisa. Proses data dilakukan
dengan cara meng-entry date dari

kuesioner ke program komputer .

4. Cleaning Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry,

apakzh ada kesalahan atau tidak (Hidayat, 2008)..

G. Definisi Operasional

Untuk mengetahui Definisi Operasional dalam penelitian ini, dapat dilihat

pada tabel berikut :

a1 Variabet Defintat Alet ukue Besa Polamakan Pon, "har Hall stone dan joni Jumtay Jeois makant!
Lembar event Membanie Checklise Nina Tora, ins asa vee Penyakit reeponden Mengkonsume| Makanen
reniah Pane (25) OTidak Teratue, jika responden Meagkonsums: Makanan Mengandung tngg: purin dam
jumiah . ban: fava Pon pdt Cy he yang tecjadi karen Nommal 0. = Tedek fide Penumpukan kristal kadar
asam urat asam ural pada Lakrtaks (< 7.0 Jarinyan sekutar sendi mg/dl) yang discbabkan mine: karena
penumpukan <6,5 mg/dl) Purin pada lansia 1. “Va jike asam urat Lak:-laig (> 7,0 mg/dl) Perempuan: P65
mgt)

H. Analisis Data 1, Analisis Univariat Dilakukan untuk memperoleh atau mendeskripsikan distribusi
frekuensi dari setiap variabel yang diteliti yaitu:

Dengan Rumus :

P= F x 100%

Keterangan :

P = Persentase f= Frekuensi kejadian bervasarkan hasil penelitian yang dikategorikan N= Jumlah selurub
observasi (Sibagariang, 2010) 2, Analiss Bivariat Dilakukan untuk mengetahbui bubungan antares
variabel dependen dengao variabel independen. Jenis uji hipotesis menggunakan Uji Chl Square dengan
derajat kepercayaan 95% atau a = $%. Untuk mengetahui hubungan antera variabel dependen dengan
independen dikatakan bermakna apabila < 0,0£.Analisa bivariat digunakan untuk meliihat bubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisa bivariat akan menggunakan uj Chi-
Square ( x’) dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan rumus:

se (O-E)2 «> z

Keterangan : 0: Nilai observasi E: Nilai harapan Dasar pengambilan keputusan yaitu dengan
membandingkan nilai x hitung dengan x’ tabel, sebagai berikut: Berdasarkan Probabilitas :

a. Jika Probabilitas (p) < a (0,05) Ha diterima dan Ho ditolak

b. Jika Probabilitas (p) > a (0,05) Ha tidak terbukti dan Ho gagal ditolak
sUBUNGAN POLA MAKAN peng AN Key ADIAN pl DESA SIABU WILAYAH Ker, APUSKESa Sour ARTERIns AS

A Jdentitas Responden

Nama Inisial

oe

Alamat 3

Pendidikan Jenis Kelamin

B. Pola Makan

No

Pernyataan

Saya setiap hari jeroan

Saya setiap hari ikan asin

Saya setiap hari daging

Saya setiap hari telur


Saya setiap hari kacang panjang

Saya setiap hari jagung

Saya setiap hari apel

mengkonsumsj mengkonsumsi mengkonsumsi mengkonsumsi

mengkonsumsi

mengkonsumsi

mengkonsumsi

Selale

SALO TaHUN 21g

(4 No. Responden

Sering Jarang Tidak Pernah


+i4

g Saya setiap hari men

kentang gkonsums;

10 Saya sctiap hari men

selada gkonsums;

b. Arthritis Gout

Kejadian arthritis gout |. Kejadian arthritis gout ( dari Rekam Medik )

= Ya [] Tidak

2, Hasil Laboratorium

P= 2,6-6 [_] <26,>6

L= 3,5-7 <3,7,>7

Anda mungkin juga menyukai