Disusun Oleh :
ANIK WAHYUNITA
2001004
LAPORAN PENDAHULUAN
Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang
dikonsumsi. Purin adalah zat yang terdapat pada tiap bahan makanan yang berasal
dari makhluk hidup. Jika tubuh dalam keadaan normal asam urat akan dikeluarkan
melalui urin dan feses, namun karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat
maka yang terjadi adalah kadar asam urat dalm tubuh berlebih. Asam urat kemudian
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri hingga muncul tofi
Penyakit asam urat adalah penyakit yang di sebabkan oleh deposisi kristal
normal. Pada pria dewasa kadar normal asam urat yaitu diantara 2 mg/dL sampai
batas 7,5 mg/dL sedangkan pada wanita dewasa kadar normal asam urat yaitu
diantara 2 mg/dL sampai batas 6,5 mg/dL. Gejala yang timbul di tandai dengan
kristal monosodium urat dalam sendi sehingga mengakibatkan nyeri sendi. Nyeri
asam urat biasanya muncul secara mendadak, seringkali menyerang pada malam
hari. Penyakit ini lebih sering menyerang laki-laki, terutama pada usia lanjut 45-59
Menurut (Unimus, 2011) klasifikasi asam urat (gout) dibagi menjadi dua yaitu :
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena kurangnya
2. Etiologi
a. Faktor Usia
menurunnya kekuatan fisik dan daya tubuh, usia lanjut mudah kehilangan massa
tubuhnya, termasuk tulang, otot, dan massa organ tubuh, sedangkan massa
2011).
Salah satu faktor risiko asam urat adalah faktor genetik. Gen adalah
pada salah satu anggota keluarga. Faktor keturunan membesar jika di picu oleh
c. Faktor Makanan
menyebabkan penyakit asam urat karena terjadi over produksi asam urat yang di
Pada umumnya laki-laki yang sering terserang asam urat, karena laki-laki
memiliki kadar asam urat di dalam darah yang lebih tinggi dari perempuan.
Oleh karena itu perempuan lebih jarang terserang asam urat karena adanya
hormone esterogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urin
(Noviyanti, 2015).
e. Aktivitas Fisik
insulin yang dapat menyebabkan gangguan pada proses ekskresi asam urat.
Akibatnya kadar asam urat meningkat karena ginjal tidak dapat mengeluarkan
3. Manifestasi
Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah
pubertas. Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause
menopause, kadar urat serum meningkat seperti pada pria. Gout jarang ditemukan
pada perempuan. Ada prevalensi familial dalam penyakit yang mengesankan suatu
dasar genetik dari penyakit ini. Namun, ada beberapa faktor yang agaknya
mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup.
a. Stadium I
serum pada laki-laki adalah 5,1 ± 1,0 mg/dl, dan pada perempuan adalah 4,0
hiperurisemia jika kadar asam urat serum orang dewasa lebih dari 7,0 mg/dl
pada laki-laki dan lebih dari 6,0 mg/dl pada perempuan (Dianati, 2015).
Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dl pada seseorang dengan gout.
b. Stadium II
Stadium II adalah artritis gout akut. Pada tahap ini terjadi awitan
mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa , biasnya pada sendi ibu
terserang, termasuk sendi jari-jari tangan, dan siku. Serangan gout akut
dari serum masih belum jelas dimengerti. Serangan gout seringkali terjadi
sesudah trauma lokal atau rupture tofi (timbunan natrium urat), yang
mungkin tidak dapat mengatasi peningkatan ini dengan baik, sehingga terjadi
pengendapan asam urat diluar serum. Kristalisasi dan penimbunan asam urat
c. Stadium III
Stadium III adalah serangan gout akut (gout interkritis) adalah tahap
mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika
tidak diobati.
d. Stadium IV
Stadium IV adalah gout kronik, dengan timbunan asam urat yang terus
kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku,
juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak. Serangan akut artritis
gout dapat terjadi dalam tahap ini. Tofi terbentuk pada masa gout kronik
akibat insolubilitas relative asam urat. Awitan dan ukuran tofi secara
infrapatelar, dan heliks telinga adalah tempat- tempat yang sering dihinggapi
tofi. Secara klinis tofi ini mungkin sulit dibedakan dengan nodul reumatik.
Pada masa kini tofi jarang terlihat dan akan menghilang dengan terapi yang
tepat (Aspiani, 2014). Tofi juga dapat terjadi pada jaringan jantung dan
yang terkena. Tofi dapat juga menekan saraf dan merusak serta mengalir
melaui kulit (LeMone, 2015). Gout dapat merusak ginjal, sehingga ekskresi
asam urat akan bertambah buruk. Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk
dalam interstitium medulla, papilla, dan pyramid, sehingga timbul
proteinuria dan hipertensi ringan. Batu ginjal asam urat juga dapat terbentuk
sebagai sekunder dari gout. Batu biasanya berukuran kecil, bulat, dan tidak
4. Patofisologi
berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat
Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu :
basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur
ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas
membentuk precursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis
fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi
kada asam urat dalam tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zat yang
diketahui.
sekitar dua pertiga jumlah yang dihasilkan setiap hari dikeluarkan oleh
ginjal dan sisanya dalam feses. Kadar asam urat serum normalnya
dipertahankan antara 3,5 dan 7,0 mg/dL pada pria dan 2,8 dan 6,8 mg/dL
pada wanita. Pada tingkat yang lebih besar dari 7,0 mg/dL, serum
hiperurisemia terjadi dari ekskresi asam urat yang kurang oleh ginjal,
ekstraseluler lain, termasuk cairan sinavial, dan juga pada plasma. Akan
tetapi, cairan synovial merupakan pelarut yang buruk untuk urat daripada
cenderung terbentuk pada jaringan perifer tubuh, sementara itu suhu yang
jaringan ikat dan ginjal. Kristal ini menstimulasi dan melanjutkan proses
2015).
hipersaturasi asam urat yaitu kelarutan asam urat di serum yang telah
seperti pada sendi perifer tangan dan kaki, dapat menjelaskan kenapa
Gout
Terbentuk batu asam urat, gagal Terbentuk tofus serta fibrosis dan
ginjal kroni, hipertensi, & sklerosis ankilosis pada tulang
Citra Tubuh
6. Proses Terjadinya Nyeri
Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan
hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat
(SSP) melalui dua sistem Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin
halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem
kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan
cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi,
samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak. Pusat nyeri terletak di talamus,
kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral dan
impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus posteromidal ventral dan
posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari
Menurut Black & Hawks, 2014 (dalam Mulyanto dkk, 2014) intensitas nyeri
Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual. Intensitas nyeri yang
dengan nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri parah. Mendeskripsikan nyeri berbeda
antara perawat dan pasien. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat
keparahan nyeri yang lebih objektif. Sebelum melakukan manajemen nyeri, perlu
tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri
sangat subyektif dan individual, serta kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama
dirakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Banyak cara untuk menentukan
intensitas nyeri, namun yang paling sederhana ada 2 macam yakni; Numeric Rating
Scale (NRS) dan Faces Scale dari Wong-Backer (Mubarak, Indrawati and Susanto,
2015):
yang objektif. Skala ini juga disebut sebagai skala pendeskripsian verbal Verbal
descriptor scale (VDS) merupakan garis yang terdiri tiga sampai lima kata
Pendeskripsian ini mulai dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tak
tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat yang tidak tertahankan.
NRS digunakan jika ingin menentukan berbagai perubahan pada skala nyeri,
dan juga menilai respon turunnya nyeri pasien terhadap terapi yang diberikan.
Jika pasien mengalami disleksia , autism, atau geriatri yang demensia maka ini
Pasien disuruh melihat skala gambar wajah. Gambar pertama tidak nyeri
(anak tenang) kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan gambar paling
akhir, adalah orang dengan ekpresi nyeri yang sangat berat. Setelah itu, pasien
disuruh menunjuk gambar yang cocok dengan nyerinya. Metode ini digunakan
untuk pediatri, tetapi juga dapat digunakan pada geriatri dengan gangguan
kognitif.
Menurut Judha (2012) menyatakan secara umum level nyeri dibagi menjadi
1. 0 : Tidak Nyeri
8. Komplikasi
d. Hipertensi ringan
e. Proteinuria
f. Hyperlipidemia
g. Gangguan parenkim ginjal dan batu ginjal (Aspiani, 2014).
Penyakit ginjal dapat terjadi pada pasien gout yang tidak ditangani, terutama
ketika hipertensi juga ada. Kristal urat menumpuk di jaringan interstisial ginjal.
Kristal asam urat juga terbentuk dalam tubula pengumpul, pelvis ginjal, dan ureter,
membentuk batu. Batu dapat memiliki ukuran yang beragam dari butiran pasir
hingga struktur masif yang mengisi ruang ginjal. Batu asam urat dapat berpotensi
mengobstruksi aliran urine dan menyebabkan gagal ginjal akut (LeMone, 2015).
9. Pemeriksaan Penunjang
2. Leukosit
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas
persendian.
Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat.
Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada
menampung semua urin dengan feses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan.
` Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan
6. Pemeriksaan radiografi
maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial
10. Penatalaksanaan
1. Farmakologis
a. Stadium I (Asimtomatik)
xanthin oksidase.
2) Indometasin 4 x 50 mg sehari.
4) Penderita ini dianjurkan untuk diet rendah purin, hindari alkohol dan obat-
3) Tofi yang besar atau tidak hilang dengan pengobatan konservatif perlu
2. Non Farmakologis
makan seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein
bukan berarti penderita asam urat tidak boleh mengkonsumsi makanan yang
yang tepat bagi penderita asam urat mampu mengontrol kadar asam dan urat
dalam darah. Berkaitan dengan diet tersebut, berikut ini beberapa prinsip diet
hari. Namun penderita asam urat harus membatasi menjadi 120-150 mg per
hari. Purin merupakan salah satu bagian dari protein. Membatasi asupan
Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita asam urat sekitar 50-70
gram bahan mentah per hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari
urat adalah karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, dan ubi.
gram per hari, yaitu sekitar 65-75% dari kebutuhan energi total.
1. Pengertian Lansia
tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak
dan dewasa akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik
dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada
merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir. Dimana saat ini seseorang mengalami
remaja,dewasa dan lansia terhadap beberapa ini dimulai baik secara biologis
2010).
2. Karakteristik Lansia
sebagai berikut :
a. Berusia lebih dari 60 th (sesuai pasal 1 ayat (2) UU No. 13 ttg kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
hingga maladaptif.
b. Lanjut usia
dan psikologis.
a. Perubahan Fisik
tampilan dan fungsi fisik. lansia menjadi lebih pendek akibat adanya
pengurangan lebar bahu dan pelebaran lingkar dada dan perut, dan
keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut dalam hidung
(uban), kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh serta kuku
dan refleks.
ikut menurun.
b. Perubahan Psikologis
c. Perubahan Kognitif
berfikir, mudah lupa, bingung dan pikun. Pada lansia kehilangan jangak
d. Perubahan Sosial,
kapan meninggal
5. Tipe Lansia
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
banyak menuntut.
d. Tipe Pasrah
e. Tipe bingung
menyesal, pasif acuh tak acuh. Tipe lain dari usia lanjut : Tipe optimis,
(bertahan) tipe militan dan serius, tipe marah / frustasi (kecewa akibat
kegagalam dalam melakukan sesuatu), Tipe putus asa (benci pada diri
sendiri).
A. Pengkajian
1. pengumpulan data
a. Identitas
Nama, umur, agama, jenis kelamin, tanggal masuk dan penanggung
jawab.
b. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengalami sakit yang sangat berat.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Beberapa hal yang harus diungkapkan pada setiap gejala
yaitu sakit kepala,kelelahan,pundak terasa berat.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga pernah mengalami penyakit yang sama.
d. Aktivitas / istirahat
1. Gejala: kelelahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2. Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irma
jantung, dan takipnea.
e. Sirkulasi
1. Gejala: riwayat penyakit, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, dan penyakit serebrovaskuler. Dijumpai pula episode
palpitasi.
1. Tanda : Kenaikan TD (pengukuran serial dari tekanan darah)
diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipertensi postural
mungkin berhubungan dengan regimen obat.
f. Integritas Ego
1. Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)
1. Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernapasan
menghela, peningkatan pola bicara.
g. Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau (seperti
obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada masa lalu.
h. Makanan/cairan
Gejala : makanan yang disukai dapat mencakup makanan
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan
yang di goreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna hitam,
dan kandungan tinggi kalori, mual, muntah dan perubahan BB
meningkat / turun, riwayat penggunaan obat diuretik.
i. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipita
( terjadinya saat bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam, gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan
kabur, epistakis).
j. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner / keterlibatan
jantung), sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah
terjadi sebelumnya.
k. Pernapasan
1. Gejala: dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja.
Takipnea, orthopnea, dispnea, batuk dengan atau tanpa
pembentukan sputum, riwayat merokok.
2. Tanda : distress respirasi atau penguunaan otot aksesori
pernapasan, bunyi nafas tambahan (krakles / mengi),
sianosis
l. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi / cara berjalan, hipotensi postural.
2. Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan, dan penanganan kesehatan
2. Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan, dan elektrolit,
nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan,mual/muntah, dan
makanan kesehatan.
3. Pola tidur dan istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap
energy, jumlah tidur pada siang dan malam, masalah tidur, dan
insomnia
4. Pola aktivitas dan istirahat
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan,
dan sirkulasi. Riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama, dan
kedalaman pernafasan.
5. Pola aktivitas dan istirahat
pernafasan
Skor INTERPRETASI
1. A : adaptasi
Saya puas bisa kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantu
apabila saya mengalami kesulitan
( adaptasi )
2. P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga
( teman-teman ) saya membicarakan
sesuatu dan mengungkapkan masalah
dengan saya ( hubungan )
3. G : Growth
Saya puas bahwa keluarga ( teman-
teman ) saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas ( pertumbuhan )
4. A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga
( teman-teman ) saya mengekspresikan
afek dan berespon terhadap emosi saya
seperti, marah sedih, atau mencintai
5. R : Resolve
Saya puas dengan cara teman dan
keluarga saya dan saya menyediakan
waktu bersama-sama mengekspresikan
afek dan berespon
Keterangan :
Total nilai < 3 : disfungsi keluarga yang sangat
tinggi Total nilai 4 – 6 : disfungsi keluarga
sedang
Total nilai 7 – 10 : tidak ada disfungsi keluarga
7. Pola sensori dan kognitif
Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif, pola persepsi sensori
meliputi pengkajian penglihatan, pendengaran,perasaan, dan pembau. Pada
klien katarak dapat ditemukan gejala gangguan penglihatan perifer,
kesulitan memfokuskan kerja dengan merasa diruang gelap. Sedangkan
tandanya adalah tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil, peningkatan
air mata.
Skor
+ - No Pertanyaan Jawaban
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Kapan anda lahir?
6 Berapa umur anda?
7 siapa presiden Indonesia
sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama anak anda?
10 Siapa nama ibu anda?
Jumlah Kesalahan Total
Kesimpulan :
1. Nyeri Akut
Kriteria Hasil :
a. Observasi:
nyeri
Kriteria Hasil :
a) Observasi
kelelahan
b) Terapeutik
c) Edukasi
d) Kolaborasi
makanan
4. Implementasi
kesehatan klien.
5. Evaluasi
Http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/patofisiologi-asam urat-arthritis/
Prince, Sylvia, Wolson M. Lerradne. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis, Proses Penyakit.
EGC : Jakarta
Wilkinson, M. Judith. (2007). Buku saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi SDKI dan
Kriteria Hasil SIKI. EGC : Jakarta