Anda di halaman 1dari 13

A.

Definisi
Asam urat (uric acid – dalam bahasa inggris ) adalah hasil akhir dari
katabolisme ( pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok
struktur kimia pembentukan DNA. Termasuk kelompok purin adalah
adenosin dan guanosin saat DNA dihancurkan purinpun dikatabolisme
(Ode,2020 .Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal – kristal yang
merupakan hasil dari metabolisme akhir dari purin (bentuk turunan
nucleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat
pada inti sel-sel tubuh.Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan
dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman
(sayur, buah, dan kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan
sarden, dan lain sebagainya) (Ode, 2012) Gout adalah penyakit metabolik
yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi,
sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki
bagian tengah (Aspiani, 2014).
B. Etiologi
Penyebab utama tejadinya gout artritis adalah karena adanya
deposit/penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat
sering terjadi pada penyakit dengan metabolismeasam urat abnormal dan
kelainan metabolikdalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal(Aspiani, 2014) Wanita mengalami peningkatan resiko
artritis gout setelah menopause, kemudianresiko mulai meningkat pada
usia 45 tahun dengan penurunan level estrogen karena estrogen memiliki
efek urikosurik, hal ini menyebabkan artritis gout jarang pada wanita
muda(Widyanto, 2014). Kadar asam urat pada pria meningkat sejalan
dengan peningkatan usia seseorang. Hal ini terjadi karena pria tidak
memiliki hormon estrogen yang dapat membantu membuang asam urat
sedangkan perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu
membuang asam urat lewat urin(Untari & Wijayanti, 2017).
Ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi penyakit gout
arthritis yaitu:
a) Gender pria
b) Usia
c) Diet : tinggi konsumsi daging dan makanan laut
d) Asupan alkohol, bir terutama
e) Konsumsi minuman ringan pemanis gula atau fruktosa
f) Obesitas ( Lemone, 2015 )
C. Klasifikasi
Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan
penyakit gout sekunder (Nucleus Precise News Letter Edisi-2):
a) Penyakit gout primer
Sebanyak 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b) Penyakit gout sekunder
Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam
urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin
yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam
kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Gout sekunder disebabkan oleh dua hal yaitu :
1) Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada :
a. Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukimia, mieloma
retikularis)
b. Sindrom Lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi
hipoixantin guaninfosfori bosil transferase yang terjadi pada anak-
anak dan pada sebagian orang dewasa.
2). Gangguan penyimpangan glikogen
3). Penatalaksanaan anemia pernisiosa karena maturasi sel megaloblastik
menstimulasi pengeluaran asam urat.
4).Sekresi asam urat yang berkurang, misalnya pada gagal ginjal
kronis,pemakaian obat-obatan salisilat, tiazid, beberapa macam
diuretik dan sulfonamid, atau keadaan alkoholik, asidosis laktat,
hiperparatiroidisme, dan pada miksedema (Muttaqin, 2008).

D. Komplikasi
Terdapat beberapa komplikasi pada penyakit gout artritis ini yaitu :
a. Deformitas pada persendian yang terserang
b. Nephrophaty akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
c. Nephrophaty akibat deposit Kristal urat dalam intertisial ginjal
d. Hipertensi ringan.
e. Proteinuria
f. Hyperlipidemiag
g. Gangguan parenkim ginjal dan batu ginjal (Aspiani, 2014).

E. Manifestasi Klinis
Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat
setelah pubertas. Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah
menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal.
Setelah menopause, kadar urat serum meningkat seperti pada pria. Gout
jarang ditemukan pada perempuan.Ada prevalensi familial dalam penyakit
yang mengesankan suatu dasar genetik dari penyakit ini.
Namun, ada beberapa faktor yang agaknya mempengaruhi timbulnya
penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup.Terdapat empat
stadium perjalanan klinis dari penyakit gout yaitu:
a. Stadium I
hiperuresemia asimtomatik. Nilai normal asam urat serum pada
laki-laki adalah 5,1 ± 1,0 mg/dl, dan pada perempuan adalah 4,0 ± 1,0
mg/dl.Pada sebagianbesar penelitian epidemiologi disebut
sebagaihiperurisemia jika kadar asam urat serum orang dewasa lebih dari
7,0 mg/dl pada laki-laki dan lebih dari 6,0 mg/dl pada perempuan
(Dianati, 2015). Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dl pada
seseorang dengan gout.Dalam tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala-
gejala selain dari peningkatan asam urat serum.Hanya 20% dari pasien
hiperuresemia asimtomatik yang berlanjut menjadi serangan gout akut.
b. Stadium II
Pada tahap ini terjadi mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar
biasa,biasnya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsophalangeal.
Artritis bersifat monoartikular dan menunjukkan tanda-tanda peradangan
lokal.Mungkin terdapat demam dan peningkatan jumlah
leukosit.Serangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat-obatan,
alkohol, atau stress emosional.Tahap ini biasanya mendorong pasien
untuk mencari pengobatan segera.Sendi-sendi lain dapat terserang,
termasuk sendi jari-jari tangan, dan siku.Serangan gout akut biasanya
pulih tanpa pengobatan, tetapi dapat memakan waktu 10 sampai 14
hari.Perkembangan dari serangan akut gout umunya mengikuti
serangkaian peristiwa sebagai berikut.Mula-mula terjadi hipersaturasi
dari urat plasma dan cairan tubuh.Selanjutnya diikuti oleh penimbunan di
dalam dan sekeliling sendi-sendi.
c. Stadium III
Serangan geot akut tahap interkritis, tidak terdapat gejala gejala
pada masa ini, yang dapat berlangsung beberapa bulan sampai tahun.
Kebanyakan orang mengalami serangan geot berulang dalam waktu
kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
d. Stadium IV
Timbunan asam urat yang terus bertambah dalam beberapa tahun
jika pengobatan tidak dimulai peradangan kronik akibat kristal-kristal
asam urat akan mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku juga pembesaran
dan menonjol sendi yang bengkak.
F. Komplikasi
Terdapat beberapa komplikasi pada penyakit gout artritis ini yaitu :
1) Deformitas pada persendian yang terserang
2) Nephrophaty akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
3) Nephrophaty akibat deposit Kristal urat dalam intertisial ginjal
4) Hipertensi ringan.
5) Proteinuria
6) Hyperlipidemiag
7) Gangguan parenkim ginjal dan batu ginjal (Aspiani, 2014).

G. PATHWAY
A. Konsep Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Gout Arthritis
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan, kemudian
dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk
informasi yang diharapakan dari klien (Iqbal dkk, 2011). Fokus pengkajian
pada Lansia dengan Gout Arthritis:
a) Identitas Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan
pekerjaan.
b) Keluhan Utama Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout
Arthritis adalah nyeri dan terjadi peradangan sehingga dapat
menggangu aktivitas klien.
c) 3) Riwayat Penyakit Sekarang Didapatkan adanya keluhan nyeri yang
terjadi di otot sendi. Sifat dari nyerinya umumnya seperti pegal/di
tusuk-tusuk/panas/di tarik-tarik dan nyeri yang dirasakan terus
menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan sendi, keluhan
biasanya dirasakan sejak lama dan sampai menggangu pergerakan dan
pada Gout Arthritis Kronis didapakan benjolan atan Tofi pada sendi
atau jaringan sekitar.
d) 4) Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit apa saja yang pernah diderita
oleh klien, apakah keluhan penyakit Gout Arthritis sudah diderita
sejak lama dan apakah mendapat pertolongan sebelumnya dan
umumnya klien Gout Arthritis disertai dengan Hipertensi.
e) Riwayat Penyakit Keluarga Kaji adakah riwayat Gout Arthritis dalam
keluarga.
f) Riwayat Psikososial Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang
diderita dan penyakit klien dalam lingkungannya. Respon yang
didapat meliputi adanya kecemasan individu dengan rentan variasi
tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya
sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang
pengetahuan akan program pengobatan dan perjalanan penyakit.
g) Adanya perubahan aktivitas fisik akibat adanya nyeri dan hambatan
mobilitas fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang
maladaptif.
h) Riwayat Nutrisi Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering
menkonsumsi makanan yang mengandung tinggi Purin.
i) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi dari ujung rambut hingga ujung kaki (head to
toe). Pemeriksaan fisik pada daerah sendi dilakukan dengan inspeksi
dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan mengamati daerah keluhan
klien seperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan posisi saat bergerak
dan saat diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada kulit apakah
terdapat kelainan seperti benjolan dan merasakan suhu di daerah sendi
dan anjurkan klien melakukan pergerakan yaitu klien melakukan
beberapa gerakan bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat apakah
gerakan tersebut aktif, pasif atau abnormal.
j) Pemeriksaan Diagnosis
1. Asam Urat meningkat dalam darah dan urin.
2. Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut).
3. Pada aspirasi cairan sendi ditemukan krital urat.
4. Pemeriksaan Radiologi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat
dan pasti tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi
dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian, diagnosis keperawatan
ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan
akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan, baik
yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial) (Iqbal dkk,
2011).
Menurut NANDA (2015) diagnosa yang dapat muncul pada klien
Gout Arthritis yang telah disesuaikan dengan SDKI (2017) adalah:
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (D.0077).
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
(D.0054).
3) Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130).
4) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
(D.0074).
5) Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan kelebihan cairan
(peradangan kronik akibat adanya kristal urat) (D.0129).
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada persendian (D.
0055).
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien. (Iqbal dkk, 2011).
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri
dengan agen cedera asuhan keperawatan secara komprehensif
biologis (D.0077). diharapkan nyeri hilang termasuk lokasi, karakteristik,
atau terkontrol dengan durasi, frekuensi dan kualitas
kriteria hasil : nyeri.
1. Melaporkan Bahwa 2. Pantau kadar asam urat.
Nyeri Berkurang 3. Observasi reaksi nonverbal
Dengan Mengguna Kan dari ketidaknyamanan.
Manajemen Nyeri. 4. Ajarkan teknik non
2. Mampu Mengenali farmakologi rileksasi napas
Nyeri (Skala, Intensitas, dalam.
Frekuensi Dan Tanda 5. Posisikan klien agar
Nyeri). merasa nyaman, misalnya
3. Menyatakan Rasa sendi yang nyeri
Nyaman Setelah Nyeri diistarahatkan dan diberikan
Berkurang bantalan.
6. Kaloborasi dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri yang tidak berhasil.

2. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign


berhubungan dengan nyeri asuhan keperawatan sebelum dan sesudah
persendian (D.0054). diharapkan klien latihan
mampu melakukan 2. Kaji tingkat mobilisasi
rentan gerak dengan klien
kriteria hasil : 3. Bantu klien untuk
1. Klien meningkat melakukan rentan gerak
dalam aktivitas fisik. aktif maupun rentan gerak
2. Mengerti tujuan dari pasif.
peningkatan mobilisasi. 4. Lakukan ambulasi dengan
3. Memperagaan alat alat bantu (misal: tongkat,
bantu. walker, kursi roda, kruk)
5. Latih klien dalam
pemenuhan kebetuhan
ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan.
6. Motivasi klien untuk
meningktkan kembali
aktivitas yang normal, jika
bengkak dan nyeri telah
berkurang.
3. Hipertemia berhubungan Setelah dilakukan 1. Monitor suhu sesering
dengan proses penyakit asuhan keperawatan mungkin. 2. Monitor
(D.0130). diharapkan suhu tubuh warna dan suhu kulit.
klien dalam batas 3 Monitor tekanan darah, nadi
normal dengan kriteria dan pernapasan.
hasil : 4. Monitor intake dan output.
1. Suhu tubuh dalam 5. Tingkatkan intake cairan
rentan normal. dan nutrisi.
2. Nadi dan pernapasan 6. Selimuti klien.
dalam rentan normal. 7. Tingkatkan sirkulasi udara.
3. Tidak ada perubahan 8 Kompres klien pada lipat
warna kulit dan tidak paha dan aksila.
ada pusing. 9. Berikan Antipiretik.
10. Kaloborasi pemberian
cairan Intravena.

4. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan 1. Identifikasi tingkat


berhubungan dengan asuhan status kecemasan.
gejala terkait penyakit kenyamanan 2. Gunakan pendekatan uang
(D.0074). meningkatdengan menenangkan.
kriteria hasil : 3. Temani klien untuk
1.mampu mengontrl memberikan keamanan
kecemasan. dan mengurangi takut.
2. status lingkungan 4. Dengarkan dengan oenuh
yang nyaman. perhatian.
3.dapat mengontrol 5. Dorong klien untuk
nyeri. mengungkapkan perasaan,
4. kualitas tidur dan ketakutan,persepsi.
istirahat adekuat 6. Instruksikan klien
menggunakan teknik
rileksasi.
7. Kaloborasi pemberian
obat untuk
mengurangi nyeri.
5. Gangguan integritas Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien untuk
jaringan berhubungan asuhan keperawatan menggunakan alas kaki
dengan kelebihan cairan diharapkan ketebalan yang longgar.
(peradangan kronik akibat dan tekstur jaringan 2. Jaga kebersihan kulit agar
adanya kristal urat) normal dengan kriteria tetap bersih dan kering.
(D.0129). hasil : 3. Monitor aktivitas dan
1. Tidak ada tandat mobilisasi klien.
anda infeksi. 4. Monitor kulit akan adanya
2.Menunjukan kemerahan.
pemahaman dalam 5. Monitor status nutrisi
proses perbaikan kulit klien.
dan mencegah 6. Berikan posisi yang
terjadinya cidera mengurangi tekanan pada
berulang. luka.
6. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 7. Ajarkan klien tentang luka
berhubungan dengan nyeri asuhan keperawatan dan perawatan luka.
pada persendian (D. 0055). diharapkan jumlah jam 1. Monitor dan catat
tidur klien dalam batas kebutuhan tidur klien setiap
normal dengan kriteria hari dan jam.
hasil : 2.Determinasi efek-efek
1. Jumlah jam tidur medikasi terhadap pola
dalam batas normal tidur.
6-8 jam/hari. 3. Jelaskan pentingnya tidur
2. Pola tidur dan yang adekuat.
kualitas tidur dalam 4. Fasilitasi untuk
batas normal. mempertahankan aktivitas
3. Perasaan segar sebelum tidur (membaca).
setelah tidur dan 5. Ciptakan lingkungan yang
istirahat. nyaman.
4.Mampu 6. Diskusikan dengan klien
mengidentifikasi hal tentang teknik tidur klien.
hal yangmeningkatkan
tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Andormoyo, Sulistyo. (2013). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Asikin M, dkk. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: ECG.
As’adi, Muhammad. (2010). Waspadai Asam Urat. Yogyakarta: Diva Press.
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Fitriana, Rahmatul. (2015). Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika.
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta:
AGC.
Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Nic-Noc. Jilid 2.
Yogyakarta: Mediaction.
Stanley, M, Beare, P.G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC.
Sudoyo, Samudra A.W, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke
5. Jakarta: Interna Publishing.
Sunaryo, dkk. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai